• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOGOR

2013

DAFTAR PUSTAKA

Alaudin MHR. 2004. Analisis Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Lingkungan Pesisir untuk Perencanaan Strategis Pengembangan Tambak Udang Semi Intensif di Wilayah Pesisir Teluk Awarange Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Amaliya RW. 2007. Analisis Finansial Usaha Tambak Garam di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

[BAPPEDA Sampang] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sampang Tahun 2011−2031. Sampang (ID): Bappeda Kabupaten Sampang.

[BAPPEDA Sampang] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang. 2011a. Rencana Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten Sampang 2012−2014. Sampang (ID): Bappeda Kabupaten Sampang.

[BAPPEDA Sampang] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang. 2011b. Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan Kabupaten Sampang. Sampang (ID): Bappeda Kabupaten Sampang.

[BAPPEPROV Jatim] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011−2031. Surabaya (ID): Bappeda Provinsi Jawa Timur.

[BAPPEPROV Jatim] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur. 2011. Target dan Upaya Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Jawa Timur. Makalah disampaikan pada Semiloka Review Peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TPKD) dan Rapat Koordinai Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD); Surabaya, 9 Juni 2011. Surabaya (ID): Bappeda Provinsi Jawa Timur.

Barlowe R. 1978. Land Resource Economy. 3rd Edition. New Jersey (US): Prentice Hall Inc.

Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografi, Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor (ID): Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010a. Laporan Eksekutif Hasil Susenas 2009 Kabupaten Sampang. Sampang (ID): BPS Kabupaten Sampang.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010b. Produk Domestik Regional Bruto 2009 Kabupaten Sampang. Sampang (ID): BPS Kabupaten Sampang.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Sampang Dalam Angka 2011. Sampang (ID): BPS Kabupaten Sampang.

[BPS] Badan Pusat Statistik dan [BAPPEDA Sampang] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang. 2011. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sampang. Sampang (ID): BPS dan Bappeda Kabupaten Sampang.

[BRKP] Badan Riset Kelautan dan Perikanan, [BMG] Badan Meteorologi dan Geofisika. 2005. Prototip Informasi Iklim dan Cuaca untuk Tambak Garam. Jakarta (ID): Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati BRKP dan Puslitbang BMG.

Brown TJ, Walters AS, Idoine NE, Shaw RA, Wrighton CE, Bide T. 2012. World Mineral Production. Nottingham (GB): British Geological Survey. Natural Environment Research Council. pp. 60−62.

Chanratchakool P, Turnbull JF, Funge-Smith SJ, Limsuwan C. 1995. Health Management in Shrimp Ponds. Second edition. Bangkok (TH): Aquatic Animal Health Research Institute, Department of Fisheries, Kasetsart University Campus.

Conant F, Rogers P, Baumgarder M, Mc Kell C, Dasman R, Reining P. 1983. Resource Inventory and Baseline Study Methods for Developing Countries Washington DC (US): American Association for the Advancement of Science Publication.

[DIKA Deperindag] Direktorat Industri Kimia Anorganik Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2001. Pertumbuhan Permintaan dan Penyediaan Garam serta Kebijaksanaan Penanganan Garam di Indonesia. Dalam: Burhanuddin S, editor. Forum Pasar Garam Indonesia. Prosiding Peluang Pasar Garam di Indonesia; 2001 Juli 24; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID): Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, BRKP, Departemen Kelautan dan Perikanan. hlm 1−11.

[DISPERINDAGTAM Sampang] Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Sampang. 2010. Profil Garam Rakyat. Makalah disampaikan pada Kunjungan Kerja Menteri PDT di Kabupaten Sampang; Sampang, 17 November 2010. Sampang (ID): Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Sampang.

[DKPP Sampang] Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sampang. 2010. Permasalahan Pergaraman Rakyat di Kabupaten Sampang. Makalah disampaikan pada Kunjungan Kerja Menteri PDT di Kabupaten Sampang; Sampang, 17 November 2010. Sampang (ID): Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Sampang.

