• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Review Peneliti Terdahulu

Penelitian mengenai rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian tersebut adalah:

Prasnanugraha (2007) menguji pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap kinerja keuangan Bank Umum pada tahun 2005 yang diproksikan dengan Return On Assets menggunakan Metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan sampel sebanyak 131 bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap Return

On Assets (ROA). Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh secara parsial.

Hasil penelitian Eng (2013) menunjukkan bahwa Net Interest Margin, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Net Interest Margin secara parsial berpengaruh signifikan dan secara positif mendorong peningkatan Return On Assets. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap laba bank tidak didukung oleh hasil penelitian. Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets, namun pengaruhnya adalah negatif. Dugaan bahwa Non Performing Loan bisa membebani laba perbankan didukung oleh fakta pada studi ini. Hasil penelitian menunjukkan Non Performing Loan mempunyai pengaruh yang signifikan dan apabila tidak dikelola dengan hati-hati bisa mengurangi Return On Assets. Capital Adequacy Ratio (CAR) pada penelitian ini secara statistik ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets.

Rahman (2013) menyatakan Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. CAR, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Mahardian (2008) menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,

Non Performing Loan, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan Return On Assets menggunakan Metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan sampel sebanyak 24 bank yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada periode Juni 2002-Juni 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets. Non Performing Loan memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Assets tidak signifikan. Yudiartini (2016) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performance Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh negatif terhadap Return On Assets. Sudiyatno (2010) menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Assets sebagai proksi dari kinerja keuangan Bank menggunakan Metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan Persamaan Kuadrat Terkecil (Ordinary Least Square) dengan sampel sebanyak 5 Bank yang Go Public di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Capital Adequacy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Loan to Deposit Ratio secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Assets. Penelitian yang dilakukan oleh Rusdiana (2012) Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit

Ratio, dan Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets. Sedangkan Net Interest Margin, Non Performing Loan, dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets. Dari keenam variabel bebas atau independen diatas yang hipotesisnya ditolak yaitu Loan to Deposit Ratio. Penelitian Rahman (2013) menyatakan Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

Berdasarkan penelitian Mulatsih (2014) Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, Return On Equity memiliki pengaruh yang positif terhadap Return On Assets. Sedangkan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Non Performing memiliki pengaruh yang negatif terhadap Return On Assets. Yudiartini (2016) menyatakan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian Sugiartono (2012) menyatakan Non Performing Loan, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin berpengaruh terhadap Return On Assets. Sedangkan Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Giro Wajib Minimum tidak berpengaruh terhadap Return On Assets. Penelitian Hapsari dan Prasetiono (2011) menyatakan Loan to Deposit Ratio, Giro Wajib Minimum, Rasio konsentrasi berpengaruh yang positif terhadap Return On Assets. Sedangkan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki

pengaruh yang negatif terhadap Return On Assets. Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan tidak berpengaruh terhadap Return On Assets. Hasil penelitian Sugiartono (2012) menyatakan Non Performing Loan, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin berpengaruh terhadap Return On Assets. Sedangkan Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Giro Wajib Minimum tidak berpengaruh terhadap Return On Assets.

Hasil-hasil penelitian terdahulu secara singkat dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu

No Nama Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Prasnanu berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets.

Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh secara parsial.

Net Interest Margin , Loan to Deposit Ratio, Non Performing

3 Rahman

, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio secara parsial

1. Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh to Deposit Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Loan to Deposit Ratio secara parsial tidak berpengaruh Ratio, Net Interest Margin, dan Loan to Deposit Ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets.

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets.

Non Performing Loan memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Assets tidak signifikan.

7 Yudiarti

Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan dan Loan To Deposit Ratio secara parsial Deposit Ratio, Return On Equity berpengaruh yang positif

Loan to Deposit Ratio, Giro Wajib Minimum, Rasio

Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Loan tidak berpengaruh terhadap Return On Assets

10 Sugiarto Ratio, Loan to Deposit Ratio, Giro Wajib Minimum tidak berpengaruh terhadap Return Return On Assets Dan ROC

12 Aymen

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep didasarkan pada latar belakang dengan didukung landasan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu tentang pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (X1), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2), Net Interest Margin (X3), Non Perfoming Loan (X4), Loan to Funding Ratio (X5), Giro Wajib Minimum (X6) dan Dana Pihak ketiga (Z) terhadap Kinerja Keuangan (Y) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan skema kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(Z)

Return On Assets

(Y) Beban Operasional

terhadap Pendapatan Operasional

(X2)

Capital Adequacy Ratio (X1)

Net Interest Margin (X3)

Non Performing Loan (X4)

Loan to Funding Ratio (X5)

Giro Wajib Minimum (X6)

Berikut ini justifikasi antar variabel :

1. Variabel Return On Assets digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki. Semakin tinggi Return On Assets menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut, karena besarnya Return On Assets dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan.

