• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko yang terkait dengan Bisnis Jasa Selular Perusahaan

Dalam dokumen INDOSAT AR2011 bahasa (Halaman 116-121)

Persaingan dari para pemain lama dan para pemain baru dalam industri dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis jasa selular Perusahaan

Persaingan di industri jasa selular di Indonesia sangat tinggi. Persaingan di antara para penyedia jasa selular di

Indonesia didasarkan pada berbagai faktor seperti harga, kualitas dan cakupan jaringan, ragam layanan, fitur yang ditawarkan serta pelayanan pelanggan. Bisnis jasa selular kami bersaing terutama dengan Telkomsel dan XL. Beberapa penyelenggara GSM dan CDMA kecil lainnya juga menyediakan jasa selular di Indonesia, termasuk Hutchison, PT Axis Telekom Indonesia dan PT Smartfren Telecom Tbk. Selain para penyelenggara jasa selular yang ada, Menkominfo dapat kembali memberikan ijin penyelenggaraan jasa selular di kemudian hari, dan pemain baru tersebut akan bersaing dengan kami.

Kami memperkirakan persaingan dalam usaha jasa selular akan semakin ketat. Penyedia jasa selular yang baru maupun yang telah ada dapat menawarkan paket produk dan jasa yang lebih menarik atau teknologi baru atau konvergensi dari beberapa layanan telekomunikasi, dan mengakibatkan churn rates yang lebih tinggi, ARPU yang lebih rendah atau pengurangan, atau lambatnya pertumbuhan jumlah pelanggan selular kami. Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan yang berlanjut pada pemain lama dan pemain baru dalam pasar jasa selular berakibat pada kampanye harga yang agresif oleh penyelenggara jasa selular. Penurunan harga penggunaan selular juga berakibat pada peningkatan jumlah pelanggan dan pada trafik jaringan, yang menyebabkan peningkatan kepadatan jaringan antara operator, dan mengharuskan kami untuk melakukan penambahan pengeluaran barang modal untuk terus memperluas jaringan kami.

Persaingan dalam bisnis jasa selular juga dapat dipengaruhi oleh konsolidasi industri. Pada bulan Maret 2010, Smart Telecom dan Mobile-8 mengumumkan bahwa mereka melakukan aliansi strategis, berdasarkan mana Mobile-8 (sekarang “Smartfren”) mengakuisisi sejumlah besar saham dalam Smart Telecom dan kedua perusahaan setuju untuk menggunakan logo dan merek “Smartfren”. Penyelenggara jasa selular lainnya dapat membentuk aliansi strategis atau berkonsolidasi di masa mendatang.

Persaingan dari para operator yang menggunakan teknologi baru, serta dengan operator baru, operator lama yang hampir melebihi kapasitas dan konsolidasi antar operator dapat menimbulkan dampak merugikan bagi persaingan, bisnis jasa selular, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami.

Banyaknya jaringan selular dan terbatasnya ketersediaan spektrum dapat menghambat peningkatan jumlah pelanggan selular kami dan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan selular Perusahaan

Kami berniat untuk meneruskan rencana promosi kami untuk menarik pelanggan dan meningkatkan pemakaian jaringan kami oleh pelanggan selular kami. Kami juga berniat untuk terus mempromosikan layanan data kami termasuk jasa BlackBerry™ dan layanan wireless broadband kami. Sebagai akibatnya, kami mungkin akan mengalami peningkatan kepadatan jaringan, yang dapat mempengaruhi performa jaringan kami dan merusak reputasi kami di mata pelanggan. Selain itu, pemakaian selular yang lebih tinggi di area perkotaan yang padat mungkin menuntut kami untuk menggunakan teknik rekayasa frekuensi radio, yang meliputi kombinasi rancangan selular makro, mikro dan indoor, untuk mempertahankan kualitas jaringan selular kami walaupun terjadi gangguan frekuensi radio dan pola pemakaian ulang radio frekuensi yang lebih ketat. Meskipun demikian, apabila jumlah pengguna selular kami atau penggunaan layanan suara dan data kami bertumbuh secara signifikan di area-area dengan kepadatan yang tinggi, kami tidak dapat menjamin bahwa usaha-usaha ini akan cukup untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan. Untuk mendukung permintaan tambahan bagi jaringan kami, kami mungkin dituntut untuk melakukan pengeluaran barang modal yang signifikan untuk memperbaiki cakupan jaringan kami. Pengeluaran barang modal tambahan tersebut, bersama dengan kemungkinan penurunan jasa selular kami, dapat berdampak buruk bagi posisi persaingan kami, bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami.