[DKPP Sampang] Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sampang. 2011. Data Panen Garam Kelompok PUGAR Kabupaten Sampang Tahun 2011. Sampang (ID): Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Sampang.

Giap DH, Yi Y, Yakupitiyage A. 2005. GIS for land evaluation for shrimp farming in Haiphong of Vietnam. Ocean and Coastal Management. 48(1):51−63.

Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Hernanto B, Kwartatmono DN. 2011. Teknologi Pembuatan dan Kendala Produksi Garam di Indonesia. Di dalam: Burhanuddin S, editor. Forum Pasar Garam Indonesia. Prosiding Peluang Pasar Garam di Indonesia; 2001 Juli 24; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID): Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, BRKP, Departemen Kelautan dan Perikanan. hlm 15−36.

Jamil K. 2005. Kajian Kesesuian Lahan dan Kelayakan Ekonomis Pengembangan Budidaya Perikanan Pesisir di Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kangas J, Pesinen M, Kurttila M, Kajanus M. 2001. A’WOT: Integrating the AHP with SWOT Analysis. Proceedings 6th ISAHP; August 2−4, 2001;

Berne, Switzerland. Berne (CH): ISAHP. pp. 189−198.

[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2010. Kemenperin Genjot Produksi Garam Nasional. [Internet]. [diunduh 2012 Mei 6]. Tersedia pada: http://www.kemenperin.go.id/artikel/433/Kenenperin-Genjot-produksi- Garam-Nasional-Cheetam-Salt-Ltd-kabupaten-Nagekeo-Tandatangani-Mou. [KKP] Kementerian Perikanan dan Kelautan. 2009. Menuju Swasembada Garam. Jakarta (ID): Pusat Data, Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

[KKP] Kementerian Perikanan dan Kelautan. 2010a. Program Swasembada Garam Nasional. Makalah disampaikan pada Seminar Sehari Kebijakan Pergaraman Menuju Swasembada Garam Konsumsi Tahun 2012; Jakarta, 18 Mei 2012. Jakarta (ID): Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, KKP.

[KKP] Kementerian Perikanan dan Kelautan. 2010b. Masterplan Kawasan Minapolitan Garam Pulau Madura. Jakarta (ID): Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, KKP.

[KKP] Kementerian Perikanan dan Kelautan. 2010c. Buku Atlas Pesisir dan Pulau-pulau Kecil: Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Sampang. Jakarta (ID): Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, KKP.

[KKP] Kementerian Perikanan dan Kelautan. 2011. Perbedaan Data Bukan Alasan Impor. [Internet]. [diunduh 2012 April 6]. Tersedia pada: http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/6097.

Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): Grasindo, PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mustafa A, Hasnawi, Paena M, Rachmansyah, Sammut J. 2008. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Tambak di Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur. 3(2): 241−261.

Osuna E, Aranda A. 2007. Combinating SWOT and AHP Techniques For Strategic Planning. Vina del Mar (CL): ISAHP. pp. 2−6.

Pantjara B, Utojo, Aliman, Mangampa M. 2008. Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Jurnal Riset Akuakultur. 3(1): 123−135.

Parwati E, Carolita I, Effendy I. 2004. Aplikasi Data Landsat dan SIG untuk Potensi Lahan Tambak di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital. 1:76−86.

[PEMPROV JATIM] Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Strategi Percepatan Pencapaian Target Indikator Kinerja Utama Jawa Timur Tahun 2011 Makalah disampaikan pada Rapat Evaluasi Kinerja Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur; Surabaya, 23 Maret 2011. Surabaya (ID): Bappeda Provinsi Jawa Timur.

Poernomo A. 1988. Pembuatan Tambak Udang di Indonesia Seri Pengembangan No. 7. Maros (ID): Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai. 30 hal.

Poernomo A. 1992. Pemilihan Lokasi Tambak Udang Berwawasan Lingkungan. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Pubiati T, Suryadi A. 2005. Jambu Air Camplong Buah Unggulan Sampang Madura. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27(5):16−17. Rahardjo S. 1984. Oceanografi. Bogor (ID): Laboratorium Oceanografi, Fakultas

Perikanan, Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Rudiastuti AW. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Pengembangan Sistem Informasi Budidaya Tambak Udang PT. Indonusa Yudha Perwita [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta (ID): Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.