2. Variabel Capital Adequacy Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan bank yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba bank yang akan berdampak kepada peningkatan dalam Return On Assets. Hal ini didukung peneliti sebelumnya Rahman (2013), Sudiyatno (2010), Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Yudiartini (2016) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio secara statistik berpengaruh terhadap Return On Assets.

3. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

Semakin rendah nilai Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, semakin baik bank tersebut dalam memaksimalkan laba atas beban yang terjadi, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba bank yang akan berdampak kepada peningkatan dalam Return On Assets. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian

Prasnanugraha (2007), Sudiyatno (2010), Rusdiana (2012), Mahardian (2008), Mulatsih (2014) dan Hapsari dan Prasetiono (2011) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian mereka Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional secara statistik berpengaruh terhadap Return On Assets .

4. Variabel Net Interest Margin digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit untuk meningkatkan kualitas kredit. Dengan kualitas kredit yang bagus dapat meningkatkan pendapatan bunga bersih sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap laba bank. Pendapatan bunga bersih yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya laba sebelum pajak sehingga Return On Assets pun bertambah. Hal tersebut diatas didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Prasnanugraha (2007), Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008), Mulatsih (2014) dan Sugiartono (2012) yang menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian Net Interest Margin berpengaruh terhadap Return On Assets.

5. Variabel Non Performing Loan merupakan rasio yang digunakan bank untuk mengukur risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Non Performing Loan merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank, semakin kecil Non Performing Loan maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Non Performing Loan yang tinggi akan memperbesar biaya, baik biaya percadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya dan berpotensi

terhadap kerugian bank sehingga Return On Assets pun menurun. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Prasnanugraha (2007), Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008), Mulatsih (2014) dan Yudiartini (2016) menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian Non Performing Loan berpengaruh terhadap Return On Assets.

6. Variabel Loan to Funding Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Standar Loan to Funding Ratio yang baik adalah 85% sampai dengan 110%. Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk kredit sehingga Return On Assets pun bertambah. Logika teori tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Eng (2013), Rahman (2013), Mahardian (2008), Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Yudiartini (2016) dan Hapsari dan Prasetiono (2011) menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian mereka Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On Assets.

7. Variabel Giro Wajib Minimum merupakan rasio dalam mengukur kemampuan bank untuk menyisihkan Dana Pihak Ketiga berupa rekening giro pada Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum merupakan tingkat likuiditas yang dijamin oleh bank sentral (Bank Indonesia)yang ditunjukkan dengan besarnya giro yang disetorkan

oleh bank kepada BI. Semakin tinggi Giro Wajib Minimum maka semakin besar likuiditas bank dijamin oleh Bank Indonesia sehingga jika terjadi kesulitan likuiditas bank tersebut dapat menjamin langsung kepada Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum yang disisihkan oleh perbankan pada Bank Indonesia akan memperoleh bunga dari bank Indonesia dan berdampak kepada pertambahan pendapatan perbankan sehingga Return On Assets pun bertambah. Logika teori tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Hapsari dan Prasetiono (2011) yang menyatakan bahwa Giro Wajib Minimum berpengaruh positif terhadap Return On Assets.

8. Variabel Dana Pihak Ketiga adalah kewajiban Bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam Rupiah dan valuta asing.

Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh suatu bank menunjukkan semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank. Dengan Dana Pihak Ketiga yang tinggi maka akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dan akan meningkatkan kesempatan bank untuk mendapatkan laba melalui pendapatan bunga dari kredit yang disalurkannya.

3.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka

konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Rasio keuangan Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan Return On Assets baik secara simultan dan parsial pada perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga merupakan variabel moderating yang dapat memoderasi hubungan antara rasio keuangan Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum dengan kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan Return On Assets pada perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas yang berguna untuk menganalisis pengaruh antar satu variabel dengan variabel lainnya.

Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan-keterangan secara actual yaitu penelitian yang bersifat menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum sebagai variabel independen mempengaruhi Return On Assets sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.

4.2 Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka dilakukan dengan cara mengakses dari situs (http://www.idx.co.id).