Terlepas dari dikeluarkannya dana yang besar untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular kami, jumlah pelanggan selular kami meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan pendapatan usaha kami

Kami telah menggunakan sumber dana yang cukup banyak untuk mengembangkan dan memperluas jaringan selular kami serta untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular kami. Namun demikian, ketidakpastian atas situasi ekonomi di Indonesia dan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok dapat menurunkan daya beli pelanggan selular kami. Terlebih lagi, terus menurunnya tarif efektif untuk penggunaan telepon sebagai dampak kampanye “free- talk” dan promosi diskon tarif baru-baru ini, peningkatan pemakaian SMS, mandat dari Pemerintah terhadap pelanggan selular untuk melakukan deregistrasi terhadap layanan SMS premium di tahun 2011 dan penetrasi selular yang lebih tinggi pada segmen pasar berpenghasilan rendah telah mengakibatkan penurunan ARPU di tahun 2011. Jumlah pelanggan selular kami (termasuk pelanggan

wireless broadband) meningkat menjadi 33,0 juta per tanggal 31 Desember 2009, menjadi kurang lebih 44,3 juta per tanggal 31 Desember 2010, menjadi sekitar 51,7 juta per tanggal 31 Desember 2011. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2010 dan 2011, ARPU kami masing-masing adalah sebesar Rp37.664, Rp34.712 dan Rp28.381. Walaupun kami bermaksud untuk terus menggunakan sumber pendanaan yang signifikan untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular kami dan untuk memperluas jaringan selular kami untuk mendukung permintaan dari penambahan jumlah pelanggan selular, kami tidak dapat menjamin bahwa pengeluaran tersebut akan diikuti dengan peningkatan ARPU atau pendapatan usaha Perusahaan. Oleh karena itu, biaya akuisisi pelanggan kami dan pengeluaran barang modal yang diperlukan untuk memperluas kapasitas jaringan kami dapat mengalami peningkatan tanpa mengakibatkan terjadinya peningkatan pada pendapatan atau laba kami, dimana hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan material terhadap bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami.

Penangguhan terhadap layanan SMS premium oleh Pemerintah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pendapatan dari kegiatan usaha layanan selular Perusahaan dan mengakibatkan pengenaan sanksi terhadap Perusahaan

Kami telah memperoleh pendapatan yang signifikan dari layanan SMS premium dalam tahun-tahun terakhir. Layanan ini mencakup penyediaan lagu dan ringtones, wallpaper dan grafik lain untuk smartphone, pemberian suara dalam suatu lomba dan poling dan content termasuk ramalan bintang, ayat Alquran dan peringatan berita. Pada tahun 2011, BRTI meminta perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk menonaktifkan layanan SMS premium dan memberikan suatu pemberitahuan kepada pengguna mengenai penonaktifan dengan opsi untuk berlangganan kembali. Perusahaan-perusahaan ini juga diminta untuk berhenti mempromosikan layanan SMS premium, memberikan ringkasan biaya layanan SMS premium untuk pengguna, mengembalikan jumlah yang dibebankan kepada rekening pengguna untuk layanan SMS premium, dan melaporkan setiap minggu kepada BRTI mengenai tindakan-tindakan tersebut. BRTI mendasarkan tindakannya pada keluhan dari konsumen bahwa mereka dibebankan untuk layanan yang secara tidak sadar mereka miliki atau berlangganan secara tidak sengaja dan terhadap hal tersebut mereka memiliki kesulitan yang cukup besar untuk berhenti berlangganan. Konsumen lain mengeluhkan bahwa biaya yang dibebankan tidak jelas dan sulit untuk diawasi, khususnya untuk konsumen layanan prabayar. BRTI telah mengklarifikasi bahwa BRTI tidak bermaksud untuk melarang layanan SMS premium tetapi untuk menata ulang layanan tersebut secara efektif dan memberikan konsumen opsi untuk tidak lagi berlangganan layanan tersebut. Menkominfo telah menunjukkan dukungan terhadap tindakan BRTI.

