BAB V SIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Dengan penelitian ini, dikemukakan beberapa saran di antaranya : 1. Budaya sirik na Pacce hendaknya di jaga dan dilestarikan di tengah
derasnya pengaruh budaya asing, budaya sirik na pacce dijadikan alat pemersatu antarsuku, kelompok dan kepada sesama manusia pada umumnya. Budaya sirik na pacce perlu dilestarikan dan dijaga karena masih sangat relevan dengan kondisi kehidupan saat ini. Sirik na Pacce mengandung nilai luhur malu berbuat yang tidak baik, pantang menyerah, bekerja keras, menghargai hak orang lain, dan turut merasakan penderitaan orang lain.
2. Budaya sirik na pacce jangan dimaknai secara distorsi yang cen-derung negatif. Sirik sering diartikan balas dendam, saling bunuh karena dihina, dipermalukan, silariang dan sejenisnya. Makna sirik adalah harga diri, etos kerja, motivasi untuk berbuat yang lebih baik dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan, baik berdasarkan agama maupun adat. Sedangkan pacce adalah perekat rasa solidaritas, rasa iba, saling membantu, dan alat pemersatu antarkelompok, suku, agama, ras, dan
golong-175
an. Budaya sirik na pacce etos kerja, sifat, tekat, prisnsip dan kebiasaan orang Bugis/Makassar bekerja dan berbuat yang lebih baik serta malu melakukan hal-hal yang bertentangan nilai agama dan adat yang didorong oleh rasa iba, prihatin, dan solidaritas saling membantu kepada sesama manusia.
3. Seyogyanya uraian dalam tulisan ini tidak hanya sekadar kritik ilmiah, dan masukan bagi penulis maupun pembaca, tetapi dapat dijadikan pelajaran berharga dalam menyikapi permasalahan dalam kehidupan khususnya etnis Bugis/Makassar .
4. Penelitian ini merupakan bahan motivasi bagi pembaca untuk mengkaji aspek-aspek lain dari film sebagai salah satu sumber motivasi, dan jangan menjadikan film hanya sekadar hiburan, tetapi jadikan film sebagai salah satu sumber inspirasi. Jika perlu ada baiknya kalangan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indo-nesia membudayakan pengkajian semacam ini sebagai suatu bentuk kegiatan apresiasi.
5. Bagi pembaca atau calon peneliti yang ingin mengkaji mengem-bangkan objek penelitian yang sama, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam atau memperluas kajiannya dan menjadikan penelitian ini sebagai salah satu bahan referensi.
176
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Andi Zainal. 1999. Capita Selecta Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Makassar: Hasanuddin University Press.
Akib, Tasrif dkk. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Siri’ Na Pacce Terhadap Kemampuan Membuat Paragraf Deskriptif dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 3 Sung-guminasa. Jurnal. Dalam https://ojs.fkip.unismuh.ac.id/
plugins/ generic/pdfJsViewer/pdf.js/web/viewer. html?file=
https%3A%2F%2Fojs.fkip.unismuh.ac.id%2Findex.php%2 Fjkip%2Farticle%2Fdownload%2F49%2F46%2F diakses 15 April 2018.
Ali, Arifuddin. 2016. Makna Siri’ Na Pacce’ dimasyarakat Bugis-Makassar.
https://kkssnunukan.wordpress.com /2016. Diakses 20 Januari 2019.
Arikunto, Suharsimi. 1984. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Darmapoetra, Juma. 2017. Suku Bugis pewaris Kebudayaan Leluhur.
Makassar: Arus Timur.
Darwis, Rizal, Dkk. 2011. Sirik Na Pacce . Dalam http://media. neliti.
com/ media/publications/23761-ID-implikasi Falsafah Siri Na Pacce Masyarakat Makassar. Jurnal. Diakses pada tanggal 17 April 2018.
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek.
Bandung : Alumni.
………2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti.
Eneste, Pamusuk. 1991. Novel dan film. Flores: Nusa Indah Ende Flores.
