• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis untuk PT. Nojorono Tobaco Indonesia (NTI) sebagai produsen dari Clas Mild, dalam rangka memasarkan produknya melalui stretegi media periklanan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penulis menganjurkan agar komunikasi pemasaran yang dilakukan Clas Mild dapat dilaksanakan secara maksimal dan hal yang harus ditingkatkan adalah frekuensi dalam iklan yang lebih harus ditingkatkan, dari frekuensi ber-iklan yang telah lakukan saat ini, baik ber-iklan yang menggunakan media televisi dengan durasi 15” dan 30”, maupun iklan radio, dan juga iklan-iklan Clas Mild yang ditayangkan pada media cetak (sarat kabar, majalah dan tabloid). Sehingga diharapkan dapat membuat Clas Mild lebih dikenal dan dapat menjadikan Clas Mild sebagai brand preference dalam kategori rokok mild serta membuat brand loyalty terhadap produk ini menjadi kuat sesuai dengan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh Clas Mild. Hal tersebut juga diharapkan dapat membuat kinerja dan angka penjualan Clas Mild semakin meningkat.

2. Penulis juga menganjurkan kepada PT. Nojorono Tobaco Indonesia (NTI) agar menciptakan sebuah terobosan dalam mengemas komunikasi pemasarannya menjadi sebuah bentuk hiburan yang diharapkan dapat lebih mengena dan merebut perhatian khalayak sasarannya secara lebih efektif dan

efisien, mengingat kepadatan iklan pada media televisi yang saat ini semakin tinggi dan juga semakin ketatnya pembatasan iklan rokok dalam hal jam penayangan. Iklan-iklan dalam bentuk event kini juga sudah mulai banyak dilakukan, terutama oleh para pesaing langsung dari Clas Mild. Sehingga diharapkan Clas Mild dapat menciptakan sebuah trend baru dalam beriklan. Penulis juga mengharapkan Clas Mild dapat mengembangkan media-media luar ruang baru untuk beriklan, yang dapat dijadikan sebagai alternatif iklan

bellow the line produk Clas Mild. Sehingga dapat lebih mengena dan lebih

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: Armico 1986

Arikunto, Suharsimi, Dr, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rieka Cipta 2000

A Shimp, Terence, Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

Terpadu, Jilid II Edisi Kelima University of South Carolina, Erlangga, 2000

E. Belch, George & A. Blech, Michael, Introduction to Advertising and Promotion An

Integrated Marketing Communications Perspective, Richard D Irwin, Inc, 1995

Jefkins, Frank, Periklanan, Erlangga, Jakarta, 1997

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, Depdikbud Balai Pustaka, 1993

Rakhmat, Djalaludin, Drs, M.sc, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2001

Saputra, Henry, Suharso, Gunandi, Subakti Baty, Tata Krama dan Tata Cara

Periklanan Indonesia yang Disempurnakan, Komisi Periklanan Indonesia, 1996

Surmanek, Jim, Media Planning, Illinois : Crain Communications Inc, 1997

Surmanek, Jim, Seri Pemasaran dan Promosi, Perencanaan Media, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 1991

Sutisna, SE. ME, Perilaku Konsumen & Perilaku Pemasaran, Rosda Karya, Bandung Maret 2001

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi, 1997 Tri Cahyo, Bambang, Revolusi Pemasaran, Jakarta : IPWI

Wells, William, Burnett, John, Moriarty, Sandra, Advertising Principles & Practice, 4th edition, Prantice Hall

Winardi, Prof. Dr. SE., Strategi Pemasaran (Marketing Strategy), Bandung, Mandar Maju, 1989

Z. Sissors, Jack & Surmanek, Jim, Advertising Media Planning, NTC Business Book, 1988

SUMBER LAIN :

Kaur Jaswinder, Fast Track, A Basic Course in Advertising, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Jakarta 30 Oktober – 2 Desember 2000

Majalah SWA 08/xxII/20 April - 3 Mei 2006 Majalah SWA 13/xxII/29 Juni – 9 Juli 2006

Lampiran 1.

Pedoman wawancara

Ditujukan kepada Bapak Nurngatman selaku Media Director Marka Karya Citra (Mactra)

• Bagaimana profile Marka Karya Citra (Mactra)? • Sejak kapan menangani Clas Mild?