Saru A. 2007. Kebijakan Pemanfaatan Ekosistem Mangrove Terpadu Berkelanjutan di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan [disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Sitorus SRP.2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung (ID): Tarsito.

Sitorus SRP, Sehani, Panuju DR. 2007. Analisis Hirarki Desa serta Land Rent Tipe Penggunaan Lahan pada Suatu Toposekuens di Kabupaten Karang Anyar. Dalam: Solusi Miskelola Tanah dan Air untuk Memaksimalkan Kesejahteraan Rakyat. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional IX HITI;, 2007 Desember 5−6; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): Himpunan Ilmu Tanah Indonesia. hlm 992−1003.

Soegianto B, Suwatmono B. 2002. Pembuatan dan Iodisasi Garam. Dalam: Prosiding Makalah Pelaksanaan Forum/Workshop Hasil Penelitia (Buku II Sumberdaya Nonhayati Laut); 2002 Desember; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID): Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, BRKP, Departemen Kelautan dan Perikanan. hlm 52−56.

Soeharto I. 2005. Manajemen Proyek, Dari Konseptual sampai Operasional. Sumiharti Y, editor. Jakarta (ID): Erlangga.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta (ID): UI Press.

Syafii A. 2006. Potret Pemberdayaan Petani Garam. Surabaya (ID): Untag Press.

Tarunamulia, Mustafa A, Sammut J. 2008. Model Analisis Spasial Kesesuaian Lahan Tambak Skala Semi-detail Berdasarkan Peubah Kunci Tambak Sistem Ekstensif dan Semi-intensif. Jurnal Riset Akuakultur. 3(3):449−461. Taslihan A, Supito, Sutikno E, Callinan RB. 2003. Teknik Budidaya Udang secara

Benar. Jakarta (ID): Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Yulianto. 2011 Studi Kesesuaian Lahan Tambak Udang di Kawasan Eks Pelabuhan Batubara di Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografi [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 2 Lahan sesuai untuk tambak garam yang masuk dalam kawasan lindung dan ruang milik jalan (rumija) dan ruang pengawasan jalan (ruwasja)

Uraian S1 Kelas kesesuaian (ha) S2 S3 Jumlah Kawasan lindung 0.00 152.12 235.54 387.66 Rumija dan ruwasja arteri primer 1.60 1.16 - 2.76 Rumija dan ruwasja kolektor primer 0.01 7.39 0.75 8.15 Rumija dan ruwasja lokal primer 0.66 5.80 0.25 6.70 Jumlah 2.27 166.47 236.54 405.28

Lampiran 3 Penyusun land rent tambak garam

Kecamatan Sampel ke- Produksi garam Land rent pemanfaatan lahan (rupiah/m2/tahun) (musim kemarau) (musim penghujan) Budidaya ikan Sreseh 1 39 425 385 800 000 2 63 825 385 1 700 000 Jrengik 1 59 940 385 2 630 000 2 40 898 462 2 450 000 Pangarengan 1 17 435 385 475 000 2 86 892 692 1 725 000 Torjun 1 53 879 231 2 000 000 2 43 265 769 1 760 000 Sampang 1 85 899 615 1 700 000 2 46 517 692 410 000 Camplong 1 13 356 154 3 390 000 2 39 425 385 2 870 000 Jumlah 590 761 538 21 910 000 Persentase 96.4% 3.6%

Lampiran 4 Hasil uji t berpasangan land rent tipe penggunaan lahan dibandingkan dengan land rent tambak garam

77

Cash Flow Pengusahaan Garam Metode Maduris

Dengan Discount Rate 12,86% pertahun (1,07% perbulan)

Sumber: Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) BRI Bulan Mei 2011 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan

