• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, terdapat beberapa saran agar makalah selanjutnya dapat lebih sempurna. Adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Semua bangsa dan tradisi memiliki sejarah dan sumbangan positif terhadap lahirnya ide tentang hak asasi manusia dan tidak ada satu bangsa atau tradisi yang bisa mengklaim dirinya sebagai penggagas ataupun kampiun hak asasi manusia. Oleh karenanya, berbagai negara yang memiliki kemajemukan dalam pemikiran hak asasi manusia, berupaya membuat formulasi rumusan hak asasi manusia yang bisa diterima dan menjadi konsensus berbagai pihak. Pelaksanaan HAM merupakan wewenang dan tanggung jawab setiap Pemerintah Negara oleh karena itu, perlu memperhatikan sepenuhnya keanekaragaman tata nilai, sejarah, kebudayaan, sistem politik, tingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi, serta faktor-faktor lain yang dimiliki bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian, harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional Indonesia dibidang HAM, dapat dilakukan antara lain dengan merevisi perundang-undangan yang berlaku dan merancang Undang-Undang yang baru sesuai isi intrumen internasional HAM yang telah di ratifikasi.

2. Kerangka berpikir mengenai suatu hal tidak akan tercipta jika tidak mengetahui dasar dan landasannya. Begitu juga dengan kerangka berpikir untuk memahami masalah HAM. Realitas menunjukkan bahwa hukum dan hak asasi manusia di Indonesia masih dominan mengacu kepada tipologi doktrinal. Artinya sumber hukum dan hak asasi manusia berasal dari hukum positif negara atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber hukum dan hak asasi manusia yang berasal dari peraturan perundang-undangan terjadi akibat dari proses sejarah bangsa Indonesia. Khususnya sejarah penjajahan oleh Belanda yang membuat sistem hukum Indonesia sama dengan Belanda. Dapat dikatakan bahwa, sumber hukum dan hak asasi manusia di Indonesia

75

belum memiliki epistemologi yang jelas dalam sistem hukum nasional. Dalam tataran implementasi, Indonesia tidak berani melakukan perubahan secara subtansial, cenderung mengutamakan prosedur-formal, dan adanya dominasi rasional yang menghilangkan unsur rasa dan hati nurani. Selain itu, banyaknya kasus pelanggaran hukum dan hak asasi manusia terjadi di Indonesia yang tidak jelas penyelesaiannya. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu perubahan yang dapat membuat hukum dan hak asasi manusia bermanfaat dan mampu berkontribusi positif dalam mengatasi permasalahan di masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan jika ada usaha untuk merubah epistemologi hukum dan hak asasi manusia yang dapat lebih maju dan sesuai dengan peradaban bangsa. Selain itu, diperlukan cara bijak yang mampu menyentuh subtansi inti permasalahan epistemologi ilmu hukum. Artinya suatu konsep epistemologi ilmu hukum yang selalu dinamis berubah kearah yang lebih baik mengikuti perkembangan jaman dengan berdasar pada norma-norma kehidupan yang ada di masyarakat. Konsep tersebut karena adanya kesesuaian dengan situasi dan kondisi sekarang ini. Dengan konsep tersebut akan diperoleh hukum dan hak asasi manusia yang lebih komprehensif. Sehingga hukum dan hak asasi manusia mampu menembus batas-batas permasalahan dan berkontribusi positif membangun Indonesia sebagai negara hukum, yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia.

3. Luasnya spektrum pelanggaran HAM dalam aktivitas pertambangan di Indonesia menunjukkan tidak adanya peran negara dalam melindungi, menghormati, dan memenuhi HAM warganya. Hak asasi manusia seakan tidak menjadi prioritas dalam setiap pembangunan sehingga pelanggaran atasnya lumrah terjadi. Pegunungan Kendeng Utara sebagian besar merupakan Kawasan Bentang Alam Kars (KBAK) yang membentang dari Kab. Pati, Kab. Grobogan, Kab. Rembang, dan Kab Blora di Jawa Tengah; hingga ke Kab. Bojonegoro dan Kab. Lamongan di Jawa Timur. Kawasan tersebut kaya akan bahan baku utama semen (batu gamping dan tanah liat), serta sumber daya air bawah tanah untuk pertanian. Adanya polemik tersebut dapat dikatakan bahwa pembangunan semestinya bisa selaras dengan penegakan HAM, baik di tingkat perencanaan maupun pelaksanaan, karena pembangunan itu sendiri merupakan bagian dari manifestasi HAM. Di sisi lain, Indonesia ke depannya memerlukan perencanaan pembangunan yang semakin bersifat kualitatif; perencanaan akan semakin mengarah ke perencanaan parsial untuk bidang dan sektor tertentu yang menjadi prioritas; dan partisipasi, serta suara rakyat akan semakin menentukan dalam perencanaan seiring dengan peningkatan otonomi daerah dan perkembangan

