Peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Pertama, dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap kedepanya peneliti lain yang hendak melakukan penelitian serupa khususnya penelitian mengenai gaya bahasa dan majas menggunakan sumber data yang lebih modern seperti artikel, surat elektronik, maupun media sosial mengikuti perkembangan zaman. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan lebih sulit menemukan data berupa penggunaan majas pada karya tulis saat ini khususnya karya tulis yang dipopulerkan melalui media massa. Kedua, masih banyak sastrawan lain dengan keindahan gaya bahasa pada karyanya, namun penelitian mengenai gaya bahasa seorang sastrawan berdasarkan karyanya masih sangat jarang dilakukan. Semoga peneliti lain dapat menemukan dan memaparkan penggunaan gaya bahasa dan majas dalam media yang lebih modern sehingga mampu menunjukan manfaat penggunaan majas pada kalangan anak muda.
93
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. (2011). Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Sinar baru Algensindo.
Anggraini, W. R., Sumantri, D. A., Purnomo, S. I., & Anggraini, P. (2018).
Pengembangan Media Pembelajaran Majas Berbasis Teknologi. Deiksis:
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(1), 1.
https://doi.org/10.33603/deiksis.v6i1.1322
Antika, T. R., Ningsih, N., & Sastika, I. (2020). Analisis Makna Denotasi , Konotasi , Mitos Pada Lagu “ Lathi ” Karya Weird Genius. Asas : Jurnal Sastra, 9(2), 61–71.
Arta, G., Putra, S., Artawan, G., & Wirahyuni, K. (2018). Analisis Gaya Bahasa Pada Berita Seni Budaya Dalam Surat Kabar Bali Post Edisi Mei 2018.
4743(May), 28–36.
Batubara, N. P., Padjadjaran, U., & Budaya, F. I. (2016). GAYA BAHASA
PERBANDINGAN DALAM NOVEL “ KALAH DAN MENANG ” KARYA S . TAKDIR ALISJAHBANA :
Chaer, A. (2012). Linguistik Umum (Ed. rev). Rineka Cipta.
Chaer, A. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Rineka Cipta.
Darsana, I. N. (2017). Fungsi Bahasa (Suatu Kajian Aksiologis). 1–8.
Edo Rizky Wiyono, 2015. (2013). Analisi Androgini Pada Novel “Amelia” Karya Tere-Lye. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.
Endah Prihastuti, D. (2017). Majas Dalam Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta?
dan Kelayakanya Sebagai Bahan Ajar: Vol. Vol.5, No. Universitas Lampung.
Endraswara, S. (2008). Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi Model Teori dan Aplikasi. Pustaka Widyatama.
Erniwati. (2017). Semantik Leksikal Pantun Dalam Sastra Bima. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
Franesti, D. (n.d.). Bahasa Indonesia Yang Baku Di Kalangan Remaja. 39–50.
Gismiyati, E. (2018). Jenis dan Peran Majas Perbandingan pada Novel “ Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ” Karya Tere Liye.
Hasanuddin, W. (2003). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Titan Ilmu.
Hussein, A., Alnosairee, A., Hakim, A., Sallam, A., & M, J. N. A.-. (2021). P r a s a s t i. 6(1).
Ibrahim, M. (2015). “Makna” Dalam Komunikasi. Al-Hikmah, 9(1), 18–29.
https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v9i1.85
Kasmi, H. (2020a). Kajian Majas pada Artikel Jurnalisme Warga Serambi Indonesia. Jurnal Metamorfosa, 8(2), 291–230.
Kasmi, H. (2020b). KAJIAN MAJAS PADA ARTIKEL JURNALISME WARGA SERAMBI INDONESIA. Jurnal Metamorfosa, Vol.8.
Keraf, G. (1987). Diksi dan gaya bahasa. PT. Gramedia.
Khatimah, M. (2016). TELAAH SEMANTIK KOSAKATA BAHASA
INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS IX MTs, HUSNUL KHATIMAH KHUSUS YANG BERLATAR BELAKANG BAHASA MANDAR. Jurnal Pepatazdu, 11(1), 33–42.
