• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI)

Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI) dibentuk untuk mewadahipendidikan dan pelayanan kesehatan bagi anak-anak Autis di Kota Medan. Pada awalnya Keluarga Drs. Ahmad Rusly yang tinggal dan bekerja di Medan,mendapatkan anak pertama mereka Ahmad Dzaky Yusran yang lahir pada tanggal30 mei 1996 memiliki sikap dan perilaku yang menurut mereka sebagai orangtuamuda agak aneh dan berbeda dengan anak-anak lain yang pernah mereka lihat.

Ketika Anak mereka berusia 18 bulan, semuanya kelihatan berjalannormal dan sesuai perkembangannya dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) yangmereka dapatkan pada klinik anak di Medan. Namun seiring dengan berjalannyawaktu, Dzaky yang pada saat berusian dua Tahun, mulai menunjukkan gejala-gejalaaneh dan tidak seperti anak-anak lain, antara lain tidak merespon teguranatau sapaan, tidak mau bergabung dengan anak-anak lain, senang menyendiri,menangis dan tertawa tanpa ada sebab, berlari-lari tanpa tujuan dan bertepuktepuktangan. Hal ini segera dikonsultasikan kepada Dokter anak, namun merekamerasa “Tenang dan Bahagia” karena menurut dokter hal itu biasa terjadi padaanak pertama, nanti lama-lama juga akan seperti anak lainnya.

Ketika Dzaky berusia 30 bulan, ketenangan Rusly dan Istrinya kembaliterusik, ketika melihat apa yang diharapkan dan sesuai analisa dokter bahwaDzaky akan kembali normal tidak menjadi kenyataan bahkan makin menjadi-jadi.Saat itu Dzaky mulai menunjukkan sikap agresif baik terhadap diri sendiri (SelfAbuse) maupun terhadap sekelilingnya.

Rusly dan istrinya menduga adanya kelainan pada Syaraf Dzaky, karenamereka sebagai orang awam berpikir kalau ada hal-hal aneh pada anak tentuberasal dari “sentral” atau pusatnya yaitu otak. Merekapun bergegas menuju AhliSyaraf Anak yang ada di Medan, namun kali inipun mereka berusaha di“tenang”kan oleh sang Neurolog yang menyatakan hal itu adalah biasa.

Namun Rusly dan Istrinya tidak dapat ditenangkan lagi melihatkenyataan anak mereka yang terlihat sangat berbeda dengan anak-anak lain diplay groupnya, merekapun mulai berburu informasi kemana saja termasukmelalaui Internet, dan akhirnya mereka menemukannya.

Dari hasil kirim-mengirim email dengan para netter dari berbagainegara, akhirnya mereka mengetahui bahwa gejala-gejala yang dialami Dzakymereka sebut sebagai “AUTIS” dan sekaligus memberitahu situs-situs yangmenyediakan layanan bagi orangtua anak-anak Autis sedunia.

Bagaikan disambar gledek, Rusly dan Istrinya seperti kehilangan nyawa,ketika mereka akhirnya mengerti anak mereka menderita Autis, yang sampai saatini belum diketahui secara pasti penyebabnya dan belum ditemukan obatnya. Dari situs itu juga mereka mendapatkan informasi bahwa saat itu telah ada ahliautis di Indonesia yaitu Dr. Melly Budhiman SP.Kj dan dr. Rudy Sutady, Sp.A.

Berbekal informasi tersebut, Rusly dan Istrinya berangkat ke Jakartamembawa anaknya yang kala itu sudah berusia 40 bulan mendatangi dr. RudySutady yang telah dihubungi sebelumnya. Setelah melewati berbagai test danobservasi, Dzaky dinyatakan positif autis.

Setelah beberapa saat berkonsultasi termasuk mengkonsumsi obat-obatan,berikutnya adalah melakukan terapi bagi Dzaky antara lain terapi Tingkah Laku yang dikenal dengan DTT (Discrete Trial Training) dengan pola ABA(Applied Behaviour Analysis) temuan Prof. Ivaar Lovaas dan Speech Therapy,sambil menunggu perkembangan dan analisa lain yang mengharuskannyamengikuti terapi lain.

Masalahnya adalah Tidaklah Mudah mencari tempat terapi bagi anak Autis di Jakarta, walaupun tempat yang direkomendasikan cukup banyak, namunhampir seluruhnya menyatakan full house. Jadilah Rusly dan istri menungguurut kacang, Dzaky bisa masuk bila ada anak lain keluar.

Didasari pengalaman dan pemikiran itu, Rusly berpikir tentu banyakanak-anak lain yang memiliki nasib sama dengan anaknya di kota tempat tinggalnya yaitu Medan. Akhirnya Rusly memutuskan, istrinya tinggal di Jakarta untuk menunggu giliran terapi bagi Dzaky -

yang sebulan kemudian di terima,sedangkan Rusly Kembali ke Medan untuk menghimpun masyarakat wargaMedan yang senasib dengannya.