76

demokrasi. Lebih lanjut, dalam konteks pembangunan, HAM menjadi rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh negara atau pemerintah dalam menjalankan misinya agar tidak menjadikan pembangunan sebagai tujuan dengan mengorbankan manusia demi pembangunan. Sistem-sistem hukum harus mampu mendorong dan mengembangkan pembangunan secara seimbang sambil melindungi dan memajukan keadilan sosial. Melalui konsep HAM akan dapat diketahui segi-segi kebutuhan dasar manusia yang belum terpenuhi, sehingga argumen dan arah pembangunan dapat dikembangkan. Tanpa rambu-rambu kemanusiaan, pembangunan akan terasa sebagai tindakan yang memuliakan benda dan merendahkan martabat manusia. Sebagai rambu-rambu, HAM menjadi acuan, tidak saja dalam pelaksanaan pembangunan, melainkan sejak perencanaan pembangunan.

77 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Austin, John. ed. The Province of Jurisprudence Determined, W. Rumble. Cambridge: Cambridge University Press, 1995.

Awaludin, Hamid. HAM Politik, Hukum, & Kemunafikan Internasional. Jakarta: PT Gramedia, 2012.

Brems, Eva. Human Rights: Universality and Diversity. London: Martinus Nijhoff Publishers, 2001.

Cranston, Maurice. What are Human Rights?. New York: Taplinger, 1973. Eagleton, Terry. Why Marx Was Right. Connecticut: Yale University Press, 2011.

Davidson, Scott. Hak Asasi Manusia, Sejarah, Teori dan Praktek dalam Pergaulan Internasional. Jakarta: Pustaka Utama Grafti, 2004.

Davies, Peter. Hak Asasi Manusia: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1994.

Djafar, Wahyudi dan Roichatul Aswidah. Intimidasi Dan Kebebasan: Ragam, Corak dan Masalah Kebebasan Berekspresi di Lima Propinsi Periode 2011-2012. Jakarta: ELSAM, 2013.

Donnely, Jack. Universal Human Rights in Teory and Practice. Ithaca and London: Cornell University Press, 2003.

Effendi, Masyhur. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.

Halili, et. al. Kepemimpinan Tanpa Prakarsa Kondisi Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia 2012. Jakarta: Pustaka Masyarakat Setara, 2013.

Hertogh, Marc. ed. Living Law. Reconsidering Eugen Ehrlich. Oñati International Series in Law and Society. Oxford and Portland Oregon, 2009.

ICEL. Demokrasi Pengelolaan Sumber Daya Alam: Reformasi Hukum dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan serta Berbasis Kerakyatan; Urgensi dan Prioritas. Jakarta, ICEL, 1999.

Iskandar, Pranoto. Hukum HAM Internasional Sebuah Pengantar Konseptual. Cianjur: IMR Press, 2010.

Locke, John. ed. The Second Treatise of Civil Government and a Letter Concerning Toleration.

Oxford: Blackwell, 1964.

Lubis, Todung Mulya. In Search of Human Rights; Legal-Political Dilemmas of Indonesia’s

New Order, 1966-1990. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Meron, Theodor. ed. Human Rights in International Law Legal and Policy Issues. New York: Oxford University Press, 1992.

Sujatmoko, Andrey. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Cet. 1. Jakarta: Rajawali Pers, 2015 Smith, Rhona K. M. et. al., eds.,Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: PUSHAM UII, 2008.

78

Sunarso, Siswanto. Hukum Pidana Lingkungan Hidup Dan Strategi Penyelesaian Sengketa.

Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Suryajaya, Martin. Materialisme Dialektis: Kajian tentang Marxisme dan Filsafat Kontemporer. Yogyakarta: Resist Book, 2012.

UIN Jakarta, Tim ICCE. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media, 2003.

Zhou, Wei. Marxism And Human Rights: Theroritical Perspective. Creative Commons Attribution 3.0. Hong Kong License: Hong Kong University, 1998.

Jurnal/Majalah/Harian

HAM dan Tap MPRS. No.XXV. Majalah Forum Keadilan 9 April 2000. hlm. 43.

Indarti, Poengky. “Bisnis dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua.” Jurnal HAM Vol. 12 Tahun 2016 (2015).

Kajian Kendeng Lestari: Menakar Keabsahan Izin dan Imbas Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Rembang, BEM FH UI, 2017.

Kertas Posisi Hari Anti Tambang 2015, Negara Absen Ketika Kejahatan Tambang Merajalela, Presiden Harus Berpihak Pada Keselamatan Rakyat.

Latupono, Barzah. “Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap Pekerja Kontrak (Outsourcing) di Kota Ambon,” Jurnal Sasi Vol. 17 No. 3 (Juli-September 2011). Lubis, Todung Mulya. "Hak-hak Asasi yang Tidak Bisa Dilanggar dalam Negara Hukum"

dalam Majalah Prisma No. 11, November 1994, hlm. 19-26.

Matondang, Ikhwan. “Universalitas dan Relativitas HAM.” MIQOT Vol. XXXII No. 2 (Juli-Desember 2008). hlm. 212.

