• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

Prinsip-prinsip perumusan dan pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan perlu diterapkan dengan lebih efektif. Untuk memperkuat penerapan prinsip efektif dan relevan diperlukan data yang valid mengenai studi paparan bahan pangan yang akan dibuatkan standarnya. Data tersebut diperlukan untuk mendukung kajian ilmiah melalui kajian risiko sebagai dasar penetapan kriteria atau persyaratan di dalam standar. Dengan dukungan data yang valid dan kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, diharapkan standar dan peraturan yang dihasilkan memiliki keberterimaan yang tinggi.

Kesiapan dari pelaku usaha terutama kelompok UMKM perlu diperhatikan dalam menetapkan suatu standar dan peraturan. Selain itu, pengembangan potensi lokal dan kepentingan nasional juga perlu dipertimbangkan agar standar dan peraturan yang dihasilkan mampu mendorong peningkatan ekonomi nasional dan sekaligus memberikan perlindungan kesehatan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Balia, R.L., E. Harlia, D. Suryanto. 2008. Jumlah Bakteri Total dan Koliform pada Susu Segar Peternakan Sapi Perah Rakyat dan Susu Pasteurisasi Tanpa Kemasan Di Pedagang Kaki Lima. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2004. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.05.5.1.4547 Tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan

---. 2006. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan. ---. 2008. Direktorat Standardisasi Produk

Pangan. Presentasi Disampaikan pada Lokakarya Kedeputian III BPOM RI, 11 April 2008, Jakarta.

---. 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan.

---. 2010. Alur Standar. Direktorat Standardisasi Produk Pangan BPOM RI, Jakarta.

---. 2011a. Peraturan dan Perundang-undangan. http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/default.asp. Diakses tanggal 13 Mei 2011.

---. 2011b. Tentang Badan POM. http://www.pom.go.id/profile/index_ind.asp. Diakses tanggal 13 Mei 2011.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia. BPS, Jakarta.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 01-3141-1998 untuk Susu Segar. BSN, Jakarta.

---. 2007a. Pedoman Standardisasi Nasional PSN 01-2007: Pengembangan Standar Nasional Indonesia. BSN, Jakarta.

---. 2007b. Pedoman Standardisasi Nasional PSN 08-2007: Penulisan Standar Nasional Indonesia. BSN, Jakarta.

---. 2009. Pengantar Standardisasi Edisi Pertama. BSN, Jakarta.

---. 2010. Gerakan Nasional Penerapan SNI. BSN, Jakarta.

---. 2011a. Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 3141.1:2011 untuk Susu Segar – Bagian 1: Sapi. BSN, Jakarta.

---. 2011b. Peraturan Kepala BSN Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Secara Wajib. BSN, Jakarta.

---. 2011c. Tentang BSN. http://www.bsn.go.id/bsn/profile.php. Diakses tanggal 13 Mei 2011.

---. 2011d. Rekapitulasi RSNI dan SNI Berdasarkan ICS. http://www.bsn.go.id/bsn. Diakses tanggal 15 November 2011.

---. 2011e. Tentang SNI. http://www.bsn.go.id/bsn. Diakses tanggal 29 Desember 2011.

Budiyanto, A. dan Usmiati, S. 2009. Pemerahan susu secara higienis menggunakan alat perah sederhana. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Puslitbang Peternakan 11-12 Nopember 2008. Bogor-Indonesia.

[CAC] Codex Alimentarius Commission. 2006. Understanding The Codex Alimentarius 3rdedition. WHO-FAO UN, Rome.

---. 2007. Working Principles For Risk Analysis For Food Safety For Application By Governments. CAC/GL 62-2007. ---. 2010. Codex Alimentarius Commission

Procedural Manual 19thedition. WHO-FAO UN, Rome.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Prospek Pengembangan Sapi Perah Di Jawa Tengah. http://www.disnak.jawatengah.go.id/

[FAO] Food Agriculture Organization/[WHO] World Health Organization. 2005. Food Safety Risk Analysis Part I : An Overview and Framework Manual (Provisional Edition). FAO, Rome.

Fardiaz, D. 2009. The Importance of Food Safety Standards Harmonization in Regional and Global Food Trade. Paper of Food Safety Standard Workshop. SEAFAST – BPOM – ILSI, Jakarta.

Hariyadi, P. 2008. The Food-Canning Industry in Indonesia: Need for Safety Assurance Regulation and Quality Optimisation. Food Manufacturing Efficiency 2 (1) 1-4.

103

---. 2011a. Modul Pelatihan Proses Termal. SEAFAST – IPB, Bogor. ---. 2011b. Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan: Data apa

yang perlu disiapkan. Presentasi Rapat CODEX di Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Herlina, E. 2008. Kajian Kesesuaian Produk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Standar Nasional Indonesia dan Kontribusi terhadap Kecukupan Gizi bayi/Anak. Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. [Kemendiknas] Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Mantra, I.B. dan Kasto. 2008. Penentuan sampel. Singarimbun, M. dan S. Effendi (Eds.). Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.

Marlina, E.T., Y.A. Hidayati, W. Juanda. 2007. Kualitas Mikroba pada Ruang Penampungan Susu dan Pengaruhnya terhadap Jumlah Bakteri dalam Air Susu. Makalah. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung. Marovatsanga, L.T. 2000. The need for developing countries to improve national

infrastructure to contribute to international standards. Rees, N. dan D. Watson (Eds.). International Standards for Food Safety. Aspen Publishers, Inc., Gaithersburg, Maryland.

Othman, N.M. 2006. Food Safety in Southeast Asia: Challenges facing the Region. Asian Journal of Agriculture and Development, Vol. 4. No.2 Peraturan Pemerintan RI Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan

Gizi Pangan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal

Poeradisastra, F. 2011. Definisi Produk Sari Buah: Codex dan BPOM RI. Asosiasi Industri Minuman Ringan, Jakarta.

Randel, A.W. 2000. International food standards: The work of Codex. Rees, N. dan D. Watson (Eds.). International Standards for Food Safety. Aspen Publishers, Inc., Gaithersburg, Maryland.

Rees, N. dan D. Watson (Eds.). 2000. International Standards for Food Safety. Aspen Publishers, Inc., Gaithersburg, Maryland.

Saputra, Adi. 2011. Penelitian Kadar Yodium pada Garam Konsumsi yang Beredar di Denpasar. Program Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali.

Suratmono. 2009. Penggunaan Data Hasil Pengujian untuk Meningkatkan Pengaturan Keamanan Pangan: Studi Kasus Siklamat pada Pangan Jajanan Anak Sekolah. Tesis. Sekola Pascasarjana IPB, Bogor.

Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Usmiati, S dan Widaningrum. 2005. Mutu susu sapi dari peternak anggota koperasi susu sarwamukti pada pemerahan pagi dan sore hari: studi kasus tahun 2004. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 12-13 September 2005 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor-Indonesia.

Usmiati, S dan Nurdjannah. 2007. Perbandingan kualitas susu sapi peternak anggota KUD Sarwamukti dan KSU Tandangsari: Studi kasus. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Puslitbangnak 21- 22 Agustus 2007. Bogor-Indonesia.

Winarno, F.G. 2002. Codex dan SNI dalam Perdagangan Pangan Global. M-Brio Press, Bogor.

[YLKI] Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. 2010. Standardisasi Pangan dari Sisi Konsumen. Makalah disampaikan pada FGD Pengkajian Kebutuhan dan Review atas Kebijakan Pangan BPOM RI – SEAFAST Center IPB, 6 Desember 2010.