Dengan bantuan beberapa wartawan kerabatnya, Rusly mulaimenceritakan pengalamannya serta mengekspose gejala-gejala autis yang dialamianaknya di berbagai media massa di Medan. Pada akhirnya terkumpul belasanorangtua yang menyatakan senasib dengannya dan tidak tahu harus berbuat apaterhadap anaknya. Dengan di motori oleh Rusly, mereka berusaha menghubungiDinas Kesehatan Kodya Medan untuk mencari Solusi, namun saat itu, dinas yang paling kompeten tersebutpun tidak mengetahui apa itu Autisme. Namunberuntung upaya-upaya Rusly mendapat perhatian dari seorang Psikiater Anak dr.Joesoef Simbolon SP.KJ yang kebetulan telah mendapat pelatihan Autisme diUniversitas Indonesia Jakarta. Akhirnya wadah disiapkan, yang saat itu masihberupa kelompok informal. Namun masalahnya kini adalah siapa yang akan menjadi terapis bagi anak-anak mereka.

Namun Tuhan mendengar doa mereka, istri Rusly yang saat itu masih diJakarta dalam proses terapi anaknya, mendapat tawaran dari beberapa terapis diJakarta yang kebetulan warga asal Sumatera Utara untuk mengembangkan pusatterapi sejenis di Medan, klop sudah. Tepat tanggal 12 September 2000, YayasanAnanda Karsa Mandiri memulai operasionalnya dengan empat kelas terapi yangdi asuh oleh para terapis dari Jakarta serta beberapa co. terapis yang diambil dariMedan serta dibawah pengawasan Medis Dr. Joesoef Simbolon. Didasaripengalaman dan kesulitan-kesulitan yang di alami oleh Rusly dan Istrinya, merekabertekad mengembangkan Yayasan YAKARI sebagai lembaga pendidikan/terapiserta pusat informasi Autisme di Medan sehingga orangtua-orangtua lainnya tidakmengalami kesulitan seperti yang pernah di alaminya.

`Yakari kini memiliki sepuluh kelas terapi yang bergabung dalamBendera Sekolah Khusus Autis Yakari serta Klinik Autis Yakari yang fokusbidang Medis, telah sering melakukan kegiatan-kegiatan bagi penyebaraninformasi serta pengembangan pelayanan serta penerimaan masyarakat terhadapanak Autis. Beberapa Seminar, Diskusi, Ceramah Umum, serta publikasi telahmenunjukkan hasilnya, Yakari kini telah sering didatangi serta mendapatkunjungan baik para orangtua yang mencari Informasi, maupun Dinas Kesehatanbagi kepentingan Pendataan serta Para Mahasiswa yang melakukan penelitianterhadap Anak Autis.

Terakhir, juni 2003 Yakari dengan menggandeng LSM-LSM antara lainPusaka Indonesia, LBH, IDAI, PPAI, Galatea, JKM telah berhasil melaksanakansemiloka yang bertajuk menyiapkan Anak Autis memasuki sekolah Umumbekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kodya Medan, dan hasilnya Pada TahunAjaran 2003/2004 Anak Autis boleh bersekolah di Sekolah Umum.Masih banyak program-program yang harus dilaksanakan oleh yayasanini, antara lain mensosialisasikan fenomena ini kepada masyarakat luas agarmasyarakat mengerti serta sedini mungkin dicarikan solusinya, sebab makin dinipenanganan terhadap anak ini makin maksimal hasil yang akan dicapai. Memangsaat ini fenomena ini masih awam bagi masyarakat, walaupun penderitanya makinhari makin banyak, banyak masyarakat salah mempersepsikan anak-anak autissebagai anak cacat mental atau bisu, sehingga Rusly banyak menemui anak-anakini di SLB-SLB di sekitar kota Medan. Hal ini tentu saja mengakibatkanpenanganan anak tersebut tidak mengenai sasaran. Dan lebih parah lagi, sebagianmasyarakat mendiamkan begitu saja anaknya karena mereka sudah tidak punyaharapan terhadap masa depan anak tersebut. Yayasan ini berupaya secaramaksimal mensosialisasikan serta memberikan berbagai informasi kepadamasyarakat, namun karena keterbatasan kemampuan terutama pembiayaan upayaupayatersebut tidak dapat maksimal.

Demikian pula, penanganan terhadap anak-anak autis masih belumoptimal, karena jumlah yang dapat ditangani sangat sedikit dibanding jumlah yangada pada data maupun anak-anak yang telah datang keyayasan, hal ini disebabkankarena keterbatasan tenaga, fasilitas dan keuangan yayasan. Sedangkan menurutbeberapa penelitian, jumlah anak penderita autis ini meningkat tajam dari 1 : 5000 pada tahun 90-an menjadi 1 : 150 pada tahun 2001, artinya bila Kota MedanBerpenduduk 2 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,6% dandisinyalir 1 dari 150 yang lahir adalah anak autis, maka setiap tahun anak autisyang lahir di Medan berjumlah 265 orang atau setiap 3 hari lahir 2 anak autis.

4.1.2 Profil Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI)