• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.4 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah bagi penelitian selanjutnya, penting untuk membatasi bidang kajian pragmatik edukasional secara spesifik, sehingga pembahasaan menjadi lebih fokus, spesifik dan tidak meluas.

125

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2006). Pragmatik: Konsep Dasar Mamahami Konteks Tuturan.

Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, Vol 1.

Anouschka Bergman, K. C. (2007). Language Files Materials For an

Introduction to Language and Linguistics. Ohio: The Ohio State

University.

Baryadi, I. P. (2015). Teori-Teori Linguistik Pascastruktural Memasuki Abad

Ke-21. Yogyakarta: PT Kanisius.

Castilo, R. E. (2009). The Role of Pragmatics in Second Language Teaching. SIT Graduate Institute .

Cook, G. (1999). Discourse. Oxford: Oxford University Press.

Deda, N. (2013). The Role of Pragmatics in English Language Teaching. Pragmatic Competence. Academic Journal of Interdisciplinary Studies, 64-70.

Dijk, T. A. (n.d.). Context And Cognition: Knowledge Frames And Speech Act

Comprehension.

Djatmika. (2015). Mengenal Pragmatik Yuk! Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Francesca M. Bosco, Monica Bucciarelli, Bruno G. Bara. (2004). The Fundamental Context Categories in Understanding Communicative Intention. Journal Of Pragmatics, 467-488.

Gillian Brown dan George Yule (Edisi Terjemahan oleh Soetikno). (1996).

Analisis Wacana. Jakarta: Gramedia Pustaka.

I Made Tegeh, I Nyoman Jampel, dan Ketut Pudjawan. (2014). Model Penelitian

Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Izhar. (2015). Konteks Pragmatik dalam Proses Pembelajaran Bahasa di Kurikulum 2013. Jurnal Kreasi, 15-27.

Kathleen Bardovi-Harlig and Rebecca Mahan-Taylor. (2003). Teaching

Pragmatics. Washington DC: Us Department of State Office of English

Language Programs.

Kenneth R. Rose and Gabriele Kasper. (2001). Pragmatics in Language Teaching. London: Cambridge University Press.

Kunjana Rahardi, Yuliana, dan Rishe. (2015). Mencari Identitas Konteks (Dalam Studi) Pragmatik. Pertemuan Ilmiah Bahasa Sastra Indonesia (PIBSI)

XXXVII, 324-329.

Mary Bazire and Patrick Brezillon. (2005). Understanding Context Before Using It. Springer, 29-40.

Micahael A.K Halliday dan Ruqaiya Hassan. (1976). Cohesion in English. London: Longman.

Nababan, P. W. (1987). Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Nadar, F. X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurgiantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi

Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Povolna, R. (2012). Pragmatic Awareness in Teacher Education. Edition 1, pp. 148-158.

Pranowo. (2009). Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pranowo. (2009). Kesantunan Berbahasa Tokoh Masyarakat Di Tinjau dari Aspek

Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Pranowo. (2015). Faktor dan Strategi Pengembangan Budaya Baca Melalui Membaca Pemahaman. Jurnal Masyarakat Linguistik Indonesia, Vol 33 no 23.

Pranowo. (2015). Tergantung Pada Konteks. Pertemuan Ilmiah Bahasa dan

Sastra Indonesia (PIBSI) XXXVII (pp. 489-500). Yoyakarta: Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pranowo. (2015). Unsur Intralingual dan Ekstralingual sebagai Penanda dalam Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa dalam Kesantunan Berkomunikasi.

Jurnal Adabiyat, Bahasa dan Sastra, Vol VII no 2.

Pranowo. (2017). Integrating Intralingual and Extralingual Context in

Educational Pragmatic Learning. Yogyakarta: Serial Publication.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Kanisius.

Purwo, B. K. (1990). Pragmatik dan Pengajaran Bahasa (Menyibak Kurikulum

1984) . Yogyakarta: Diva Press.

Rahardi, K. (2003). Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma. Rahardi, K. (2009). Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga.

