• Tidak ada hasil yang ditemukan

Segmen Geografis Geographical Segment

Dalam dokumen Synergizing Strengths Accelerating Growth (Halaman 49-54)

Premi Bruto Gross Premium

Komposisi Premi Bruto Menurut Pasar Geografis

(dalam jutaan rupiah) Composition of Gross Premium by Geographical Market

(in million rupiah)

3,24

Jabodetabek | Jabodetabek Jawa | Java

Sumatera+Batam | Sumatra+Batam Makassar | Makassar

Kalimantan | Kalimantan Denpasar | Denpasar

2015

Dilihat dari tabel komposisi premi bruto pada tahun 2015 menurut pasar geografis terlihat bahwa komposisi terbesar premi bruto diperoleh diwilayah Jabodetabek yaitu 48,59% atau sebesar Rp. 668,56 miliar, diikuti wilayah Jawa 22,31% atau sebesar Rp. 307,05 miliar, wilayah Sumatera dan Batam 20,63% atau sebesar Rp. 283,93 miliar, dan sisanya diwilayah Makassar, Kalimantan dan Denpasar masing-masing 3,33%, 3,23% dan 1,91%.

Dibandingkan dengan tahun 2014, pertumbuhan premi bruto terbesar diperoleh diwilayah Jabodetabek sebesar 11,36% atau sebesar Rp. 68,21 miliar dan diikuti wilayah Kalimantan dan Jawa masing-masing tumbuh sebesar 5,93% dan 5,64%.

Judging from the table of the composition of gross premium by geographical market in 2015, it is seen that the greatest part of the composition of gross premium earned in the Jabodetabek region, namely 48.59%

or Rp. 668.56 billion, followed by Java of 22.31% or Rp. 307.05 billion, Sumatra and Batam 20.63% or Rp. 283.93 billion, and the remaining in the region of Makassar, Kalimantan and Denpasar respectively 3.33%, 3.23% and 1.91%.

Compared with 2014, the largest growth in gross premium earned in the region of Jabodetabek by 11.36% or Rp. 68.21 billion and followed by Kalimantan and Java,by 5.93% and 5.64% respectively.

Pasar Geografis Tahun 2015 Ratio % Tahun 2014 Ratio % Geographical Market Jabodetabek

50

Laporan Manajemen

Management Report Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Sekilas Perusahaan

Company in Brief

Beban Klaim Neto Net Claim Expense

Komposisi Beban Klaim Neto Menurut Pasar Geografis

(dalam jutaan rupiah)

Composition of Net Claim Expenses by Geographical Market

(in million rupiah)

Dilihat dari tabel komposisi beban klaim neto pada tahun 2015 menurut pasar geografis terlihat bahwa komposisi terbesar beban klaim neto tercatat diwilayah Jabodetabek yaitu 51,78% atau sebesar Rp. 366,69 miliar, diikuti wilayah Sumatera dan Batam 22,12%

atau sebesar Rp. 156,63 miliar, wilayah Jawa 18,57%

atau sebesar Rp. 131,52 miliar, dan sisanya diwilayah Kalimantan, Makassar dan Denpasar masing-masing 3,54%, 2,11% dan 1,88%.

Dibandingkan dengan tahun 2014, pertumbuhan beban klaim neto terbesar tercatat diwilayah Denpasar sebesar 44,28%, diikuti wilayah Jawa sebesar 30,10%, Sumatera dan Batam sebesar 23,60%, Kalimantan sebesar 22,50% dan wilayah Makassar sebesar 19,49%.

Sedangkan wilayah Jabodetabek tercatat penurunan beban klaim neto sebesar 2,66%.

As can be seen in the table of the composition of net claims expenses by geographic market in 2015, the major part of the composition of net claims expenses was recorded at Jabodetabek region, namely 51.78%

or Rp. 366.69 billion, followed by Sumatra and Batam by 22.12% or Rp. 156.63 billion, Java, by 18.57% or Rp. 131.52 billion, and the remaining at Kalimantan, Makassar and Denpasar by 3.54%, 2.11% and 1.88%

respectively.

Compared with 2014, the largest growth in net claims expense was recorded in the region of Denpasar at 44.28%, followed by 30.10% in Java, Sumatra and Batam amounted to 23.60%, Kalimantan at 22.50% and Makassar at1 9.49%. While the Greater Jakarta area recorded a decrease in net claims expenses by 2.66%.