Mohamad, Mahathir. “Keynote Address,” dalam laporan “International Conference Rethinking Human Rights”, yang diselenggarakan oleh JUST, Kuala Lumpur, 1994.

Press Release, Solidaritas Makassar untuk Rembang Stop Perampasan Sumber-Sumber Penghidupan Rakyat #Save_Rembang Makassar, 1 April 2015.

Qisti, Launa. “Harmonisasi Hukum Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 660.1/17 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen oleh PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk.” Artikel Ilmiah (2015). Ringkasan Eksekutif Pelestarian Ekosistem Karst dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.

Komnas HAM. Jakarta 5 Agustus 2016.

Yew, Lee Kwan. “Democracy and Human Rights for the World”. Asahi Forum.Tokyo, 20 November 1992.

Skripsi/Tesis/Distertasi

Atmadewi, Katrin. “Eksistensi Hak Individu dalam Bernegara Kajian Filosofis Pemikiran Robert Nozick dalam Kehidupan Bernegara.” Jakarta, 2009.

79 Peraturan Perundangan-undangan

Indonesia, Undang-Undang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 Tahun 1999. , Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV, Ps. 28A-28J.

, Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 32 Tahun 2009.

, Peraturan Pemerintah tentang Izin Lingkungan, PP No. 27 Tahun 2012.

, Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 32 Tahun 2009.

, Undang-Undang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003.

Putusan Pengadilan dan Lembaga Penyelesaian Sengketa Lain

Amicus Curiae atas Peninjauan Kembali terkait putusan PTUN Semarang No. 064/G/2015/PTUN.SMG (Joko Prianto dkk. v. I. Gubernur Jawa Tengah; II. PT. Semen Gresik) dan Putusan PTTUN Surabaya No. 135/B/2015/PT.TUN.SBY.

dalam Sidang Perkara Pembunuhan Berencana terhadap Aktivis Tani Salim Kancil dan Tosan & Pelanggaran Izin Usaha Tambang oleh PT. IMMS dan Kepala Desa Selok Awar-Awar, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, 2016.

Kesimpulan dalam Perkara Tata Usaha Negara Nomor: 064/G/2014/PTUN Smg, Tim Advokasi Peduli Lingkungan Jalan Jomblangsari IV Nomor 17, Semarang, 2 April 2015, hlm. 4.

Dokumen Internasional

International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Undang-Undang No. 11 Tahun 2005

International Covenant on Civil and Political Rights (Undang-Undang No. 12 Tahun 2005).

International Convention against Apartheid in Sports (Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1993)

International Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (Undang-Undang No. 5 Tahun 1998)

International Convention on the Elimination All Forms Discrimination Against Women

(Undang-Undang No. 7 Tahun 1984)

International Convention on The Elimination of All Forms of Racial Discrimination (Undang-Undang No. 29 Tahun 1999)

International Convention on the Political Rights of Women (Undang Undang No. 68 Tahun 1958)

International Convention on the Rights of Child (Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990)

80 International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (CRC),

Pasal 1.

Deklarasi Wina, Pasal 5.

Internet

http://fokus.news.viva.co.id/news/read/181513-lumpuh-diterjang-banjir-bandang, Diakses pada 15 Mei 2017, pkl. 17.32 WIB.

http://ika260691.blogspot.com/2013/04/teori-ham.html, Diakses pada Diakses pada 10 Mei 2017, pkl. 17.23 WIB.

http://nasional.tempo.co/read/news/2012/07/14/063416960/serangan-kampungahmadiyah-terkait-jurnalis-asing, Diakses pada 10 Mei 2017, pkl. 13.50 WIB.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/07/kerusakan-watuputih-bisa-berdampak-luas

Diakses pada 24 Mei 2017, pkl. 19.30 WIB.

http://pekanbaru.tribunnews.com/2013/05/02/buruh-tuding-pt-musim-mas-tekan-pekerja-wanita, Diakses pada 21 Mei 2017, pkl. 12.50 WIB.

http://pelanggaranham-kelompok4.blogspot.co.id/2015/05/hukum-hak-asasi-manusia-pelanggaran-ham.html, Diakses pada pada 10 Mei 2017, pkl. 13.50 WIB.

http://www.aasianst.org/Viewpoints/Nathan.htm, Diakses pada 2 Mei 2017, pkl. 16. 40 WIB.

http://www.kompasiana.com/bpanjipradipta/hak-kebebasan-berserikat-berkumpul-dan-mengemukakan-pendapat_54f5e2cfa33311dd6d8b461d, Diakses pada 25 Mei 2017, pkl. 12.30 WIB.

http://tbinternet.ohchr.org/_layouts/treatybodyexternal/Download.aspx?symbolno=E%2fC.1 2%2f1999%2f5&Lang=en, Diakses pada 29 Mei 2017, pkl. 09.40 WIB.

Dalam dokumen Implementasi Teori Teori Hak Asasi Manus (Halaman 77-83)

Dokumen terkait