Khisniyah, S. (2016). Gaya Bahasa dalam Novel Kembang Kantil Karya Senggono. 1–12.
Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Yrama Widya.
Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran (Ed. 1). Kencana.
Kurnia, J. I. (2019). Gaya Bahasa Dalam Majas Perbandingan dan Majas Perulangan Pada Novel Saman Karya Ayu Utami: Kajian Stilistika Pragmatik. Universitas Sanata Dharma.
Laila, A. (2015). Gaya Bahasa Perbandingan Dalam Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja Karya M Aan Mansyur (Tinjauan Stilistika). Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, 1(1). https://doi.org/10.22202/jg.v2i2.842 Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa. PT Raja Grafindo Persada.
Manaf, N. A. (2008). Semantik Teori dan Terapanya Dalam Bahasa Indonesia.
Sukabina Offset.
Milandari, B. D. (2017). Penggunaan Gaya Bahasa Dalam Debat Calon
Gubernur Dan Calon Wakil Gubernur Dki Jakarta Periode 2017-2022. 375–
386.
Moelong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif (Ed. rev). Remaja Rosdakarya.
Mujiyati, S. R. I., Studi, P., Bahasa, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M. (2016). Karya Siswa Kelas Viii Di Smp N 3 Colomadu Tahun Ajaran 2015 / 2016.
Nafinuddin, S. (2020). Majas (Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas Perulangan, Majas Pertautan).
Nafinuddin, S. (2020). Pengantar semantik (pengertian, hakikat, jenis). Pengantar Sematik, 1–21. https://doi.org/10.31219/osf.io/b8ws3
Nurgiyantoro, B. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press.
Nurhayati. (2012). Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia. Cakrawala Media.
Payuyasa, I. N. (2019). Gaya Bahasa Personifikasi Dalam Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata. Jurnal Seni Rupa Dan Desain, Vol 23, No, 73.
Priyatni, E. T. (2010). Membaca Satra dengan Ancaman Literasi Kritis. Bumi Aksara.
Ramdhani, I. S., & Enawar. (2019). Sikap Berbahasa , Pemertahanan Bahasa , dan Peran Generasi Milenial terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia. Semiba, 277–283.
Ratna, N. K. (2009). Stilistika: kajian puitika bahasa, sastra, dan budaya. Pustaka Pelajar.
Ratna, N. K. (2013). Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. In Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Pustaka Pelajar.
Rizki, R., & Mulyani, M. (2017). Majas dan Citraan dalam Novel Kerling Si Janda Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 200–207.
Sardani, R. (2018). Analisis Gaya Bahasa Kiasan Dalam Berita Industri Pada Media Digital Republika Dan Media Indonesia. Jurnal Basis, 5(1), 55–64.
https://doi.org/10.33884/basisupb.v5i1.456
Sarifuddin, M. (2021). Konsep Dasar Makna Dalam Ranah Semantik. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 5(2).
https://doi.org/10.36312/jisip.v5i2.2024
Sellatania, D. (2021). Majas Perbandingan Dalam Novel Bulan Karya Tere Liye.
Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R dan D. Alfabeta.
Suhardi. (2015). Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Ar-Ruzz Media.
Sutopo, H. . (2006). Metodologi penelitian kualitatif: dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Universitas Sebelas Maret.
Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa (Revisi). Angkasa.
Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa (Edisi Revi). Angkasa.
Zaimar, O. K. S. (2002). Okke Kusuma Sumantri Zaimar. Makara, Sosial Humaniora, 6(2), 45–57.
98 LAMPIRAN
TRIANGULASI DATA PENELITIAN
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN YANG DIGUNAKAN ANDREA HIRATA PADA NOVEL BERJUDUL EDENSOR: KAJIAN SEMANTIK
Oleh: Fransiskus Yoga Oktavian Bele Bau (171224023) Pembimbing: Prof Dr.
Pranowo.
Petunjuk Triangulasi:
1. Triangulator memberikan tanda centang (✓) pada kolom ya atau tidak pada tabel triangulasi untuk menggambarkan penilaian.
2. Triangulator dimohon untuk memberikan catatan pada kolom komentar yang sudah disediakan untuk menambah kebenaran analisis.