Jabodetabek | Jabodetabek Sumatera+Batam | Sumatra+Batam Jawa | Java

Kalimantan | Kalimantan Makassar | Makassar Denpasar | Denpasar

2015

Hasil Underwriting Underwriting Result

Komposisi Hasil Underwriting Menurut Pasar Geografis

(dalam jutaan rupiah)

Composition of Underwritting Result by Geographical Market

(in million rupiah)

Pasar Geografis Tahun 2015 Ratio % Tahun 2014 Ratio % Geographical Market Jabodetabek

Pasar Geografis Tahun 2015 Ratio % Tahun 2014 Ratio % Geographical Market Jabodetabek

51

Asuransi ABDA Laporan Tahunan 2015 Annual Report Synergizing Strength Accelerating Growth

Tata Kelola Perusahaan

Good Corporate Governance Data Perusahaan

Corporate Data Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility

Jabodetabek | Jabodetabek Jawa | Java

Sumatera+Batam | Sumatra+Batam Makassar | Makassar

Kalimantan | Kalimantan Denpasar | Denpasar

2015

Dilihat dari tabel komposisi hasil underwriting pada tahun 2015 menurut pasar geografis terlihat bahwa komposisi terbesar hasil underwriting tercatat diwilayah Jabodetabek yaitu 46,92% atau sebesar Rp. 90,12 miliar, diikuti wilayah Jawa 30,95% atau sebesar Rp. 59,46 miliar, wilayah Sumatera dan Batam 12,37%

atau sebesar Rp. 23,77 miliar, dan sisanya diwilayah Makassar, Denpasar dan Kalimantan masing-masing 6,01%, 2,25% dan 1,49%.

Dibandingkan dengan tahun 2014, pertumbuhan hasil underwriting terbesar diperoleh diwilayah Jabodetabek sebesar 23,65% dan wilayah Jawa sebesar 14,17%, sedangkan wilayah lainnya seperti Kalimantan, Denpasar, Makassar, Sumatera dan Batam mengalami penurunan.

Judging from the table of the composition of underwriting result by geographic market in 2015, the biggest part of the composition was recorded at Jabodetabek region, namely 46.92% or Rp. 90.12 billion, followed by Java by 30.95% or Rp. 59.46 billion, Sumatra and Batam by 12.37% or Rp. 23.77 billion, and the remaining at Makassar, Denpasar and Kalimantan by 6.01%, 2.25%

and 1.49% respectively.

Compared with 2014, the largest growth in underwriting result obtained at Jabodetabek region amounted to 23.65% and in Java amounted to 14.17%, while other regions such as Kalimantan, Denpasar, Makassar, Sumatra and Batam decreased.

Kemampuan Membayar Hutang

Dilihat dari rasio likuiditas perusahaan yang mencerminkan kemampuan membayar hutang jangka pendek perusahaan pada tahun 2015 tercatat sebesar 257,09% dan pada tahun 2014 tercatat sebesar 247,60%, hal ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya sangat baik, tercermin pada jumlah aset lancar perusahaan sebesar 2,5 kali dari jumlah liabilitas lancar perusahaan.

Tingkat Kolektibilitas Piutang

Tingkat perputaran piutang perusahaan dihitung dengan membagi premi bruto setahun dengan piutang premi rata-rata. Tingkat perputaran piutang perusahaan pada tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar 5 kali dan 6 kali.

Tingkat Pencapaian Solvabilitas

Tingkat pencapaian solvabilitas perusahaan untuk usaha asuransi konvensional untuk tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar 290,55% dan 283,14% yang dihitung berdasarkan SEOJK Nomor 02/SEOJK.05/2013 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2005 yang merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Liquidity Ratio

The Company’s liquidity ratio reflects the ability of the Company to pay its short-term debt, in 2015 it stood at 257.09%, and in 2014 at 247.60%. It shows the Company’s ability to repay short-term liabilities was excellent, as reflected in its total assets that was 2.5 times of its current liabilities.

Collectibility of Accounts Receivable

Collectibility of Accounts Receivable is calculated by dividing the Company’s gross premium per year with average premium receivables. Collectibility of Accounts Receivable of the Company in 2015 and 2014 respectively was 5 and 6 times.

