• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6.3. Sarana dan Prasarana

Transpo rtasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan, terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah baik itu daerah perdesaan maupun perkotaan. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi di daerah bersangkutan. Selain itu transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan antar wilayah dan mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Transportasi di Kalimantan Timur saat ini masih banyak bertumpu pada dua moda angkutan yakni sungai dan udara. Ketergantungan terhadap angkutan sungai membuat arus transpor tasi perintis sering mengalami hambatan, diantaranya berupa keterlambatan dalam pendistribusi barang dan jasa antardaerah kabupaten akibat lamanya waktu perjalanan dan terputusnya pelayanan karena terjadi pendangkalan aliran sungai di musim kemarau. Adapun pemanfaatan moda angkutan udara sebagai alternatif memiliki konsekuensi biaya yang relatif mahal

(Pemprov Kalimantan Timur, 2007). Provinsi Kalimantan Timur telah lama mengupayakan pengembangan infrastruktur jalan sebagai satu-satunya alternatif untuk memperlancar arus transpo rtasi untuk mengurangi beban dalam masalah transpor tasi tersebut, namun demikian upaya untuk meningkatkan moda transportasi angkutan jalan sepertinya belum berjalan. Kondisi faktual menunjukkan bahwa perkembangan jalan di Provinsi Kalimantan Timur bergerak sangat lambat. Selama tahun 2006 - 2009 panjang jalan yang berhasil dibangun pemerintah daerah rata-rata meningkat sebesar 8.51% per tahun. Itupun yang bertambah sebe narnya hanya jalan kabupa ten, seda ngka n jalan negara dan provinsi mulai tahun 2006 hingga 2009 sama sekali tidak mengalami perubahan yakni sepanjang 1 539.70 km untuk jalan negara dan 1 762.07 km untuk jalan provinsi. Sedangkan untuk jalan kabupaten rata-rata bertambah 12.55% per tahun, dimana pada tahun 2009 jalan kabupaten yang berhasl dibangun telah mencapai 11 414.89 km, lihat Tabel 35.

Tabe l 35. Perkembangan Panjang Jalan di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Status Jalan Tahun 2006-2009

(km)

Tahun Status Jalan Total

Negara Provinsi Kabupaten

2006 1 539.70 1 762.07 4 463.31 7 765.08

2007 1 539.70 1 762.07 5 283.05 8 584.82

2008 1 539.70 1 762.07 5 702.04 9 003.81

2009 1 539.70 1 762.07 8 116.13 11 414.89

Sumber : BPS Kalimantan Timur (2010)

Selain perkembangan panjang jalan yang sangat lambat, permasalahan berikutnya yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur selama ini adalah ketidakmerataan pembangunan jalan. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada Tabel 4 sebelumnya, pembangunan jalan di Provinsi Kalimantan Timur lebih

terkonsentrasi pada sebagian besar wilayah sebelah Selatan, terutama di Kota Samarinda dan Balikpapan, serta Kabupaten Bontang. Indikasinya terlihat pada rasio antara pa njang jalan de ngan luas wilayah, dimana untuk Kota Samarinda rasionya adalah sebesar 1.0101 km/km2, atau dengan kata lain untuk setiap luas wilayah sebesar 1 km2 tersedia jalan sepanjang 1.0101 km. Kemudian di Balikpapan rasionya adalah sebesar 0.9075 km/km2, dan terakhir pada Kabupaten Bontang sebesar 0.7047 km/km2. Pada daerah-daerah sebelah Utara Kalimantan Timur, rasio antara panjang jalan dengan luas wilayah terlihat lebih kecil dibandingkan daerah-daerah yang berada di sebelah Selatan. Untuk Kabupaten Malinau sebesar 0.0133 km/km2, Kabupaten Bulungan sebesar 0.0568 km/km2, dan Kabupaten Nunukan sebesar 0.0377 km/km2