0 1 2 3 4 5 6

1 Discount Rate (%) dan Discount Factor 1.07 1.0000 0.9894 0.9789 0.9685 0.9583 0.9481 0.9380

I. Biaya

1 Sewa lahan tambak 3 ha Rp. 18,000,000

2 Persiapan lahan Rp. 6,000,000 3 Peralatan Rp. Lelet (1 unit) Rp. 90,000 Pencacah (4 unit) Rp. 200,000 Pengais (3 buah) Rp. 450,000 Glidik (1 buah) Rp. 300,000 Sorkot (2 buah) Rp. 200,000 Kincir (5 buah) Rp. 3,000,000

Mesin pompa air (2 buah) Rp. 7,000,000

HR dan insentif penggarap Rp. 748,000 1,632,000 1,592,000 1,592,000 1,632,000 1,592,000 Biaya pemungutan garam Rp. 282,000 1,500,000 1,701,000 1,951,500 1,767,000 1,611,000 Bahan Bakar mesin pompa air Rp. 100,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 Perawatan mesin (termasuk oli) Rp. 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000

PBB Rp. 270,000

Total Biaya Rp. 35,240,000 1,130,000 3,372,000 3,533,000 4,053,500 3,639,000 3,443,000

Present Value Total Biaya Rp. 35,240,000 1,118,019 3,300,872 3,421,806 3,884,297 3,450,126 3,229,687 II. Manfaat

1

Penjualan hasil pungutan garam K2 (Rp. 384.615,-/ton) Rp. - 3,615,381 19,230,750 21,807,671 25,019,206 22,653,824 20,653,826

Total Manfaat - 3,615,381 19,230,750 21,807,671 25,019,206 22,653,824 20,653,826

Present Value Total Manfaat Rp. - 3,577,047 18,825,103 21,121,317 23,974,845 21,478,027 19,374,207 III. Total Manfaat Bersih Rp. (35,240,000) 2,485,381 15,858,750 18,274,671 20,965,706 19,014,824 17,210,826 Akumulasi Total Manfaat Bersih (35,240,000) (32,754,619) (16,895,869) 1,378,802 22,344,507 41,359,331 58,570,156

IV. Present Value Total Manfaat Bersih ` (35,240,000) 2,459,028 15,524,231 17,699,511 20,090,548 18,027,901 16,144,520

V. Akumulasi Present Value Total Manfaat Bersih Rp. (35,240,000) (32,780,972) (17,256,741) 442,771 20,533,318 38,561,219 54,705,739

VI Net Present Value (NPV) Rp. 54,705,739 > 0 → layak

VII. Internal Rate of Return (IRR) % 30.43% Lebih besar dari tingkat suku bunga bank (12,86%) → layak

VIII. Net BCR - 2.55 > 1 → layak

IX. Payback Period bulan 3.92

Dengan Discount Rate 12,86% pertahun (1,07% perbulan)

Sumber: Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) BRI Bulan Mei 2011 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan

0 1 2 3 4 5 6

1 Discount Rate (%) dan Discount Factor 1.07 1.0000 0.9894 0.9789 0.9685 0.9583 0.9481 0.9380

I. Biaya

1 Sewa lahan tambak 3 ha Rp. 18,000,000

2 Persiapan lahan dan Pemasangan bata pematang Rp. 6,800,000

3 Peralatan Rp. Lelet (1 unit) Rp. 90,000 Pencacah (4 unit) Rp. 200,000 Pengais (3 buah) Rp. 450,000 Glidik (1 buah) Rp. 300,000 Sorkot (2 buah) Rp. 200,000 Kincir (5 buah) Rp. 3,000,000

Mesin pompa air (2 buah) Rp. 7,000,000

Bata putih (Rp.700.000/1.000 buah) Rp. 3,920,000

HR dan insentif penggarap Rp. 748,000 1,632,000 1,592,000 1,592,000 1,632,000 1,592,000 Biaya pemungutan garam Rp. - 273,000 1,886,250 2,431,500 2,025,000 4,471,500 Bahan Bakar mesin pompa air Rp. 126,000 252,000 252,000 252,000 252,000 252,000 Perawatan mesin (termasuk oli) Rp. 51,000 51,000 51,000 51,000 51,000

