• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, peneliti memberikan beberapa saran yang didasarkan dari evaluasi penelitian. Saran yang diberikan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak seperti peneliti selanjutnya, responden penelitian, serta instansi terkait. Saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peneliti Selanjutnya

Beberapa saran yang dapat diberikan adalah seperti melakukan analisis kebutuhan terhadap para pasien MG karena kebutuhan masing-masing orang berbeda. Terlebih, para pasien MG memiliki kondisi fisik yang berbeda dan pemicu yang berlainan meskipun sama-sama menderita hal yang sama. Hal ini terkait dengan tritmen yang akan dilakukan termasuk di dalamnya adalah waktu

pelaksanaan. Sebaiknya, peneliti mempertimbangkan kembali ketika akan menyusun jadwal apakah dibuat dalam dua hari dengan jangka waktu yang tidak terlalu berdekatan, ataukah dipadatkan menjadi satu hari namun dengan waktu yang lebih dari 4 jam.

Pertimbangan dalam penyusunan modul pelaksanaan hendaknya melihat aspek kesehatan fisik dan mental dari para responden sendiri dengan saran dan rekomendasi yang memadai dari pihak medis atau medical expert. Sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan, ada baiknya untuk menambahkan kuesioner mengenai kondisi fisik dari para pasien sehingga data tentang kondisi yang mereka alami dan rasakan akan berlandaskan dari kuesioner yang mereka isi tersebut.

Intervensi Group Positive Psychotherapy terbukti efektif terhadap peningkatan kualitas hidup pasien MG. Psikoterapi dengan model kelompok nampak bisa mengakomodir kebutuhan untuk bercerita dan berkumpul dari pasien MG. Sehingga kedepannya, para peneliti bisa mencoba untuk memberikan model terapi kelompok lainnya sehingga bisa memperkaya literatur psikoterapi kepada pasien MG yang memang masih sangat terbatas.

Jumlah pasien MG yang tidak banyak menjadikan opsi untuk mencari responden penelitian cukup terbatas. Kemudian tidak semua dari pasien MG yang mau terbuka dan bersedia untuk menjadi responden. Dampaknya adalah responden dari penelitian menjadi sedikit dan berakibat pada analisis data yang kurang optimal. Responden yang nampak memiliki kondisi yang kurang stabil juga bisa menjadi perhatian peneliti. Kedepannya para peneliti selanjutnya bisa mencoba

untuk menambahkan jumlah partisipan dan bisa melakukan pendekatan yang lebih lama dan intens terhadap para pasien. Pemilihan partisipan sebaiknya bisa dilakukan secara ideal berdasarkan dari terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat untuk menjadi partisipan. Peneliti juga bisa melihat kondisi para pasien, yang nampaknya kurang stabil bisa diberikan intervensi secara personal, tidak untuk kelompok.

Tempat intervensi menjadi faktor yang penting pula untuk diperhatikan. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa mencari tempat yang aman dan nyaman untuk para pasien yaitu yang berada di lantai satu sehingga mereka tidak perlu untuk naik tangga. Suhu ruangan juga perlu diperhatikan dan sebaiknya yang ber AC agar peserta menjadi nyaman. Kondisi luar dari ruangan juga dikondisikan agar tidak terdapat keributan yang berpotensi untuk menurunkan fokus dari peneliti.

Kondisi finansial dari para responden tidak semuanya mumpuni sedangkan banyak dari para pasien yang belum sanggup untuk membawa motor ataupun duduk lama di motor. Kondisi ini bisa menjadi acuan peneliti untuk melakukan pencegahan seperti mencari tempat penelitian yang lokasinya cukup dekat dan bisa dijangkau oleh para responden. Jika tempat penelitian yang dipilih lokasinya cukup jauh dari domisili responden, maka peneliti sebaiknya menyediakan dana lebih untuk menunjang transportasi mereka. Begitupun dengan kondisi responden yang dirasa kurang baik maka sebaiknya ditunjang dengan transportasi yang nyaman seperti mobil.

