TUGAS AKHIR
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ROUTING STATIS DAN DINAMIS DENGAN TEKNIK RIP (ROUTING
INFORMATION PROTOCOL) PADA TOPOLOGI RING DALAM JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro pada
Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun Oleh :
YESICA ESTI OKTAVIANI 175114006
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
TUGAS AKHIR
ANALYSIS OF STATIC ROUTING AND DYNAMIC ROUTING PERFORMANCE COMPARISON WITH RIP (ROUTING
INFORMATION PROTOCOL ) TECHNIQUES ON RING TOPOLOGY IN LAN (LOCAL AREA NETWORK) NETWORK
In a partial fulfilment of the requirments For the degree of Sarjana Teknik Departement od Electrical Engineering Faculty
of Science and Technology, Sanata Dharma University
Disusun Oleh :
YESICA ESTI OKTAVIANI 175114006
DEPARTEMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2021
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
“Whatever you are, be a good one”
“What you give, you get back”- Lonnarbagusi
Skripsi ini saya persembahakan kepada:
Allah SWT Orang tua, Kakak, Adik, dan teman-teman.
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : YESICA ESTI OKTAVIANI
Nomor Mahasiswa : 175114006
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ROUTING STATIS DAN DINAMIS DENGAN TEKNIK RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) PADA TOPOLOGI RING DALAM JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
vii
INTISARI
Aktivitas masyarakat tidak terlepas dari peran teknologi. Internet selalu berkembang dan sudah dapat diakses oleh seluruh orang, hampir seluruh pekerjaan menggunakan internet untuk mengakses apapun. Dengan internet kita dapat saling terhubung antar perangkat dan bisa mengakses secara luas, seperti antar gedung yang saling terhubung dengan pembagian ip dalam sebuah jaringan.
Terdapat dua teknik peroutingan yang akan dibandingkan, yaitu secara statis dan dinamis dengan teknik RIP (Routing Information Protocol) , yang saling menghubungkan antar pc dengan server pada beberapa gedung. dalam satu gedung itu mempunyai beberapa pc dan menggunakan topologi ring untuk pertukaran data nya. Kedua routing akan dibandingkan untuk mengetahui troughput, delay, dan packet loss dengan keadaan sibuk dan tidak sibuk, tujuannya adalah ntuk mengetahui kinerja routing statis dan dinamis dengan teknik RIP (Routing Information Protocol). HTTP digunakan untuk mengakses web browser dari server di setiap pc, sedangkan FTP (File Transfer Protocol) bisa digunakan untuk mengunduh atau mengunggah file dari pc ke server, mempunyai besaran sendiri dan bisa digunakan unuk mengakses troughput. Untuk mendapatkan hasil dari HTTP dan FTP bisa melalui traffic generator dan comand prompt.
Hasil yang diperoleh untuk delay pada kedua routing bagus, karena rerata <150 ms.
Routing static pada traffic tidak sibuk lebih rendah nilai delay, sedangkan pada routing rip lebih rendah nilai delay pada traffic sibuk. Pada traffic sibuk pada kedua router tidak memiliki nilai packetloss, sedangkan pada traffic tidak sibuk, routing dynamic dengan teknik rip mempunyai nilai packetloss lebih rendah dibanding routing static. Nilai throughput pada traffic tidak sibuk routing dynamic dengan teknik RIP lebih tinggi dibanding dengan routing static, sedangkan routing static mempunyai rerata nilai throughput pada traffic sibuk lebih tinggi dibanding routing rip.
Kata kunci : Statis, Dinamis, RIP, Traffic sibuk, Traffic tidak sibuk, Delay, Troughput, Packet loss, FTP.
viii
ABSTRACT
Community activities cannot be separated from the role of technology. The internet is always evolving and can be accessed by everyone, almost all jobs use the internet to access anything. With the internet, we can connect to each other between devices and can access widely, such as between buildings that are connected by sharing IP in a network.
Two routing techniques will be compared, namely statically and dynamically with the RIP (Routing Information Protocol) technique, which connects PCs to servers in several buildings. In one building there are several PCs and use a ring topology to exchange data. Both routings will be compared to determine throughput, delay, and packet loss with busy and not busy, the aim is to determine the performance of static and dynamic routing with RIP (Routing Information Protocol) technique. HTTP is used to access a web browser from a server on each PC, while FTP (File Transfer Protocol) can be used to download or upload files from a PC to a server, has its own size and can be used to access throughput. To get results from HTTP and FTP, you can go through the traffic generator and command prompt.
The results obtained for the delay in both routings are good, because the average is
<150 ms. Static routing in non-busy traffic has a lower delay value, while in rip routing the delay value is lower in busy traffic. In busy traffic, both routers do not have packet loss values, while in non-busy traffic, dynamic routing with the rip technique has a lower packetloss value than static routing. The throughput value in dynamic routing traffic with RIP technique is higher than static routing, while static routing has a higher average throughput value in busy traffic than rip routing.
Keyword: Static, Dynamic, RIP, Traffic sibuk, Traffic tidak sibuk, Delay, Troughput, Packetloss,FTP.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah dicurahkan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
Penelitian yang berupa tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan sehingga penulis bisa menyelsaikan penelitian tugas akhir ini dengan baik kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Sudi Mungkasi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ir.Tjendro, M.Kom., selaku Kepala Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Ir. Linggo Sumarno selaku Wakil Kepala Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Ir. Augustinus Bayu Primawan,D.Tech.Sc., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa membimbing saya hingga selesai.
5. Bapak Sutomo, Ibu Erna, Reta, Ratnadilla, Elvira, dan seluruh saudara yang telah memberikan dukungan doa, materi, semangat, motivasi serta nasihat dan saran.
6. Aisya Putri, Wanda Diahrespati, Priscillya Cita, Kezia Silvariani, Yuventius Yosian, Novan Adhagara, Aditya Krisna dan seluruh teman – teman dan sahabat yang telah memberikan semangat kepada penulis.
7. Semua teman – teman Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.
Saya mohon maaf apabila dalam melakukan penelitian tugas akhir terdapat kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan penelitian tugas akhir. Saya berharap juga dapat bermanfaat dan dikembangkan oleh peneliti lain.