PBB Rp. 270,000

Total Biaya Rp. 39,960,000 874,000 2,208,000 3,781,250 4,596,500 3,960,000 6,366,500

Present Value Total Biaya Rp. 39,960,000 864,733 2,161,425 3,662,243 4,404,631 3,754,465 5,972,060 II. Manfaat

1

Penjualan hasil pungutan garam K1 (Rp.583.333,-/ton) Rp. - - 5,308,330 36,677,062 47,279,140 39,374,978 33,366,648

Penjualan hasil pungutan garam K3 (Rp. 214.286,-/ton) 22,962,500

Total Manfaat - - 5,308,330 36,677,062 47,279,140 39,374,978 56,329,148

Present Value Total Manfaat Rp. - - 5,196,358 35,522,724 45,305,597 37,331,306 52,839,246 III. Total Manfaat Bersih Rp. (39,960,000) (874,000) 3,100,330 32,895,812 42,682,640 35,414,978 49,962,648 Akumulasi Total Manfaat Bersih (39,960,000) (40,834,000) (37,733,670) (4,837,857) 37,844,782 73,259,760 123,222,407

IV. Present Value Total Manfaat Bersih ` (39,960,000) (864,733) 3,034,933 31,860,481 40,900,966 33,576,841 46,867,186

V. Akumulasi Present Value Total Manfaat Bersih Rp. (39,960,000) (40,824,733) (37,789,800) (5,929,318) 34,971,647 68,548,488 115,415,674

VI Net Present Value (NPV) Rp. 115,415,674 > 0 → layak

VII. Internal Rate of Return (IRR) % 37.69% Lebih besar dari tingkat suku bunga bank (12,86%) → layak

VIII. Net BCR - 3.83 > 1 → layak

IX. Payback Period bulan 4.11

79

Dengan Discount Rate 12,86% pertahun (1,07% perbulan)

Sumber: Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) BRI Bulan Mei 2011 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan

0 1 2 3 4 5 6

1 Discount Rate (%) dan Discount Factor 1.07 1.0000 0.9894 0.9789 0.9685 0.9583 0.9481 0.9380

I. Biaya

1 Sewa lahan tambak 3 ha Rp. 18,000,000

2 Persiapan lahan dan pemasangan geomembran Rp. 6,800,000

3 Peralatan Rp. Lelet (1 unit) Rp. 90,000 Pencacah (4 unit) Rp. - Pengais (3 buah) Rp. 450,000 Glidik (1 buah) Rp. 300,000 Sorkot (2 buah) Rp. 200,000 Kincir (5 buah) Rp. 3,000,000

Mesin pompa air (2 buah) Rp. 7,000,000

Geomembran (Rp. 22 juta/10.000 m2), butuh 3600 m2 Rp. 7,920,000

HR dan insentif penggarap Rp. 748,000 1,632,000 1,592,000 1,592,000 1,632,000 1,592,000 Biaya pemungutan garam Rp. - 498,750 2,178,000 3,190,500 3,546,000 3,205,500 2,592,750 Bahan Bakar mesin pompa air Rp. 173,000 346,000 346,000 346,000 346,000 346,000 Perawatan mesin (termasuk oli) Rp. 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000

PBB Rp. 270,000

Total Biaya Rp. 43,760,000 1,419,750 4,226,000 5,198,500 5,824,000 5,253,500 4,600,750

Present Value Total Biaya Rp. 43,760,000 1,404,696 4,136,858 5,034,887 5,580,893 4,980,829 4,315,708 II. Manfaat

1

Penjualan hasil pungutan garam K1 (Rp. 583.333,-/ton) Rp. - 9,697,911 42,349,976 62,037,465 68,949,961 62,329,131 50,414,555