• Bagaimana profile Clas Mild?

• Bagaimana dengan media budget Clas Mild? • Apa tujuan media periklanan yang ingin dicapai?

• Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan sebelum menyusun strategi media iklan?

• Media-media apa saja yang tepat untuk mengiklankan Clas Mild? • Apa alasan menggunakan media tersebut (media rasional)? • Apa kekurangan dan kelebihan media yang digunakan? • Apa saja media primer yang digunakan?

• Apa alasannya menggunakan media tersebut? • Apa saja media sekunder yang digunakan? • Apa alasannya menggunakan media tersebut? • Bagaimana penjadwalan per-media?

• Berapakali frekuensi iklan per-media? • Berapakali frekuensi iklan per-bulan?

• Bagaimana hasil (dampak) kegiatan periklanan yang telah dilakukan? • Apa kendala yang dialami dalam menangani kegiatan periklanan Clas Mild?

Pedoman wawancara

Ditujukan kepada Bapak Adi Wicaksono selaku Media Director Markatama

• Bagaimana STP dari Clas Mild? • Bagaimana profile Clas Mild?

• Bagaimanakah SWOT dari Clas Mild?

• Bagaimana cara merumuskan target audience Clas Mild? • Apa tujuan promosi yang ingin di capai?

• Apa tujuan pemasaran dari Clas Mild? • Bagaimana strategi pemasaran Clas Mild?

• Apa tujuan periklanan yang dilakukan Clas Mild?

• Bagaimana proses penunjukkan agency dalam menangani Clas Mild? • Bagaimana hasil (dampak) kegiatan periklanan yang telah dilakukan? • Apa kendala yang dialami dalam menangani kegiatan periklanan Clas Mild?

Lampiran 2.

Wawancara Dengan Media Director Bapak Nurngatman

T : Bagaimana profile dari Marka Karya Citra?

J : Pada dasarnya kita sudah banyak menangani klien, dan klien-klien kita semuanya merasa puas dengan pelayanan kita, karena yang namanya klien itukan perlu informasi dan perlu kecepatan. Pengertiannya gini, dalam menangani permintaan klien, itu sangat diperlukan kecepatan dan klien itukan tidak terlalu tahu tentang media, misalnya jika disebuah media sedang ada barter iklan dengan group si klien, nah kita harus bisa memberikan informasi tentang itu. Tapi nanti profilenya kita kasih secara tertulis ya..

T : Sejak kapan menangani Class Mild mas?

J : Kita menangani Clas Mild sejak pertama kali launching tahun 2003 T : Bagaimana dengan budgetnya mas?

J : Kalau budget ya.. berapa budget media perbulannya, klien kita itu ga rutin. Mungkin nanti bisa dilihat di adex-lah berapa rata-ratanya. Nah disini (adex) bisa kita lihat juga Januari-Juni 2006 Clas Mild itu di peringkat ke-9 dalam hal budget. Diatas kita itu ada Djarum, Gudang Garam, dengan perbandingan yang jauh sekali, kalau Djarum, diperingkat pertama Januari-Juni total mengeluarkan 210 miliar, Clas Mild hanya mengeluarkan 29 miliar (sedangkan U-Mild 30 miliar, Sampoerna 33 miliar, Star Mild 35 miliar, LA Light 34 miliar) sementara itukan Clas Mild sekarang menempati posisi ke-2, diatas Clas Mild ada A-Mild dan dibawahnya ada Star Mild, tapi budget periklanannya kita justru dibawah mereka, jadi disitulah kita bisa melihat efektif atau tidaknya. Dengan budget lebih kecil tapi penjualannya lebih bagus. Semantara ini, (yang tertulis di adex) adalah budget grossnya, nettnya itu ga segini. Hitunglah nettnya itu sekitar 75%, jadi sebenarnya uang yang kita keluarkan itu 75% dari ini. Kalau mau tahu budget Clas Mild itu kamana aja, ini ada AnTeve, Tv7 (Tv nasional). Disini, dibaliknya (adex) juga ada koran dan majalah. Koran berapa dan majalah berapa disini ada, nanti juga aku kasih adex yang ada perbulannya sekalian profilenya (MaCtra).