3. Triangulator dimohon kesediaanya untuk memberikan tanda tangan pada bagian akhir setelah selesai mengisi tabulasi data.
No.
Data Jenis Gaya
Bahasa Dalam Majas Perbandingan
Triangulasi
Kolom komentar
Kalimat Penjelasan Ya Tidak
1.
Hal PE.1
Perahu meluncur pelan dan waswas dalam intaian maut, laksana melintas titian serambut terbelah tujuh di atas neraka yang berkobar-kobar
Perahu merupakan subjek pada kalimat ini merupakan benda mati diikuti dengan kata
“waswas” yang bermakna ragu-ragu, kurang yakin, dan khawatir. Kata waswas biasanya digunakan pada makhluk hidup.
Personifikasi ✓
2.
M.1
Lama aku berbincang dengan Roxane, ia membesarkan hatiku.
“Membesarkan hati”
pada kalimat ini bermakna membuat bahagia, senang atau
Metafora ✓
bersemangat. Jika kalimat ini bermakna tokoh merasa
Aku menggenggam kuat- kuat bungkusan beras ditanganku, hatiku seperti ikan asin” yang artinya mati dalam
keadaan
kehausan dan
kelaparan.
Perumpamaan ✓
5.
jatuh hati, rapat berlapis- lapis. mengisap tandas air mineral yang baru kusuguhkan.
7.
M.3
Ia juga bersikeras, “Karena dia aktor film dewasa!”
“Film dewasa” pada kalimat ini bermakna film yang disarankan untuk ditonton oleh
Metafora ✓ Personifikasi.
Konstruksi film diibaratkan
memiliki sifat-sifat manusia, yakni dewasa.
8.
M.4
Stansfield dan Townsend, dan persaingan mereka yang sudah bersaing sejak lama.
9.
M.5
Dari penampilanya, aku menduga sang pria baru saja mengakhiri jabatanya sebagai bujang lapuk dan mendapatkan kekasih melalui biro jodoh atau lewat kencan buta. lagi telur-telur ikan belanak akan menetas.”
Kata “menggambar”
merupakan kata kerja yang digunakan oleh
11.
Hal S.2
Namun, kulihat perahu Weh limbung, layaknya bahtera tak bertuan.
Kondisi perahu digambarkan limbung
seperti tempat kosong yang tak berpenghuni.
Perumpamaan ✓
12.
Hal PE.3
Penambatnya terseret lunglai
Lunglai merupakan kata sifat yang diberikan pada makhluk hidup, kalimat ini subjek
“penambat” yang merupakan benda mati diberikan sifat makhluk hidup berupa “lunglai”
yang memiliki makna lemah sekali.
Personifikasi ✓
13.
Aku diam terpancang seperti nisan-nisan kayu sekunyit yang didesaki ilalang
15.
“Dengan nama ini, kau pasti jadi santri teladan, Ikal.”
Kalimat ini
diucapkan oleh tokoh Ayah dari Ikal yang mengharapkan dengan jadi apa dia nantinya.
Antisipasi ✓ Pemarkah majas antisipasi
dengan nama ini
17.
Hal 23 PR.1
Naluriku berbisik, ayah
akan mengambil penduduk tumpah ruah dedaunan berwarna
19.
Hal 274 PE.5
Dalam bingkai itu, aku menggambar gerbang desa Edensor berukir ayam jantan yang berputar seirama belaian angin.
Pada kalimat ini
“belaian angina”
memiliki makna sebagai hembusan angin pada ukiran ayam jantan di gerbang sebuah desa.
Hembusan angina
Personifikasi ✓
yang tidak terlalu kencang dan
membuat hati
nyaman digambarkan sebagai
sebuah belaian.
20.
Hal 274 PE.6
Ketika pertama kali melihatnya, melihat paras kukunya, lebih tepatnya, aku merasa seperti dipeluk arus Sungai Lenggang, berenang bersama lumba- lumba, dijemput jutaan kunang-kunang, ketika melihat suatu objek digambarkan pekerjaan dengan kata dasar “peluk”, namun pada kalimat ini benda mati diikuti dengan telah digenggam lagi oleh angin yang jahat. aktivitas. Makna kata
“digenggam” pada kalimat ini adalah kota Paris sedang
Personifikasi ✓
dilanda, dan dipenuhi oleh angina yang
“jahat”. Kata jahat digunakan untuk menggambarkan
keadaan yang
merugikan tokoh.