Total Manfaat - 9,697,911 42,349,976 62,037,465 68,949,961 62,329,131 50,414,555

Present Value Total Manfaat Rp. - 9,595,084 41,456,660 60,084,957 66,071,827 59,094,075 47,291,095 III. Total Manfaat Bersih Rp. (43,760,000) 8,278,161 38,123,976 56,838,965 63,125,961 57,075,631 45,813,805 Akumulasi Total Manfaat Bersih (43,760,000) (35,481,839) 2,642,137 59,481,101 122,607,062 179,682,693 225,496,498

IV. Present Value Total Manfaat Bersih ` (43,760,000) 8,190,387 37,319,802 55,050,070 60,490,934 54,113,246 42,975,387

V. Akumulasi Present Value Total Manfaat Bersih Rp. (43,760,000) (35,569,613) 1,750,189 56,800,259 117,291,194 171,404,440 214,379,826

VI Net Present Value (NPV) Rp. 214,379,826 > 0 → layak

VII. Internal Rate of Return (IRR) % 69.14% (lebih besar dari tingkat suku bunga bank (12,86%), menguntungkan

VIII. Net BCR - 5.90 > 1 → layak

IX. Payback Period bulan 2.93

Lampiran 6 Kuesioner untuk analisis A’WOT

KUESIONER ANALISIS A’WOT (AHP-SWOT)

UNTUK PENYUSUNAN ARAHAN STRATEGI

PENGEMBANGAN SENTRA TAMBAK GARAM RAKYAT

DI KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN SAMPANG

PROVINSI JAWA TIMUR

DIDI

ACHMADI

A156110194

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah (PS PWL), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dengan ini saya :

Nama : Didi Achmadi

NRP : A156110194

Program Studi : Ilmu Perencanaan Wilayah

melakukan penelitian tugas akhir (tesis) dengan judul: Kajian Pengembangan Sentra Tambak Garam Rakyat di Kawasan Pesisir Selatan Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur.

Berkenaan dengan tugas akhir tersebut, saya menyusun kuesioner untuk perumusan arahan strategi kebijakan pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan jawaban yang akurat agar data tersebut dapat dianalisis dan menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu serta kesediaan dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.

Interviewer/Pemohon, Didi Achmadi

BAGIAN I IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : ….………. 2. Alamat : …….………. 3. Pekerjaan/Jabatan : ……….………. 4. Pendidikan Terakhir : ……….………. 5. No. Telp/HP : ……….………. BAGIAN II PEMBOBOTAN Cara Menjawab Kuesioner : Responden hanya menentukan nilai antara 1 – 9 dengan memberi tanda silang (X) pada nilai yang dipilih. Ketentuan pembobotan masing-masing nilai seperti pada tabel di bawah ini: Nilai Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain 5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain 7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain 9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan dengan nilai sebelum dan setelahnya Contoh Pemberian Pembobotan: Jika Faktor A mutlak lebih penting dari Faktor B, maka diisi Faktor A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Faktor B atau, Jika Faktor B lebih penting dari Faktor A, maka diisi \: Faktor A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Faktor B Sebelum melakukan pembobotan, Responden akan diminta mengurutkan tiap-tiap faktor berdasarkan tingkat kepentingannya. Semakin kecil nomor urutan, semakin besar tingkat kepentingan faktor tersebut. Sebagaimana contoh berikut: Faktor Urutan A 2 B 3 C 1 ... ... n n Responden, ____________________ ...

DAFTAR PERTANYAAN

1. Beberapa faktor internal berupa KEKUATAN (STRENGTH) yang dapat

mempengaruhi pengembangan sentra tambak garam rakyat di Kabupaten Sampang antara lain sebagaimana tersebut di bawah. Menurut Bapak/Ibu, berdasarkan pertimbangan dan pemahaman selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya maka urutannya adalah:

Faktor Urutan

A. Potensi SDA (ketersediaan lahan tambak yang luas dan air laut, didukung iklim yang sesuai)

B. Teknik pengusahaan garam yang dikenal secara turun temurun C. Peralatan sederhana dan mudah diperoleh

D. Tenaga kerja yang selalu tersedia E. Sudah ada jaringan pemasaran F. Ketersediaan koperasi petani garam

G. Sudah ada kelompok/organisasi petani garam

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari masing masing faktor tersebut?