Gangguan terhadap layanan SMS premium kami yang diakibatkan tindakan BRTI telah mengakibatkan penurunan yang cukup besar terhadap pendapatan Perusahaan yang berasal dari layanan ini. Tindakan yang sama oleh BRTI atau Menkominfo di masa yang akan datang mungkin dapat mengurangi atau membatasi pertumbuhan pendapatan Perusahaan dari layanan

ini atau produk terkait atau produk baru lainnya. BRTI atau Menkominfo juga dapat mengambil tindakan agresif yang dapat mengarah pada gangguan dalam penyediaan produk kami atau pengenaan denda atau sanksi administratif. Seluruh faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan dampak negatif dan material terhadap hasil kegiatan usaha dan keadaan keuangan kami.

Kami mengalami churn rate yang tinggi

Kami mengalami churn rate yang tinggi, sebagaimana umumnya dialami oleh operator telekomunikasi Indonesia yang menyelenggarakan jasa selular pra-bayar. Kami percaya bahwa churn rate kami yang tinggi disebabkan oleh fakta bahwa banyak pelanggan pra-bayar kami yang memiliki lebih dari satu kartu SIM dari berbagai operator selular, yang memungkinkan mereka untuk memilih paket yang termurah. Tingginya churn rates kami dapat berakibat pada menurunnya pendapatan, yang dapat berdampak negatif pada bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek kami. Pada akhir dari triwulan ke tiga pada tahun 2010, kami meluncurkan program penyimpanan dan kesetiaan yang diberi nama ”Senyum Setia Indosat” yang memberikan keuntungan bagi para pelanggan kami yang terus berlangganan. Kami percaya bahwa program ini telah memberikan kontribusi dalam menurunkan churn rate kami menjadi 13,3% pada tahun 2010 dibandingkan dengan 15,1% pada tahun 2009. Pada tahun 2011, churn rate kami meningkat menjadi 14,3% yang terutama diakibatkan oleh tekanan persaingan khususnya program promosi yang agresif yang diluncurkan oleh operator lain pada tahun 2011.

Kami bergantung pada ketersediaan infrastuktur menara telekomunikasi

Kami sangat tergantung pada infrastruktur menara telekomunikasi kami dan yang lainnya, untuk menyediakan jaringan GSM, FWA dan 3G dan jasa telekomunikasi bergerak selular dengan memasang pemancar dan antena penerima dan fasilitas pendukung BTS lainnya pada menara tersebut. Ketersediaan dan pemasangan menara telekomunikasi tersebut memerlukan ijin dari instansi