22.
M.6
Ia sadar aku menuruni watak kepala batunya, karena setiap inci diriku berasal dari setiap inci dirinya.
Frasa “kepala batu”
digunakan untuk menganalogikan sifat dari tokoh yang bermakna tidak menurut, sulit menerima pendapat orang lain, dan kaku ketika memberikan opini.
Metafora ✓
23.
Hal 274 PE.8
Aspal menjerang tanpa ampun, aspal meleleh
“menerjang”
merupakan kata kerja yang memiliki makna menendang, menyepak,
menyerang,
menyerbu, melanggar, menubruk, dan melewati terus.
Biasanya kata kerja ini digunakan oleh makhluk hidup sendangkan subjek dari kalimat ini adala
Personifikasi ✓
“aspal” atau benda mati.
24.
Hal 35 DE. 5
Aku melangkah seperti rangka kayu yang reot.
Tokoh Aku ketika melangkah
digambarkan seperti benda mati yang berupa rangka kayu reot. Secara implisit dapat diketahui kalimat ini bermakna tokoh yang sedang melangkah dengan tidak bersemangat dan perlahan seperti rangka kayu yang reot.
Depersonifikasi ✓
25.
Hal 274 PE.9
Sebuah perusahaan penyedia keperluan dapur memanggil. menyedihkan, ia jstru berusaha membesasarkan hatiku.
“Membesarkan hati”
pada kalimat ini jika dimaknai secara
27.
M.8
Ia telah menulis puluhan puisi untuk belahan menemui nya lima menit.
Frasa “belahan hati”
pada kalimat ini jika dijabarkan secara implisit maka bermakna kekasih, pujaan hati, dan orang
yang
Paru-parunya disesaki gas–
gas beracun, napas nya berat, tubuhnya keras seperti kayu.
Tubuh pada kalimat ini merupakan bagian dari makhluk hidup yang digambarkan seperti benda yaitu kayu yang keras. Kalimat ini bermakna tubuh dari seorang tokoh yang
Dari cara menulis namanya, aku mendapat kesan
Frasa “lajang lapuk”
pada kalimat ini
Metafora ✓
M.9 pastilah Somers ini seorang ibu-ibu gemuk, atau lajang lapuk, pegawai yang tak penting, pengurus hal remeh temeh di bagian administrasi.
memiliki makna layangan dengan teraju timpang, aku tak seimbang.
Kalimat ini kehilangan yang bisa berarti kehilangan
31.
M.10
Beberapa ekor berdiri, seolah berkata, “Selamat datang di Eropa, Pangeran
Salju.”
Frasa “pangeran salju”
pada kalimat ini merujuk pada
keadaan kedua tokoh
Metafora ✓
pada novel yang diselimuti salju.
“Pangeran”
merupakan gelar anak orang raja atau gelar orang besar dalam kerajaan. Pada kalimat ini penggunaan kata pangeran merujuk pada kedua tokoh yang kuat mampu
menahan hawa
dingin yang baru pertama kali mereka rasakan.
32.
Hal 274 PE.10
Bersamanya aku melepuh terbakar panas matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin.
Kalimat ini
bermakna tokoh Aku yang menggambarkan perjalananya bersama tokoh lain yang
kepanasan akibat terkena sinar matahari secara terus-menerus, dan kedinginan akibat hembusan angina.
Personifikasi ✓
33.
M.11
Mana lagak tengikmu sekarang? Mana segala teorimu tentang sistem- sistem?
Kata “lagak”
memiliki makna tingkah laku yang menunjukan
kesombongan,
Metafora ✓
kegagahan, dan kebagusan sedangkan
“tengik”
jika diperhatikan menurut KBBI memiliki makna jahat, kejam, kasar (tentang perbuatan, dan perkataan). Jika diperhatikan dari kalimatnya frasa
“lagak tengik”
bermakna tingkah laku dari seorang tokoh yang sombong
dan kejam.
