PEMERIKSAAN BPK AGAR LEBIH
BAIK LAGI DAN SEJALAN DENGAN
KUALITAS YANG DIAKUI SECARA
GLOBAL.”
lembaga donor internasional. Organisasi internasional yang bekerjasama dengan BPK ini, yaitu:
1. World Bank untuk proyek Innovation Demonstration Fund (IDF) Grant for Support to BPK for Preparation of New Strategic Plan Project dan Scholarship Program for Strengthening Reforming Institutions
(SPIRIT);
2. Asian Development Bank (ADB) untuk
proyek State Audit Reform Sector
Development Project (STAR-SDP) dan State Audit Reform and Public Procurement
(STAR-PRO);
3. United State Agency International Development (USAID) untuk proyek Strengthening Integrity and Accountability Program (SIAP-I);
4. United Nations Office on Drugs and Crime
(UNODC) untuk proyek Strengthening
the Rule of Law and Security in Indonesia Program: Support to the Fighting Against Corruption, European Union untuk proyek Education Sector Support Programme (ESSP).
Sementara pelaksanaan pemeriksaan baru meliputi proyek–proyek yang didanai oleh ADB untuk proyek State Audit Reform Sector
Development Project (STAR-SDP), Earthquake and Tsunami Emergency Sector Project (ETESP), Rural Infrastructure Support to the PNPM
Mandiri Project II (RIS PNPM II), dan Asia
Pasific Response Fund West Sumatra Earthquake Disaster Project - G0168-INO.
Kerjasama World Bank dengan BPK pada proyek Innovation Demonstration Fund (IDF)
Grant for Support to BPK for Preparation of New
Strategic Plan Project, diimplementasikan BPK
dalam proses penyusunan Rencana Strategis BPK 2011-2015. Sementara Scholarship Program
for Strengthening Reforming Institutions atau
SPIRIT.
SPIRIT merupakan program peningkatan kapasitas organisasi melalui peningkatan kapasitas SDM. Baik kapasitas kemampuan manajerial (soft skills) maupun kemampuan teknis (hard skills) dalam bidang pemeriksaan dan nonpemeriksaan. Program SPIRIT terwujud dalam pemberian beasiswa S2 dan S3 dengan pilihan studi di universitas dalam negeri atau luar negeri yang diperuntukkan bagi para pegawai di lingkungan BPK. Program ini direncanakan terbagi dalam lima kali intake session untuk periode 2010-2014.
Untuk tahun 2011, implementasi dari program SPIRIT ini, BPK telah melakukan beberapa hal. Pertama, pengiriman delapan pegawai BPK RI penerima beasiswa untuk tahun 2011. Kedua, pelaksanan proses seleksi administrasi, TOEFL, dan wawancara kandidat penerima beasiswa SPIRIT tahun anggaran 2012. Ketiga, pengambilan kandidat penerima program SPIRIT tahun 2011, yang terdiri dari 23 orang penerima beasiswa S2 Dalam Negeri, sebelas orang penerima beasiswa S2 Luar Negeri, empat orang penerima beasiswa S3 Dalam Negeri, dan dua orang penerima beasiswa S3 Luar Negeri
Kerjasama BPK dan ADB
diimplementasikan dalam program State
Audit Reform Sector Development Project atau
STAR-SDP. STAR-SDP merupakan proyek yang bertujuan untuk mengembangkan dan melaksanakan reformasi kapasitas dan kinerja pemeriksa atau auditor BPK.
2011
2011
Hubungan dan kerjasama denganlembaga donor selama ini memang cukup memberikan pengaruh yang posistif terhadap perkembangan BPK. Terutama peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan para pemeriksa sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Selain itu, dapat memenuhi upaya perbaikan sistem dan prosedur yang mendukung pelaksanaan tugas BPK.
Selain itu ada juga program State Audit
Reform and Public Procurement atau
STAR-PRO. STAR-PRO merupakan program reformasi sistem Pengadaan Barang dan Jasa yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan negara. Proyek ini melibatkan tiga pihak, yaitu Bappenas, LKPP, dan beberapa instansi yang terlibat dalam proyek STAR SDP termasuk BPK.