2. Responden Penelitian

Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa para peserta sebenarnya membutuhkan wadah untuk bisa saling berbagi, bercerita berbagai keluhan, pikiran,

dan peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Berdasarkan hal tersebut, responden dari penelitian ini diharapkan bisa lebih aktif dalam perkumpulan mereka, seperti di organisasi Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia (YMGI) sendiri agar kebutuhan berkumpul dan bercerita dapat disalurkan.

Dukungan dari orang-orang di sekitar mereka juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan emosi dan psikologis dari para pasien. Sehingga mengaplikasikan berbagai materi yang telah diberikan seperti menyadari dan mensyukuri hal baik yang datang, mengungkapkan rasa terima kasih dan merespon orang lain dengan aktif dan konstruktif bisa dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya.

Menerapkan semua materi yang telah diberikan juga bisa dilakukan oleh para peserta sebagai upaya untuk membantu diri ketika stressor dan kesulitan datang dalam hidup. Dengan berlatih berbagai ketrampilan yang telah didapatkan, para responden diharapkan bisa mendapatkan hidup yang lebih bahagia dan menyenangkan, menumbuhkan rasa optimis dan bersyukur, serta tidak mudah merasa sedih dan berada pada kondisi psikologis yang rendah.

3. Instansi Terkait

Kepada pihak Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia (YMGI) diharapkan bisa sering mengadakan gathering ataupun berbagai kegiatan positif yang bisa menjadi wadah berkumpul, menambah informasi, dan mempertajam ketrampilan para pasien. Diharapkan, berbagai kegiatan tersebut bisa membantu mereka untuk bisa berdaya di lingkungan sosialnya dan menumbuhkan berbagai perasaan dan pikiran yang positif ke dalam diri pasien.

113

Al-Fadl, E.M.A., Ismail, M.A., Thabit, M., El-Serogy, Y. (2014). Assessment of Health- Related Quality of Life, Anxiety, and Depression in Patients with Early Rheumatoid Arthritis. The Egyptian Rheumatologist. 36, 51-56

Alsa, Asmadi. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arpandy, G.A., & Halim, M.S. (2013). Gambaran Aspek Kognitif dan Kepribadian Pasien Myasthenia Gravis. Jurnal Psikogenesis. Vol. 2 No. 1

Asl, S.T.S., Sadeghi, K., Bakhtiari, M., Ahmadi, S.M., Anamagh, A.N., Khayatan, T. (2016). Effect of Group Positive Psychotherapy in Improvement of Life Satisfaction and The Quality of Life in Infertile Woman. Internation Journal of Fertility and Sterillity. Vol. 10 No. 1

Aysal, F., et al. (2013). The Relationship of Symptoms of Anxiety and Depression with Disease Severity and Treatment Modality in Myasthenia Gravis: A Cross-sectional Study.

Neuropsychiatry. 50:295-300

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baker, D.C. (2003). Studies of the inner life: The impact of spirituality on quality of life. Journal of Quality of Life Research, 12 (1), 51-57.

Barzi, M.K.B., & Jafari, F. (2016). Investigating the Effectiveness of Positive Psychotherapy on the Quality of Life and Marital Conflicts of Mothers who have Physical-motor handicapped Children (Ages 5 to 12, Tehran). International Journal of Humanitites and

Cultural Studies.

Basta, I.Z., dkk. (2012). Assessment of Health-Related Quality of Life in Patients with Myasthenia Gravis in Belgrade (Serbia). Neurol Sci. 33: 1375-1381.

Belasco, A., Barbosa, D., Bettencourt, A. R., Diccini, S., Sesso, R. (2006). Quality of Life of Family Caregivers of Elderly Patients on Hemodialysis and Peritoneal Dialysis.

American Journal of Kidney Disease. 48 (6), 955

Burgess, L. M. (2006). Emotion regulation and behavioral, emotional, and cardiocascular

responses to interpersonal stress. Disertasi. Ann Arbor, MI : UMI.

Chaturvedi, S.K., Muliyala, K.P. (2016). The Meaning in Quality of Life. J. Psychosoc.

Rehabil. Ment. Health. 3(2): 47-49

Creswell, J.W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing among Five

114

Fitriana, R. I. (2018). Psikoterapi Kelompok Positif untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Family Caregiver Pasien Skizofrenia. Tesis. Universitas Islam Indonesia Gandhi, D., Shah, J., Shah, A. (2019). A Review: Factors Affecting Quality of Life Index.