Potensi SDA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknik pengusahaan garam

Potensi SDA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peralatan

Potensi SDA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kerja

Potensi SDA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan pemasaran

Potensi SDA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Koperasi petani garam

Potensi SDA 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok/ organisasi petani garam Teknik pengusahaan

garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peralatan

Teknik pengusahaan

garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kerja

Teknik pengusahaan

garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan pemasaran

Teknik pengusahaan

garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Koperasi petani garam

Teknik pengusahaan

garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok/ organisasi petani garam

Peralatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kerja

Peralatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan pemasaran

Peralatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Koperasi petani garam

Peralatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok/ organisasi petani garam

Tenaga kerja 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan pemasaran

Tenaga kerja 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Koperasi petani garam

Tenaga kerja 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok/ organisasi petani garam

Jaringan pemasaran 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Koperasi petani garam

Jaringan pemasaran 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok/ organisasi petani garam Koperasi petani garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelompok/ organisasi petani garam

2. Beberapa faktor internal berupa KELEMAHAN (WEAKNESS) yang dapat

mempengaruhi pengembangan sentra tambak garam rakyat di Kabupaten Sampang antara lain sebagaimana tersebut di bawah. Menurut Bapak/Ibu, berdasarkan pertimbangan dan pemahaman selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya maka urutannya adalah:

Faktor Urutan

A. Infatruktur yang kurang menunjang kawasan B. Pengusahaan tambak garam yang tergantung cuaca

C. Rendahnya kualitas SDM dan kelembagaan, posisi tawar petambak garam lemah

D. Kurangnya akses sumber permodalan, banyak petambak garam terjerat tengkulak

E. Masih rendahnya kualitas garam rakyat F. Minimnya sentuhan teknologi

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari masing masing faktor tersebut?

Infrastruktur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ketergantungan cuaca

Infrastruktur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas SDM dan kelembagaan

Infrastruktur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akses modal

Infrastruktur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas garam

Infrastruktur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sentuhan teknologi

Ketergantungan

cuaca 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas SDM dan kelembagaan

Ketergantungan

cuaca 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akses modal

Ketergantungan

cuaca 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas garam

Ketergantungan

cuaca 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sentuhan teknologi

Kualitas SDM dan

kelembagaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akses modal

Kualitas SDM dan

kelembagaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas garam

Kualitas SDM dan

kelembagaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sentuhan teknologi

Akses modal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas garam

Akses modal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sentuhan teknologi

Kualitas garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sentuhan teknologi

3. Beberapa faktor eksternal berupa PELUANG (OPPORTUNITY) yang dapat mempengaruhi pengembangan sentra tambak garam rakyat di Kabupaten Sampang antara lain sebagaimana tersebut di bawah. Menurut Bapak/Ibu, berdasarkan pertimbangan dan pemahaman selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya maka urutannya adalah:

Faktor Urutan

A. Tingginya permintaan akan garam dan terus meningkat B. Mulai ada perhatian serius dari pemerintah, misal melalui

pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) dan berbagai upaya mengatasi permasalahan garam

C. Regulasi penetapan harga garam rakyat yang semakin baik D. Kebijakan pemerintah pusat memproteksi garam rakyat dari garam

impor

E. Dukungan RTRW untuk Pengusahaan garam F. Introduksi pemanfaatan teknologi geomembrane

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari masing masing faktor tersebut?