T : Kalau tujuan media periklanannya itu apa mas?

J : Ya.. jelas tujuan media periklanannya itu untuk menyampaikan pesan dari produk (Clas Mild) kepada khalayak sasaran yang tentunya harus efektif dan efisien.

T : Apa langkah-langkah yang dilakukan sebelum menyusun strategi media iklan? J : sebelum menyusun strategi iklan kita pertama kali harus mengetahui produk

ini targetnya kemana, setelah kita tahu target sasaran kita, otomatis kita akan mencarikan media yang sesuai. Setelah itu kita memutuskan media mana yang akan digunakan, karena media itu-kan ada berbagai macam, dan kita harus bisa memilih yang mana yang lebih efisien. Efisien itu misalnya, ada dua produk yang satu harganya 1000 dan yang satu lagi harganya 2000. Produk yang yang harganya 2000 bisa mencukupi 100 orang, sementara yang 1000 hanya mencukupi 10 orang walaupun murah. Kalau kita pilih, jelas kita pilih yang 2000 karena costnya lebih rendah.

T : Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menyusun strategi media, apakah juga memperhatikan tujuan yang ingin dicapai?

J : Iya.. justru arahnya pasti kesana tapi sebelumnya kita harus menciptakan awarenesnya dulu, makanya kita main frekuensi tinggi. Jadi langkah-langkahnya adalah, pertama kita mencari media yang sesuai lalu karena ini produk baru, masyarakat perlu awarenes, perlu tahu produk itu seperti apa jadi frekuensinya itu harus tinggi.

T : Apakah frekuensi yang tinggi itu rata di setiap media?

J : Kita biasanya memilih media televisi, karena televise itukan audio vidio, bisa ditonton dan bersifat 3 dimensi dan menurut kita televisi adalah media yang paling efektif. Tapi juga ada produk-produk yang tidak bisa hanya menggunakan televisi atau malah focus media utamanya adalah print ad. Seperti misalnya pada iklan properti, itukan harus menjelaskan berapa jumlah kamar, luas tanah, ukuran dan yang lain-lain, yang seperti itukan tidak bisa menggunakan televisi, karena itu tidak bisa terlalu detail dan durasinya cepat. Karena kalau durasinya diperpanjang malah jadi mahal nantinya. Untuk produk-produk seperti itu yang paling efektif adalah menggunakan koran atau majalah, setelah itu strategi selanjutnya adalah melakukan pembelian media yang sesui tadi (sesuai dengan target marketnya).

T : Bagaimana dengan perencanaan media mengenai selektifitas media?

J : Sebenarnya itu tadi sudah termasuk di atas ya.. jadi setelah kita mengetahui target audience, maka kita harus memilih media secara selektif karena jika tidak maka tidak akan efisien dan ketika kita punya strategi minimal semua program yang kita lakukan itu terpola. Karena ketika awerenes sudah tertanam

tinggi di masyarakat kita hanya tinggal remainding saja. Misalnya, dengan cara sekarang beriklan, besok stop kemudian beriklan lagi (tidak kontinue) dan remainding itu perlu karena kalaupun awarenes produk kita di masyarakat sudah bagus dan kita tidak lagi beriklan, kemudian ada celah untuk kompetitor masuk dan awarenes yang telah kita miliki tadi jadi hilang dan pemilihan media yang selektif itu tujuannya untuk lebih efektif dan efisien. Efektif itu pengertiannya adalah agar masyarakat awere terhadap produk kita dan efisien itu adalah pertimbangan masalah budgetnya.

T : Apa media yang tepat untuk iklan Clas Mild?

J : Medianya selama ini kita lebih ke televisi, kita juga menggunakan madia cetak dan radio tapi persentasenya hanya 5% untuk radio dan untuk media cetak (koran dan majalah) hanya 10%, jadi alokasi budget lebih banyak di televisi. T : Detail media yang digunakan, apa saja mas?

J : Kalau koran kita kebanyakan Kompas sedangkan untuk majalah kita pernah di Gatra dan untuk televisi yang pasti AnTeve, lalu Global, SCTV dan TransTv. Sedangkan untuk ukuran, Clas Mild pernah ½ halaman di koran, 1 halaman di majalah dan durasi televisinya 30, 15, 10 dan 5 detik. Jadi media apa yang kita gunakan adalah televisi, majalah, koran dan juga radio.