Faidi, Ahmad. 2016. Suku Makassar Penjaga Kejayaan Imperium.
Makassar: Arus Timur.
Hamid, A. Farid, A. Z. A., Mattulada., Lopa, B., Salombe. (2007). Sirik dan Pesse’ Harga Diri Manusia Bugis, Makassar, Mandar, Toraja.
Makassar: Pustaka Refleksi.
Irawan,Dedy . 2016. Teknik Sinematografi dalam Menggambarkan Pesan Optimisme Melalui Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” . Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Juliardi, Budi. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Alfabeta.
175
177
Kidam, Jubaida. 2012. Konsep ‘Siri na Pacce’ di Sulawesi Selatan.
Makalah Pendidikan. Dalam https:// plus. google. com/
102189402037089239224. Diakses 18 April 2018.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Latif. 2012. Nilai dan Makna Kultural Terjemahan Sinrilik Kappalak Tallung Batua Karya Terjemahan Sirajuddin Bantang dalam Kehidupan Masyarakat Makassar. Tesis. Pascasarjana Uni-versitas Muhammadiyah Makassar.
Lensun, Virgo S. 2016. Tindak Ilokusi dalam Novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Karya Hamka. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi Manado.
Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Limpo, Syahrul Yasin. 1995. Profil Sejarah, Budaya dan Pariwisata Gowa.
Ujung Pandang: Intisari.
Matthes, B. F. 1996. Beberapa Etika dalam Sastra Makassar. Jakarta:
Depdikbud.
Mc Quail, Dennis. 1997.Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Jakarta: Erlangga.
Muh. Abdi Goncing : "Sirik Napacce sebagai Falsafah Hidup Masyarakat Bugis-Makassar Dalam Perspektif Filsafat Sejarah" (aka-demia edu).
Moein M.G., Andi. 1990. Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis-Makassar dan Sirik na Pacce. Ujung Pandang: Yayasan Makassar Press.
---. 1994. Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis Makassar Sirik Na Pacce (Dan Relevansinya dengan Budaya bangsa).
Ujung Pandang: Yayasan Makassar Press.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitati. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Palmer, Richard E. 2005. Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional).
178
Rafiek, M. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Resky, Dwi Riana. 2014. Film Televisi “Badik Titipan Ayah” Sebuah Studi Opini Mahasiswa Universitas Hasanuddin. Jurnal.
Dalam
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/959 . Jurnal.
Diakses pada 18 April 2018.
Rosyadi. 1995. Nilai-nilai Budaya dalam Naskah Kaba. Jakarta: CV Dewi Sri.
Renyoet, Jaquiline Melissa. 2014. Pesan Moral Dalam Film To Kill A Mockingbird (Analisis Semiotika Pada Film To Kill A Mockingbird). Skripsi. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Said, Ide Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Tesis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar: Unismuh Makassar.
Sawitri, Yaninta Sani. 2009. Rasisme dalam Film Crash (Analisis Semiotik tentang Representasi Rasisme di Negara Multi Ras dalam Film Crash). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebe-las Maret Surakarta.
Shihab, Quraish. 1998. Al Quran dan Terjemahannya. (Departemen Agama). Smarang: As syifa.
Soekanto, Soerjono. 1983. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tika, Zainuddin & Syam, M. Ridwan. 2007. Silariang dan Kisah-Kisah Siri’.
Makassar: Pustaka Refleksi.
Tuasikal, Muhammad Abduh. 5 Keutamaan Kalimat Syahadat (Laa Ilaha Illallah). https://rumaysho.wordpress. com/2009/ 02/ 05/
keutamaan-kalimat-syahadat-laa-ilaha- Artikel. Diakses tgl.
23 november 2018.
Uzey. 2009. “Macam-macam Nilai”. Dalam http://uzey. blogspot. com/
2009/09/pengertian-nilai. diakses tanggal 15 April 2018.