Rahman, M. A. (2018). Pengembangan Buku Ajar Penulisan Artikel Jurnal untuk

Peningkatan Keruntutan Berpikir dalam Berargumentasi pada Mahasiswa Program Studi PBSI Program Magister Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Salim, P. (1990). The Contemporary English- Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press.

Sani, K. d. (2015). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Santoso, I. (2013). Pragmatik dan Pendidikan Bahasa. Bandung: Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Seyed Mohammad Ali Mansoorian, Mohammad Rasoul Homayoun, Amin Jamali Nasab. (2016). Is Pragmatics Teachable. International Academic Journal

of Social Sciences, 26-33.

Shokouhi Saeedeh dan Amir Rezaei. (2015). The Importance of Teaching Pragmatics in the classroom (Focus on Complimenting) . Jurnal for The

Study of English Linguistics, Vol 3 no 1.

Song, L. (2010). The Role of Context In Discourse Analysis. Journal of Language

Teaching and Research, Vol 1, no 6, 876-879.

Sudira, I. N. (2012). Penyusunan Buku Ajar Kalimat Efektif dengan Pendekatan Retorik untuk Meningkatkan Kualitas Bahasa Skripsi dan Tugas Akhir (TA) Mahasiswa. PRASI, Vol 8 no 13.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian & Pengembangan Research and

Development. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36/D/O/2001. Jakarta:

Menteri Pendidikan Nasional.

Taguchi, N. (2011). Teaching Pragmatics: Trends and Issues. Annual Review of

Applied Linguistics, 289-310.

Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Widoyoko, S. E. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yule, G. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lampiran 2 Kuesioner Analisis Kebutuhan

Kuesioner Analisis Kebutuhan

Responden yth,

Saya adalah Mahasiswa Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang sedang mengadakan studi pendahuluan penelitian mengenai “Pengintegrasian Konteks Situasi dan Sosial

dalam Pembelajaran Pragmatik Edukasional”. Demi tercapainya hasil yang

diinginkan, saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi daftar pertanyaan ini dengan benar. Semua informasi yang diterima sebagai hasil dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian semata. Anda tidak perlu mencantumkan nama pada lembaran kuesioner ini. Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini.

Jenis Kelamin :

Angkatan :

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist () pada kolom YA jika deskripsi yang diberikan sesuai dengan pemahaman Anda. Jika tidak, berikan checklist () pada kolom TIDAK.

No. DESKRIPSI

Tanggapan

YA TIDAK

Konteks

1 Bahasa berperan penting sebagai alat untuk berkomunikasi antar sesamanya.

2 Pada saat komunikasi terjadi penting bagi penutur dan mitra tutur untuk memahami topik yang sedang dibahas.

3 Ketika berkomunikasi secara lisan, ada kalanya terjadi salah tafsir antara penutur dan mitra tutur terhadap maksud yang dibicarakan.

4 Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami maksud pemahaman akan konteks sangat diperlukan.

baik oleh penutur maupun mitra tutur.

6 Ketika berkomunikasi tidak jarang Anda mengabaikan konteks yang terjadi.

7 Perilaku abai akan konteks seringkali memunculkan multitafsir dalam memahami makna.

8 Apakah Anda pernah memperhatikan konteks ketika memahami sebuah pembicaraan?

9 Pernahkah Anda mengalami salah tafsir ketika memahami maksud dari teman, sahabat, atau mitra tutur dalam sebuah pembicaraan?

10 Situasi saat pembicaraan terjadi seringkali membantu Anda memahami topik yang sedang dibicarakan.

Contohnya: Ketika seorang dosen mengatakan “Spidol saya ketinggalan” situasi saat itu adalah situasi formal.

Konteks Situasi dan Sosial

11 Pernahkan Anda mengalami kesulitan dalam memilih kata-kata ketika terjebak dalam situasi tertentu. Sebagai contoh dalam situasi berduka. 12 Status sosial seseorang umumnya akan

memengaruhi cara orang lain berbicara kepadanya. 13 Pernahkah Anda tidak memahami pembicaraan

dosen ketika sedang mendengar percakapan antar dua orang dosen. Situasi saat itu adalah situasi tidak formal.