Keberadaan infrastruktur jalan dapat menyebabkan terjadinya keseimbangan harga spasial, yaitu dimana pada sistem perdagangan internal yang bebas (free internal trade) harga-harga barang antara daerah satu dengan daerah lainnya hanya dibedakan oleh unit biaya transportasinya (Ghalib, 2005). Dalam konteks ini sudah jelas, daerah Selatan yang memiliki infrastruktur jalan yang memadai seperti Samarinda dan Balikpapan memperoleh biaya unit transpor tasi yang lebih kecil dibandingkan daerah Utara seperti Nunukan dan Bulungan dengan kondisi infrastruktur jalan yang sangat kurang. Akibatnya, harga-harga barang di daerah Samarinda misalkan menjadi lebih rendah dibandingkan Nunukan maupun Bulungan. Karena harga- harga barang itu terkait erat dengan jumlah konsumsi yang sekaligus menjadi indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, maka dapat diduga bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Samarinda, Balikpapan dan daerah-daerah lainnya di sebelah Selatan lebih baik

dibandingka n masyarakat yang tinggal di sebelah Utara, seperti Nunukan, Malinau atau Bulungan.

Sampai tahun 2007, berdasarkan data yang berhasil di liput dari Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, total kendaraan yang melayani transportasi angkutan jalan raya antarkabupaten atau antarkota sebanyak 906 unit kendaran roda empat yang meliputi 30 trayek dengan rata-rata tempuh sekitar 200 kilometer yang difasilitasi oleh perusahaan-perusahaan angkutan umum swasta dan Perum Damri. Samarinda sebagai pusat pergerakan transportasi darat di Kalimantan Timur saat ini mempunyai trayek angkutan bus dan MPU paling banyak dibandingkan daerah-daerah lainnya. Sekitar 738 unit kendaran umum beroda empat tersedia dan siap melayani jasa angkutan penumpang dan barang, lihat Tabel 36.

Tabe l 36. Jumlah Trayek dan Unit Kendaraan Umum Roda Empat di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2007

No. Trayek Jarak

(km)

Unit Kendaran

Bus MPU Jumlah

1. Samarinda – Balikpapan 111 126 - 126

2. Samarinda – Tenggarong 45 - 228 228

3. Samarinda – Berau 575 40 - 40

4. Samarinda – Tanjung Selor 697 3 - 3

5. Samarinda – Bontang 110 39 - 39

6. Samarinda – Sangatta 160 32 - 32

7. Samarinda – Kota Bangun 122 20 - 20

8. Samarinda – Bengalon 226 2 - 2

9. Samarinda – Melak 359 21 - 21

10. Samarinda – Senoni 122 13 - 13

11. Samarinda – Muara Wahau 348 4 10 14

12. Samarinda – Sangkulirang 277 4 25 29

13. Samarinda - Handil II 90 - 22 22

14. Samarinda – Samboja 90 5 - 5

Tabe l 36. Lanj utan.

No. Trayek Jarak

(km)

Unit Kendaran

Bus MPU Jumlah

16. Samarinda – Muara Kaman 111 - 8 8

17. Samarinda - Muara Ancalong 196 2 - 2

18. Samarinda - Muara Muntai 143 1 - 1

19. Samarinda - Tanjung Isuy 234 2 - 2

20. Samarinda - Lebak Cilong 151 3 - 3

22. Balikpapan - Handil II 96 - 72 72

23. Balikpapan - Bontang 230 8 - 8

24. Balikpapan - Semoi -Sepaku 75 - 31 31

25. Tanjung Redeb - Tanjung Selor 122 17 - 17

26. Tj. Redeb - Tj. Selor - Malinau 331 2 - 2

27. Bontang - Sangatta 56 2 - 2

28. Sangatta - Sangkulirang -Tj. Redeb 499 2 - 2

29. Tanjung Selor - Malinau 209 3 - 3

Total 4 136 353 522 875

Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur (2007)