Keterlibatan BPK pada program STAR-PRO tersebut kemudian tidak dilanjutkan. Sesuai dengan surat Sekjen BPK RI No. 191/S/X/05/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal Posisi BPK RI dalam Proyek STAR-PRO, BPK secara resmi mengundurkan diri dari Proyek STAR PRO per Mei 2011. Keputusan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, tengah dilakukannya proses reviu atas semua pinjaman dan hibah yang ditawarkan ke BPK. Sebab, saat ini BPK tengah menyusun peta pengembangan kapasitas kelembagaan. Kedua, prioritas sumber pendanaan pengembangan kapasitas BPK didasarkan pada optimalisasi penggunaan APBN, penerimaan hibah, dan pinjaman luar negeri. Ketiga, adanya keinginan BPK dalam menjaga independensinya.
Kerjasama BPK RI dengan USAID diimplementasikan pada kegiatan
Strengthening Integrity and Accountability Program atau SIAP-I. Program ini bertujuan
sebagai upaya untuk mendukung lembaga utama, seperti KPK dan BPK, dalam
meningkatkan integritas dan akuntabilitasnya dalam pemerintahan Republik Indonesia serta untuk memperkuat integritas dan akuntabilitas politis dengan mengurangi “money politics”.
SIAP I merupakan bantuan yang diberikan kepada BPK dan KPK oleh USAID dengan nilai total sebesar USD 13 Juta. Adapun jumlah anggaran kegiatan SIAP-I untuk BPK adalah sebesar USD4.483.574 selama lima tahun.
Dalam tahun 2011, BPK tengah
mengembangkan Sistem Kendali Kecurangan (Fraud Control System). Bantuan ini meliputi penyusunan modul FCS termasuk persiapan piloting pelaksanaan FCS pada satker Pusdiklat dan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Saat ini BPK juga dibantu oleh AusAid untuk pengembangan FCS melalui kegiatan study tour melibatkan BAKN, KPK dan Kejaksaan. Selain itu, BPK juga melaksanakan pemeriksaan tematik terkait penerapan FCS pada instansi yang dijadikan sample pemeriksaan.
Kerjasama BPK dengan UNODC diimplementasikan dalam kegiatan
Strengthening the Rule of Law and Security in Indonesia Program: Support to the Fighting Against Corruption. Tujuan dari kegiatan
ini adalah mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memerangi korupsi dengan memperkuat kapasitas lembaga antikorupsi dan menyediakan pelatihan antikorupsi khusus, serta melakukan kegiatan penguatan implementasi Rencana Aksi
Dalam tahun 2011, pada saat peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia tahun 2011, BPK, diikutsertakan dalam rapat inisiatif untuk menyusun kegiatan dan kampanye terkait peringatan hari anti korupsi sedunia tersebut.
Selain itu, sepanjang tahun 2011, UNODC telah melaksanakan tiga jenis pelatihan yang melibatkan BPK sebagai salah satu lembaga peserta pelatihan. Pelatihan-pelatihan tersebut
adalah Pelatihan Wawancara Penyidikan (17 Januari–5 Februari), Pelatihan Penyidikan Komputer Forensik (23 Mei–8 Juli), dan Pelatihan Penyidikan Keuangan dan Forensik Akuntansi (12–23 Desember). BPK sendiri mengirimkan tiga orang peserta pada setiap gelombang di tiap pelatihan yang diikuti.
Implementasi hubungan kerjasama multilateral dengan UNODC dalam tahun
2011
2011
2011 tak hanya itu. BPK juga berpartisipasidalam Governing Board UNODC yang dibentuk untuk mengarahkan pelaksanaan kegiatan UNODC yang dibiayai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Norwegia. BPK juga ikut terlibat dalam perumusan kerangka kerja program UNODC Indonesia tahun 2011-2014 melalui pertemuan yang diikuti pada tanggal 7 April 2011 dan 2 Mei 2011. Kerangka kerja program UNODC Indonesia dimaksudkan agar dapat memberikan panduan strategis selama periode pelaporan tahun 2011-2014.
"
IBISA DIBAYANGKAN JIKA DELAPAN LEMBAGA NEGARA BERJALAN SENDIRI-SENDIRI. TANPA ADA KOMUNIKASI, SILATURAHMI, DAN KOORDINASI. RODA KENEGARAAN TIDAK BERJALAN DENGAN SEMESTINYA. CITA-CITA BANGSA YANG DIAMANATKAN DALAM KONSTITUSI UUD’45 PUN JAUH PANGGANG DARI API.