Solvency

The Company’s level of solvency for its conventional insurance business in 2015 and 2014 were 290.55%

and 283.14% respectively, and were calculated based on SEOJK No. 02/SEOJK.05/2013 and Regulation of the Minister of Finance No. 135/PMK.05/2005, an amendment to the Decree of the Minister of Finance No. 424/KMK.06/2003 on the Financial Health of Insurance and Reinsurance Companies.

52

Laporan Manajemen

Management Report Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Sekilas Perusahaan

Company in Brief

Tahun Buku Net Profit/ (Loss)

Rp

Struktur dan Rencana Permodalan

Stuktur permodalan konvensional Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Modal dasar Rp. 338.171.616.000 Modal ditempatkan dan Rp. 193.316.724.000 disetor penuh

Tambahan modal disetor Rp. 8.109.425.541 Saldo laba Rp. 1.017.284.517.002 Jumlah Modal Rp. 1.218.710.666.543

Capital Structure and Plan

The Company’sconventional capital structure as of December 31, 2015 are as follows:

The authorized capital of Rp. 338,171,616,000 The issued and fully paid Rp. 193,316,724,000 Additional paid in capital of Rp. 8,109,425,541 Retained Earning Rp. 1,018,259,642,121 Total Capital Rp 1.218.710.666.543

Berdasarkan struktur permodalan Perusahaan, modal sendiri konvensional yang dimiliki Perusahaan adalah sebesar Rp. 1.22 triliun, dengan demikian Perusahaan telah memenuhi ketentuan permodalan yang ditetapkan oleh Pemerintah yaitu paling sedikit harus memiliki modal sendiri sebesar Rp. 100 miliar (Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008 tentang Penyelengaraan Usaha Perasuransian). Dengan kepemilikan modal sendiri yang

Based on the Company’s capital structure, its equity was Rp. 1.22 trillion, therefore the Company has met the capital requirements set by the Government, which at least must have equity of Rp. 100 billion (Government Regulation No. 81 Year 2008 concerning the Implementation of Insurance Business). With total equity of Rp. 1.22 trillion, far above the requirement set by the Government, the Company has no plan to raise Berdasarkan tingkat pencapaian solvabilitas sebesar

290,55%, perusahaan telah memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas yang dipersyaratkan yaitu paling sedikit 120%.

Kebijakan Dividen

Perusahaan merencanakan untuk membagikan dividen sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, dengan tidak mengabaikan tingkat solvabilitas Perusahaan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perusahaan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. Besarnya dividen yang akan dibagikan tentunya dikaitkan dengan perolehan laba bersih Perusahaan pada tahun buku yang bersangkutan.

Pada tahun 2015 dan 2014, Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen atas laba bersih tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 52.768.567.800,- dan Rp. 46.560.501.000,-.

Laba bersih, dividen per saham dan rasio pembayaran dividen adalah sebagai berikut :

Judging from the level of solvency of 290.55%, the Company therefore has complied with the required solvency level of at least 120%.

Dividend Policy

The Company plans to distribute dividends at least once a year, without neglecting the Company’s solvency level and without prejudice to the rights of the General Meeting of the Company to determine otherwise in accordance with the provisions of the Articles of Association of the Company. The amount of dividends to be declared must be associated with the acquisition of the Company’s net profit in the fiscal year concerned.

In 2015 and 2014, the Company paid dividend sonnet income in 2014 and 2013 amounting to Rp. 52,768,567,800, -and Rp. 46,560,501 billion, - respectively.

Net income, dividend per share and the dividend payout ratio is as follows:

53

Asuransi ABDA Laporan Tahunan 2015 Annual Report Synergizing Strength Accelerating Growth

Tata Kelola Perusahaan

Good Corporate Governance Data Perusahaan

Corporate Data Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility

cukup besar yaitu sebesar Rp. 1,22 triliun jauh diatas kententuan yang ditetapkan oleh Pemerintah, maka Perusahaan tidak memiliki rencana untuk menambah modal. Sedangkan modal sendiri yang dimiliki unit Syariah adalah sebesar Rp. 29,26 miliar dan telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan sebesar Rp.

25 miliar.

Proyeksi dan Realisasi Pendapatan dan Laba di Tahun 2015

Proyeksi perolehan premi bruto pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1.405,64 miliar dengan target laba bersih sebesar Rp. 172,24 miliar. Dibandingkan dengan realisasi perolehan premi bruto ditahun 2015 sebesar Rp. 1.376,10 miliar dan realisasi laba bersih sebesar Rp. 268,56 miliar, maka pencapaian premi bruto dan laba bersih Perusahaan adalah masing-masing sebesar 98% dan 156%.