Jarak paling jauh yang ditempuh dari Samarinda adalah ke Melak dan Muara Wahau. Kedua wilayah ini di tempuh dengan jarak masing- masing 359 km dan 348 km, serta dilayani oleh 21 bus ke Melak, 4 bus dan 10 MPU ke Muara Wahau. Selain Samarinda, wilayah lainnya yang menjadi konsentrasi pergerakan transpor tasi darat di Kalimantan Timur adalah Balikpapan yang memilik 4 trayek, Tanjung Redeb dengan 3 trayek, Bontang sebanyak 3 trayek, dan 2 trayek di Tanjung Selor, untuk wilayah lain umumnya hanya 1 trayek yang lebih banyak ke arah Samarinda. Adapun trayek yang mempunyai jarak tempuh paling jauh adalah dari Sangatta ke Tanjung Redeb yakni 499 km.

Terbatasnya infrastruktur jalan darat yang tersedia, membuat angkutan laut dan sungai menjadi salah satu tumpuan bagi mobilitas penduduk antar wilayah di

Kalimantan Timur. Terdapat dua daerah yang menjadi pusat pergerakan moda angkutan laut dan sungai selama ini, adalah Samarinda dan Tarakan. Melalui Samarinda terdapat atau tersedia 12 trayek diantaranya yang melayani rute Samarinda- Long Bagun, Samarinda-Melak, Samarinda-Muara Wahau, sedangkan di Tarakan tersedia 7 trayek dengan rute misalkan Malinau, Tarakan-Nunukan, Tarakan-Berau, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabe l 37.

Tabe l 37. Jumlah Unit Kapal Penumpang dan Barang Berdasarkan Trayek di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2007

No Trayek Jml. Kapal Kap. Pnp Kap. Brg GT (buah) (orang) (ton)

1 Samarinda - Long Bagun 15 40 35 112 2 Samarinda - Datah Bilang 2 30 40 120 3 Samarinda - Long Iram 9 53 43 146 4 Samarinda - Melak 3 44 35 86 5 Samarinda - Damai 8 55 50 150 6 Samarinda - Penyinggahan 2 50 40 112 7 Samarinda - Tanjung Isuy 3 60 50 105 8 Samarinda - Tabang 22 41 36 111 9 Samarinda - Muara Muntai 2 30 30 60 10 Samarinda - Long Tesak 16 35 27 77 11 Samarinda - Ma Ancalong 10 38 37 92 12 Samarinda - Muara Wahau 44 42 33 100 13 Tarakan - Tanjung Selor 16 37 - 10 14 Tarakan - Malinau 11 37 - 10 15 Tarakan - Nunukan 13 37 - 10 16 Tarakan - Sungai Nyamuk 3 37 -- 10 17 Tarakan - Pulau Bunyu 5 37 - 10 18 Tarakan - Berau 6 37 - 10 19 Tarakan - Samarinda 1 37 - 10

Jumlah 193 777

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur (2007)

Jumlah kapal yang melayani perairan perintis di Provinsi Kalimantan Timur sampai saat ini adalah sebanyak 193 kapal dengan total kapasitas

penumpang sebanyak 777 orang dan barang sebanyak 450 ton untuk satu kali pelayaran. Frekwensi lalu lintas pelayaran kapal laut yang paling banyak adalah dari dan ke Samarinda. Pada tahun 2005 misalkan, frekuensi kedatangan kapal laut ke Samarinda adalah sebanyak 11.180 kapal dan keberangkatan sebanyak 10.901 kapal, kemudian pada tahun 2009 melonjak tajam menjadi 13.995 kapal untuk kedatangan, dan 14.098 kapal untuk keberangkatan, perhatikan Tabel 38.