34.
DE. 7
Sementara kami menciut di belakang Erika.
“Menciut” memiliki makna menjadi kecil, menyusut, mengerut.
Subjek dari kalimat ini adalah “kami” yang merujuk pada tokoh yang kemudian diselipkan kata sifat benda mati berupa
“menciut”.
Depersonifikasi ✓
35.
Prancis belum bangun ketika kami tiba di terminal bus Gallieni.
Prancis pada kalimat ini merujuk pada sebuah negara.
Kalimat ini memiliki makna ketika tokoh tiba di kota Prancis masih sepi belum terlihat aktivitas dari masyarakat sekitar.
Personifikasi ✓
37.
Hal 79 S.5
Menara Eiffel laksana nyonya besar.
Menara Eiffel merupakan bangunan ikonik negara Prancis
yang tinggi
Perumpamaan ✓ Antara perumpamaan atau personifikasi. Coba diperiksa konteks gramatikal dari data tersebut. Cek kalimat sebelum dan sesudah data pada sumber
data/novel. terkatakan, serupa mahkota yang melayang-layang dalam
39. adalah Menara Eiffel yang merupakan bangunan dan benda mati. Benda mati tidak bisa melakukan terembus dari riak-riak emas Sungai Seine
Katedral, avenue, taman- taman, ornamen, dan
galeri- galeri
menghi asi
pemandangan kiri kanan
kami, harmoni
Kalimat ini
menggambarkan pemandangan
beberapa gedung yang indah di Prancis
Personifikasi ✓
memeluk
kaki sang nyonya besar berkaki empat itu.
yang digambarkan oleh tokoh.
42.
M.12
Konon pemerintah
republican pening dibuat gaya hidup ini karena presentase kelahiran native Prancis merosot tajam
Kalimat ini memiliki makna presentase yang menurun secara drastic tanpa ada kenaikan. Saking menurunya presentase
hingga digambarkan oleh tokoh dengan frasa
“merosot tajam”.
Metafora ✓
43.
Hal 274 PE.17
Apartemen itu memberi kami satu keistimewaan yang manis juka jendelanya dibuka, menjelmalah nyonya besar Eiffel yang congkak dan tak punya urusan pada siapapun itu
“Congkak” dengan bangunan lain disekitar Menara membosankan, karena Paris adalah gelimang pesona.
45.
M.14
Aneh, untuk pertama kalinya rasa patriotik membuncah dalam diriki, semuanya karena seorang vokalis dan
Beberapa hari ini aku merasa tak enak hati, tanpa alasan
berarti perasaan sungkan, ragu, tidak yakin akan sesuatu yang dirasakan oleh tokoh.
47.
Hal 274 PE.18
Kabut hanyut membelai burung-burung neraka itu.
Kalimat ini
menggambarkan kabut yang tebal hingga menutupi makhluk-makhluk disekitarnya.
“Membelai”
merupakan kata kerja yang biasanya digunakan oleh makhluk hidup khususnya manusia.
Makna dari membelai adalah mengusap-usap
disertai kata-kata
manis dan
sebagainya untuk membujuk.
Personifikasi ✓
48.
M.16
Mereka melakukan
penghormatan pada sang legenda dengan caranya masing-masing. masyarakat dan tetap diingat oleh masyarakat dari masa ke masa.
49.
M.17
Ia tampak sangat terpukul atas kepergian artis pujaan hatinya dikagumi. Kalimat ini memiliki makna tokoh yang sedih akibat kematian artis
yang dikaguminya.
Metafora ✓
50.
Hal 93 AN. 2
Napasnya naik turun menahan rasa.
Kalimat ini
bermakna seorang tokoh yang terlihat kesulitan untuk bernafas.
Antitesis ✓
51.
M.18
Namun, Jim Morrison dan Zakiah Nurmala adalah belahan hati Arai.
Kalimat ini memiliki makna bahwa Jim
Morrison dan
Zakinah Nurmala merupakan orang yang dikagumi tokoh Arai.
Belahan hati merujuk pada kekasih, orang yang dikagumi, orang yang disayang.
Metafora ✓
52.
M.19
Mereka paling meriah dan bermulut besar.