T : Apa alasan menggunakan media tersebut (media rasional)?

J : Alasan menggunakan media tersebut (media rasionalnya) adalah; kalau televisi, dia adalah media yang sekaligus menyampaikan pesan baik secara visualisasi maupun audio dan televisi itu juga lebih merupakan bentuk hiburan yang menarik perhatian orang. Jadi lebih mengandung unsur hiburan, kemudian kalau koran itu dibutuhkan ketika kita perlu menympaikan pesan secara detail. Misalnya, ketika kita meluncurkan Clas Mild 12 batang, maka yang pas untuk itu adalah iklan koran dan yang kita gunakan adalah Kompas, di Surabaya kita menggunakan Jawa Pos, di Semarang kita menggunakan Rakyat Merdeka, jadi hanya koran-koran terbesarnya saja.

T : Berarti tidak semua koran?

J : Sebenarnya begini, tidak salah kalau kita menggunakan banyak media (misalnya; menggunakan Kompas, Media Indonesia dan yang lain) tapi kalau budget yang kita miliki itu tidak banyak kita cukup hanya dengan menggunakan Kompas, karena media yang lain (Media Indonesia dan media lain) itu mempunyai sifat hanya untuk duplikasi. Misalnya, seseorang sudah

membaca Kompas dan melihat iklan Clas Mild kemudian di Media Indonesia dia juga melihat iklan Clas Mild dengan versi yang sama jadi hal tersebut unsurnya lebih mengarah ke duplikasi. Duplikasi itu digunakan tidak apa-apa (lebih baik) dan tidak digunakan juga tidak terlalu besar pengaruhnya, karena target audiencenya telah dijangkau oleh kompas tadi.

T : Apa kekurangan dan kelebihan media yang digunakan?

J : Kelebihan dan kekurangan media yang digunakan. Kalau televisi adalah merupakan media yang menurut kita bagus dan lebih merupakan sebuah bentuk hiburan. Jadi ketertarikan penonton terhadap iklan televisi itu lebih banyak sedangkan kelemahannya iklan televisi itu tidak bisa menyampaikan iklan secara detail. Kalau mau detail kita harus menggunakan koran, karena koran bisa menyampaikan pesan secra detail dan koran itu juga bisa disimpan jadi sewaktu-waktu butuh bisa dilihat lagi. Majalah dan Koran itu hampir sama, hanya tingkat penyimpanannya, kalau koran itu mungkin maksimal sebulan sedangkan majalah bisa berbulan-bulan (umurnya lebih panjang). Kekurangannya majalah dan koran itu bukan termasuk jenis hiburan yang menarik karena hanya menampilkan gambar.

T : Apa media primer yang digunakan?

J : Media primer yang kita gunakan untuk Clas Mild adalah televisi tetapi untuk media sekundernya kita menggunakan koran dan radio.

T : Apa alasan memilih media primer tersebut?

J : Alasannya adalah karena Clas Mild ini kan sasarannya anak-anak muda jadi kita memilih media televisi sebagai media utama karena kebanyakan anak-anak muda inikan lebih sering menonton televisi.

T : Apa alasan memilih media sekunder?

J : Media sekunder itu adalah media pendukung dan media pendukung itu sebenarnya-kan perlu tidak perlu. Ada lebih baik tidak ada tidak begitu berpengaruh. Kalau untuk televisi yang coveragenya paling bagus itukan RCTI kemudian SCTV, Indosiar dan TransTv. Kita juga sekarang menggunakan AnTv karena sekarang mereka sudah berbenah diri. Tapi sebenarnya jika budget kita ini pas-pas-an, kita cukup memilih RCTI dan SCTV tetapi karena kita segmennya adalah anak muda kita juga memilih GlobalTv. Untuk media pendukung tadi, selain televisi yang selektifitasnya No. 2, kita juga menggunakan koran dan majalah.