Wahid, Sugirah. (2010). Manusia Makassar. Makassar: Pustaka Refleksi.
...2016. Kearifan Adat Istiadat Makassar. Makassar: Arus Timur
179
W.M., Abdul Hadi. 2014. Hermeneutika Sastra Barat & Timur. Jakarta:
Sadra Press.
Wellek & Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Diindonesiakan/
diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
RIWAYAT HIDUP
St. Murni Y.S. lahir di Tonasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tanggal 26 Juni 1973. Dari pasangan Yanas Saleh dan Muliana. Ia adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh:
1. Sekolah Dasar (SD) Tonasa masuk tahun 1980 dan tamat tahun 1986.
1. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tonasa masuk tahun 1986 dan selesai pada tahun 1989.
2. Tahun 1989 mendaftar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Tonasa Jurusan IPA dan tamat tahun 1992.
3. Tahun 1992 ia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi IKIP Ujung Pandang pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, selesai tahun 1997.
4. Tahun 2016 melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bulan Maret tahun 1999 menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pendidikan dan Kebuadayaan, tepat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Biringbulu Kabupaten Gowa. Pada tahun yang sama menikah dan dikaruniai lima orang anak.
LAMPIRAN
1. Korpus Data
2. Surat Izin Penelitian
KORPUS DATA
SNS 1
“Orang miskin keturunan .... mau mempersunting.... Pergi kau anak miskin.
Negeri kami beradat. Bunga desa itu tak pantas untuk kamu. cerita ini seperti cerita budak Bugis itu. Saya curiga memang budak Bugis itu pengarangnya, saya lihat penerbitannya di Batavia. Bukankah dia merantau ke sana kan, namanya Zainuddin Bang. Jangan terlalu dihina Zainuddin.
(TKVW. Durasi 01.24. 32 SNS 2
“Bukankah kau berjanji ketika saya diusir ninik mamakmu....karena saya tidak jelas keturunanku, orang hina, bukan darah tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan. …...Namun kamu memilih laki-laki yang lebih gagah, kaya raya, keturunan Minangkabau. Kamu Kawin dengan dia. Kamu sendiri yang bilang padaku bahwa perkawinanmu, bukan dipaksa orang lain, tetapi atas kemauanmu sendiri.
(TKVW durasi 02.0.70 detik) SNS 3
“Siapakah diantara kita yang kejam. Hayati? Saya kirimkan surat-surat meratap menghinakan diri. Memohon dikasihani, tiba-tiba kamu balas surat itu dengan isi yang sangat kejam. Kamu katakan Kita sama-sama miskin, hidup tidak akan bahagia kalau tidak ada uang. Karena itu kau pilih orang yang kaya, bangsawan, menteren, bergelimang dengan emas, bersayap dengan uang. kamu kawin dengan lelaki itu. Siapakah di antara kita yang kejam Hayati? Tidak Hayati, saya tidak kejam.
(TKVW durasi 02.01. 16 detik) SNS 4
“Silariang ini punya risiko besar. Kamu Siap Tenri?”, Bukan hanya saya saja yang harus siap. Tapi kita! Apa Kamu siap?
(BTA Durasi 00.03.19 detik) SNS 5
“Aso pulang sekarang. Langsung ke terminal. Kau harus ada di rumah secepatnya. Tapi saya sibuk sekarang Tetta. ..Andiknu lari dari rumah, silariang”.
(BTA Durasi 00.04. 46 detik).
SNS 6
“….Saya siap menunggu printah Karaeng” kata Limpo. Kalau perlu sekarang juga saya pergi ke keluarga laki-laki itu.
(BTA Durasi 00.05. 12 detik).
SNS 7
“Silariang ini punya risiko besar. Kamu siap Tenri?”, Bukan hanya saya saja yang harus siap. Tapi kita. Apa kamu siap?
(BTA 00.03.19 detik).