x
Yogyakarta,02 November 2021
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Metodologi Penelitian... 3
BAB II DASAR TEORI ... 5
2.1 Jaringan Komputer ... 5
2.1.1 Local Area Network (LAN) ... 5
2.1.2 Internet Protocol Address (Alamat IP) ... 5
2.2 Topologi Jaringan Komputer ... 6
2.2.1 Toplogi Bus ... 6 xii
2.2.3 Topologi Tree... 7
2.2.4 Topologi Star ... 7
2.2.5 Topologi Ring ... 8
2.3 Router ... 9
2.4 Routing Protocol ... 10
2.4.1 Routing Statis ... 11
2.4.2 Routing Dinamis ... 11
2.4.3 Routing Information Protocol (RIP) ... 11
2.5 Analisa QoS (Quality of Services) ... 14
2.5.1 Delay ... 14
2.5.2 Packet loss ... 14
2.5.3 Troughput ... 15
2.5.4 Fungsi QoS (Quality of Service)... 16
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ... ... 17
3.1 Proses Simulasi ... 17
3.2 Implementasi topologi ... 18
3.3 Konfigurasi IP Address ... 22
3.4 Skenario Pengujian ... 24
3.4.2 Skenario Pengiriman Packet ... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1 Perubahan Perancangan... 33
4.2 Hasil Implementasi ... 34
4.3 Delay ... 39
4.4 PacketLoss ... 44
4.5 Throughput ... 47
xiii
4.6 Konfigurasi Router ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 55
Daftar Pustaka ... 57
LAMPIRAN ... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Topologi Bus. ... 6
Gambar 2. 2 Topologi Mesh... 7
Gambar 2. 3 Topologi Tree. ... 7
Gambar 2. 4 Topologi Star... 8
Gambar 2. 5 Topologi Ring. ... 8
Gambar 3. 1 Proses Simulasi ... 17
Gambar 3. 2 Toolsbar Router ... 19
Gambar 3. 3 Toolsbar Switch ... 19
Gambar 3. 4 Toolsbar PC... 19
Gambar 3. 5 Toolsbar Server ... 19
Gambar 3. 6 Toolsbar Kabel Straight ... 20
Gambar 3. 7 Toolsbar Kabel Serial-DTE ... 20
Gambar 3. 8 Perancangan Jaringan ... 21
Gambar 3. 9 Penomoran Router... 22
Gambar 3. 10 routing statis ... 24
Gambar 3. 11 Konektifitas Jaringan ICMP... 26
Gambar 3. 12 Traffic Generator PING. ... 28
Gambar 3. 13 Konektifitas Jaringan HTTP ... 29
Gambar 3. 14 Traffic Generator HTTP ... 31
Gambar 3. 15 Simulation Panel ... 32
Gambar 4. 1 Implementasi Jaringan ... 34
Gambar 4. 2 simulasi pengiriman tidak sibuk. ... 38
Gambar 4. 3 Grafik delay rerata static routing ... 40
Gambar 4. 4 Grafik delay rerata dynamic routing. ... 41
xv
Gambar 4. 5 Grafik delay rerata trafik tidak sibuk. ... 42
Gambar 4. 6 Grafik rerata trafik sibuk. ... ... 42
Gambar 4. 7 Grafik packetloss rerata static routing ... 45
Gambar 4. 8 Grafik packetloss rerata dynamic routing. ... 46
Gambar 4. 9 Grafik packetloss rerata trafik tidak sibuk. ... 46
Gambar 4. 11Web browser pada HTTP ... 48
Gambar 4. 12 Delay HTTP ... ... 48
Gambar 4. 13 Grafik FTP routing static ... 50
Gambar 4. 14 Grafik FTP routing dynamic ... 50
Gambar 4. 15 Rerata trafic tidak sibuk FTP ... 51
Gambar 4. 16 Rerata traffic sibuk FTP ... 52
Gambar 4. 17 konfigurasi routing rip ... 54
Gambar 4. 18 konfigurasi routing static. ... 54
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Header RIP ... 13
Tabel 2. 2 Standarisasi Delay[1] ... 14
Tabel 2. 3 Standarisasi Paket Loss [1] ... 15
Tabel 2. 4 Standarisasi Troughput[1]... 15
Tabel 3. 1 Parameter Simulasi ... 18
Tabel 3. 2 Konfigurasi IP address ... 23
Tabel 3. 3 Contoh Jalur routing statis ... 25
Tabel 3. 4 Traffic tidak sibuk pada ICMP ... 27
Tabel 3. 5 Traffic sibuk pada ICMP ... 27
Tabel 3. 6 Traffic tidak sibuk pada HTTP ... 30
Tabel 3. 7 Traffic sibuk pada HTTP ... 30
Tabel 4. 1 IP Jaringan router 1 ... 35
Tabel 4. 2 Jaringan Router 2 ... 36
Tabel 4. 3 Jaringan Router 3 ... 36
Tabel 4. 4 Jaringan Router 4 ... 37
Tabel 4. 5 IP Jaringan Router 5 ... 38
Tabel 4. 6 Perbandingan delay routing static dan dynamic. ... 39
Tabel 4. 7 Perbandingan packetloss routing static dan dynamic. ... 44
Tabel 4. 8 perbandingan throughput routing static dan dynamic... 49
Tabel 4. 9 Standar Throughput ... 52
Tabel 4. 10 Rerata throughput routing static dan dynamic ... 53
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi sangat berpengaruh di masyarakat. Aktivitas masyarakat tidak terlepas dari peran teknologi, mulai dari yang sederhana sampai canggih.
Pada saat ini teknologi di dukung dengan adanya internet untuk memberikan informasi yang cangkupannya lebih luas. Jaringan yang membentuk internet bekerja berdasarkan protokol standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengalamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (error handling), lalu lintas pesan, dan standar komunikasi lainnya. Protokol standar pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Protokol ini memiliki kemampuan untuk bekerja diatas segala jenis komputer, tanpa terpengaruh oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan. Sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan memiliki nama domain dan alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk numerik dengan format tertentu sebagai pengenal [5].
Terdapat beberapa jenis topologi, yaitu ring, mesh, bus, star, tree, peer to peer, linier, dan hybrid. Terdapat 3 jenis jaringan dengan cangkupannya masing – masing, yaitu LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitas Area Network), dan WAN (Wide Area Network).
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan kebutuhan internet semakin melonjak dengan kecepatan yang semakin tinggi. Peningkatan kerja suatu jaringan dapat dilihat dari QoS (Quality of Service). Jika hasil dari perhitungan QoS (Quality of Service) tidak sesuai dengan standar, maka kualitas jaringan dianggap kurang baik. Untuk mengetahui kinerja dari QoS (Quality of Service) perlu adanya parameter untuk menilai seperti, delay, packet loss, dan troughput [3]. Cisco mengeluarkan aplikasi yang bernama cisco packet tracer. Cisco packet racer adalah software simulator yang difungsikan sebagai media pembelajaran, pelatihan dan juga penelitian jaringan computer [4].
Febri Uswatun Hasanah dan Naemah Mubarakah, menganalisis kinerja routing dinamis dengan teknik RIP (Routing Informaton Protocol). RIP (Routing Information Protocol) adalah
1
routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu algoritma Bellman-Ford yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang. Jadi hop count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan pesan error destination is unreachable (tujuan tidak tercapai) [1]. pengujian dilakukan dengan mengambil data dengan perhitungan QoS (Quality of Service) parameter yang digunakan adalah delay, packet loss, dan troughput. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kerja yang dilakukan routing, maka akan mempengaruhi nilai throuhput yang dihasilkan. Jika nilai throughput yang dihasilkan semakin kecil, maka kinerja jaringan tersebut semakin buruk.
Imam Marzuki, membuat perancangan simulasi routing static dengan IPV4. Penelitian yang dilakukan dengan membuat desain atau diagram topologi jaringan menggunakan 3 router, yang setiap masing masing router terdapat 2 switch dan 2 pc di setiap stwitch. Dari perancangan yang dibuat dapat dikatakan berhasil karena setiap konfigurasi berhasil terhubung[2].
Dari hasil penelitian diatas, dirancanglah simulasi jaringan untuk menganalisis perbandingan kinerja routing dinamis dengan teknik RIP (Routing Information Protocol) dan routing static. Routing static adalah proses router menentukan paket tujuan ke jaringan yang dituju secara manual [2]. Perbandingan dilihat dari hasil perhitungan dengan parameter QoS (Quality of Service) dengan standart tabel QoS (Quality of Service) yang telah baku (standart THIPON / Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks). Perbandingan kinerja routing digunakan untuk mengetahui kelebihan dari kedua yang akan di bandingkan.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan data dari kinerja jaringan routing statis dan dinamis.