T : Kalau tidak salah di AnTv juga ada program yang disponsori oleh Clas Mild? J : Iya.. kita memang banyak di AnTv, mulai dari I Like Monday yang bekerja

sama dengan Hard Rock Café tahun 2003. Kenapa kita memilih AnTv, dulu karena efisiensi budget, karena jika dibadingkan dengan RCTI mungkin memang jauh. Budgetnya itu bisa 1 : 2, kalau di RCTI 1 di AnTv bisa 2. Maka kita kita sekarang selalu menggunakan AnTv. Kita juga sebenarnya pernah di Global, sebanyak 13 episode. Sedangkan untuk yang di AnTv itu-kan rutin jadi bisa setiap minggu, sejak I Like Monday kemudian Clas Acoustic dan yang sekarang Clas Music (selalu berubah-ubah) tetapi kita selalu menggunakan kata depan Clas karena menyangkut nama depan Clas Mild. Kemudian materi iklan yang kita gunakan juga menggunakan kata-kata Cla Unity, Clas Music, untuk menyiasati agar bisa tayang siang hari. Karena iklan rokok memang harus tayang jam 10 malam ke atas dan untuk tambahan orang-orang yang menggemari rokok Clas Mild kita namakan Classer.

T : Jadi benar alasan memilih media sekunder tadi untuk melangkapi media primer?

J : Iya.. untuk medukung media utama, sebagai media pendukung. Ada lebih baik, tidak ada tidak begitu berpengaruh. Karena target utamanya telah terjangkau oleh media utama tadi.

T : Bagaimana dengan penjadwalannya?

J : tahun 2003, kita memasang iklan secara kontinu setiap bulan dengan frekuensi standar tapi sekarang kadang kita beriklan 2 bulan stop kemudian 2 bulan lagi beriklan. Karena selain budgetnya hanya cukup untuk 2 bulan-2 bulan tadi, budgetnya juga semakin kecil untuk yang lose-spot dan kenapa kita memilih program, di AnTv misalnya. Karena di program kita bisa dapat iklan 5 detik, bumper in dan bumper out, running text, super impus dan ini sudah satu paket. Sedangkan untuk lose-spot durasinya hanya 15 atau 30 detik dan kita hanya bisa memilih program.

T : Yang tadi disebutkan bahwa pemasangan iklan yang kontinu di awal-awal dan rutin, itu diberlakukan di setiap program (media) atau hanya sebagian?

J : Media yang kita gunakan hanya RCTI dan SCTV karena Clas Mild itu kalau memasang iklan tidak jauh dari RCTI, SCTV dan terkadang di TransTv. Kita juga tidak pernah menggunakan TPI karena memang targetnya beda dan Clas Mild tidak mau dipasang di program dangdut ataupun film Indonesia karena

tidak sesuai dengan target marketnya. Kalau AnTv dan GlobalTv karena kita anggap memang targetnya masih mengena.

T: Bagaimana frekuensi iklan per-media?

J : Frekuensinya itu tidak rutin, terkadang sebulan di RCTI dan SCTV kosong. April, Mei kemarin kita ada tapi untuk Juni, Juli belum terplanning. Itu karena sifatnya yang remainding tadi, jadi kita harus beriklan walaupun mungkin tidak besar hanya untuk mengingatkan karena awerenesnya sudah ditanamkan pada tahun-tahun pertama. Tahun 2003 itu kita iklan kontinu dan dengan frekuensi yang tinggi, kalau sekarang kita lebih banyak main di AnTeve dan itupun lebih arahnya lebih ke event atau sponsor program karena hanya sekedar remainding.

T : Bagaimana dengan frekuensi perbulannya?

J : Sekarang frekuensinya jarang, hanya satu stasiun, yaitu AnTeve. Untuk iklan lose spot tahun ini (2007) Maret, April, Mei kita jarang. Tetapi untuk tahun 2006 kita ada lose-spot dan paling sering kita di RCTI, SCTV dan MetroTv, biasanya lebih ke program yang banyak dilihat orang. Misalnya kettika ada tsunami. Kenapa kita selalu AnTeve untuk event atau sponsor program karena murah dan dia selalu ada space karena untuk RCTI dan SCTV susah untuk memasukkan program, program yang mereka miliki susah untuk digeser dan budget yang kita keluarkan juga besar.

T : Bagaimana dengan dampak periklanan yang telah dilakukan?