14 Ketika berbicara kepada teman sebaya lazimnya Anda akan lebih leluasa.

15 Pernahkan Anda menyampaikan perkataan untuk maksud yang berbeda?

16 Dalam sebuah kelompok diskusi, umumnya kita tidak paham jika tidak mengikuti alur diskusi dengan baik.

17 Situasi ketika pembicaraan terjadi umumnya mampu membantu Anda memahami topik meski tidak mengetahui topik dari awal.

18 Ketika seorang dosen mengatakan kata “waktu

habis”, apakah Anda memahami maksud lain dari

peryataan tersebut?

19 Ketika sedang ujian seorang pengawas mengatakan “harap menjaga ketenangan kelas” Apakah Anda memahami maksud lain dari pernyataan tersebut? 20 Apabila Anda berbicara kepada orang yang penting

Pragmatik Edukasional

21 Interaksi kelas yang baik adalah kelas yang komunikatif dalam proses pembelajarannya.

22 Dalam kelas yang komunikatif pemahaman akan maksud menjadi sangat penting.

23 Pragmatik merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran. 24 Ketika dosen menyampaikan materi, tidak semua

hal yang dikatakan sama dengan yang dimaksudkan.

25 Pernahkan Anda salah tafsir terhadap maksud yang disampaikan oleh dosen?

26 Ketika tanya jawab di kelas, Saya akan memilih kata-kata yang dipahami oleh semua orang.

27 Tujuan dari Penerapan Pragmatik Edukasional agar dapat memahami maksud tuturan dengan baik dalam pembelajaran.

28 Pada saat salah dalam menafsirkan sebuah tuturan umumnya kita akan melihat kembali topik yang dibicarakan.

29 Konteks sangat berperan penting dalam pembelajaran Pragmatik Edukasional.

Pengintegrasian Konteks Situasi dan Sosial dalam Pragmatik Edukasional 30 Agar tidak salah memahami maksud tuturan dalam

interaksi di kelas maka perlu mempelajari Pragmatik Edukasional.

31 Dalam interaksi di kelas, pernahkah Anda mengalami situasi yang membingungkan dalam memahami topik yang dibicarakan.

32 Buku ajar seyogianya akan menunjang proses belajar dan pembelajaran.

33 Dalam mata kuliah Pragmatik Edukasional, ketersediaan referensi belajar sangat baik.

34 Karakteristik buku ajar akan memengaruhi minat mahasiswa dalam belajar.

35 Penyajian buku ajar hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

36 Buku ajar yang selalu dilengkapi dengan latihan adalah buku ajar yang baik.

37 Pernahkah Anda membaca buku/ bahan ajar yang hanya fokus membahas tentang konteks situasi? 38 Pernahkah Anda membaca buku/ bahan ajar yang

39 Pernahkah Anda membaca buku/ bahan ajar Pragmatik Edukasional yang fokus membahas pengintegrasian konteks situasi dan sosial?

40 Apakah ketersediaan buku ajar yang fokus membahas konteks situasi dan sosial penting sebagai sumber belajar Pragmatik Edukasional?

Lampiran 3 Panduan Observasi Kelas

1. Bagaimanakah interaksi antara dosen dan mahasiswa pada awal pembelajaran? 2. Bagaimanakah interaksi antara dosen dan mahasiswa pada pertengahan

pembelajaran?

3. Bagaimanakah interaksi antara dosen pada akhir pembelajaran?

4. Interaksi apa seperti apa sajakah yang terjadi antar mahasiswa dan mahasiswa selama pembelajaran Pragmatik Edukasional.

