• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Sastra Italia

Dalam dokumen SEJARAH DAN TEORI SASTRA (Halaman 82-88)

Sastra dalam Sejarah

D. Sejarah Sastra Italia

Sejarah sastra Italia merupakan sejarah dari semua kesusastraan dalam bahasa Italia. Hal ini dibedakan dengan sastra dari negara Italia. Sejarah sastra Perancis yang juga menggunakan bahasa Italia bermula dari Placiti Cassinesi, yang ditulis tahun 960 Masehi. Sebelumnya semua dokumen ditulis dalam bahasa Latin, meskipun ada glosarium-glosarium yang menggunakan 'bahasa Roman' atau bahasa Latin Rakyat lokal Italia.

a) Penerima Nobel Sastra Italia

Sejarah sastra Italia banyak mencatat prestasi di kancah dunia internasional, yakni melalui beberapa goresan sastrawannya yang pernah meraih hadiah Nobel internasional, diantaranya adalah:

Giosuè Carducci (1906), adalah pemenang hadiah Nobel pertama dalam literatur dunia. Dia adalah penulis dan penyair Italia terkenal. Pada tahun 1906, Carducci menerima Penghargaan Nobel dalam Sastra.

Grazia Deledda (1926), dianugerahi hadiah Nobel Sastra pada tahun 1926. Ia pertama kali menerbitkan beberapa novel di majalah "L'ultima moda" saat majalah itu masih menerbitkan karya dalam bentuk prosa dan puisi. Nell'azzurro, diterbitkan oleh Trevisani pada 1890 bisa dianggap sebagai karya pertamanya. Di Nuoro,

Sardinia ada sebuah rumah di mana Grazia Deledda lahir dan tinggal hingga ia pindah ke Roma pada 1899, kini dijadikan museum. Di sebuah gereja kecil, Solitudine, dapat ditemukan makam Chiesetta della.

Luigi Pirandello (1934), adalah seorang penulis, novelis, dan dramawan Italia. Bersama dengan Salvatore Quasimodo ia adalah orang Sisilia yang mendapatkan Penghargaan Nobel dalam Sastra ditahun 1934. Beberapa karya drama teater Pirandello adalah Lumie di Sicilia, Così è (Se Vi Pare), Sei Personaggi in Cerca d'Autore, Enricu IV. Karya-karyanya menerima esai kritik di Italia maupun di seluruh dunia. Penulisannya, meski hampir sempurna sejalan dengan begitu banyak seni di akhir abad ke-19 dan dan awal abad ke-20, tak pernah terbawa dalam disagregasi namun dengan jelas ia menuliskannya.

Salvatore Quasimodo (1959) adalah seorang lirikus dan kritikus Italia. Quasimodo dapat disejajarkan dengan Giuseppe Ungaretti ataupun Eugenio Montale.

Lirik-liriknya berasal dari simbolisme dan bertemakan tentang kampung halamannya Sisilia dengan budayanya.

Ia juga menerjemahkan beberapa karya penyair Romawi Kuno, diantaranya Catullus, Ovid dan Virgil, juga tak ketinggalan Shakespeare dan Pablo Neruda. Tepatnya di tahun 1959 Quasimodo dianugerahi Penghargaan Nobel dalam bidang Sastra.

Eugenio Montale (1975), adalah sastrawan dan penyair Italia yang pada tahun 1975 mendapatkan Penghargaan Nobel dalam bidang Sastra. Montale juga pernah menerima gelar kehormatan dari tiga Universitas

besar, diantaranya: dari Universitas La Sapienza Roma, juga Universitas Milano, serta Universitas Cambridge.

Kumpulan puisi pertamanya Ossi di seppia (Tulang Sotong") yang muncul pada tahun 1925. Pada tahun 1939 Montale menerbitkan bukunya yang berjumlah 2 seri, berjudul "Le occasioni". Bukunya yang ke-3 berjudul "La bufera e altro" terbit tahun 1956. Karya-karya terakhirnya adalah Xenia (1966), Satura (1971) dan Diario del '71 e del '72 (1973). Satura mengandung elegi yang sangat perih kepada istrinya yang bernama Drusilla Tanzi.