SNS 8
“Aso pulang sekarang. Langsung ke terminal. Kau harus ada di rumah secepatnya. Tapi saya sibuk sekarang Tetta. ....Andiknu lari dari rumah, silariang”.
(BTA 00.04. 46 detik).
181
SNS 9
“….Saya siap menunggu printah Karaeng” kata Limpo. Kalau perlu sekarang juga saya pergi ke keluarga laki-laki itu.
(BTA 00.05. 12 detik).
SNS 10
“Kalian berdua silariang” tanya Candra. “Ia Kak, baru kemarin ini kami menikah di sini, supaya tidak bertambah dosa”, jawab Tenri. Terpaksa Kak....(Tenri mengusap perutnya memberikan isyarat kalau dia telah hamil).
“Berani sekali kalian melakukan hubungan seperti ini sebelum menikah, dan Kau Firman bukannya melindungi malah menodai”, bentak Candra. “Maaf Kak Candra ini ide saya” kata Tenri. Saya tidak mengerti Ndi Tenri, mengapa kamu jadikan dirimu hamil, kamu merasa dengan cara ini kamu bisa mendapat restu dari ammakmu. Karena itumi satu-satunya cara untuk merestui hubungan kita. Saya berharap dengan lahirnya seorang cucu akan meluluhkan hati mereka. ....Firman tidak mau, dia ingin saya minta izin telebih dahulu kepada Tetta. Tapi saya tahu bagaimana kerasnya hati Tetta, Kak Candra.
(BTA 00.16. 41 detik).
SNS 11
Tetta panggil saya? Iya. Duduk Aso. Iye.
Aso sejak Kau kecil Tetta selalu menasehatimu tentang pentingnya menjaga sirik. Bukan hanya harkat dan marta-batmu sendiri tetapi harkat dan martabat keluargamu. Tenaja nukalup-pai?
Tidak Tetta, saya tidak mungkin lupa.
Bagus! Sekarang Andiknu lari bersama laki-laki, silariang. Tindakannya mappaka-sirik, mempermalukan. Keluarga kita nipakasirik, dipermalukan oleh laki-laki itu.
(Sambil menge-luarkan sebuah badik dari bungkusan kain merah) Seandainya keadaan Tetta memungkinkan, Tetta sendiri yang akan menye-lesaikan masalah ini. Aso, cari mereka! Selesaikan masalah ini sesuai adat kita. Ambillah! Ambillah Aso! Ambil! (Karaeng Tiro mengangkat Badik I La Sanrego penuh hikmad dengan kedua tangannya menyerahkan pada Aso dan diterima Aso dengan hati-hati)
(BTA 01. 22. 09 detik) SNS 12
Tetta, saya akan lakukan apa pun demi nama baik keluarga. Bagus, bagus Aso! Aso kamu anak laki-laki jangan pernah kecewakan Tetta! Masalah keluarga ini harus diselesaikan dengan tuntas, untuk selama-lamanya.
(BTA 00.33.01 detik).
SNS 13
“Aso kamu satu-satunya anak laki-laki Tetta, sudah takdirnya bila I La Sangrego ini jatuh ke tanganmu. Tetta memberikan badik pada kau untuk mencari mereka. Mencari Andiknu Tenri, dan laki-laki yang membawanya pergi. Gunakan badik ini untuk menunaikan tugasmu, bukan untuk tujuan lain. Bukan untuk menghadapi orang-orang yang tidak ada urusannya, dengan tugasmu. ....Eeeegh bawa ILaSanrego....
(BTA 00.33.49 detik)
SNS 14
“Tetta sakit pasti karena saya, saya tidak bisa memaafkan diri saya kalau terjadi apa-apa pada Tetta. Ya Allah, aku ingin lihat dia, aku ingin ketemu Tetta, aku ingin Tetta tahu, aku mencintai sepenuh hati. Kamu ingin ketemu Tettamu, kamu ingin pulang? Kita bisa pulang kalau kamu mau.