5. Mengamati apakah mahasiswa menerapkan konteks ketika sedang melakukan diskusi kelas!

6. Mengamati apakah dalam kegiatan di luar pembelajaran mahasiswa menerapkan konteks? Baik itu konteks situasi maupun konteks sosial? 7. Apakah di dalam kelas terdapat mahasiswa dengan latar belakang sosial yang

berbeda. Seperti Romo dan mahasiswa biasa?

8. Bagaimanakah wujud komunikasi yang sering terjalin antar mahasiswa yang terlibat dalam latar belakang sosial yang berbeda?

9. Apakah interaksi antara dosen dan mahasiswa selalu memperhatikan konteks, baik itu konteks situasi maupun konteks sosial?

10. Apakah pemilihan kata-kata yang digunakan mahasiswa maupun dosen selalu memperhatikan konteks pragmatik?

Lampiran 4 Instrumen Tes

Responden yth,

Saya sedang mengadakan penelitian tesis dengan judul “Pengembangan Buku

Ajar Pragmatik Edukasional Terintegrasi Konteks Situasi dan Sosial Pada Mahasiswa Program Magister PBSI Universitas Sanata Dharma”. Dalam

penelitian ini, saya akan mengumpulkan data melalui tes berkaitan dengan pemahaman Bapak/Ibu/Saudara/i mengenai pembelajaran pragmatik edukasional, pemahaman mengenai hakikat konteks situasi dan sosial, serta penerapan konteks situasi dan sosial dalam pembelajaran pragmatik edukasional. Demi tercapainya hasil yang diinginkan, saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi lembar soal tes ini dengan benar serta sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Semua informasi yang diterima sebagai data dari hasil tes ini bersifat rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan peneltian semata. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/ Saudara/i dalam penelitian ini.

Sebelum Mengisi Tes, Silahkan Bapak/Ibu/Saudara/i Terlebih Dahulu Mengisi Beberapa Hal di Bawah Ini!

Nama :………

NIM :………

Hari/Tanggal :………

Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling tepat! 1. Leech dalam bukunya yang berjudul “Prinsip-Prinsip Pragmatik”

menyatakan bahwa kita dapat membedakan apakah sebuah fenomena yang kita hadapi merupakan fenomena pragmatis atau semantis dengan memperhatikan aspek-aspek situasi ujar. Berikut yang tidak termasuk dalam aspek-aspek situasi ujar adalah….

a) Penutur dan petutur b) Konteks sebuah tuturan c) Tujuan sebuah tuturan

d) Jenis tuturan

e) Tuturan sebagai tindak verbal

2. Hakikat konteks situasi selalu akan berkaitan dengan keadaan yang menggambarkan terjadinya suatu peristiwa. Pengertian ini tercermin dalam pernyataan…..

a) Ketika ingin berpidato Andi menggunakan kata-kata kiasan.

b) Susi selalu menggunakan gerak tubuh untuk memperjelas topik pembicaraan yang disampaikan.

c) Ketika terjadi peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa orang maka kesedihan menyertai peristiwa tersebut.

d) Siapa penutur dan mitra tutur e) Kalimat-kalimat yang diucapkan

3. Konteks situasi umumnya akan mengacu pada segala aspek keadaan lingkungan, waktu, tempat, serta hubungan di mana komunikasi verbal terjadi. Di bawah ini yang merupakan bagian dari aspek penting dalam konteks situasi adalah…

a) Latar belakang budaya

b) Hanya waktu yang menentukan c) Suasana yang terjadi

d) Pemahaman topik antara penutur dan mitra tutur e) Segala aspek segmental

4. Salah satu cara agar dapat memahami konteks situasi adalah dengan memperhatikan situasi yang terjadi ketika sebuah tuturan diucapkan. Apabila seseorang terlibat dalam upacara pemakaman, maka tuturan yang muncul merupakan wujud ekspresi sedih dari orang tersebut. Ini menjelaskan contoh penerapan konteks situasi bahwa….

a) Konteks situasi berdampingan dengan ekspresi seseorang. b) Konteks situasi merupakan wujud ekspresi.

c) Konteks situasi selalu berkaitan erat dengan keadaan yang menggambarkan terjadinya suatu peristiwa.

e) Konteks situasi berkaitan erat dengan suasana yang terjadi.