2. Mengetahui kinerja routing statis dan dinamis dengan skenario pengujian traffic sibuk dan traffic tidak sibuk dengan parameter delay, troughput, dan packet loss.
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Menjadi acuan, rujukan dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang kinerja jaringan menggunakan teknik routing statis dan dinamis.
1.3
Batasan MasalahUntuk menghindari terlalu kompleksnya permasalahan yang muncul, maka perlu adanya batasan – batasan masalah yang sesuai dengan topik permasalahan. Adapun batasan masalah adalah :
1. Menggunakan aplikasi simulator jaringan.
2. Menggunakan parameter nilai dari QoS (Quality of Service) seperti delay, packet loss, dan troughput.
3. Topologi yang digunakan adalah Ring.
4. Unjuk kerja yang dihasilkan adalah dari perbandingan routing statis dan dinamis dengan teknik RIP (Routing Information Protocol).
5. Perhitungan ip addres berdasarkan teknik ipv4.
6. Menggunakan teknik routing static dan dinamis dengan teknik RIP (Routing Information Protocol).
7. Paket yang dikirim berupa file data tipe FTP, dan ICMP 8. Menggunakan 11 jaringan
1.4
Metodologi PenelitianMetodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka.
Yaitu mencari dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik permasalahan yang dibahas dengan cara membaca buku – buku dan jurnal – jurnal atau artikel tentang kinerja routing statis dan dinamis dengan teknik RIP (Routing Information Protocol), dan prinsip kerja topologi ring.
Perancanga jaringan. Beberapa komponen yang harus di siapkan yaitu;
• Router . (terdapat 6 router yang saling terhubung membentuk lingkaran atau cincin).
• PC. (terdapat 8 PC di setiap router atau jaringan).
• server
• Swicth. (terdapat 1 swicth di setiap jaringan atau router)
• Aplikasi simulator jaringan
3. Pengisian alamat IP
Pengisian IP ( Internet Protocol) address di setiap PC (Personal Computer) dan jalur yang akan dilewati untuk pengiriman paket. Kemudian melakukan routing statis dan routing dinamis.
4. Proses Pengambilan Data
Proses pengambilan data dilakukan dengan pengecekan, dengan cara mengirimkan pesan dari PC (Personal Computer) di jaringan satu ke PC (Personal Computer) di jaringan lain. Setelah melakukan pengecekan, jika terkirim, pengambilan dari perhitungan nilai QoS (Quality of Service) seperti delay, troughput, dan packet loss.
5. Analisis dan Penyimpulan
Pada tahap ini, analisis dilakukan terhadapat delay, troughput, dan packet loss.
Analisis kualitas jaringan dilakukan dengan membuat tabel perbandingan dari nilai QoS (Quality of Service) hasil penghitungan dengan nilai standart QoS (Quality of Service) yang telah baku (standard TIPHON). Data primer hasil pengukuran setiap parameter akan dianalisis dan dihitung sehingga didapatkan nilai rata-rata untuk setiap parameter. Dengan begitu dapat diketahui kinerja jaringan mana yang lebih baik anatara routing dinamis dengan teknik rip dan routing statis.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah kumpulan dari satu atau lebih komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bisa saling terkirim karena melalui kabel-kabel maupun tidak menggunakan kabel, sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan[13].
2.1.1 Local Area Network (LAN)
Local Area Network adalah jaringan komputer mencangkup jaringan kecil.
Menghubungkan beberapa device, seperti personal komputer, workstation, printer, mainframe, dan data peripheral yang dapat mentransmisikan data dalam area yang terbatas. Umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung atau sebuah sekolah dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi[1].
2.1.2 Internet Protocol Address (Alamat IP)
Internet Protocol Address atau alamat IP, disebut dengan kode pengenal komputer pada jaringan. alamat IP dapat dikatakan sebagai identitas dari pemakai internet, sehingga antara satu alamat dengan alamat lainnya tidak boleh sama.
Sebelum terciptanya internet protocol, jaringan memiliki peralatan dan protocol tersendiri yang digunakan untuk saling berhubungan. Kemudian dibuatlah suatu protocol yang dapat dapat digunakan secara umum untuk menyatukan berbagai perbedaan dalam penggunaan perangkat yang terhubung didalam jaringan. Protocol tersebut adalah Internet Protocol version 4 (IPv4) yang digunakan banyak orang.
Alamat IP (IPv4) pada awalnya adalah sederet bilangan biner sepanjang 32 bit yang dipakai untuk mengidentifikasikan host pada jaringan. Alamat IP diberikan secara unik pada masing-masing komputer/host yang terhubung ke in nternet.
5
Prinsip kerja Internet Protocol Versi 4 (IPV4) sendiri adalah membawa pesan alamat IP dari komputer pengirim kepada alamat IP pada komputer yang akan dituju, kemudian dikirim ke jaringan. Pesan ini kemudian dikirim dari router ke router dengan alamat IP tersebut menuju ke komputer yang dituju[11].
2.2 Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan komputer adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Untuk itu perlu dicermati kelebihan/keuntungan dan kekurangan/kerugian dari masing-masing topologi berdasarkan kateristiknya[7].
2.2.1 Toplogi Bus
Pertama kali digunakan untuk menghubungkan komputer. dalam topologi ini masing- masing komputer aka terhububng ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal, dan pada akhir dari kable harus di akhiri dengan satu terminator. Topologi yang memiliki node inti/tengah yang disambungkan ke node lainnya[7].
Gambar 2. 1 Topologi Bus.
(Sumber : dictio.id)
2.2.2 Topologi Mesh
Topologi gabungan dari topologi Ring dan Star. Topologi ini adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan[7].
Gambar 2. 2 Topologi Mesh.
(Sumber: dictio.id)
2.2.3 Topologi Tree
Jaringan komputer Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungan dengan topologi bus, jadi setiap topologi star akan terhubung ke topologi star lainnya menggunakan topologi bus, biasanya dalam topologi ini terdapat beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingkat yang lebih rendah[7].
Gambar 2. 3 Topologi Tree.
(Sumber : dictio.id)
2.2.4 Topologi Star
Topologi STAR sama seperti lambang bintang yang biasa kita buat. topologi ini memiliki node inti/tengah yang disambungkan ke node lainnya[7].
Gambar 2. 4 Topologi Star.
(Sumber : dictio.id)
2.2.5 Topologi Ring
Jaringan yang memiliki performa tinggi, jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang time-sensitive seperti video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan saat komputer yang terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak.
Gambar 2. 5 Topologi Ring.
(Sumber : dictio.id) Karakteristik topologi Ring[7] :
• Node-node dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran.
• Sangat sederhana dalam layout seperti jenis topologi bus.
• Paket-paket data dapat mengalir dalam satu arah (kekiri atau kekanan) sehingga collision dapat dihindarkan.
• Problem yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu: jika salah satu node rusak maka seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
• Tipe kabel yang digunakan biasanya kabel UTP atau Patch Cable (IBM tipe 6).
Kelebihan dan kekurangan topologi Ring [7] : Kelebihan :
• Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan.
• Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan dari server.
• Dapat melayani aliran lalu lintas data yang padat, karena data dapat bergerak kekiri atau kekanan.
• Waktu untuk mengakses data lebih optimal.
Kekurangan :
• Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
• Mennambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan.
• Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang.