Tapi? Bagaimana dengan kamu? Saya akan minta maaf, mohon ampun, pada Tetta, pada ammak, daeng Aso. Pada semuanya meskipun aku harus mati menerima semua akibat itu. Saya akan terima dengan Ikhlas Tenri.
(BTA 01. 02.50 detik).
SMSS 1
“... O amma angrong katuwo simpirik kurasa linoku punna ammatang kinjaa ri Mangkasarak, narapimi kutaeng nipas-sukkuk pappasangna tau towaku angciniki butta passo-longanna cerakku, bata-bata a kusakring kagassing ka bijangnu ri Padang tena natarima bajiko, teamaki bata-batai ka anak kalengnaka anne pendekar Sutan tanntu natarima bajika. Pammoporanga amma tabe Appala kanaa rong ri tau towaku.
(TKVW durasi 00.02.00.detik) SMSS 2
“Zainuddin jangan pernah bersedih, jangan putus asa. Cinta itu bukan melamahkan hati bukan membawa tangis, bukan membuat putus asa, sebaliknya cinta itu menguatkan hati menghidupkan harapan. Zainuddin, pergilah semoga Tuhan memberikan perlindungan kepada kita berdua
(TKVW 00. 21. 05 detik ) SMSS 3
“Saya tetap menunggu carilah kebahagian kita kemanapun kau pergi saya tetap untukmu. Dan jika bertemu nanti...saya tetap bersih, dan suci,untukmu kekasihku. Untukmu. Baiklah Hayati saya akan pergi dengan penuh harapan.
Harapan yang sebelum kamu berdiri di sini sudah habis. Hayati kirimkn surat untukku, dan kalau tidak berhalangan maka surat itu akan saya balas pula. .... Berilah saya satu tanda mata, Azimat dalam hidup saya. Dan akan kuletakkan dalam kafanku kalau aku mati, walaupun baranng itu murah.
(TKVW 00. 25. 10. detik ) SMSS 4
“……….Engku harus bangkit. Coba Engku lihat dunia yang luas di sana dan masuk ke dalamnya, di sana masih banyak ke-bahagian dan ketenteraman tersimpan. Engku pasti bisa melakukannya. Cinta bukan mengajarkan kita menjadi lemah, tetapi cinta mengbangkitkan semangat. Tunjukkan kepada perempuan itu bahwa Engku tidak akan mati lantaran dibunuhnya
TKVW (Durasi 01. 03.20).
SMSS 5
“...semangat, ia semangat, banyak orang hebat yang gagal dalam percintaan. Mereka mengubah hidup, maju dalam politik, mengarang buku, mengubah puisi dalam perjuangan hidup. Sehingga dia di atas puncak yang tinggi. Dan perempuan perlu mendongak memandang mereka dari bawah.
Saya tahu Awak pandai mengarang, banyak buku di meja awak. Banyak karangan dan hikayat, kenapa Engku tidak teruskan itu...
(TKVW 01.05. 25 detik)
SMSS 6
Mulai sekarang saya akan perbaiki jalan pikiran saya kembali. Dan juga hidup saya. Saya tidak akan mengingat Hayati lagi. Saya akan melupakan dia. Tetapi, apa Engku. Kalau saya mau maju, mau memperbaiki hidupku lagi. Saya tidak bisa tinggal di sini selamanya. Saya tidak ingin Kota Padang ini mengingatkan saya kembali, pada masa lalu saya. Saya akan pindah ke Pulau Jawa....
(TKVW 1.06.06) SMSS 7
“Zainuddin dan Muluk Meninggalkan kota Padang menuju Batavia (pulau Jawa). Batavia Bang Muluk, Batavia Engku. Kita sudah tiba, di surga dan banyak gadis cantik cepat dapat jodoh Engku.
(TKVW 01. 08.16 detik).