Tabe l 38. Frekwensi Lalulintas Kapal Laut di Provinsi Kalimantan Menur ut Kabupaten/Kota Tahun 2005 dan 2009

(unit kapal)

Kabupaten/Kota 2005 2009

Tiba Berangkat Tiba Berangkat

Paser 286 294 2 409 2 440 Kutai Barat 2 571 2 149 2 571 2 149 Kutai Kartanegara - - 509 527 Kutai Timur - - 2 507 2 529 Berau 813 813 10 305 10 451 Malinau 3 384 3 259 3 384 3 259 Bulungan 1 074 1 019 9 192 9 270 Nunukan 3 548 3 528 11 006 11 120 Penajam P.U - - - - Balikpapan 12 317 11 328 12 317 11 328 Samarinda 11 180 10 901 13 995 14 098 Tarakan 22 489 22 489 9 728 9 814 Bontang 3 698 3 706 3 698 3 706

Sumber: BPS Kalimantan Timur (2010)

Wilayah lainnya yang juga mempunyai potensi cukup tinggi untuk pelayaran kapal laut di Provinsi Kalimantan Timur adalah Berau, Nunukan dan Balikpapan. Arus frekuensi kedatangan dan keberangkatan kapal pada ketiga wilayah tersebut rata-rata di atas 10.000 kapal per tahun diantara tahun 2005 dan 2009.

Bongkar muat barang yang dilakukan melalui pelayanan transportasi angkutan laut pada tahun 2005 dan 2009 jumlah barang yang dimuat dan diturunkan lebih banyak berada pada jalur pelayaran antarnegara yakni sebesar

178.951.342.40 ton per tahun, dimana sebagian besar merupakan komoditi gas (LNG) yakni 98.09% dari total bongkar muat barang antarnegara, sebagaimana terlihat pada Tabel 39.

Tabe l 39. Bongkar Muat Barang Antarpulau da n Antarnegara Menur ut Komod iti di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005 dan 2009

(ton)

Komoditi 2005 2009

Antarpulau Antarnegara Antarpulau Antarnegara

1. Bahan Pokok a. Beras 134 745 187 582 199 719 189 042 b. Gula Pasir 72 622 49 576 96 072 59 918 c. Tepung Terigu 51 014 38 957 97 119 49 305 d. Kedele 12 549 9 483 34 965 20 648 e. Kacang-kacangan 9 034 6 952 29 885 16 058 f. Minyak Goreng 46 066 32 492 98 625 50 456 2. Bahan Strategis a. Pupuk 30 306 - 42 896 - b. Semen 546 573 92 243 708 816 92 287 c. Semen Lumpur - - - - d. Baja dan Besi 53 161 17 078 79 308 22 645 e. Aspal 16 989 - 21 974 - f. Batu Bara 7 395 955 2 922 451 31 875 273 30 248 189 g. Pasir Kuarsa 86 876 47 149 99 105 66 462 h. Kayu Gergajian 95 449 20 869 125 364 38 866 3. M i g a s 7 277 320 290 370 a. Minyak Mentah 51 421 14 578 72 937 28 952 b. BBM 1 188 403 64 456 865 546 47 611 c. Gas 6 037 496 211 336 22 988 861 843 652 d. Gas Non LNG - - 4. Non Migas a. Tembakau 17 943 6 479 29 713 8 757 b. Coklat 1 553 946 8 757 272 11 788 c. Karet 887 503 7 144 299 1 430 d. Biji Sawit 613 387 3 400 1 573 e. Garment - - f. Elektronik 434 200 3 745 1 357 g. Furniture 347 197 2 691 1 076 h. Barang Kerajinan 477 168 2 365 838 i. Kayu Lapis 952 438 973 964 2 899 335 1 925 211 j. Ikan 12 668 6 950 36 634 16 419 k. Udang 4 851 7 246 23 804 14 172 l. Lain lain 51 607 40 775 16 872 477 4 753 017 38 483 850 894 756 712 Sumber : BPS Kalimantan Timur (2010)