Hanya kemauan baja yang dapat menaklukanya.
Baja digambarkan sebagai material yang kuat dan tidak mudah dihancurkan.
Penggunaan metafora
“kemauan baja” pada kalimat ini
untuk
54.
M.21
Townsend sadar betul kalau dirinya mirip Jennifer Aniston, maka ia habis- habisan meng-copy janda kembang itu.
“Janda” menurut KBBI diartikan sebagai wanita yang tidak bersuami lagi karena bercerai ataupun karena ditinggal mati suaminya, sedangkan
“kembang” adalah
Metafora ✓
kata lain dari bunga.
Bunga memiliki unsur keindahan, dan kecantikan yang jika dikaitkan dengan kalimat ini maka dapat
diartikan menjadi janda yang cantik.
55.
M.22
Itulah buah manis pendidikan dasar berstandar tinggi di Jerman sana.
“Buah manis” pada kalimat ini tidak diartikan secara langsung menjadi sebuah rasa pada buah melainkan sebuah pencapaian dari usaha, dan akibat dari sesuatu.
Kalimat ini bermakna menunjukan akibat dari pendidikan berstandar tinggi di Jerman. sebenarnya lebih pintar dari Saskia dan Marike, tapi kedua orang itu tak terlalu ambil pusing soal nilai.
“Ambil pusing” jika dimaknai secara langsung akan berarti mengambil sebuah
57.
Hal 105 DE. 8
Jika menari kepala, lehernya seperti engsel peluru: naik, turun, maju, mundur,
patah-patah,
Gonzales berasal dari keluarga pandai besi di
Meskipun kami saling bersaing tajam, semuanya hanya secara akademik.
60.
M.26
Aku menangisi nasib anak sebatang kara itu, namun ia malah menghiburku dengan gasing dan kumbang sagu.
Menurut KBBI
“sebatang kara”
adalah tidak mempunyai sanak saudara. Kalimat ini menggambarkan ketika tokoh Aku sedang bersedih
Metafora ✓
malah dihibur oleh seorang yang tidak mempunyai sanak saudara dengan mainan.
61.
M.27
Perempuan itu naik pitam. Kalimat ini bermakna tokoh perempuan yang dimaksud jengkel, marah. Menurut KBBI naik pitam berarti
menjadi marah sekali (panas hati).
Metafora ✓
62.
Hal 79 S.6
Tapi Townsend dan Stansfield tak ubahnya jungkat-jungkitan. perairan Pasifik: indah, diperebutkan, tapi tak dapat dimiliki siapapun
mulutku dan helium dipompa ke dalam rongga dadaku, lalu aku melayang seperti balon gas, menyundul-nyundul perasaan yang sangat senang, dan bahagia.
Durian runtuh! Gonzales yang kuminta membacanya sampai melukis salib di
66.
Hal 274 PE.19
Riak-riaknya bertingkah riang, memantulkan warna jingga keperakan
“riang” menurut KBBI berarti suka hati, girang sekali, dan meriang. Pada
kalimat ini subjeknya adalah riak air yang makna dari kalimat ini adalah dengan
68.
Hal 79 S.8
Jika kembali kuanalogikan pengalaman bak cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong. tidak real, tidak mungkin,
Kalimat ini
70.
M.29
“Teori mereka?
Pembangunan ekonomi berlandaskan moneter?
Omong kosong sama sekali!
“Omong kosong”
dalam KBBI
bermakna cakap angina, bual. Dapat diketahui makna pada kalimat ini adalah
sebuah seakan hendak mencium huruf di sebelahnya. pekerti yang baik, tata
krama, peradaban, dan kesusilaan.
Personifikasi ✓
72. Ingin kutanyakan padanya:
Monsieur Sorbonne yang
“Bijak bestari” pada kalimat ini memiliki
Metafora ✓
M.30 bijak bestari, apa yang harus kukatakan pada ayahku?
73. gemerincing snare drum musik country jazz Norah Jones: simple, treduga, dan menimbulkan perasaan senang.
Kalimat ini
menggambarkan keadaan kota Paris di akhir musim semi
Matahari adalah tukang tenung. digunakan sebagai patokan untuk menentukan nasib selanjutnya dari tokoh.