Tidak tercapainya premi bruto perusahaan karena terjadi penurunan perolehan premi dari beberapa perusahaan pembiayaan dan dari asuransi kesehatan sehubungan dengan adanya program BPJS dari pemerintah.

Sedangkan pencapaian laba bersih yang cukup besar diperoleh dari hasil investasi dari keuntungan penjualan saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Buana Finance Tbk.

Proyeksi Pendapatan dan Laba di Tahun 2016

Berdasarkan hasil rapat kerja Perusahaan, proyeksi atau target premi bruto yang ingin dicapai Perusahaan di tahun 2016 adalah sebesar Rp. 1.527,58 miliar atau tumbuh sekitar 10%-11% dibandingkan dengan perolehan premi bruto tahun 2015. Sedangkan target perolehan laba bersih yang ingin dicapai Perusahaan adalah sebesar Rp. 191,98 miliar atau turun sekitar 27%-28%

dibandingkan perolehan laba bersih di tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 268,56 miliar.

Penurunan ini karena keuntungan dari penjualan saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Buana Finance Tbk tidak akan terjadi lagi pada tahun 2016.

Adapun keuntungan dari penjualan saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Buana Finance Tbk yang dibukukan di tahun 2015 adalah masing-masing sebesar Rp. 108,97 miliar dan Rp. 25,64 miliar.

capital. While total equity of Syariah unit is Rp. 29.26 billion and has complied with the required Rp. 25 billion.

Projected and Actual Revenues and Net Income in 2015

The projected gross premium income in 2015 was Rp. 1,405.64 billion with a net income target of Rp. 172.24 billion. Compared with the realization of the gross premium income in 2015, which was Rp. 1,376.10 billion and a realized net profit of Rp. 268.56 billion, then the attainment of gross premiums and net income was 98% and 156% respectively.

The gross premiums was short of target due to a decline in gross premium income from some financing companies and from health insurance in connection with the launching of government’s BPJS program. On the other hand, a sizable attainment of net profit was earned from investment income upon selling the shares of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk and PT Buana Finance Tbk.

Projected Revenue and Net Income in 2016

As stated in the Company’s meeting, the projections or the targets of gross premiums in 2016 was Rp. 1,527.58 billion, or 10% -11% higher when compared with gross premium income in 2015. While the target of net profit is Rp. 191.98 billion, approximately 27%-28% lower compared to that of 2015, which was Rp. 268.56 billion.

This decrease was expected since the gain from the sale of shares of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Buana Finance Tbk will not occur in 2016. The gain from the sale of shares of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Buana Finance Tbk in 2015 was Rp. 1,08.97 billion and Rp. 25.64 billion respectively.

54

Laporan Manajemen

Management Report Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Sekilas Perusahaan

Company in Brief

Kondisi Perekonomian Indonesia

Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan baik global maupun domestik yang menyebabkan tekanan terhadap stabilitas makro. Beberapa paket kebijakan pemerintah telah digulirkan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan reformasi struktural yang diperlukan untuk memperkuat fondasi perekonomian Indonesia. Meskipun tekanan dipasar keuangan global sudah mulai mereda, namun pemulihan ekonomi global masih terbatas dikarenakan pertumbuhan ekonomi emerging market, khususnya Tiongkok yang diperkirakan terus melambat. Disisi lain, beberapa negara maju mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi meskipun belum solid. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipercaya akan membaik terutama didorong dengan meningkatnya belanja modal pemerintah, walaupun aktivitas perekonomian disektor swasta masih berjalan relatif lambat (sumber: Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Desember 2015)

Indonesia Economic Condition

2015 was a year full of global and domestic challenges putting pressure on macroeconomic stability. The Government released a number of policy package in order to drive economic growth and structural reformation needed to strengthen the foundation of Indonesian economy. Despite the pressure of global financial markets began to subside, the global economic recovery progress is still limited due to the economic growth of emerging markets, especially China, which is expected to continue to slow down. On the other hand, a number of developed countries shown improvement on their economic growth even though not a solid one.

Indonesia’s economic growth is believed to be improved mainly driven by the increase in government capital spending, although economic activity in private sectors is still running relatively slowly (source: Bank Indonesia Monetary Policy Review, December 2015).

Dalam dokumen Synergizing Strengths Accelerating Growth (Halaman 49-54)