Sedangkan untuk jalur antara pulau dalam negara sendiri pada waktu yang sama mencapai 7 696 770.00 ton per tahun dengan jumlah terbanyak berasal dari komoditi migas dan non migas yaitu BBM sebanyak 23.02%, dan kayu lapis sebanyak 21.92%. Secara keseluruhan terlihat jelas pada Tabel 40 bahwa jenis komoditi yang ditransaksikan ke dan dari Kalimantan Timur kurang lebih sebanyak 30 jenis dengan komposisi 6 jenis merupakan komoditi kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, tepung dan sebagainya. Umumnya komoditi-komoditi semacam ini lebih banyak ditransaksikan antarpulau saja. Kemudian 8 jenis komoditi strategis antara lain batu bara, pupuk, semen dan lain- lain. Sebagian jenis komoditi ini ada yang ditransaksikan dalam negeri (antarpulau) dan ada luar negeri (antarnegara), salah satu diantaranya komoditi strategis yang paling banyak di kirim ke luar negeri (ekspor) adalah batu bara.

Melihat profil bongkar muat barang yang terjadi pada pelayaran kapal laut di atas, maka dapat dikatakan bahwa tingkat keterbukaan Provinsi Kalimantan Timur selama ini sudah cukup tinggi, baik itu keterbukaan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Indo nesia maupun de ngan negara- negara lain. Dampak yang dapat diberikan dari hubungan perdagangan ekspor impor (antarapulau dan antarnegara) semacam ini antara lain terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi, pertambahan investasi, pemenuhan kebutuhan konsumsi, transfer teknologi, peningkatan spesialisasi, dimana semuanya ini akan mempengaruhi secara pos itif kenaikan pendapatan per kapita penduduk. Namun demikian patut dikaji lebih lanjut wilayah mana yang sebenarnya memperoleh dampak positif dari kelancaran aksesbilitas transportasi ini. Digunakan matrik O-D (origin and destination) Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana yang disajikan pada Tabel 40.

Asal Ekspor

T ujuan Pasir Kubar Kukar Kutim PP Utara Balikpapan Samarinda Bontang Malinau Bulungan Nunukan Berau Tarakan Total

Im p o r Pasir 0 4 210 50 316 7 937 23 180 62 299 49 568 8 501 0 2 915 3 217 5 680 3 854 221 677 Kubar 3 368 0 16 612 4 294 3 632 14 008 20 019 3 101 0 1 685 0 2 216 2 276 71 211 Kukar 50 316 20 765 0 49 883 41 502 213 498 1 009 950 49 917 3 455 9 249 8 755 23 233 11 665 1 492 188 Kutim 7 937 5 368 46 045 0 10 347 36 881 72 116 46 984 2 470 8 011 4 469 13 644 10 068 264 340 PP Utara 26 746 3 390 52 821 9 552 0 293 021 43 557 6 549 1 774 3 151 3 921 5 723 2 707 452 912 Balikpapan 79 289 13 074 213 498 43 028 315 561 0 315 432 32 194 5 515 10 516 13 422 17 848 11 557 1 070 934 Samarinda 45 437 21 449 1 009 950 72 116 51 477 242 640 0 88 668 7 178 21 761 22 304 36 557 23 654 1 643 191 Bontang 6 072 3 721 57 596 46 984 6 081 34 877 81 279 0 1 882 4 255 3 756 11 300 8 752 266 555 Malinau 1 390 562 4 837 2 245 1 774 5 975 8 614 2 053 0 6 592 6 254 5 050 9 854 55 200 Bulungan 2 672 1 296 12 613 8 627 3 724 14 722 23 315 5 532 6 043 0 9 425 18 236 47 845 154 050 Nunukan 2 788 1 009 6 734 5 363 3 641 14 455 23 897 5 634 6 775 9 425 0 7 763 36 074 123 558 Berau 5 164 2 438 15 488 13 644 5 723 26 771 36 557 10 493 5 892 23 707 7 763 0 27 646 181 286 Tarakan 4 906 1 926 11 665 10 068 2 498 13 869 27 955 9 425 12 541 37 592 33 669 22 117 0 188 231 Total 236 085 79 208 1 498 175 273 741 469 140 973 016 1 712 259 269 051 53 525 138 859 116 955 169 367 195 952 6 185 333 Sumber : Departemen Perhubungan (2007)