2.3 Router
Router merupakan sebuah perangkat keras yang digunakan untuk menyebarkan atau pun membagikan signal. Sebuah perangkat router yang bertugas untuk bisa menangkap, menguatkan,
dan membagikan signal.
Fungsi router[8] :
• Menghubungkan beberapa jaringan sehingga user dapat mengirimkan paket data dari suatu jaringan ke jaringan lainnya
• Mentransmisikan berbagai informasi atau data dari suatu jaringan menuju jaringan yang lain.
• Menghubungkan suatu jaringan lokal dengan koneksi DSL (Digital subscriber line) atau yang lebih dikenal dengan DSL router.
Jenis – jenis router[8] :
• Router aplikasi
Suatu aplikasi yang dapat diinstal oleh user pada system operasi computer, sehingga system operasi komputer dapat bekerja dengan layaknya router.
• Router Hardware
Yang mempunyai kemampuan seperti router, sehingga dapat membagi alamat IP, membagi jaringan di suatu wilayah.
Routing yang mempunyai kemampuan mengirimkan data atau pun informasi sesuai dengan rute perjalanan menuju host, maupun dari sesama jaringan atau berbeda jaringan. Apabila suatu informasi ditujukan kepada host jaringan lain, router akan menjalankan ke jaringan tersebut. Tetapi pada data atau informasi yang ditujukan untuk host dalam satu jaringan, router akan menghalang data atau informasi tersebut keluar dari jaringan.
2.4
Routing ProtocolRouting Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Routing protocol mengizinkan router-router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi antar router[1]. Berdasarkan dimana routing protocol digunakan, maka routing protocol dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Interior Gateway Protocol (IGP) yang digunakan oleh router untuk berhubungan dengan router lain di dalam sebuah Autonomous System dan Exterior Gateway Protocol (EGP) yang digunakan untuk menghubungkan Autonomous Sytem yang satu dengan Autonomous System yang lain. Secara umum ada dua jenis algoritma yang digunakan oleh protokol routing, yaitu : Distance vector dan Link state.
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link- link lain dalam suatu internetwork. Informasi routing hanya diperoleh dari router terdekat [1].
Protokol routing distance vector biasanya menggunakan sebuah algoritma routing dimana setiap router secara periodik mengirimkan update routing kepada semua router terdekat dengan cara mem-broadcast seluruh isi tabel routing. Sementara Link state adalah jenis routing protocol yang melakukan pemilihan jalur berdasarkan kondisi link.
Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP) atau biasa disebut TCP/IP merupakan salah satu dari beberapa routing protocol, TCP/IP merupakan standar dari komunikasi data yang dipakai oleh komunitas internet. Standar ini mengatur dalam proses tukar- menukar data atau informasi dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet[12].
TCP/IP terdiri dari dua komponen utama, yaitu TCP dan IP. Kedua komponen tersebut berhubungan dengan aspek-aspek yang berbeda di jaringan komputer. Internet protokol (IP) merupakan koneksi yang connectionalsess yang bertujuan me-routing paket jaringan
menggunakan datagram IP sebagai unit pokok dari informasi jaringan.Dalam susunan layer, pertukaran informasi atau data terdapat di application layer. TCP/IP juga digunakan untuk mengirim sebuah paket Internet Control Message Protocol (ICMP) kepada alamat yang akan diuji konektivitasnya[13].
2.4.1 Routing Statis
Statis routing merupakan sebuah router yang dapat dikonfigurasikan secara manual oleh seorang administrator jaringan computer. Router statis memiliki keunggulan dan cara kerja sebagai berikut.
Keunggulan routing statis [2] :
• Tidak ada Overhead (Waktu Pemrosesan)
• Tidak ada Bandwidth yang digunakan antara Router
• Static Routing memiliki keamanan yang baik, karena Administrator dapat memilih izin akses Routing ke Network yang dipilih.
Cara kerja routing statis [2] :
• administrator menentukan setiap jaringan pada setiap router
• kemudian admin menentukan setiap paket tujuan yang selajutnya akan disimpan di tabel routing.
• Setelah tabel routing tersimpan, maka setiap paket data akan diteruskan berdasarkan informasi dari tabel routing.
2.4.2 Routing Dinamis
Routing dinamis mempelajari sendiri arah dari rute untuk meneruskan paket dari satu network menuju network lainnya. Administrator tidak bisa menentukan rute mana yang harus dilewati, melainkan semuanya sudah secara otomatis berjalan[1].
2.4.3 Routing Information Protocol (RIP)
RIP adalah salah satu routing protokol distance vector, yang menggunakan algoritma Bellman-Ford untuk menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metrik. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang. Jadi hop count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan pesan error
atau tujuan tidak tercapai. Setiap router RIP mentransmisikan/menyebarkan pembaruan penuh setiap 30 detik atau lebih cepat jika terdapat triggered updates.[1] .
Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil, bahwa lalu lintas tidak signifikan, karena ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik. RIP tidak memiliki informasi tentang sybnet setiap route. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router tersebut, maka dari itu RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). RIP mengimplementasikan split horizon, rute hold down timer keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan[14].
1. Split Horizon
Fitur Route poisoning tidak seluruhnya dapat mengatasi kondisi looping. Pada kasus di atas, ketika suatu router memberitahukan suatu rute yang gagal dengan metrik yang sangat besar, router neighbor kemungkinan tidak langsung mendapat pemberitahuan ini. Jika router neighbor memberitahu rute yang tidak valid tersebut ke router pertama bahwa rute tersebut dapat dicapai dari dirinya dengan metrik yang jauh lebih baik, maka kondisi di atas dapat terjadi lagi. Split horison mengatasi masalah ini dengan memberikan aturan bahwa suatu router yang mendapat pemberitahuan update informasi melalui interface x, tidak akan mengirimkan pemberitahuan yang sama ke interface x pula.
2. Hold-Down Timer
Kondisi looping masih tetap terjadi pada jaringan redundant (jaringan dengan lebih dari satu jalur) walaupun fitur split horizon telah diaktifkan. Hal ini dimungkinkan karena suatu router dalam jaringan dapat memperoleh informasi mengenai rute yang sama melalui lebih dari satu jalur dan router. Oleh karenanya ketika suatu rute diinformasikan tidak valid oleh router bersangkutan, maka router neighbor pada saat yang sama juga mungkin mendapat informasi dari router lain dengan metrik yang masih dapat dijangkau. Informasi rute valid ini, kemudian disampaikan ke router pertama, sehingga kondisi looping akan terjadi. Hold-Down Timer mengatasi masalah ini dengan memberikan aturan bahwa ketika suatu router yang mendapat pemberitahuan suatu rute tidak valid, router tersebut akan mengabaikan informasi rute-rute alternatif ke subnet bersangkutan pada suatu waktu tertentu (hold-down timer).
Keunggulan RIP (Routing Information Protocol)[1] :
• Menggunakan metode Triggered Update.
• RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
• Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
• RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Tabel 2. 1 Header RIP
Command Version Unused
Next hop RTE
Route Entry
Route Entry
Route Entry
Route Entry
Cara kerja routing protocol RIP [15] :
• Setelah RIP di-enable router akan mengirim permintaan ke router tetangga, dan menerima permintaan atau respon balik dari router tetangga.
• Router akan menerima informasi yang dikirim dan melakukan update terhadap routing table.
• Setiap router dengan routing protocol RIP melakukan hal yang sama agar tetap memiliki informasi routing yang terbaru.