Tingginya

permintaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perhatian serius pemerintah

Tingginya

permintaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Regulasi penetapan harga

Tingginya

permintaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Proteksi garam rakyat

Tingginya

permintaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dukungan RTRW

Tingginya

permintaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi geomembrane

Perhatian serius

pemerintah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Regulasi penetapan harga

Perhatian serius

pemerintah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Proteksi garam rakyat

Perhatian serius

pemerintah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dukungan RTRW

Perhatian serius

pemerintah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi geomembrane

Regulasi penetapan

harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Proteksi garam rakyat

Regulasi penetapan

harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dukungan RTRW

Regulasi penetapan

harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi geomembrane

Proteksi garam

rakyat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dukungan RTRW

Proteksi garam

rakyat 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi geomembrane

Dukungan RTRW 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi geomembrane

4. Beberapa faktor eksternal berupa ANCAMAN (THREAT) yang dapat mempengaruhi pengembangan sentra tambak garam rakyat di Kabupaten Sampang antara lain sebagaimana tersebut di bawah. Menurut Bapak/Ibu, berdasarkan pertimbangan dan pemahaman selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya maka urutannya adalah:

Faktor Urutan

A. Masuknya garam impor (garam konsumsi) pada masa larangan impor garam (antara 1 bulan sebelum panen raya dan 2 bulan sesudah panen raya garam rakyat)

B. Tidak berfungsinya Harga Penetapan Pemerintah (HPP) secara efektif, harga di pasaran selalu bergejolak.

C. Pasar yang hegemonik dan monopolistik, penentuan harga dikuasai pabrik/pedagang besar

D. Adanya praktik kartel perdagangan garam di tingkat lokal dan regional (kartel adalah persetujuan sekelompok perusahaan dengan maksud mengendalikan harga komoditi tertentu)

E. Banyak munculnya asosiasi terkait di bidang garam, mengaburkan keberpihakannya pada petambak garam rakyat

F. Konversi lahan tambak menjadi area terbangun

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari masing masing faktor tersebut?

garam impor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 tidak berfungsinya HPP

garam impor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 pasar yang hegemonistik dan

monopolistik

garam impor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kartel dagang

garam impor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 asosiasi garam

garam impor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 konversi lahan

tak berfungsinya HPP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 pasar yang hegemonistik dan monopolistik tidak berfungsinya HPP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kartel dagang tidak berfungsinya HPP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 asosiasi garam tidak berfungsinya HPP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 konversi lahan pasar yang hegemonistik dan monopolistik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kartel dagang pasar yang hegemonistik dan monopolistik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 asosiasi garam pasar yang hegemonistik dan monopolistik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 konversi lahan

kartel dagang 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 asosiasi garam

kartel dagang 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 konversi lahan

asosiasi garam 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 konversi lahan

BAGIAN III PENENTUAN RATING

Rating ditentukan terhadap faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan

kelemahan) dan faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) berdasarkan pengaruhnya terhadap pengembangan sentra tambak garam rakyat di kawasan pesisir selatan Kabupaten Sampang.

Dalam menentukan rating, dilakukan dengan cara memberikan tanda “V” pada kolom “Nilai Rating” pada tabel yang telah disediakan pada angka yang dianggap paling sesuai dengan kondisi saat ini. Ketentuan penilaian dalam penentuan rating ini mengacu pada skala rating sebagai berikut:

Nilai rating 4 : sangat kuat Nilai rating 2 : agak lemah Nilai rating 3 : agak kuat Nilai rating 1 : sangat lemah 1. Faktor Strategi Internal

Kekuatan 4 Nilai 3 Rating2 1

A. Potensi SDA (ketersediaan lahan tambak yang luas dan air laut, didukung iklim yang sesuai)

B. Teknik pengusahaan garam yang dikenal secara turun temurun

C. Peralatan sederhana dan mudah diperoleh D. Tenaga kerja yang selalu tersedia E. Sudah ada jaringan pemasaran F. Ketersediaan koperasi petani garam

Kelemahan 4 Nilai 3 Rating2 1

A. Infatruktur yang kurang menunjang kawasan B. Pengusahaan tambak garam yang tergantung cuaca C. Rendahnya kualitas SDM dan kelembagaan, posisi

tawar petambak garam lemah

D. Kurangnya akses sumber permodalan, banyak petambak garam terjerat tengkulak

E. Masih rendahnya kualitas garam rakyat F. Minimnya sentuhan teknologi

2.Faktor Strategi Eksternal

Peluang 4 Nilai 3 Rating2 1

A. Tingginya permintaan akan garam dan terus