Global Research and Development Journal for Engineering.

Goldenberg, W. (2013). Emergent Management of Myasthenia Gravis. Philadelphia: McGraw- Hill

Gurkova, E. (2011). Issues in Thhe Definitions of HRQoL. Journal of Nursing, Sosial Studies,

Public Health and Rehabilitation 3-4. PP 190-197

Hackshaw, A. (2008). Small Studies: Strengths and Limitations. European Respiratory

Journal. Vol. 32:5.

Hair, Joseph F., Black, William C., Babin, Barry J., Anderson, Rohph E. And Tatham, Ronald L. (2006), Multivariate Data Analysis – 6a Edition. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Hidayah, N. (2014). Efektivitas Group Positive Psychotherapy untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Psikologis pada Orang Dengan HIV/AID (ODHA). Naskah Publikasi. Jeong A, Min J-H, Kang YK, Kim J, Choi M, Seok JM. (2018). Factors associated with quality

of life of people with Myasthenia Gravis. PLoS ONE 13. (11)

Jose, P. E., Lim, B. T., & Bryant, F. B. (2012). The Journal of Positive Psychology: Dedicated to Furthering Research and Promoting Good Practice. The Journal of Positive

Psychology, 7(3), 176-187. http://dx.doi.org/10.1080/17439760.2012.671345

Kaminski, H.J. (2003). Myasthenia gravis and related disorders. New Jersey : Humana Press Inc.

Kaplan & Sadock. (1994). Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Kementerian Kesehatan RI. (2017) Situasi Lupus di Indonesia. Infodatin Lauster, P. (2003). Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mackenzie, K.R., Martin, M.J., Howard, F.M. (1989). Myasthenia Gravis: Psychiatric Concomitants. Canad. Med. Ass. J. Vol. 100

115

Myasthenia Gravis Foundation of America, Inc. www.Myasthenia.org diakses pada 9 November 2019

Nekouei, Z.K., Yousefy, A., Manshaee, G. (2012). Cognitive-Behavioral Therapy and Quality of Life: An Experience among Cardiac Patients. Journal of Education and Health

Promotion. Vol. 1

Ningtyas, N.P., & Ediati, A. (2018). Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Ketabahan pada Penderita Myasthenia Gravis. Jurnal Empati. Vol 7:2 Hal. 268-274.

Parks, A. C., & Seligman, M. E. P. (2007). 8-Week Group Positive Psychotherapy (PPT) manual. Version 2.

Parks-Shiner, A. C. (2009). Positive Psychotherapy: Building a Model of Empirically

Supported Self-Help. (Dissertation) Faculties Psychology of the University of Pennsylvania in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy.

Peseschkian, N., & K.Triit. (1998). Positive Psychotherapy Effectiveteness Study and Quality Assurance. The european journal of psychotherapy, counselling & health. April 1998.Vol.1, No. 42-53

Phillips, David. (2006). Quality of Life. New York Taylor & Francis Group

Prabowo, A., & Yuniardi, M.S. (2017). Pengaruh Group Positive Psychotherapy terhadap Psychological Well-Being Mahasiswa. UMM. Research Report.

Putri, T.A.R.K. (2017). Status Emosional dan Kualitas Hidup pada Pasien Miastenia Gravis.

Jurnal Keperawatan Komprehensif. Vol. 3 No. 2

Quality of Life Research Unit. (2004). University of Toronto.

http://sites.utoronto.ca/qol/qol_model.htm di akses pada tanggal 28 November 2019. Raeburn, J. M., & Rootman, I. (1996). Quality of Life and health Promotion. Dalam R.

Renwick, I. Brown., M. Nagler (Eds.), Quality of Life in Health Promotion and

Rehabilitation: Conceptual Approaches, Issues, and Applications. California: SAGE

Publication.

Raggi, A., Leonardi, M., Mantegazza, R., Casale, S., Positive Health Outcome. Journal of

Neurological Science, 31 : 231-235.

Rahmawati, P., & Muljohardjono, H. (2016). Meaning of Illness dalam Perspektif Komunikasi Kesehatan dan Islam. Jurnal Komunikasi Islam. Vol. 6:2

116

B. Modern Care Journal. 15(3)

Ropper, A.H., & Brown R.H. (2005). Adam and Victor’s : Princiles of Neurology 8th ed. McGraw Hill.