Dario Fo (1927), merupakan seorang dramawan, sutradara, satiris, dan aktivis politik dari negara Italia. Ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra pada tahun 1997, karena perannya "yang melebihi pelawak Abad Pertengahan pada pemerintahan yang menakutkan dan menegakkan martabat yang tertindas".

b) Puncak Karya Sastra Italia

Dalam perkembangannya, sastra Italia mulai mencapai puncak kejayaannya ketika beberapa karya-karya sastra terkenal dari negara ini memasuki wilayah sastra dalam kancah dunia internasional. Beberapa karya-karya sastra tersebut adalah sebagai berikut:

Divina Commedia (1304–1321), atau Komedi Ketuhanan, adalah karya Dante Alighieri yang dianggap sebagai raja penyair dari kota Firenze, bangsa Italia. Ada pula yang menyebut Dante sebagai bapak kesusastraan Italia pada Abad Pertengahan. Divina Commedia adalah puisi wiracarita (puisi yang sangat panjang, seperti cerita) dalam sastra Italia. Puisi ini dianggap sebagai salah satu

karya terbesar dalam sastra dunia. Puisinya berisikan tentang perjalanan setelah kematian.

Canzoniere (1348), merupakan karya seorang cendekiawan dan penyair Italia bernama Petrarca, yang juga adalah salah satu humanis terawal yang sering disebut dengan "Bapak Humanisme". Canzoniere adalah cerita yang disampaikan melalui puisi, dari kehidupan batin Petrarca .

Decameron (1348–1350), merupakan kumpulan novella karya pengarang Italia abad ke-14, Giovanni Boccaccio (1313–1375). Buku tersebut distruktur sebagai sebuah cerita frame yang berisi 100 kisah yang diceritakan oleh sebuah grup yang terdiri dari tujuh wanita muda dan tiga pria muda yang mendiami sebuah villa tepat di bagian luar Firenza untuk melarikan diri dari Wabah Hitam, yang terjadi di kota tersebut. Boccaccio diyakini membuat Decameron setelah epidemi pada tahun 1348 dan menyelesaikan karya tersebut pada tahun 1353. Berbagai kisah cinta dalam The Decameron ini bermacam-macam, mulai dari erotis sampai tragis. Kisah kesaksian, lelucon praktikal, dan pembelajaran kehidupan berkontribusi terhadap mosaik tersebut. Selain dari nilai sastranya dan pengaruh besarnya (contohnya pada The Canterbury Tales karya Chaucer), karya ini juga menjadi sebuah dokumen kehidupan pada masa nya. Ditulis dengan bahasa Florentine, karya ini dianggap sebagai karya terbesar dari prosa klasik awal Italia.

Il Principe (1516), atau Sang Penguasa, adalah sebuah risalat politik oleh seorang pegawai negeri dan

teoretikus politik Firenze Niccolò Machiavelli. Aslinya berjudul De Principatibus (Tentang Kekuasaan), ditulis pada 1513, namun baru diterbitkan pada tahun 1532, lima tahun setelah kematian Machiavelli. Tulisan ini adalah sebuah studi klasik tentang kekuasaan–bagaimana memperolehnya, memperluas, dan menggunakannya dengan hasil yang maksimal. Tulisan ini sebenarnya tidak mewakili karya-karyanya selama masa hidupnya, namun karya inilah yang paling diingat, dan yang menyebabkan lahirnya istilah "Machiavellis" yang banyak digunakan secara luas sebagai istilah pejoratif.