Berdasarkan matriks O-D yang disajikan pada Tabel 40 dapat diketahui bahwa sebagian besar daerah Kalimantan Timur mengalami surplus volume perdagangan antarkabupaten dalam provinsi. Surplus terbesar dialami oleh Kota Samarinda mencapai 69.068 ton atau 51.81% dari total surplus perdagangan antarkabupaten di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 133.306 ton, selanjutnya yang kedua ada lah Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 16.228 ton atau sekitar 12.17%, dan terakhir yang terbesar ketiga adalah Kabupaten Pasir yakni sebanyak 14,408 ton atau 10.81%.

Sebagian besar wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan dapat dikatakan memperoleh surplus perdagangan antarkabupaten. Sedangkan untuk wilayah Utara, terkecuali Kota Tarakan yang mengalami surplus sebesar 7 721 ton, seluruh wilayah lainnya mengalami defisit. Kabupaten Malinau mengalami defisit sebesar 1.675 ton, Kabupaten Bulungan sebesar 15.191 ton, dan Kabupaten Nunukan sebesar 6.603 ton.

Apabila matriks O-D tersebut diagregasi menjadi dua wilayah saja, yakni Selatan dan Utara, terlihat jelas bahwa ada ketimpangan perdagangan antar wilayah diantara keduanya. Dimana volume perdagangan antar wilayah di wilayah Selatan lebih banyak terkonsentrasi pada wilayahnya sendiri sedangkan untuk wilayah Utara transaksi perdagangannya lebih banyak mengarah ke wilayah Selatan baik itu untuk ekspor maupun impor.

Interaksi perdagangan yang disajika n pada Tabel 40 merupaka n sebuah petunjuk awal mengenai adanya ketimpangan pembangunan yang cukup mencolok di Provinsi Kalimantan Timur, yang sekaligus juga mengindikasikan telah terjadi ketidakseimbangan infrastruktur transportasi di antara wilayah

Selatan dengan Utara. Sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan infrastruktur yang lebih baik pada suatu wilayah akan menyebabkan intensitas perdagangan menjadi lebih tinggi pada wilayah tersebut dibandingkan pada wilayah yang mempunyai infrastrukturnya kurang sebagaimana yang terlihat antara wilayah Selatan de ngan Utara di Provinsi Kalimantan Timur ini.

Terbatasnya moda transpor tasi darat yang tersedia di Kalimantan Timur menyebabkan jasa angkutan udara menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk melakuka n pe rjalanan antarkabupaten/kota, terutama sekali bagi beberapa wilayah yang sangat jauh dari pusat-pusat pertumbuhan eko nomi provinsi seperti Nunukan, Bulungan, Tarakan dan Malinau.

Tabe l 41. Pelabuhan Udara dan Trayek Angkutan Udara di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006

Pelabuhan Uda ra da n Trayek Jenis Pesawat Seat

Sepinggan Balikpapan - Tarakan B 737 200, ATR-42, Cassa 546

Balikapapan - Berau NC 212, ATR 42 74

Termindung

Samarinda - Balikpapan ATR 42, Cassa 72

Samarinda – Berau ATR 42, Cassa 96

Samarinda - Bulungan ATR 42 48

Samarinda - Malinau BN 2A 8

Samarinda – Kutai Barat DHC 6 18

Juata

Tarakan – Nunukan ATR 42, Cassa, C.206 101

Tarakan – Malinau Cassa, BN, C.2006 37

Tarakan – Berau ATR 42, Cassa 72

Tarakan - Bulungan ATR 42, Cassa 72

Sumber : Departemen Perhubungan (2006)