SMSS 8
Ah, tuan Zainuddin menjadi orang terkenal sekarang, iya, ah, jangan berkata begitu, Bang Muluk. Bang Muluk pun turut membantu saya, Tuan Zainuddin sudah terkenal, belilah baju baru, masa baju robek begini masih dipakai Engku. Iya nanti di rumah saya jahit. Bang Muluk. Ah, lebih baik beli baju baru. Kalau dijahit terus, bisa jadi tangan Zainuddin terluka kena jarum. Nanti tuan tidak bisa menulis.
(TKVW 01. 15. 57 detik).
SMSS 9
…Kalau begitu dimana kita bisa beli, bang Muluk tahu tempatnya? Lihat itu, itu tempatnya. ....Mari kita masuk. Tolonglah kawan saya dipermak. Baju, celana, sepatu, ganti semua model baru.
“Sesudah ini kita beli mobil” kata Muluk. “Mobil” kata, Zainuddin, Zainuddin ini orang sukses, masa mau naik kereta terus. Tapi saya tidak bisa setir bang muluk. Ah, nanti ajar.
(TKVW 01. 17. 20 detik).
SMS10
“Saya mau bertanya kenapa rumah sebesar ini begitu murah” ini rumah disita bank pemiiknya melakukan beberapa penipuan... Baiklah pak saya akan beli. Semua urusan Bang Muluk akan urus.
(TKVW Durasi 01.23.10) SMSS 11
Bagaimana kalau sujud dan mencium kaki Tetta, apakah hati Tetta akan luluh, Mak. Tenri tidak ada karang di perairang Bira sampai di Selayar, yang bisa mengalahkan kekerasan hati Tettanu. Kalau dia sudah berketetapan hati, dia tidak akan lunak dengan cara apa pun.
(BTA 00.20. 10 Detik) SMSS 12
“Zainnuddin, saya tidak akan pulang, saya tetap tinggal di sini, biar kamu hina saya, sebagai babu yang hina. Saya tidak butuh uang berapapun banyaknya saya hanya mau dekat dengan kamu, Zainuddin. “Tidak” kata Zainuddin, pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa.
Awak meski pulang ke kampung halaman.
TKVW Durasi 02.04.00
SMSS 13
“Sebagai orang yang baik hatinya Zainuddin menghormati Enci sebagai istri orang lain. Meskipun orang itu pernah menya-kitinya. Kata Muluk kepada Hayati.
(TKVW 01.53. 16 detik).
SMSS 14
“Sebagai orang yang baik hatinya Zainuddin menghormati Enci sebagai istri orang lain. Meskipun orang itu pernah menya-kitinya. Kata Muluk kepada Hayati.
(TKVW 01.53. 16 detik).
SMSS 15
“Aku mohon maaf Tetta karena kehendakmu tidak lagi kupatuhi semoga kamu bahagia di alam sana. Kami yang masih hidup ini akan menjaga cintamu dengan doa-doa kami”.
(BTA 01.17.55 detik).
SMSS 16
Pammoporanga Amma, tabe appala kanaa rong ri tau towaku. Nia nabolikan ko doi tau towano sisabbu golodeng ia minjo nipake ampakatuwoko sikamma sallona siagang ampakalebbaki sikolang-nu. Kipakemi tulusu a,gang kamma biasa kipag-gannagkamma untuk kaparalluang ilalang lampaku abbilangganji tu kupake siagang katallasangku ri padang ” ,kata Zainuddin.
(TKVW 00.03. 02 detik).
SMSS 17
Zainuddin, pergilah semoga Tuhan memberikan perlindungan kepada kita berdua! ……Biar Tuhan mendengarkannya, Zainuddin yang akan menjadi suamiku kelak, jika di dunia ini, awaklah suami saya di akhirat. Saya tak akan khianati janji saya, tidak akan berbohong di hadapan Tuhan, disaksikan oleh arwah nenek moyangku. Berat sekali sumpahmu Hayati, (ucap Zainddin). Tidak berat karena itulah hakikatnya.
(TKVW 00. 21.15 detik).