4.3 Populasi Dan Sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri jasa yang merupakan semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu terdiri dari 41 bank. Tahun pengamatan adalah tahun 2011-2015. Teknik penentuan sampling adalah sistematik random sampling yaitu proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi nomor urut anggota populasi dan selanjutnya memilih nomor urut yang ganjil atau genap. Berdasarkan teknik pemilihan sampel tersebut maka dalam penentuan sampling penelitian ini dipilih nomor urut yang genap dan diperoleh total sampel sebanyak 20 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2011-2015, seperti digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Saham

Nama Bank Tanggal IPO

1 AGRS Bank Agris Tbk 22 Desember 2014

2 BABP Bank MNC Internasional Tbk 15 Juli 2002

3 BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000

4 BBHI Bank Harda Internasional Tbk 12 Agustus 2015

5 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25 November 1996

6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 November 2003

7 BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk 13 Januari 2015

8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06 Desember 1989

9 BINA Bank Ina Perdana Tbk 16 Januari 2014

10 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa timur Tbk 12 Juli 2012

11 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk 11 Juli 2013

12 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31 Desember 1999

13 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 21 November 1989

14 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 13 Desember 2010

15 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12 Maret 2006

16 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk 11 Juli 2014

17 MAYA Bank Mayapada International Tbk 29 Agustus 1997

18 MEGA Bank Mega Tbk 17 April 2000

19 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20 Oktober 1994

20 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29 Desember 1982

4.4 Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id).

Data tersebut berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang digunakan merupakan gabungan data antara bank (cross section) dan antar waktu (time series) yang disebut juga dengan polling data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan perbankan pada tahun 2011-2015 melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan perbankan pada tahun 2011-2015 melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

4.6 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel independennya adalah Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum.

Definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian, akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Kinerja Keuangan Perbankan (Y)

Kinerja keuangan perbankan (Y) merupakan perbandingan Laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Alat ukur yang digunakan untuk menentukan kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA). Rasio ini mengukur seberapa besar profit yang diciptakan atas setiap dollar atau rupiah aset yang diinvestasikan.

aba Sebelum Pajak

ata rata Total Aset x 100 b. Capital Adequacy Ratio (X1)

Capital Adequacy Ratio merupakan perbandingan antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).

Modal Bank

Aktiva Tertimbang Menurut isiko x 100 c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2)

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional merupakan perbandingan antara total beban operasional terhadap pendapatan operasional.

Biaya Operasional dibanding dengan Pendapatan Operasional

Beban Operasional

Pendapatan Operasional 00

d. Net Interest margin (X3)

Net Interest Margin merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif.

Pendapatan Bunga Bersih

ata rata Aktiva Produktif x 100 e. Non Performing Loan (X4)

Non Performing Loan merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah (jumlah total kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total redit yang disalurkan.

Total Kredit Bermasalah

Total Kredit Disalurkan x 100 f. Loan to Funding Ratio (X5)

Loan to Funding Ratio merupakan perbandingan antara total kredit dengan dana pihak ketiga.

Total Kredit

Dana Pihak Ketiga x 100 g. Giro Wajib Minimum (X6)

Giro Wajib Minimum adalah rasio giro pada Bank Indonesia dengan dana pihak ketiga

Giro ajib Minimum Giro Pada BI

Dana Pihak Ketiga x 100 h. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (Z)

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang merupakan dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk

simpanan yang dimiliki oleh bank. Total dana pihak ketiga merupakan hasil penjumlahan dari giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar bank).

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga DPK (t) – DPK (t 1)

DPK (t 1) x 100 Adapun definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Definisi Dan Pengukuran Variabel

No Nama Variabel

Definisi Pengukuran Skala

1 Kinerja Total Kredit Bermasalah

Total Kredit Disalurkan 100

7 Giro Wajib 4.7.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan proses pengumpulan dan peringkasan data, serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik yang penting pada data yang telah diorganisasikan sedemikian rupa. Uji statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran profil dari data yang digunakan dalam penelitian ini.

Output uji statistik deskriptif, sekurang-kurangnya, berisi informasi mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata- rata dan nilai standar deviasi dari sekumpulan data.

4.7.2 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisi regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun asumsi-asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi.

4.7.2.1 Uji Normalitas

Pada setiap analisis regresi, uji normalitas harus dilakukan pada nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi nilai residual. Model regresi yang baik memiliki nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik dan/atau uji statistik. Pendeteksian kenormalan distribusi nilai residual dari model regresi menggunakan analisis grafik dilakukan dengan cara mengamati Normal Probability Plot dari nilai residual. Jika ploting data observasi dalam Normal Probability Plot mendekati garis diagonal dan penyebaran data observasi mengikuti garis diagonalnya, maka nilai residual berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi normalitas. Tetapi jika ploting data observasi dalam Normal Probability Plot menjauh dari garis diagonal dan penyebaran data observasi tidak mengikuti garis diagonalnya, maka nilai residual tidak berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan terjadi pelanggaran asumsi normalitas. Secara statistik, kenormalan distribusi nilai residual dapat diketahui melalui pengaplikasian uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (O-S K-S) pada nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Jika output dari uji O-S K-S menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%, nilai residual berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

4.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Sebaliknya,

homoskedastisitas adalah adanya kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya atau tidaknya adanya ketidaksamaan varian dari residual

homoskedastisitas adalah adanya kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya atau tidaknya adanya ketidaksamaan varian dari residual