J : Dampaknya sangat bagus. Karena kita disebut sebagai bayi ajaib, mulai Juni 2003 sekarang Juni 2007, baru 4 tahun sekarang telah menempati peringkat ke-2 mengalahkan Star Mild yang lebih “tua”.

T : Apa kendala yang dihadapi dalam menangani Clas Mild?

J : Kendalanya itu lebih ke kompetitor, karena persaingan rokok itu sangat ketat dan cenderung “kasar”. Karena kita pernah, ketika memasang umbul-umbul untuk sebuah event di luar jawa, umbul-umbul yang saat itu kita pasang saat itu juga dicabut dan hilang.

T : Dengan Clas Mildnya sendiri tidak pernah ada kendala?

J : Kendala tidak ada. Karena semua sesuai dengan planning. Mungkin kendalanya di artis, ketika kita sedang mengadakan event atau program, misalnya artisnya tidak bisa datang karena ada acara lain dan kita harus

sesegera mungkin mengganti brosur atau poster yang mungkin telah kita sebarkan.

Kalau boleh saya tambahkan untuk strategi media, setelah kita mengetahui target audience atau sasaran, langkah pertama kita melakukan yang namanya media habit. Media habit ini tujuannya untuk menentukan media mana yang paling efektif, apakah koran, majalah, radio atau cinema. Kita juga bisa menentukan media utama dari sini, misalnya ketika kita menggunakan media televisi dan sepertinya 90% target kita telah terjangkau. Tetapi apakah salah menggunakan media lain?. Tidak, media-media ini (media lain) kita jadikan sebagai media pendukung, jadi mereka (target sasaran) bisa melihat iklan ini di televisi, di koran dan di majalah dan informasi yang mereka dapatkan jadi lebih kuat. Setelah menentukan media utama, misalnya televisi dan media pendukungnya adalah koran. Kita juga harus selektif dalam menentukan stasiun televisi apa yang akan digunakan. Misalnya secara nasional RCTI mempunyai coverage paling luas kemudian SCTV, maka ketika kita memilih RCTI juga kemudian SCTV. SCTV sifatnya hanya sebagai duplikasi yang ditambahkan, karena sebenarnya target sasaran kita telah tercover oleh RCTI tadi.

Lampiran 3.

Wawancara Dengan Account Director Bapak Adi Wicaksono

T : Bagaimana STP Clas Mild?

J : Segmen Clas Mild adalah anak muda dengan target anak-anak muda menengah atas, karena menenengah atas lebih peduli rasa dari pada harga. Positioning Clas Mild adalah "Clas Mild is today". Clas Mild adalah rokok hari ini. Yang sudah lewat ya lewat. Kalau mau jadi bagian dari apa yang ada saat ini, maka kalian harus jadi bagian dari Clas Mild.

T : Bagaimana profile Clas Mild?

J : Clas Mild pertama kali diluncurkan 2003, pertama kali launch di Bandung dan Jogja, karena di daerah itu adalah area yang paling sulit. Masyarakat di sana sangat sensitiff terhadap perubahan dan tidak ada loyalitas merek di sana. T : Bagaimana analisa SWOT dari Clas Mild?

J : Pertama kali diluncurkan oportunitynya besar, karena saat itu hanya ada 3

brand besar rokok mild, A-Mild, Star Mild, dan LA Light, sementara marketnya growing. Masyarakat Indonesia juga sudah sangat peduli terhadap

kesehatan, maka oportunitynya besar dan komunikasi antara 3 brand besar itu hanya A-Mild yang fokus, sementara basicly, kita tidak punya interest of taste dan interest of taste kita tidak boleh terlalu jauh dari market leader, A-Mild. Karena semua produk yang lewat mulut bench mark-nya adalah produk pertama dalam kategori itu yang ada di pasar. Kelemahan kita adalah, jika terlalu banyak merokok Clas Mild rasanya agak pahit. Tapi kita juga sebenarnya sadar bahwa A-Mild adalah produk yang kokoh yang komunikasinya sudah dibangun 10 sampai 15 tahun yang lalu dan kita sadar kita tidak bisa “mengalahkan” mereka, tapi kita mencoba menggeser

Dokumen terkait