5. Dalam interaksi pembelajaran di kelas, biasanya seorang mahasiswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembicaraan akan dapat memahami topik yang dibahas dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena….

a) Adanya praanggapan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. b) Mahasiswa tersebut menguasai topik pembicaraan.

c) Mahasiswa menangkap kata-kata kunci dari pembicaraan. d) Mahasiswa melihat dari tindak tutur yang dihasilkan. e) Mahasiswa tersebut hanya menduga-duga.

6. Pragmatics is the study of the conditions of human language uses as these are

determined by the context of society (Jacob L Mey, 1983). Hal ini

merumuskan pengertian konteks sosial sebagai konteks yang muncul akibat komunikasi dan interaksi antaranggota masyarakat. Hadirnya konteks sosial umumnya disebabkan oleh…

a) Solidaritas b) Kekuasaan c) Kekuatan

d) Situasi lingkungan e) Latar belakang budaya

7. Ketika terlibat dalam diskusi di kelas, menurut Anda apa yang menjadi penanda perbedaan antara konteks situasi dengan suasana ketika percakapan berlangsung….

a) Konteks situasi memengaruhi suasana dalam sebuah wacana lisan. b) Suasana pada saat tuturan memengaruhi makna sebuah wacana.

c) Makna sebuah wacana lisan dipengaruhi oleh suasana dan konteks situasi. d) Konteks situasi merupakan salah satu penentu dari tuturan yang disampaikan.

e) Suasana akan mengarahkan konteks situasi yang muncul dalam sebuah wacana lisan.

8. Dalam sebuah pembelajaran, ketika seorang dosen sedang menanyakan tugas mahasiswa yang telah melewati batas waktu yang ditentukan, bagaimana tuturan yang tepat disampaikan oleh dosen tersebut?

a) “Sudah tanggal berapa sekarang?”

b) “Silahkan menghubungi saya jikalau Anda merasa perlu.” c) “Sepertinya saya telah memberikan tugas jauh-jauh hari.” d) “Silahkan dikumpulkan!”

e) “Siapa saja mahasiswa yang belum mengumpulkan?”

9. Konteks sosial dalam lingkup pembelajaran tercermin dalam tuturan baik antara dosen dan mahasiswa maupun antarsesama mahasiswa. Contoh penerapan konteks sosial antara dosen dan mahasiswa yang tepat tercermin dalam tuturan….

a) “Baik pak, akan segera saya kerjakan sesuai masukan yang bapak berikan. (Percakapan terjadi antara seorang mahasiswa dan dosen).

b) “Kamu dari mana saja? (Percakapan terjadi antarsesama mahasiswa). c) “Jangan cuma dipandangi bukunya, segera pahami per bab!” (Percakapan

terjadi antara seorang dosen kepada mahasiswanya).

d) “Kelas ini panas sepertinya memerlukan AC yang lebih banyak lagi pak.” (Percakapan terjadi antara seorang mahasiswa dan dosen).

e) “Kurangi rasa malasmu bapak Eko.” (Percakapan terjadi antara seorang

dosen kepada mahasiswanya).

10. Dalam pembelajaran pragmatik edukasional, konteks sosial merupakan hal yang sangat penting karena melalui konteks maksud yang samar-samar dalam sebuah interaksi verbal dapat menjadi jelas. Berikut yang merupakan contoh penerapan dari konteks sosial yang tepat adalah…

Percakapan terjadi antarmahasiswa di ruangan kelas sebelum jam pembelajaran.

a) Mahasiswa A :“Masih pagi ya, kamu mimpi apa semalam bisa datang awal?”

Percakapan terjadi antara sesama dosen

b) Dosen A : “Kapan rapat segera akan dimulai?” Dosen B : “Sepertinya banyak yang terlambat.” Percakapan terjadi antarsesama mahasiswa

c) Mahasiswa C : “Mana bukuku?”