Metafora ✓
75.
Hal 148 S.10
Aku dan Arai sibuk seperti tupai mengumpulkan biji- biji pinang
Tokoh Aku dan Arai digambarkan sangat sibuk seperti tupai
Perumpamaan ✓
yang sedang
mengumpulkan biji- biji an makananya.
76.
M.32
Kami banting tulang mencari uang
Frasa “banting tulang” pada kalimat ini tidak diartikan secara langsung sebagai aktivitas membanting tulang belulang akan tetapi pada kalimat ini bermakna kias “kerja keras”. Maka kalimat ini berarti kedua tokoh bekerja keras
mencari uang.
Metafora ✓
77. kedua tokoh tidak akan mundur dari habisan dan sekarang hilang akal.
79.
Hal 79 S.11
Ia seperti kembang api, seperti pasar malam, seperti lebaran. malam, dan hari raya.
Perumpamaan ✓
80.
Hal 79 S.12
Katya bak buah Khuldi yang ranum, cintanya simalakama. ditengah ladang yang diusahakan.
Kalimat ini
menggambarkan keadaan rumah petani di sebuah desa seperti pulau yang
keadaan sekitar rumah di desa itu yang masih sangat asri sehingga rumah terlihat menjadi sesuatu yang terlihat mencolok.
82.
M.34
Ninoch, aku, Arai, Gonzales, MVRC Manooj, kelompok jerman dan Belanda yang mengelilingi kedua perempuan itu, terpaku pada perseteruan yang memuncak antara perempuan Inggris bangsa penakluk dan wanita Amerika berkepala batu.
“Berkepala batu”
merupakan kiasan
yang sering
digunakan dalam menggambarkan seseorang yang memiliki sifat keras kepala.
Metafora ✓
83.
Hal 182 S.14
Arai bak Medusa, dewi berambut ular itu.
Kalimat ini
menggambarkan pendapat tokoh lain terhadap tokoh Arai yang terlihat seperti makhluk mitologi Yunani bernama Medusa yang memiliki ciri fisik serupa dengan gambaran Arai saat itu.
Perumpamaan ✓
84.
Hal 274 PE.22
Tower gereja, legendaris dengan sebutan Martini Toren, menjulang lesu.
“Lesu” merupakan kata sifat yang bermakna berasa lemah, lelah, letih,
Personifikasi ✓
dan tidak bersemangat. Kalimat
ini menggambarkan sebuah bangunan tua
yang tinggi
dibandingkan bangunan
disekitarnya. “Lesu”
menggambarkan kondisi bangunan yang sudah tua.
85.
M.35
Kudengar kabar burung dari para backpacker, lokalisasi di Belush’ye sangat liar, tak manusiawi.
“Kabar burung”
bermakna kabar yang
belum bisa
dikonfirmasi
kebenaranya. Kalimat ini bermakna tokoh yang mendengar informasi dari orang lain tentang keadaan lokasi tertentu.
Metafora ✓
86.
M.36
Aku cepat-cepat minta diri. “Minta diri” bisa disamakan dengan
“undur diri” atau lebih singkatnya sebagai istilah untuk pergi.
Kalimat ini bermakna tokoh aku yang segera pergi karena suatu keperluan. langkah seribu dari Verona.
“Langkah seribu” jika seribu bermakna pergi dengan tergesa- gesa.
Kalimat ini bermakna dua tokoh yang
88.
DE.
11
Ajaib, secara fisik seharusnya aku telah runtuh
Kata “runtuh” dalam KBBI berarti roboh karena rusak, jatuh, gugur, dan hancur dan
biasanya digunakan pada bangunan atau benda. Pada kalimat ini “runtuh” dapat dimaknai sebagai akibat dari kegagalan yaitu putus asa.
Depersonifikasi ✓
89.
Hal 221 S.15
Mereka seperti lebah yang membantu bunga-bunga bersemi.
Kalimat ini
menggambarkan keadaan beberapa tokoh yang sedang
Perumpamaan ✓
sibuk seperti lebah yang membantu bunga bersemi.
90.
274 PE.23
274 PE.23