Pada Tabel 41 ditunjukkan bahwa pelabuhan udara yang tergolong dalam kelas menengah ke atas di Kalimantan Timur hanya ada tiga yakni Sepinggan yang menjadi pelabuhan udara kelas internasional yang juga melayani jasa udara antarkabupaten dengan rute Balikpapan- Tarakan, Balikpapan-Samarinda dan

Balikpapan-Berau. Kemudian pe labuhan uda ra Termind ung de ngan jalur penerba ngan Samarinda-Berau, Samarinda-Bulungan, Samarinda-Malinau, dan Samarinda-Kutai Barat. Terakhir pelabuhan udara Juata dengan trayek penerbangan Tarakan-Nunukan, Tarakan-Malinau, Tarakan-Berau, dan Tarakan Bulungan.

Jasa transportasi udara untuk penerbangan perintis ini umumnya menggunakan pesawat dengan jenis ATR 42, Cassa, BN dan C.2006, khusus pada rute Balikpapan-Tarakan sudah dapat dilayani dengan pesawat jenis B737 dengan kapasitas tempat duduk sebanyak 546 kursi.

Tabe l 42. Pelabuhan Udara Perintis di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006

Bandara Lokasi Keterangan Kalimarau Berau Panjang Landasan (Km): 1.30

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: F-27

Tanjung Harapan Bulungan Panjang Landasan (Km): 1.20

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: ATR 42

Long Apung Malinau Panjang Landasan (Km): 0.84

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: BN-2A

Malinau Malinau Panjang Landasan (Km): 1.10

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: ATR 42

Long Bawan Nunukan Panjang Landasan (Km): 0.90

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212

Nunukan Nunukan Panjang Landasan (Km): 0.90

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212

Melak Kutai Barat Panjang Landasan (Km): 0.90

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212; Twin Otter

Tiong Ohang Kutai Barat Panjang Landasan (Km): 0.75

Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: BN-2A

Beberapa pelabuhan udara kecil lainnya yang ada di Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel 43. Di sini terlihat ada tiga kabupaten yang mempunyai dua pelabuhan udara sekaligus, yakni Kabupaten Malinau di Long Apung dan Malinau, Kabupaten Nunukan di Long Bawan dan Nunukan dan Kabupaten Kutai Barat di Melak dan Tiong Ohang, sedangkan untuk Kabupaten Berau da n Bulungan masing- masing hanya memiliki satu lapanga n udara yakni Kalimarau dan Tanjung Harapa n.

Tabe l 43. Arus Lalulintas Bongkar Muat Kargo Angkutan Udara di Provinsi Kalimantan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2005 dan 2009

(kg)

Kabupaten/Kota 2005 2009

Muat Bongkar Muat Bongkar Sepinggan Balikpapan 11 564 020 15 649 124 21 075 976 10 272 932 Temindung Samarinda 165 207 92.85 95 247 170 472 Juata Tarakan 1 695 309 2 703 001 3 061 476 2 654 265 Kalimarau Berau 118 214 2 533 367 467 641 179 231 Nunukan 13 446 47 073 2 970 43 877 Tanjung Harapan Bulungan 41 242 44 374 83 968 75 819 Sumber : BPS Kalimantan Timur (2010)

Lalu lintas bongkar muat kargo angkutan udara di Provinsi Kalimantan Timur tergolong cukup tinggi. Seperti yang disajikan dalam Tabel 43, total bongkar muat kargo pada tahun 2005 mencapa i 34,574,470 kg, kemudian meningkat kurang lebih 10.44% pada tahun 2009 menjadi 38,183,874 kg. Untuk

dua tahun tersebut kegiatan muat kargo terlihat lebih tinggi dibandingkan bongkar kargo yaitu sekitar 53% dari total pergerakan barang dalam tahun 2005-2009.