2.5 Analisa QoS (Quality of Services)
Quality of service adalah kemampuan sebuah jaringan dalam menyediakan layanan yang lebih baik bagi trafik yang melewatinya [3]. Untuk mengetahui kinerja / QOS dari suatu jaringan perlu adanya parameter untuk menilainya seperti delay, paket loss, troughput. Kategori penilaian tersebut diambil dari standar Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON). Standar TIPHON merupakan standar yang dibuat oleh oleh European Telecommunications Standards Institute (ETSI) dan digunakan sebagai standarisasi acuan dalam mengukur kinerja suatu jaringan.
2.5.1 Delay
Delay merupakan waktu tunggu atau penundaan waktu yang disebabkan oleh transmisi dari suatu node ke node yang lainnya[3]. Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan IP dari informasi user. Delay hanya terjadi sekali saja, yaitu di source informasi. Menurut versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network) paket delay dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 2. 2 Standarisasi Delay[1]
Kategori Besaran Delay Sangat Bagus < 150 ms
Bagus 150 s/d 300 ms
Sedang 300d 450 ms
Buruk > 450 ms
(Sumber : TIPHON)
Persamaan perhitungan delay:
(1)
2.5.2 Packet loss
Packet loss adalah kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya[3]. Di dalam implementasi jaringan IP, nilai paket loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Menurut standart TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network)
terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss seperti tabel berikut :
Tabel 2. 3 Standarisasi Paket Loss [1]
Kategori Packet Loss
Sangat Bagus 0%
Bagus 3%
Sedang 15%
Buruk 25%
(Sumber : TIPHON) Persamaan perhitungan packet loss:
(2)
2.5.3 Troughput
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destinasi selama interval waktu[3]. Throughput merupakan kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data yang diukur dalam bps. Pada tabel 2.4 adalah tabel standarisasi throughput dengan sedikit besaran data, dan tabel 2.5 adalah stadarisasi throughput dengan banyak besaran data.
Tabel 2. 4 Standarisasi Troughput[1].
Kategori Troughput (%)
Sangat Bagus 100
Bagus 75
Sedang 50
Buruk 25
( Sumber : TIPHON )
Persamaan perhitungan troughput:
(3)
2.5.4 Fungsi QoS (Quality of Service)
Fungsi-fungsi QoS sebagai berikut[10] :
1. Pengkelasan paket untuk menyediakan pelayanan yang berbeda-beda untuk kelas paket yang berbeda-beda.
2. Penanganan kongesti untuk memenuhi dan menangani kebutuhan layanan yang berbeda- beda.
3. Pengendalian lalu lintas paket untuk membatasi dan mengendalikan pengiriman paket- paket data.
4. Pensinyalan untuk mengendalikan fungsi perangkat yang mendukung komunikasi di dalam jaringan IP.
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1 Proses Simulasi
Pada gambar 3.1 proses simulasi jaringan yang digunakan dalam topologi ring dengan routing protocol statis dan dinamis.
Gambar 3. 1 Proses Simulasi
Pada diagram blok perancangan sistem diatas, data yang akan dikirim berupa data random dengan besaran data 500byte, 1000byte, dan 1875byte. Kemudian dilakukan konfigurasi routing untuk mengirimkan pesan atau packet, konfigurasi routing dilakukan dengan routing statis dan routing dinamis. Selanjutnya adalah, data yang diterima. Data yang diterima dari parameter pengujian yaitu delay, troughput, dan packet loss.
17
Tabel 3. 1 Parameter Simulasi
Parameters Value
Routing Protocol Statis dan RIP
Tipe Jaringan Campus
Ip Address Ipv 4
Jenis Router 2811
Jumlah Router 5
Jenis PC PC-PT
Jumlah PC 40
Jumlah Server 1
jumlah switch 6
jenis switch 2950-24
jumlah kabel 52
jenis kabel straight trough dan serial DTE
Pada simulasi jaringan sudah ditentukan parameter-parameter jaringan. Parameter- parameter jaringan akan digunakan secara terus menerus pada setiap pengujian yang dilakukan terdapat pada tabel 3.1.
3.2
Implementasi topologiJaringan yang akan buat pada perancangan ini adalah jaringan LAN yang menggunakan topologi ring sebagai koneksi pada setiap perangkat, masing – masing komputer terhubung dengan komputer selanjutnya, pesan berjalan satu arah sepanjang cincin dan pengirimannya bergantian, masing-masing komputer melakukan transmisi disetiap pesan dari komputer sebelumnya dan meneruskan ke komputer berikutnya. Pada gambar 3.2 adalah implementasi topologi ring dengan routing statis dan dinamis, berikut adalah tahapan pembuatan model jaringan :
1.
Gambar 3. 2 Toolsbar Router
Gambar toolsbar router diatas adalah untuk memilih router mana yang akan dipilih, pada model jaringan ini menggunakan 5 buah router 2811. Kemudian disambungkan dengan kabel serial-DTE yang ada pada gambar 3.7.
2.
Gambar 3. 3 Toolsbar Switch
Pilih menu switch yang disediakan toolsbar diatas, yang akan digunakan dalam model jaringan ini adalah 6 buah switch 2950-24, yang akan disambungkan ke PC, sever, dan router menggunakan kabel straight yang ada pada gambar 3.6.
3.
Gambar 3. 4 Toolsbar PC
Pada toolsbar diatas untuk memilih perangkat yang akan disambungkan. Dapat dilihat perangkat yang digunakan adalah PC (personal computer)-PT, yang akan disambungkan dengan kabel straight agar bisa terhubung dengan switch.
4.
Gambar 3. 5 Toolsbar Server
Pada gambar toolsbar diatas terdapat beberapa perangkat, yang akan digunakan dalam model jaringan adalah server. Server akan disambungkan dengan switch menggunakan kabel straight.
5.
Gambar 3. 6 Toolsbar Kabel Straight
Pada toolsbar diatas terdapat tanda petir yang berisikan kabel untuk saling menyambungkan antar perangkat satu dengan yang lain. Untuk menghubungkan perangkat antar pc ke switch atau server ke switch menggunakan kabel copper staright- trough.
6.
Gambar 3. 7 Toolsbar Kabel Serial-DTE
Pada toolsbar diatas terdapat tanda petir yang beisikan kabel penghulung antar perangkat, pada kabel serial DTE digunakan untuk menghubungkan perangkat router dengan router atau server dengan router.
Gambar 3. 8 Perancangan Jaringan Catatan :
: Router : Switch
: PC (Personal Computer)
: Server
: Kabel Serial DTE : Kabel Straight
3.3 Konfigurasi IP Address
Sebuah jaringan memiliki nomor unik yang disebut IP Address, karena nomor IP address tidak bisa sama satu dengan yang lainnya. Pada tabel 3.1 adalah konfigurasi IP address router agar dapat mengirimkan packet atau agar dapat berjalannya sebuah jaringan.
Gambar 3. 9 Penomoran Router
Pada gambar 3.3 adalah perancangan jaringan yang akan di simulasikan dalam aplikasi simulator jaringan. Dari gambar diatas dapat dilihat letak router atau berapa jaringan yang digunakan, untuk memasukkan IP atau mengkonfigurasi jaringan dapat dilihat dari letak router ke -1 sampai router ke-5 dan dihubungkan dengan tabel 3.1 yang berisi nomor IP yang akan digunakan dalam perancangan jaringan ini.