berwenang di pusat dan daerah. Baru-baru ini, beberapa instansi berwenang di daerah telah memberlakukan peraturan yang membatasi jumlah dan lokasi menara telekomunikasi dan mensyaratkan kewajiban berbagi penggunaan menara di antara berbagai operator telekomunikasi. Selain itu, pada tanggal 17 Maret 2008, Menkominfo telah mengeluarkan peraturan tentang penggunaan menara bersama telekomunikasi. Lihat Butir 4: Informasi tentang Perusahaan - Peraturan Industri Telekomunikasi Indonesia – Kewajiban Menara Telekomunikasi Bersama. Berdasarkan peraturan tersebut, pendirian menara telekomunikasi memerlukan ijin dari pemerintah yang berwenang dan pemerintah daerah berhak menentukan wilayah penempatan dan lokasi dapat dibangunnya menara telekomunikasi tersebut. Suatu peraturan bersama yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menkominfo, serta BKPM pada 30 Maret 2009, juga mewajibkan tiap menara yang dibangun dan digunakan untuk layanan telekomunikasi harus memperoleh ijin mendirikan menara untuk menunjukkan kepatuhan pada beberapa spesifikasi teknis. Apabila status menara tidak memperoleh ijin tersebut, maka pihak berwenang di daerah berhak untuk menentukan denda yang diberikan kepada pemilik menara. Selanjutnya, suatu penyelenggara telekomunikasi yang memiliki menara telekomunikasi atau pemilik menara wajib memperbolehkan operator telekomunikasi lainnya untuk menggunakan menaranya (selain menara yang digunakan sebagai jaringan utamanya), tanpa diskriminasi apapun.

Peraturan ini mewajibkan kami untuk menyesuaikan rencana pembangunan menara telekomunikasi kami, dan rencana menyewakan, melakukan relokasi menara telekomunikasi yang sudah ada dan memperbolehkan operator lainnya untuk menggunakan menara kami serta melakukan hal-hal lain yang dapat berdampak pada meningkatnya biaya pendirian menara telekomunikasi, keterlambatan dalam konstruksi menara dan gangguan terhadap layanan untuk pelanggan kami. Apabila kami tidak dapat memenuhi kewajiban ini atau memenuhi target kapasitas jaringan untuk menara telekomunikasi kami, kami mungkin dapat menghadapi hambatan dalam

mengembangkan dan menyediakan jasa GSM selular, FWA dan 3G. Ketergantungan kami terhadap menara telekomunikasi, digabungkan dengan beban penggunaan menara telekomunikasi bersama, dapat menyebabkan dampak negatif terhadap daya saing kepada operator lain. Hal-hal seperti ini dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kapasitas jaringan kami, kinerja dan kualitas jaringan dan layanan kami, reputasi, bisnis, hasil usaha serta prospek Perusahaan.

Kemampuan kami untuk memelihara dan memperluas jaringan selular atau menjalankan usaha kami dapat dipengaruhi oleh gangguan pemasokan dan layanan dari para pemasok utama kami

Kami bergantung pada beberapa pemasok utama untuk menyediakan sebagian besar perangkat yang dibutuhkan untuk memelihara dan memperluas jaringan selular, termasuk microwave backbone, dan pada beberapa pemasok lainnya berkenaan dengan barang-barang lainnya yang diperlukan untuk menjalankan usaha kami. Kami mengandalkan perangkat dan barang dan jasa lainnya dari para pemasok tersebut untuk memelihara dan mengganti komponen utama dari jaringan selular dan untuk menjalankan usaha kami. Apabila kami tidak dapat memperoleh barang atau jasa yang mencukupi secara tepat waktu atau berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dapat diterima secara komersial, atau apabila terjadi kenaikan harga yang tajam atas barang atau jasa tersebut, hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi kami untuk dapat memelihara dan memperluas jaringan selular dan bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha serta prospek Perusahaan.

Kami bergantung pada ijin-ijin yang kami miliki untuk menyelenggarakan jasa selular, dan ijin-ijin ini dapat dibatalkan apabila kami tidak dapat memenuhi syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan dari ijin tersebut

Kami bergantung pada ijin yang dikeluarkan oleh Menkominfo untuk penyelenggaraan jasa selular serta penggunaan alokasi spektrum frekuensi. Menkominfo, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat mengubah ketentuan-ketentuan ijin yang kami miliki, atas kebijakannya sendiri. Apabila kami melanggar syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari

ijin-ijin tersebut atau tidak mematuhi peraturan yang berlaku, maka ijin-ijin kami dapat dicabut. Apabila terjadi pencabutan atau perubahan yang tidak menguntungkan terhadap ketentuan-ketentuan ijin yang kami miliki, atau kami tidak dapat memperbaharui ijin-ijin tersebut dengan ketentuan-ketentuan yang serupa, maka hal ini dapat memberikan dampak yang sangat negatif bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perusahaan.