Mahasiswa D : “Bentar toh, pinjem dulu.” Percakapan terjadi antara dosen dan mahasiswa d) Dosen : “Silahkan kumpulkan tugasnya!”

Mahasiswa : “Baik bapak, segera saya kumpulkan.” Percakapan terjadi antarsesama mahasiswa

e) Mahasiswa E : “Pinjem pulpenmu.”

Mahasiswa F : “Kotak pensilku ketinggalan.”

11. Ketika terlibat komunikasi verbal dalam pembelajaran, agar dapat memahami maksud sebuah tuturan tidak cukup bagi kita dengan hanya memperhatikan siapa lawan bicara kita, akan tetapi penting pula bagi kita untuk memperhatikan situasi yang sedang terjadi dalam proses pembelajaran. Maksud dari memperhatikan situasi adalah….

a) Bagaimana sebuah tuturan itu disampaikan. b) Siapa lawan bicara yang menuturkan.

c) Apa yang tergambar ketika sebuah tuturan disampaikan. d) Gerak tubuh penutur ketika sebuah tuturan disampaikan. e) Interaksi yang terjadi memperhatikan waktu kejadian.

12. Makna struktur bahasa dapat berubah mengikuti konteksnya. Hal ini tercermin dalam sebuah tuturan yang disampaikan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya dengan wujud tuturan “ bagus sekali rambutmu? sudah berapa

kali tidak dikeramas ?”Konteks situasi akan membantu kita memahami

tuturan. Dalam contoh ini maksud yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah…

a) Sang dosen tersebut sedang memuji rambut mahasiswanya. b) Dosen menegur mahasiswanya dengan tuturan yang diberikan. c) Dosen ingin mahasiswanya merapikan rambutnya.

d) Dosen meminta mahasiswa untuk mencuci rambutnya. e) Dosen sedang memarahi mahasiswanya.

13. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran pragmatik edukasional mengarahkan pada pentingnya pemahaman mengenai tentang konteks situasi. Ini dimungkinkan karena dalam sebuah pembelajaran pragmatik edukasional konteks situasi akan mengarahkan….

a) Sesama mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik.

b) Dosen dan mahasiswa dan antarsesama mahasiswa dapat memahami maksud dari setiap tuturan.

c) Antarsesama mahasiswa dapat menemukan makna dari tuturan. d) Memahami gerak tubuh yang harus dihasilkan.

e) Dosen dan mahasiswa dapat memahami makna dari setiap tuturan yang dihasilkan.

14. Percakapan terjadi antara dua mahasiswa yang sedang menunggu jam perkuliahan dimulai.

Mahasiswa 1 :”Jam berapa?” (sambil berbisik). Mahasiswa 2 : “Masih lama” (sambil berbisik pula).

(dikutip dari buku “Mengenal Pragmatik Yuks” Djatmika, 2015: 37).

Dari kutipan dialog di atas, tampak antara mahasiswa 1 dan 2 telah menerapkan konteks dalam memahami tuturan yang berlangsung. Jenis konteks yang paling tepat sesuai dengan ilustrasi di atas adalah….

a) konteks budaya b) konteks sosial c) konteks pragmatik d) konteks situasi

e) konteks sosial budaya

15. Interaksi di dalam perkuliahan umumnya akan berdampingan erat dengan situasi-situasi tertentu. Dalam kondisi ujian tengah semester, situasi seperti apa yang seringkali terjadi….

a) Formal dan informal b) Formal dan baku

c) Lisan dan tulisan

d) Ribut dan menenangkan e) Santun dan tidak santun

16. Simaklah percakapan di bawah ini!

Dosen :“Silahkan siapkan perlengkapan”

Mahasiswa :“(Segera mengeluarkan kertas dan pulpen dan langsung dalam posisi

siap)”.

