• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

2.4 Routing Protocol

Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Routing protocol mengizinkan router-router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi antar router[1]. Berdasarkan dimana routing protocol digunakan, maka routing protocol dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Interior Gateway Protocol (IGP) yang digunakan oleh router untuk berhubungan dengan router lain di dalam sebuah Autonomous System dan Exterior Gateway Protocol (EGP) yang digunakan untuk menghubungkan Autonomous Sytem yang satu dengan Autonomous System yang lain. Secara umum ada dua jenis algoritma yang digunakan oleh protokol routing, yaitu : Distance vector dan Link state.

Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. Informasi routing hanya diperoleh dari router terdekat [1].

Protokol routing distance vector biasanya menggunakan sebuah algoritma routing dimana setiap router secara periodik mengirimkan update routing kepada semua router terdekat dengan cara mem-broadcast seluruh isi tabel routing. Sementara Link state adalah jenis routing protocol yang melakukan pemilihan jalur berdasarkan kondisi link.

Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP) atau biasa disebut TCP/IP merupakan salah satu dari beberapa routing protocol, TCP/IP merupakan standar dari komunikasi data yang dipakai oleh komunitas internet. Standar ini mengatur dalam proses tukar-menukar data atau informasi dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet[12].

TCP/IP terdiri dari dua komponen utama, yaitu TCP dan IP. Kedua komponen tersebut berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda di jaringan komputer. Internet protokol (IP) merupakan koneksi yang connectionalsess yang bertujuan me-routing paket jaringan

menggunakan datagram IP sebagai unit pokok dari informasi jaringan.Dalam susunan layer, pertukaran informasi atau data terdapat di application layer. TCP/IP juga digunakan untuk mengirim sebuah paket Internet Control Message Protocol (ICMP) kepada alamat yang akan diuji konektivitasnya[13].

2.4.1 Routing Statis

Statis routing merupakan sebuah router yang dapat dikonfigurasikan secara manual oleh seorang administrator jaringan computer. Router statis memiliki keunggulan dan cara kerja sebagai berikut.

Keunggulan routing statis [2] :

Tidak ada Overhead (Waktu Pemrosesan)

Tidak ada Bandwidth yang digunakan antara Router

Static Routing memiliki keamanan yang baik, karena Administrator dapat memilih izin akses Routing ke Network yang dipilih.

Cara kerja routing statis [2] :

• administrator menentukan setiap jaringan pada setiap router

• kemudian admin menentukan setiap paket tujuan yang selajutnya akan disimpan di tabel routing.

• Setelah tabel routing tersimpan, maka setiap paket data akan diteruskan berdasarkan informasi dari tabel routing.

2.4.2 Routing Dinamis

Routing dinamis mempelajari sendiri arah dari rute untuk meneruskan paket dari satu network menuju network lainnya. Administrator tidak bisa menentukan rute mana yang harus dilewati, melainkan semuanya sudah secara otomatis berjalan[1].

2.4.3 Routing Information Protocol (RIP)

RIP adalah salah satu routing protokol distance vector, yang menggunakan algoritma Bellman-Ford untuk menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metrik. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang. Jadi hop count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan pesan error

atau tujuan tidak tercapai. Setiap router RIP mentransmisikan/menyebarkan pembaruan penuh setiap 30 detik atau lebih cepat jika terdapat triggered updates.[1] .

Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil, bahwa lalu lintas tidak signifikan, karena ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik. RIP tidak memiliki informasi tentang sybnet setiap route. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router tersebut, maka dari itu RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). RIP mengimplementasikan split horizon, rute hold down timer keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan[14].

1. Split Horizon

Fitur Route poisoning tidak seluruhnya dapat mengatasi kondisi looping. Pada kasus di atas, ketika suatu router memberitahukan suatu rute yang gagal dengan metrik yang sangat besar, router neighbor kemungkinan tidak langsung mendapat pemberitahuan ini. Jika router neighbor memberitahu rute yang tidak valid tersebut ke router pertama bahwa rute tersebut dapat dicapai dari dirinya dengan metrik yang jauh lebih baik, maka kondisi di atas dapat terjadi lagi. Split horison mengatasi masalah ini dengan memberikan aturan bahwa suatu router yang mendapat pemberitahuan update informasi melalui interface x, tidak akan mengirimkan pemberitahuan yang sama ke interface x pula.

2. Hold-Down Timer

Kondisi looping masih tetap terjadi pada jaringan redundant (jaringan dengan lebih dari satu jalur) walaupun fitur split horizon telah diaktifkan. Hal ini dimungkinkan karena suatu router dalam jaringan dapat memperoleh informasi mengenai rute yang sama melalui lebih dari satu jalur dan router. Oleh karenanya ketika suatu rute diinformasikan tidak valid oleh router bersangkutan, maka router neighbor pada saat yang sama juga mungkin mendapat informasi dari router lain dengan metrik yang masih dapat dijangkau. Informasi rute valid ini, kemudian disampaikan ke router pertama, sehingga kondisi looping akan terjadi. Hold-Down Timer mengatasi masalah ini dengan memberikan aturan bahwa ketika suatu router yang mendapat pemberitahuan suatu rute tidak valid, router tersebut akan mengabaikan informasi rute-rute alternatif ke subnet bersangkutan pada suatu waktu tertentu (hold-down timer).

Keunggulan RIP (Routing Information Protocol)[1] :

• Menggunakan metode Triggered Update.

• RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.

• Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).

• RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

Tabel 2. 1 Header RIP

Command Version Unused

Next hop RTE

Route Entry

Route Entry

Route Entry

Route Entry

Cara kerja routing protocol RIP [15] :

• Setelah RIP di-enable router akan mengirim permintaan ke router tetangga, dan menerima permintaan atau respon balik dari router tetangga.

• Router akan menerima informasi yang dikirim dan melakukan update terhadap routing table.

Setiap router dengan routing protocol RIP melakukan hal yang sama agar tetap memiliki informasi routing yang terbaru.

Dokumen terkait