• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN TENTANG ROH

Rasulallah bersabda : Dari Uqbah bin Amr r.a, Artinya :

Demi Allah Aku tidak khawatirkan kamu sekalian akan menyekutukan Allah

sepeninggalanku, akan tetapi aku khawatirkan kamu sekalian akan perebutan harta Dunia di bumi ini. (HR. Imam Bukhari)

Al-Isro:85. Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk amri (perintah /utusan) Tuhan-ku, dan

tidaklah kamu diberi pengetahuan (tetang roh) melainkan sedikit".

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Imam Al-Qurtubi, Sedikitnya ilmu Alloh yang diberikan kepada Manusia (tentang roh) adalah sedikitnya Ni’mat Alloh SWT yang diberikan kepada seluruh Manusia di Dunia. Singkat cerita dari sebab turunnya ayat ini, ada sekelompok Nasrani (Ahlul Kitab), mendatangi Rosululloh, kemudian sebagian dari laki-laki kelompok Nasrani itu berbicara “wahai Muhammad, adakah engkau mengajarkan tentang Roh???, sementara pada kami (Al-Kitab) diajarkan tentang Roh itu secara luas”, Rosululloh terdiam sejenak, kemudian turun lah ayat tersebut di atas.

Pengetahuan tentang Roh dikalangan kaum Nasrani pada waktu itu sudah ada pengetahuannya, seperti mengenal adanya Roh Kudus dan sebagainya, namun yang diselewengkan menganggap bahwa Roh Kudus (Isa) putra Maryam dianggapnya sebagai Tuhan juga, sehingga dengan ayat tersebut di atas menegaskan bahwa Roh (Roh Suci) yang difahami kebanyakan kaum Nasrani, itu merupakan Utusan (Amri/Perintah) Tuhan-ku. Pada kesempatan itu pula disejalaskan, bahwa pengetahuan tentang Roh yang mereka ketahui (di kalangan Ahlul-Kitab) itu hanya sedikit dari Ilmu Tuhan.

Amri (hamzah Alif-Mim-Ra) kadang diterjemahkan dengan kata “urusan”, lalu Alloh “tidak” memberikan ilmu tentang Roh hanya “sedikit”. Apabila diambil pemahaman terlalu cepat antara kata (“urusan” & “sedikit”) oleh sebagian Ustazd, para penda’i jaman sekarang, penulis suka mendengar, ketika membahas Roh langsung menyatakan sebagai berikut : “Alloh tidak menerangkan /menjelaskan tentang Roh, melainkan sedikit, karena masalah Roh itu urusan Alloh sendiri, sehingga manusia tidak boleh mempelajarinya (“karena Urusan

Alloh”) dan Alloh tidak memberi ilmunya melainkan sedikit saja”. Pernyataan tentang Roh

seperti ini, bukan memberikan pencerahan /atau tidak memberikan pengetahuan bagi pendengarnya, yang terjadi adalah pembodohan ummatnya (penjahiliahan) karena dilarang oleh penda’inya mempelajari /atau mengetahui tentang Roh/AR-RUH.

Hemat penulis pengetahuan tentang Roh itu merupakan (“urusan”-“tidak”-“sedikit”) = “urusan/masalah sangat besar” dalam Ajaran Islam, karena sedikitnya Ilmu Alloh yang diberikan “tentang Ruh”, adalah sedikitnya Ni’mat yang Alloh berikan di Dunia. hehehe ☺.

Alloh tidak pernah membatasi manusia untuk berfikir, bahkan justru sebaliknya dalam bayak ayat yang menyindir kaum jahiliyyah “apakah kamu berfikir???”, “apakah kamu berakal???”, Alloh mengangkat derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan, terlebih lagi Alloh sendiri memerintahkan agar Manusia mengetahui Diri-Nya seperti dalam suroh :

Muhammd:19. Maka ketahuilah!!!, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah…”.

Dalam Hadist Qudsi seperti yang telah di tulis sebelumnya, Alloh berfirman : (29)“Wahai manusia!...

Satu hal yang menjadi milik-KU adalah Ruhmu.

……….

Wahai manusia!...