Peristiwa di atas dapat terjadi karena…

a) Antara dosen dan mahasiswa telah membuat kesepakatan. b) Dosen dan mahasiswa telah memiliki praanggapan yang sama.

c) Semua mahasiswa memahami maksud tuturan yang disampaikan oleh dosen.

d) Mahasiswa mengikuti perintah karena takut dimarahi. e) Dosen telah membuat pengumuman sebelumnya

17. Percakapan terjadi antar sesama mahasiswa magister ketika pembelajaran belum dimulai.

Mahasiswa A : “Nyalain ACnya dong!”

Mahasiswa B : “Sana (sambil menunjuk remote AC yang terletak di tempatnya, dan tetap fokus mengetik di laptop)”

Mahasiswa A : “Tolong sekalian dong” Mahasiswa B : “(Diam dan tidak mengubris)”

Respon terakhir dari mahasiswa B harusnya tidak terjadi apabila…

a) Mahasiswa A memahami konteks situasi pada saat tuturan disampaikan. b) Mahasiswa A melihat apa yang sedang dikerjakan oleh mahasiswa B. c) Mahasiswa A mengambil sendiri remote AC.

d) Mahasiswa A dan B saling bekerjasama dengan baik. e) Mahasiswa A pintar menebak ekspresi.

18. Perhatikan cuplikan cerita berikut ini!

Seorang dosen telah memasuki ruangan kelas yang akan dimulai dengan kegiatan presentasi. Sang dosen selanjutnya hanya mengucapkan kata

“Silahkan”. Direspon oleh salah satu mahasiswa dengan pernyataan, “masih ada yang di luar Pak”.

Peristiwa di atas menggambarkan…. a) Peristiwa abai konteks.

b) Ketidaksepahaman antara dosen dan mahasiswa.

c) Pemahaman konteks yang baik antar mahasiswa dan dosen. d) Pemahaman konteks situasi yang baik antar dosen dan mahasiswa e) Pemahaman konteks yang baik antarsesama mahasiswa.

19. Konteks dapat menghantarkan maksud yang dikandung satuan tuturan kepada para pelibat atau bahkan kepada overhearer. Yang dimaksud dengan pihak

overhearer dalam peristiwa pragmatik adalah…

a) Lawan tutur b) Petutur

c) Petutur dan juga lawan tutur.

d) Pihak yang mendengar interaksi, tetapi tidak terlibat secara langsung. e) Semua orang yang terlibat dalam interaksi.

20. Dalam sebuah situasi perkuliahan yang menyenangkan, umumnya suasana yang dihasilkan dalam interaksi antarsesama mahasiswa juga akan…

a) Menghasilkan tuturan yang berisi kata-kata menyenangkan. b) Menghasilkan tuturan yang baik saja.

c) Menghasilkan tuturan yang senang tetapi juga terdapat kata-kata yang menyedihkan.

d) Tuturan selalu bernuansa positif.

e) Tuturan yang dihasilkan merupakan akibat dari situasi menyenangkan. 21. Kedudukan sosial dalam suatu masyarakat umumnya akan memengaruhi

tuturan yang dihasilkan oleh seseorang ketika terlibat dalam sebuah komunikasi verbal. Dalam lingkup pembelajaran, kedudukan sosial umumnya akan memengaruhi tuturan yang terjadi antara…

a) Dosen dan mahasiswa b) Antarsesama mahasiswa

d) Mahasiswa dan lingkungan sosial di luar kampus e) Dosen dan mahasiswa, serta antarsesama mahasiswa

22. Memahami pragmatik tidak akan dapat terlepas dari pemahaman mengenai konteks sosial. Pada hakikatnya konteks sosial akan berbicara tentang… a) Pengetahuan bersama antara penutur dan mitra tutur mengenai lingkungan

sosial.

b) Berkaitan erat dengan dimensi solidaritas dan kekuasan. c) Mencakup aspek setting sosial-kultural.

d) Bersifat fisik lingkungan sosial.

e) Konteks yang bersumber dari lingkungan sosial budaya penutur.

23. Memahami suatu maksud tuturan dengan memperhatikan konteks sosialnya

Dokumen terkait