Ruzevicius, J. (2014). Quality of Life and its Components’ Measurement. 17th Toulon-Verona

International Conference Excellence in Services.

Seligman M. E. P, Rashid, T., & Parks, A. C. (2006). Positive Psychotherapy. American

Psychologist.

Sheldon, K. M., & Lyubomirsky, S. (2006). How to Increase and Sustain Positive Emotion : The Effects of Xxpressing Gratitude and Visualizing Best Possible Selves. The Journal

of Positive Psychology, 1(2), 73–82. http://doi.org/10.1080/17439760500510676

Sin, N.L., & Lyubomirsky, S. (2009). Enhancing Well-Being and Alleviating Depressive Symptoms with Positive Psychology Interventions: A Practice Meta Analysis. Journal

of Clinical Psychology: In Session. Vol. 65 (5). 467-487.

Singh, S.K., Kumar, V., Kumar, A. (2016). Myasthenia Gravis: Challenges and Therapeutics Solution. J Neurol Neurosci. 6:1

Skevington, S.M., Lotfy, M., O’Connell, K.A. (2004). The World Health Organization’s WHOQOL-BREF quality of life assessment: Psychometric properties and results of the international field trial A Report from the WHOQOL Group. Quality of Life Research, 13: 299–310.

Symister, P., & Friend, R. (2003). The influence of Social Support and Problematic Support on Optimism and Depression in Chronic Illness: A Prospective Study Evaluating Self Prospective. Health Psychology. Vol. 22:2, 123-129

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujana, R. C., Wahyuningsih, H., Uyun, Q. (2015.) Peningkatan Kesejahteraan Psikologis pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Menggunakan Group Positive Psychotherapy. Jurnal Intervensi Psikologi. (Vol. 7 No. 2)

Twork, S., Wiesmeth, S., Klewer, J., Pohlau, D., Kugler, J. (2010). Quality of Life and Life Circumstances in German Myasthenia Gravis Patients. Health and Quality of Life

Outcomes. 8:129

US Department of Health & Human Services. Myasthenia gravis. [serial online]. (2017). https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/myasthenia-gravis. Diunduh pada 3 November 2019

117

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Watkins, P.C., Mc.Laughlin, T., Parker, J.P. (2019). Gratitude and Subjective Well-Being: Cultivating Gratitude for A Harvest of Happiness. IGI Global.

World Health Organization. (1995). The World Health Organization Quality of Life

Assessment, Field Trial Version for Adults. Administration Manual.World Health Organization, Geneva,

WHO, M. H. P. of. (1996). WHOQOL-BREF: Introduction, Administration, Scoring and

Generic Version of the Assessment. Geneva: Programme on Mental Health, World

Health Organization.

World Health Organization. (1997). WHOQOL: Measuring Quality of Life. World Health Organization, Geneva.

Wrosch, C., & Scheier, M. F. (2003). Personality and quality of life: The importance of optimism and goal adjustment. Quality of life Research, 12, 59-72.

Yalom, I. D. (1985). The theory and practice of group psychotherapy. USA: Basic Books, Inc Yamamoto, A., Kimura, T., Watanabe, S., Yoshikawa, H. (2018). Clinical Characteristics of

Patients with Myasthenia Gravis Accompanied by Psychiatric Disorders. Neurology

and Clinical Neuroscience 7. 65-70.

Ybarra, M.I., Kummer A., Frota E.R., Oliveira J.T., Gomez R.S., Teixeira A.L. (2011). Psychiatric Disorders in Myasthenia Gravis. Arq Neuropsiquiatr. 69: 176–9.

Yuliana, V., Prayitno, A., A., JP. (2019). Validitas Kuesioner WHOQOL-BREF dalam Menilai Kualitas Hidup Penderita Skizofrenia Rawat Jalan. Artikel Ilmiah. Universitas Surabaya.

Zeykani, M., Nikmanesh, Z. (2018). The Effect of Positive Psychotherapy on Perceived Competence ad Quality of Life among Children with Thalassemia. Jundishapur J

Dokumen terkait