SMSS 18
Hayati Siapa dia lelaki yang kita jumpa diluar tadi (kata Azis), namanya Zainuddin Lelaki yang saya selalu ceritakan. Itu rupanya lelaki yang selalu kamu ceritakan Ati? Kawan Anak itu alim, nonton pacuan kuda saja seperti anak mengaji.
(TKVW 00. 40, 14 detik).
SMSS 19
“Ini saya Zainuddin kekasihmu. Kau akan sembuh. Kita akan pulang. Kita akan pulang ke Surabaya. Zainuddin... Hayati ... Hayati... Hayati...
Bang Muluk Surat. Sudah Encik. Zainuddin kekasihku. Aku butuh dekat dengan kau... Tidak Hayati, kau akan sembuh... Kita pulang ke Surabaya. Kita akan menikah. Kita hidup berdua. Kebahagiaan cinta ada di depan kita...Cahaya kematian telah terlihat di mukaku. Jika aku mati aku bahagia karena aku tahu kau masih mencintaiku. Hidupku hanya untukmu seorang Hayati. Aku tahu.”
(TKVW 02. 20. 59 detik)
SMSS 20
“Bacalah dua kalimat suci itu di telinga saya , Zainuddin. Jangan pergi, awak perlukan awak di sisi saya. Bacakanlah, dua kalimat suci itu di telinga saya , Zainuddin. Saya mencintai awak Zainuddin, biar hati kita dirahmati Tuhan.
Bacalah dua kalimat suci itu di telinga saya “Asyhadu Allah ilaha Illallah, Wa asyhaduanna Muhammadarrasulullah. Sekali, lagi. Sekali, lagi.
(TKVW 02. 24. 02 detik).
TS 1 Heee bawa ilasanrego.... Tetta, saya
akan lakukan apa pun demi nama baik keluarga. Bagus, bagus Aso, Aso kamu anak laki-laki jangan pernah kecewakan Tetta. Masalah keluarga ini harus diselesaikan dengan tuntas, untuk selama-lamanya.
(BTA 00.33. 01 detik).
TS 2 “Memalukan saja” kata Datuk. Mau menghina kami. ....Tidak ada gunanya menerima Zainuddin, ibu kandung Zainuddin bukan orang Minangkabau, Ayah Zainuddin itu pendekar Sutan, dia juga orang Minang, jangan banyak bicara kau anak muda, kau tidak mengerti adat, Zainuddin itu akan mencoreng malu di kening kita. Tidak baik kita menghina orang hanya karena suku, dan negerinya berbeda dengan kita, karena sesungguhnya setiap negeri berdiri dengan adat masing-masing.
(TKVW 00.46 01 detik) TS 3 ... “Hayati kekasihku bagaimana kejadian sebenarnya sudah ditutupkah,
benarkah sudah putus pertalian kita” ucap Zainuddin. Ingantkah yang kita pernah berjanji sehidup semati?
(TKVW Durasi 49.23 detik).
TS 4 Hayati “Saya harap awak lupakan segala yang telah terjadi, maafkan kesalahan dan kelalaian saya, Hayati.
(TKVW Durasi 55.03)
TS 5“Zainuddin, Awak sudah milik orang lain. Awak sudah lepas dari genggaman saya, haram saya menyentuh tangan awak. ....Keluar kamu semua, tinggalkan saya sendiri disini. Saya tidak punya hubungan dengan orang itu.
(TKVW 01 01, 02 detik) TS 6Bukankah kamu yang meminta dalam suratmu untuk menghapus dan
melupakan cinta kita? saya hanya mengikuti permintaanmu. ...permintaan itulah yang saya pegang teguh sekarang. Kamu bukan kekasihku, bukan tunangangku, bukan istriku, tetapi janda dari orang lain. Maka sebagai seorang sahabat saya akan memegang teguh janjiku dalam persahabatan itu. Sebagaimana teguhnya saya memegang cinta saya dulu. Itulah sebabnya saya dengan segala kerendahan hati, aku bawa Hayati tinggal di