Data pelanggan kami terkait dengan operasi kami tidak dapat dibandingkan antar periode

Kami mendefinisikan ”pelanggan selular aktif” sebagai pelanggan selular pra-bayar yang melakukan pengisian ulang kartu SIM segera dalam 33-hari masa ”tenggang waktu” setelah masa kartu SIM berakhir dengan cara menambah jumlah minimal pulsa ke dalam kartu SIM. Kami telah dari waktu ke waktu mengurangi masa tenggang waktu yang berlaku untuk menghitung jumlah pelanggan selular pra-bayar untuk lebih mencerminkan pelanggan pra-bayar yang mengisi ulang kartu SIM milik mereka secara lebih akurat. Penambahan atau pengurangan masa tenggang waktu berakibat pada perhitungan jumlah pelanggan kami, Minutes per Usage setiap pelanggan dan ARPU.

Sebagai akibat diatas, jumlah pelanggan kami, Minutes per Usage setiap pelanggan dan ARPU tidak akan mencerminkan jumlah aktual dari pelanggan-pelanggan dan tidak dapat dibandingkan antar periode. Dengan demikian, anda sebaiknya tidak menggantungkan keakuratan data ini atau membandingkan data ini dari waktu ke waktu.

Peningkatan yang signifikan atas biaya frekuensi dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha kami

Sejak tanggal 15 Desember 2010, pemerintah telah mengubah biaya berbasis perhitungan frekuensi menjadi suatu perhitungan baru yang didasarkan pada lebat alokasi spektrum yang digunakan oleh para pelaku usaha. Sebelumnya, kami diwajibkan untuk membayar biaya frekuensi untuk bands 800 MHz, 900 MHz dan 1800 Mhz yang didasari pada jumlah stasiun radio. Pada tahun

2011, 2010 dan 2009, kami membayar biaya frekuensi masing-masing sejumlah Rp 1,8 triliun (US$ 195,6 juta), Rp 1,6 triliun dan Rp 1,3 triliun. Sebagai pemegang spektrum terbesar di Indonesia, kami diharapkan untuk terus membayar sejumlah dana yang besar untuk biaya frekuensi mulai dari sekarang dan ke depannya. Peningkatan biaya frekuensi di masa mendatang ini didasarkan pada peningkaatan indeks harga konsumen, suku bunga bank Indonesia dan populasi Indonesia. Akibatnya, perubahan kondisi makroekonomi di Indonesia dapat mengakibatkan meningkatnya biaya frekuensi yang apabila signifikan dapat berdampak negatif terhadap bisnis, kondisi keuangan dan hasil operasional kami.

Anggapan adanya risiko kesehatan sebagai akibat dari medan elektromagnetik yang ditimbulkan dari BTS dan peralatan telepon genggam, serta gugatan hukum dan publikasi mengenai hal tersebut, tanpa memperhatikan nilainya, dapat mempengaruhi kegiatan usaha kami

Beberapa spekulasi mengenai risiko terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh medan elektromagnetik dari BTS dan penggunaan telepon genggam telah timbul di masyarakat. Kami tidak dapat menjamin bahwa penelitian di masa mendatang mengenai risiko kesehatan ini tidak akan menyimpulkan adanya hubungan antara medan elektromagnetik dan dampak merugikan terhadap kesehatan sehingga Perusahaan dapat menjadi subyek gugatan dari individu yang menuduh adanya cidera atau hal-hal lainnya, yang dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan usaha kami.

Risiko yang berkaitan dengan Bisnis

Dalam dokumen INDOSAT AR2011 bahasa (Halaman 116-121)