Le avventure di Pinocchio (1881), atau sebuah petualangan Pinokio yang adalah sebuah cerita fiksi yang ditulis oleh penulis dari Italia, Carlo Collodi. Le avventure di Pinocchio termasuk karya sastra Italia klasik dan merupakan salah satu karya yang telah banyak dikenal di dunia terutama dalam hal cerita anak-anak.

c) Sastra Bahasa Roman

Rumpun bahasa Roman atau Romans, adalah salah satu cabang dari bahasa Indo-Eropa yaitu bahasa yang tumbuh dan berkembang dari bahasa Latin. Bahasa Roman yang paling terkenal adalah bahasa Perancis, Spanyol, Italia, Portugis dan Rumania. Termasuk juga ke dalamnya suatu bahasa yang disebut bahasa Romansch, suatu bahasa yang dituturkan di Graubünden di Swiss bagian tenggara.

Bahasa-bahasa Roman dipertuturkan 600 penutur asli di seluruh dunia, terutama di benua Amerika, Eropa, dan Afrika, serta berbagai wilayah kecil lainnya yang

tersebar di seluruh dunia. Semua bahasa Roman (kadang-kadang disebut pula sebagai Romanik) adalah turunan bahasa Latin Vulgar (lebih tepatnya, bahasa Latin rakyat), bahasa para tentara, pemukim dan budak Kekaisaran Romawi, yang banyak mengandung perbedaan dengan bahasa Latin Klasik dari kaum terdidik Romawi.

Antara tahun 200 SM dan tahun 100 M, ekspansi Kekaisaran Romawi yang disertai kebijakan-kebijakan administratif dan pendidikan Roma, membuat bahasa Latin menjadi bahasa pribumi yang dominan di wilayah yang merentang dari Jazirah Iberia ke pantai barat Laut Hitam. Semua bahasa ini terus-menerus berubah. Pada masa kemunduran Roma, yaitu setelah keruntuhan dan perpecahannya abad ke-5, evolusi bahasa Latin di masing-masing wilayah ini menjadi semakin cepat, dan berpencar menjadi banyak bahasa yang berbeda-beda. Banyak di antara bahasa-bahasa ini masih bertahan dalam bentuk modernnya. Imperium seberang lautan yang diciptakan oleh Spanyol, Portugal, dan Perancis di abad ke-15, kemudian menyebarkan bahasa-bahasa Roman ke benua-benua lainnya—begitu luasnya hingga sekitar dua-pertiga dari semua penutur bahasa Roman kini ada di luar Eropa.

Meskipun mengalami berbagai pengaruh dari bahasa-bahasa pra-Roman dan dari invasi-invasi di kemudian harinya, fonologi, morfologi, leksikon, dan sintaksis dari semua bahasa Roman, terutama sekali merupakan evolusi bahasa Latin. Akibatnya, kelompok ini memiliki sejumlah ciri linguistik yang memisahkannya dari cabang-cabang bahasa Indo-Eropa.

Bahasa-bahasa Roman sama-sama mempunyai sejumlah ciri yang diwarisinya dari bahasa Latin Klasik, dan semua itu memisahkan bahasa-bahasa ini dari kebanyakan bahasa-bahasa Indo-Eropa lainnya. Berikut ciri-ciri bahasa roman:

 Dalam kebanyakan bahasa, pronomina persona (kata ganti orang) memiliki bentuk-bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsi gramatikanya dalam sebuah kalimat (sisa dari sistem kasus Bahasa Latin).

Biasanya ada suatu bentuk untuk subyek (warisan dari nominatif Bahasa Latin), dan sebuah bentuk lainnya untuk obyek (dari bentuk akusatif atau datif), dan rangkaian pronomina persona ketiga yang digunakan setelah preposisi atau dalam posisi yang ditekankan. Pronomina orang ketiga seringkali mempunyai bentuk-bentuk yang berbeda dengan objek langsung (akusatif), objek tak langsung (datif), dan refleksif.

 Semua mempertahankan sekurang-kurangnya tiga bentuk waktu Bahasa Latin: bentuk kini (present), bentuk lampau (preteritum), dan bentuk lampau tak sempurna (past imperfect)

Dalam dokumen SEJARAH DAN TEORI SASTRA (Halaman 82-88)