Menyembahlah kepada-Ku, engkau akan pulang kembali pada-Ku. Carilah Aku, engkau akan bertemu dengan-Ku.”.

(35).Wahai manusia!...

Kenalilah Aku sebanyak ni’mat-Ku yang Aku-berikan kepadamu!

Memperhatikan Firman Alloh tersebut di atas baik Al-Qur’an maupun Hadist Qudsi, Manusia WAJIB mempelajari /belajar mengetahui Alloh (Ma’rifat). Kalau mengetahui Alloh saja sudah wajib!!!, apalagi mengetahui tentang Ruh, sama wajibnya, karena keberadaan Ruh dibawah derajat Alloh SWT yang Mengutus/Memerintah terhadap Ruh itu sendiri. Apabila

kata Amri (hamzah Alif-Mim-Ra) dalam suroh Al-Isro.85 diterjemahkan sebagai “urusan”, maka dapat diartikan bahwa mempelajari /atau mengetahui tentang ROH/Ruh merupakan Sarana Pembelajaran untuk mengenal Alloh (urusan tentang Alloh SWT).

Roh/Ar-Ruh dalam bahasa arab berasal dari kata Riihun yang berarti “angin yang meniup sepoy-sepoy”. Pemberitahuan, Pembelajaran, Pentunjuk Al-Qur’an maupun Al-Hadist mengenai keberadaan ROH sangat banyak, termasuk pada tulisan sebelumnya tentang

SYAFA’AT. Pembelajaran pertama mengetahui keberadaan Roh/Perintah/Utusan langsung dari Alloh SWT ini adalah dalam Proses penciptaan Manusia sebagaimana ayat di bawah ini :

Al-Hijr, Ayat 27-28, Artinya : (27) Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (28) Dan (ingatlah), ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Al-Hijr, Ayat 29

Artinya:

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya

ruh-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud.

As-Sajdah, 9

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya ruh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

Pemahaman ayat tersebut di atas adalah Kejadian Manusia terdapat 2 bagian : Pertama bersifat Lahir (Jasmani), Kedua bersifat Ruhaniah (Rohani) dimana Roh ini hidup di Dunia dan Hidup di Akhirat. Imam Al-Ghazali mengatakan Manusia Hidup di Dunia gabungan dari Roh dan Jasmani dalam kultur sunda disebut dengan “Kurung-Kuring”/Jasmani-Aku.

Ruh Utusan/Perintah Alloh yang di tiupkan ini adalah Ruh Suci (masih Murni) karena langsung dari Sang Maha Suci, hingga Malaikat pun menghormatinya dengan bersujud. Dalam Hadist Nabi SAW di katakana “Kullu mauluudin yuuladu ‘alal fitrah” = “Setiap anak yang dilahirkan, terlahir dalam keadaan Suci/Fitrah” tanpa membedakan Suku – Bangsa – Agama. Ruh suci mulai berada dalam Jasmani, secara berangsur di didik, dipengaruhi oleh

lingkungan Alam Dunia Kecil (Jasmaninya) yang terdiri dari Jasad /Raga (Lahir dan Batinnya) sendiri. Tanah Liat memiliki energi daya/batinnya sendiri, sehingga tumbuh bermacam-macam tumbuhan yang dimakan oleh Manusia, kemudian berproses menjadi sperma. Air batinnya Dingin, Angin batinnya Bertiup, Api batinnya Panas. Sari Tanah-Air-Angin-Api dalam Jasmani masing-masing selalu bergerak sesuai karakter batinnya Tanah, karakter batinnya Air, karakter batinnya Angin dan karakter batinnya Api. Dorongan gerak alami (qadar Alloh) ini dikemudian hari disebut dengan “Hawa Nafsu”.

Kedua, Utusan/Perintah Alloh /atau Ruh suci mengembara di Alam Dunia ini selanjutnya dipengaruhi oleh lingkungan didikan keluarga (Ibu-Bapak). Kemampuan kita sekarang dapat melanjutkan mengembara di Dunia, adalah merupakan Keberhasilan Ruh Ibu - Bapak yang telah mampu mengendalikan Nafsu Tanah, Air, Angin, Api yang ada dalam Jasmaninya masing-masing. Dan seterusnya…