Tabel 3. 2 Konfigurasi IP address
Perangkat Network NetMask
Router 1 192.168.1.0 255.255.255.240
192.168.2.0 255.255.255.240 220.180.20.0 255.255.255.240 220.180.20.128 255.255.255.240
Router 2 192.168.3.0 255.255.255.240
220.180.20.0 255.255.255.240 220.180.20.32 255.255.255.240
Router 3 192.168.4.0 255.255.255.240
220.180.20.64 255.255.255.240 220.180.20.32 255.255.255.240
Router 4 192.168.5.0 255.255.255.240
220.180.20.96 255.255.255.240 220.180.20.64 255.255.255.240
Router 5 192.168.6.0 255.255.255.240
220.180.20.96 255.255.255.240 220.180.20.18 255.255.255.240
Ip yang digunakan adalah ip private dengan nomor ip 192.168.1.0 dan ip public dengan nomor ip 220.180.20.0. Menggunakkan kelas ip yang sering digunakan untuk ip private da ip public adalah kelas C. Dalam perancangan jaringan ini digunakan ip private untuk perangkat switch, pc, dan server karena ip private tidak dapat dipakai berulang kali, hanya dapat diakses dari jaringan lokal dan tidak bisa diakses melalui internet tanpa bantuan router. Untuk ip public digunakan dalam router karena ip public dapat digunakan berulang kali, ip ini dapat diakses langsung melalui intenet.
3.4 Skenario Pengujian
Terdapat dua skenario pengujian yaitu, skenario routing dan skenario pengiriman packet data. Skenario routing yang digunakan ada dua yaitu routing dinamis dan routing statis, dalam kedua skenario memiliki dua keadaan pada waktu pengiriman yaitu, ketika traffic sibuk dan traffic tidak sibuk. Pada skenario pengiriman packet data menjelaskan packet apa saja yang akan dikirim dengan perangkat yang sudah ditentukan.
3.4.1
Skenario RoutingSkenario routing statis dalam perancangan jaringan ini memilih jalur mana yang akan dilewati untuk mengirimkan pesan dari sumber ke tujuan. Pesan yang akan dikirim dapat melewati jalur kanan atau jalur kini karena menggunakan topologi ring, dilihat dari jalur yang terdekat dengan tujuan. Karena pada perancangan jaringan ini menggunakan topologi jaringan ring, jadi pengiriman pesan dapat dikirim melalui jalur-jalur tetangga.
Gambar 3. 10 routing statis Catatan:
: node
Pada routing statis, administrator menentukan jalur mana yang akan dilewati. Gambar 3.9 adalah jaringan pada routing statis, terdapat lingkaran merah atau biasa disebut node yang menandakan pintu masuk jaringan.
Tabel 3. 3 Contoh Jalur routing statis Jaringan Asal Jaringan Tujuan Jalur yang dilewati 192.168.1.0 192.168.5.0 220.180.20.130
220.180.20.98
Tabel diatas adalah via atau jalur mana yang dilewati routing statis saat mengirimkan pesan. Ip yang berada di jalur yang dilewati berada pada gambar titik merah atau node. Seperti pada contoh tabel, dari jaringan dengan asal dengan ip 192.168.1.0 yang akan mengirimkan pesan ke jaringan dengan ip 192.168.5.0 melewati jalur dengan ip 220.180.20.130 dan 220.180.20.98. karena dengan routing statis dapat memilih jalur terdekat untuk mengirim packet tujuan, jaringan asal berada pada router 1 dan jaringan tujuan berada pada router 4, maka lebih dekat jila melewati jaringan yang berada di router 5.
Skenario routing dinamis dengan teknik RIP dalam jaringan ini tidak bisa melakukan pemilihan jalur oleh administrator, karena pada routing dinamis, pemilihan jalur dilakukan dengan otomatis. Pada routing ini akan mempelajari sendiri jalur mana yang akan dilewati untuk dapat menyampaikan pesan dengan cepat ke tujuan.
Pada kedua skenario routing diatas, dilakukan pengiriman pesan dengan dua keadaan yaitu, ketika Traffic tidak sibuk dan traffic sibuk. Pada saat traffic tidak sibuk dilakukan pengiriman data secara manual yaitu, antar pc ke pc dan pc ke server. Pada saat Traffic sibuk dilakukan pengiriman data secara bersamaan seperti tabel 3.3 dan tabel 3.5 dengan cara melakukan pengiriman paket secara bersamaan, pada bagian yang diberi warna adalah perangkat yang akan diamati untuk dilakukan analisis. Dalam simulator jaringan terdapat beberapa paket yang akan dikirim. Packet yang akan dikirim adalah paket Internet Control Messaging Protocol (ICMP) dari protocol TCP/IP dan packet HTTP, simulasi pengiriman packet dapat dilakukan pada traffic generator yang sudah disediakan di dalam simulator jaringan. Untuk packet data yang akan dikirim harus dapat menguji kinerja jaringan dengan
menggunakan 3 besaran paket data yaitu, 500byte (minimum), 1000byte (sedang), dan 1875byte (maksimal).
3.4.2
Skenario Pengiriman PacketPada tahap ini dilakukan pengujian konektivitas jaringan. Pemeriksaan konektivitas dapat dilihat pada gambar 3.11 untuk mengirimkan paket Internet Control Messaging Protocol (ICMP) ke ip yang dituju. Pada gambar 3.13 adalah traffic generator yang digunakan untuk melakukan pengiriman paket Hyper Text Transfer Protocol (HTTP).
Gambar 3. 11 Konektifitas Jaringan ICMP
Pada Gambar 3.4 adalah konektifitas jaringan yang akan dilakukan pengujiannya pada simulator jaringan. Untuk melakukan pengujian konektifitas dilakukan pengiriman paket Internet Control Messaging Protocol dari pc sumber ke pc tujuan. Untuk melakukan pengecekan
konektifitas, dibutuhkan tabel ip seperti pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 digunakan untuk mengidentifikasi perangkat lain.
Tabel 3. 4 Traffic tidak sibuk pada ICMP Source IP Destination IP
PC1 PC9
PC 18 PC 28
PC 38 PC 1
PC 7 PC 9
PC 17 PC 39
PC 33 PC 2
PC 16 PC 20
PC 22 PC 25
PC 35 PC 6
PC 29 PC 34
Tabel 3. 5 Traffic sibuk pada ICMP Source IP Destination IP
PC 2 PC 10
PC 20 PC 31
PC 36 PC 5
PC 15 PC24
PC 37 PC 8
PC 13 PC 21
PC 24 PC 30
PC 40 PC 3
PC 31 PC38
PC 16 PC 27
Pada gambar 3.11 adalah tempat untuk mengisikan ip tujuan dan sumber yang kemudian jika di jalankan memberikan hasil terhubung atau tidak suatu jaringan.
Gambar 3. 12 Traffic Generator PING.
Pada gambar traffic generator menunjukan tahap-tahap pengisian data untuk bisa dikirim ke alamat tujuan. Pada PDU setting terdapat beberapa hal yang harus diisi, untuk mengirimkan suatu packet dapat dipilih di dalam Select Application, kemudian dibawahnya mengisikan alamat ip yang akan dituju beserta ip dari pengirim, pengisian time to live untuk berapa jumlah hop yang bisa dilewati, dan mengisikan Time Off Service digunakan untuk memnentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP. Pada sequence number digunakan untuk mengindikasi nomor urut oktet pertama dari data. Lalu mengisikan size packet yang akan dikirim. Destination ip address diisi untuk alamat ip tujuan, sedangkan source ip address diisi untuk ip pengirirm atau sumber. Di dalam simulation settings digunakan untuk melakukan waktu kapan packet akan dikirim. Pada langkah ini dapat digunakan dalam mencari delay pada pengiriman packet atau konektifitas.
