• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.4. Metode Analisis

4.4.4. Skenario Kebijakan

Sejauh ini pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur masih sangat tergantung dengan pembiayaan dari pemerintah. Sebagai indikatornya dapat dilihat pada aliran dana yang masuk ke Dinas PU (Pekerjaan Umum) yang menjadi salah satu penanggung jawab pembangunan infrastruktur daerah. Selama ini alokasi dana dari pemerintah pusat dan daerah ke dinas tersebut terlihat sangat tinggi. Sebagai misal, dalam usulan anggaran pembangunan infrastruktur yang diajukan oleh SKPD Pekerjaan Umum untuk tahun 2009 yang bersumber pada dana APBN dan APBD kurang lebih mencapai Rp. 5.75 triliun, yang dapat dirinci menurut sumber, program dan wilayah pembiayaan sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 14.

Berdasarkan Tabel 14, dapat dikatakan bahwa sumber pembiayaan infrastruktur di Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2009 masih bertumpu kepada dana APBN yakni sebesar Rp. 5.192.70 miliar atau sekitar 90% dari total dana pembangunan yang diusulkan. Dana tersebut kurang lebih 89.24% diperuntukan bagi pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, sedangkan 6.49% didistribusikan untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastrukt ur sumberdaya air, dan sekitar 4.27% untuk pembiayaan infrastruktur perumahan dan pemukiman. Sedangkan melalui APBD, dana yang diusulkan sekitar Rp. 561

miliar atau 10% dari total anggaran yang diusulkan, seluruhnya untuk memenuhi biaya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Dalam kenyataannya selama ini dari dana yang diusulkan sebelumnya rata-rata hanya dapat direalisasikan sekitar 60% pada tahun anggaran berjalan. Merujuk kepada distribusi pembiayaan pembangunan infrastruktur ini akhirnya dilakukan simulasi kebijakan pembangunan yang diurai menurut jenis infrastruktur fisik yakni infrastruktur jalan dan jembatan, sumberdaya air, pemukiman dan perumahan. Kemudian dilakukan juga simulasi kebijakan yang serentak yakni dengan mengkombinasikan seluruh pembiayaan pembangunan infrastruktur fisik tersebut.

Tabel 14. Usulan Pembiaya n Infrastrukt ur Surat Keputusan Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009

(juta rupiah)

Sumber Dana dan Program Selatan Utara Kaltim

APBN :

Admin istrasi Kegiatan 134 968.06 8 997.87 143 965.93

Perencanaan dan Pengawasan 75 962.44 50 641.63 126 604.07

Pe mbangunan Jln/Jemb Ka ws Perbatasan 224 500.00 515 200.00 739 700.00

Pe mbangunan Jl Pulau Terpencil dan Terluar - 84 200.00 84 200.00

Pe meliharaan Ja lan dan Je mbatan (SKPD) 218 439.50 2 000.00 220 439.50

Pe meliharaan Ja lan dan Je mbatan SNVT 293 615.00 14 500.00 308 115.00

Penuntasan Jln Lintas Kaltn Poros Selatan 2 573 489.74 136 946.67 2 710 436.41

Pe mb Jln Lintas Ka limantan Poros Tengah 215 977.50 23 997.50 239 975.00

Sumberdaya Air 317 638.04 56 053.77 373 691.81

Prasarana Peru mahan dan Permu kiman 196 460.80 49 115.20 245 576.00 Jumlah 4 380 217.56 812 486.17 5 192 703.72

APBD :

Progra m Pe mbangunan Jalan dan Jembatan 242 868.54 71 253.67 314 122.21

Progra m Rehab/Pe melh r Ja lan dan Je mbatan 49 257.79 6 120.00 55 377.79

Progra m Pe mb Dra inase/Gotong Royong 1 200.00 800.00 2 000.00

Progra m Pe mb Turap/Talud/Bronjong 10 500.00 7 000.00 17 500.00

Progra m Inspeksi Kondisi Jln dan Je mb - - -

Progra m Eska lasi 103 200.00 68 800.00 172 000.00 Ju mlah 407 026.33 153 973.67 561 000.00 Total Dana Pe mbangunan 4 787 243.89 966 459.84 5 753 703.72

Tabel 14 juga menyajikan informasi mengenai adanya ketimpangan dana pembangunan yang diusulkan antara Kalimantan Timur yang berada di wilayah Selatan (Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Pasir dan Bontang) dengan wilayah Utara (Bulungan, Nunukan, Malinau, Berau dan Tarakan). Dari total dana pembangunan infrastruktur yang diusulkan tersebut, wilayah Selatan dianggarkan memperoleh kucuran dana seba nyak 80.96%, sedangkan wilayah Utara sebanyak 19.04%. Fenomena ini membuktikan bahwa wilayah Selatan sangat mendominasi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur, yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan infrastruktur antar wilayah. Proporsi yang tidak seimbang tersebut pada akhirnya menimbulkan gagasan dalam studi ini untuk mengamati wilayah mana sebenarnya yang memiliki dampak antar wilayah yang paling besar dalam perekonomian Kalimantan Timur. Dimana hal ini diamati dengan melakukan simulasi kebijakan yakni bila seluruh pembiayaan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur dikucurka n hanya pada wilayah Selatan saja di satu sisi dan bila dikucurka n hanya pada wilaya h Utara saja di sisi lain.

Terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur, yakni antara wilayah Selatan dan Utara membuat sebagian kabupaten yang terletak di sebelah Utara yakni Kabupaten Tarakan, Nunukan, Bulungan, Berau dan Malinau sepakat untuk memisahka n diri dari wilayah induk dan membentuk provinsi sendiri yang disebut Kalimantan Utara. Melalui pemekaran ini diharapkan akan terjadi pemerataan pembangunan dan mampu menghilangkan kesenjangan antar perkotaan, daerah pantai dan daerah

pedalaman. Seluruh sasaran yang ingin dicapai ini memang sangat dimungkinkan, karena dengan memekarkan diri menjadi provinsi ba ru maka wilayah Utara akan memperoleh jaminan dana transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dimana dalam era desentralisasi, bentuk dana transfer tersebut dikenal sebagai dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), serta dana bagi hasil baik bagi hasil pajak maupun bagi hasil sumberdaya alam. Berdasarkan perbandingan dengan wilayah-wilayah lain yang telah memekarkan diri sebelumnya, diasumsikan pada daerah otonom baru Kalimantan Timur wilayah Utara akan memperoleh kenaikan dana transfer kurang lebih sebesar 25% dari total dana yang diterima sebelum terjadi pemekaran. Beranjak pada konsep pemikiran ini maka dibuat simulasi kebijakan pemekaran yang dilaksanakan dengan cara meningkatkan besarnya biaya pembangunan infrastruktur fisik pada wilayah Utara sebesar 25% dari realisasi dana yang diusulkan, sedangkan untuk wilayah Selatan diasumsikan tidak berubah. Perlu dijelaskan sebelumnya bahwa simulasi kebijakan yang dilakukan saat ini tidak untuk mengevaluasi dampak pemekaran, namun lebih tepatnya untuk mengamati dampak dari pemekaran tersebut jika direaliasikan, khususnya dalam melihat dampak pembangunan infrastruktur.

Berdasarkan seluruh fenomena yang terjadi selama ini dan asumsi yang ditetapkan sebelumnya maka dapat dibuat beberapa skenario kebijakan untuk mengkaji seberapa jauh dampak kebijakan pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian wilayah Provinsi Kalimantan Timur khususnya pada perubahan nilai tambah regional, pendapatan, penyerapan tenaga kerja dan ketimpangan

antar wilayah. Skenario-skenario kebijakan yang dimaksud dapat dilihat sebagai berikut.

Skenario Base : Tanpa ada injeksi dana pembangunan

Skenario-1 : Pengeluaran pembangunan di sektor bangunan untuk Kalimantan

Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 2.794.846.45 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 657.375.78 juta.

Skenario-2 : Pengeluaran pembangunan di sektor bangunan untuk Kalimantan

Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 657.375.78 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 2.794.846.45 juta.

Skenario-3 : Pengeluaran pembangunan di sektor listrik, gas dan air bersih

untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 2.000.000 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 1.000.000 juta.

Skenario-4 : Pengeluaran pembangunan di sektor listrik, gas dan air bersih

untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 1.000.000 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 2.000.000 juta.

Skenario-5 : Pengeluaran pembangunan infrastruktur yang didistribusikan

seluruhny a hanya untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan seandainya dilakukan realokasi dana sebesar Rp. 6.452.222.23 juta (penambahan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan).

Skenario-6 : Pengeluaran pembangunan infrastruktur yang didistribusikan

seluruhny a hanya untuk Kalimantan Timur wilayah Utara seandainya dilakukan realokasi dana sebesar Rp. 6.452.222.23

juta (penambahan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan).

Skenario-7 : Pengeluaran pembangunan untuk sektor infrastruktur seandainya

pemekaran Provinsi Kalimantan Timur direalisasikan yakni wilayah Selatan sebesar Rp. 2.794.846.45 juta da n wilayah Utara sebesar Rp. 2.000.000 juta.

Skenario-1 sampai dengan Skenario-7 merupakan skenario kebijakan pembangunan infrastruktur yang dirinci menurut jenis infrastruktur dan wilayah. Simulasi-simulasi kebijakan yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi informasi yang cukup baik mengenai dampak kebijakan pembangunan infrastruktur, khususnya terhadap kenaikan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan penurunan ketimpangan antar wilayah.

Nilai pengeluaran pembangunan infrastruktur yang telah ditetapkan menurut masing- masing skenario kebijakan nantinya dimasukan pada formulasi dampak kebijakan sebagaimana yang telah diuraikan dalam persamaan [62] sampai dengan persamaan [71]. Dalam hal ini nilai simulasi ditempatkan dalam komponen permintaan akhir, khususnya yang terkait dengan komponen Pertambahan Modal Tetap Bruto.