Gambar 3. 13 Konektifitas Jaringan HTTP
Pada Gambar 3.13 adalah konektifitas jaringan pada HTTP yang akan dilakukan pengujiannya pada simulator jaringan. Untuk melakukan pengujian konektifitas dilakukan pengiriman paket Hypertext Tranfer Protocol (HTTP) dari server ke pc tujuan. Untuk melukan pengecekan konektifitas HTTP, dibutuhkan tabel ip seperti pada tabel 3.4 dan tabel 3.5. ip digunakan untuk mengidentifikasi perangkat lain.
Tabel 3. 6 Traffic tidak sibuk pada HTTP Source IP Destination IP
192.168.2.2 192.168.1.2 192.168.2.2 192.168.3.3 192.168.2.2 192.168.4.4 192.168.2.2 192.168.5.5 192.168.2.2 192.168.6.6 192.168.2.2 192.168.1.3 192.168.2.2 192.168.3.5 192.168.2.2 192.168.4.8 192.168.2.2 192.168.5.6 192.168.2.2 192.168.6.7
Tabel 3. 7 Traffic sibuk pada HTTP Destination IP Source IP
SERVER PC 4
SERVER PC 11
SERVER PC 20
SERVER PC 34
SERVER PC 39
SERVER PC 8
SERVER PC 14
SERVER PC 27
SERVER PC 31
SERVER PC 40
Pengiriman packet HTTP dilakukan setelah konektivitas antar jaringan berhasil dilakukan. Untuk melakukan pengiriman data dan memeriksa konektivitas antar jaringan dapat diliat dari gambar 3.14
Gambar 3. 14 Traffic Generator HTTP
Pada gambar Application HTTP menunjukan tahap-tahap pengisian data untuk bisa dikirim ke alamat tujuan. Pada PDU setting terdapat beberapa hal yang harus diisi, untuk mengirimkan suatu packet dapat dipilih di dalam Select Application, kemudian dibawahnya mengisikan alamat ip yang akan dituju beserta ip dari pengirim, pengisian time to live untuk berapa jumlah hop yang bisa dilewati, dan mengisikan Time Off Service digunakan untuk memnentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP. Lalu mengisikan size packet yang akan dikirim, dan mengisikan starting source port yang merupakan port sumber untuk mengirimkan packet dan destination port untuk menerima packet. Di dalam simulation settings digunakan untuk melakukan waktu kapan packet akan dikirim berulang. Langkah – langkah diatas dapat digunakan untuk mencari Throughput pada packet HTTP.
Gambar 3. 15 Simulation Panel
Jika sudah melakukan pengiriman, maka akan mendapatkan data untuk dianalis. Data yang akan dianalisis muncul di dalam simulation panel, seperti contoh pada gambar 3.14 . Data yang sudah diambil kemudian dibandingkan dengan pengujian parameter berdasarkan standart TIPHON. Perhitungan packet loss juga dapat dilakukan dengan cara membuka command prompt lalu mengecek konektivitas antar jaringan, dari command promt tersebut, bisa dilihat berapa packet loss nya. Setelah kedua perancangan jaringan melakukan analisis data, dapat menarik kesimplan untuk mengetahui routing mana yang terbaik dalam memilih jalur pengiriman packet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB ini terdapat beberapa bagian yaitu, perancangan, dan pembahasan,
perubahan perancangan dan pembahasan terjadi menggantikan hasil perancangan pada BAB III. Perubahan terjadi pada hasil akhir pada salah satu parameter yang tidak mengeluarkan hasil.
4.1
Perubahan PerancanganPerubahan perancangan terdapat pada parameter traffic sibuk dan batasan masalah, pada penelitian ini hasil pengujian packet HTTP tidak terlihat hasil nilai troughput, karena tidak terlihat hasil nilai troughput, pengujian packet FTP menggantikan pengujian packet HTTP dan nilai yang terlihat adalah nilai delay. Perubahan parameter FTP (File Transfer protocol) digunakan untuk mengunduh dan mengunggah file ke server atau pc. FTP mempunyai besaran data sendiri yang sudah ditentukan, dan pada file yang akan di transfer sudah di tentukan sesuai besaran data. Pada parameter yang sebelumnya adalah HTTP (Hyper Tranfer Transfer Protocol) yang digunakan untuk mentransfer file. Jadi FTP dikelompokan dalam sistem dua arah, sedangkan HTTP disebut sebagai sistem satu arah.
Perubahan traffic sibuk terjadi pada routing static dan dynamic, karena setelah melakukan simulasi jaringan, hasil yang diperoleh lebih kecil daripada nilai pada traffic tidak sibuk. Pada teori sudah disebutkan bahwa, nilai traffic sibuk lebih besar dari nilai traffic tidak sibuk, karena pada saat sibuk, jalur yang digunakan mengalami kepadataan. Dilakukan percobaan untuk mengambil nilai traffic sibuk pada pc 36 sebanyak 10 kali pengambilan, hasilnya tetap lebih kecil dibanding nilai traffic tidak sibuk. Karena itu, diganti dengan pc 16 yang jarak ke tujuan lebih jauh dibanding pc 36 ke tujuan.
Perubahan untuk traffic sibuk yang digunakan dalam pengiriman FTP. Tabel pengiriman yang digunakan dalam pengiriman FTP sama dengan tabel yang digunakan untuk pengiriman HTTP yang ada pada bab 3. Namun, pc yang diamati untuk pengiriman traffic sibuk berbeda, pada FTP, pc yang diamati adalah pc 20.
33
4.2
Hasil ImplementasiSebelum melakukan pengujian sebuah jaringan, dilakukan implementasi jaringan dalam simulator jaringan terebih dahulu. Dalam implementasi jaringan menggunakan topologi ring dan beberapa komponen lainnya seperti, PC, Router, Switch, server, kabel straight dan kabel serial.
Dalam implementasi jaringan terdapat IP yang berguna untuk menyambungkan antar jaringan satu dengan yang lain. Gambar 4.1 menggunakan 5 router yang berati terdapat 5 buah jaringan dalam setiap router dan terdapat IP jaringan penghubung yang ada pada kabel serial.
Gambar 4. 1 Implementasi Jaringan
Tabel 4.1 adalah tabel IP jaringan yang terhubung pada router 1. Dalam router 1 yang mempunyai beberapa port, yang pertama adalah pada port Fastethernet 0/0 dengan nomor IP 192.168.1.1 yang terhubung sebagai server. Pada port Fastethernet 0/1 dengan ip 192.168.2.1 yang terhubung dengan 8 PC dan pada setiap PC menggunakan port Fastethetnet 0/0. Router 1 terhubung juga dengan port serial 1/0 dengan nomor ip 220.180.20.1 untuk menghubungkan router 2 dan dengan kabel serial sebagai penghubung , pada port serial 1/5
dengan nomor ip 220.180.20.129 juga untuk menghubungkan router 5 dan dengan kabel serial sebagai penghubung.
Tabel 4. 1 IP Jaringan router 1 Jaringan 2
Perangkat Port Nomor IP SubnetMask Getway
Fastethernet 0/0 192.168.1.1 255.255.255.224 . Router 1 Serial 1/0 220.180.20.1 255.255.255.224 . Serial 1/5 220.180.20.129 255.255.255.224 . Fastethernet 0/1 192.168.2.1 255.255.255.224 . PC 1 Fastethernet 0/0 192.168.1.2 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 2 Fastethernet 0/0 192.168.1.3 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 3 Fastethernet 0/0 192.168.1.4 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 4 Fastethernet 0/0 192.168.1.5 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 5 Fastethernet 0/0 192.168.1.6 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 6 Fastethernet 0/0 192.168.1.7 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 7 Fastethernet 0/0 192.168.1.8 255.255.255.224 192.168.1.1 PC 8 Fastethernet 0/0 192.168.1.9 255.255.255.224 192.168.1.1 Server Fastethernet 0/0 192.168.2.2 255.255.255.224 192.168.2.1 Tabel 4.2 adalah tabel IP jaringan yang terhubung pada router 2. Dalam router 2 terhubung dengan 3 port, yang pertama adalah pada port Fastethernet 0/0 yang terhubung dengan 8 PC, dan pada setiap PC menggunakan port Fastethetnet 0/0. Router 2 terhubung juga dengan port serial 1/0 dengan nomor ip 220.180.20.2 untuk menghubungkan router 2 dan dengan kabel serial sebagai penghubung , pada port serial 1/2 dengan nomor ip 220.180.20.33 juga untuk menghubungkan router 3 dan dengan kabel serial sebagai penghubung. Getway pada setiap digunakan untuk terhubung dengan router pada jaringan sendiri.
Tabel 4. 2 Jaringan Router 2 Jaringan 4
Perangkat Port Nomor IP SubnetMask Getway
Fastethernet 0/0 192.168.3.1 255.255.255.224 .
Router 2 Serial 1/0 220.180.20.2 255.255.255.224 .
Serial 1/2 220.180.20.33 255.255.255.224 . PC 9 Fastethernet 0/0 192.168.3.2 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 10 Fastethernet 0/0 192.168.3.3 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 11 Fastethernet 0/0 192.168.3.4 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 12 Fastethernet 0/0 192.168.3.5 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 13 Fastethernet 0/0 192.168.3.6 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 14 Fastethernet 0/0 192.168.3.7 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 15 Fastethernet 0/0 192.168.3.8 255.255.255.224 192.168.3.1 PC 16 Fastethernet 0/0 192.168.3.9 255.255.255.224 192.168.3.1
Tabel 4.3 adalah tabel IP jaringan yang terhubung pada router 3. Dalam router 3 terhubung dengan 3 port, yang pertama adalah pada port Fastethernet 0/0 dengan nomor IP 192.168.4.1 yang terhubung dengan 8 PC, dan pada setiap PC menggunakan port Fastethetnet 0/0. Router 3 terhubung juga dengan port serial 1/2 dengan nomor ip 220.180.20.34 untuk menghubungkan router 2 dan dengan kabel serial sebagai penghubung , pada port serial 1/3 dengan nomor ip 220.180.20.65 juga digunakan untuk menghubungkan router 4.
Tabel 4. 3 Jaringan Router 3 Jaringan 6
Perangkat Port Nomor IP SubnetMask Getway
Fastethernet 0/0 192.168.4.1 255.255.255.224 . Router 3 Serial 1/2 220.180.20.34 255.255.255.224 . Serial 1/3 220.180.20.65 255.255.255.224 . PC 17 Fastethernet 0/0 182.168.4.2 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 18 Fastethernet 0/0 182.168.4.3 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 19 Fastethernet 0/0 182.168.4.4 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 20 Fastethernet 0/0 182.168.4.5 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 21 Fastethernet 0/0 182.168.4.6 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 22 Fastethernet 0/0 182.168.4.7 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 23 Fastethernet 0/0 182.168.4.8 255.255.255.224 192.168.4.1 PC 24 Fastethernet 0/0 182.168.4.9 255.255.255.224 192.168.4.1
Tabel 4.4 adalah tabel IP jaringan yang terhubung pada router 4. Dalam router 4 terhubung dengan 3 port, yang pertama adalah pada port Fastethernet 0/0 dengan nomor IP 192.168.5.1 yang terhubung dengan 8 PC, dan pada setiap PC menggunakan port Fastethetnet 0/0. Router 4 terhubung juga dengan port serial 1/3 dengan nomor ip 220.180.20.66 untuk menghubungkan router 3 dan dengan kabel serial sebagai penghubung , pada port serial 1/4 dengan nomor ip 220.180.20.97 juga digunakan untuk menghubungkan router 5.
Tabel 4. 4 Jaringan Router 4 Jaringan 8
Perangkat Port Nomor IP SubnetMask Getway
Fastethernet 0/0 192.168.5.1 255.255.255.224 . Router 4 Serial 1/3 220.180.20.66 255.255.255.224 . Serial 1/4 220.180.20.97 255.255.255.224 . PC 25 Fastethernet 0/0 192.168.5.2 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 26 Fastethernet 0/0 192.168.5.3 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 27 Fastethernet 0/0 192.168.5.4 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 28 Fastethernet 0/0 192.168.5.5 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 29 Fastethernet 0/0 192.168.5.6 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 30 Fastethernet 0/0 192.168.5.7 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 31 Fastethernet 0/0 192.168.5.8 255.255.255.224 192.168.5.1 PC 32 Fastethernet 0/0 192.168.5.9 255.255.255.224 192.168.5.1 Tabel 4.5 adalah tabel IP jaringan yang terhubung pada router 5. Dalam router 5 terhubung dengan 3 port, yang pertama adalah pada port Fastethernet 0/0 dengan nomor IP 192.168.6.1 yang terhubung dengan 8 PC dengan switch dan kabel straight sebagai penghubung, dan pada setiap PC menggunakan port Fastethetnet 0/0. Router 5 terhubung juga dengan port serial 1/4 dengan nomor ip 220.180.20.98 untuk menghubungkan router 4 dan dengan kabel serial sebagai penghubung , pada port serial 1/5 dengan nomor ip 220.180.20.130 juga untuk menghubungkan router 1 dan dengan kabel serial sebagai penghubung. Gateway digunakan untuk terhubung dengan router pada jaringan.
Tabel 4. 5 IP Jaringan Router 5 Jaringan 9
Perangkat Port Nomor IP SubnetMask Getway
Fastethernet 0/0 192.168.6.1 255.255.255.224 . Router 5 Serial 1/4 220.180.20.98 255.255.255.224 . Serial 1/5 220.180.20.130 255.255.255.224 . PC 33 Fastethernet 0/0 192.168.6.2 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 34 Fastethernet 0/0 192.168.6.3 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 35 Fastethernet 0/0 192.168.6.4 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 36 Fastethernet 0/0 192.168.6.5 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 37 Fastethernet 0/0 192.168.6.6 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 38 Fastethernet 0/0 192.168.6.7 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 39 Fastethernet 0/0 192.168.6.8 255.255.255.224 192.168.6.1 PC 40 Fastethernet 0/0 192.168.6.9 255.255.255.224 192.168.6.1 Pada simulasi pengiriman sibuk, dikirim secara bersamaan dalam satu waktu. Jalur yang dilewati sesuai routing yang digunakan. Jika menggunakkan routing static, jalur yang akan dilewati bisa dipilih sesuai administrator, jika menggunakkan routing dinamis teknik RIP, jalur tidak bisa dipilih, karena routing dinamis bersifat otomatis. Seperti contoh yang menggunakan routing static pada gambar 4.2.
Gambar 4. 2 simulasi pengiriman tidak sibuk.