• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2019 (Halaman 116-120)

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL

6.1 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Konstruksi; dan Sektor Real Estate dapat di kategorikan sebagai sektor basis yang merupakan sektor yang menjadi keunggulan di Provinsi Sumut sedangkan 12 sektor lainnya merupakan sektor non basis yang merupakan sektor yang belum mampu menopang perekonomian di daerah.

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih menjadi penopang PDRB Provinsi Sumut di Tahun 2019. Terdapat 24 Kabupaten/Kota yang menjadikan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebagai basis dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Nilai LQ tertinggi disektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan adalah Kabupaten mandailing Natal, dikarenakan mempunyai potensi iklim dan geografis yang mendukung. Selain itu, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi basis, yang secara relatif telah mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten Mandailing Natal akan output dari sektor-sektor tersebut dan memiliki surplus sehingga mampu melakukan ekspor ke daerah lain.

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan diharapkan dapat dikembangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyokong kegiatan utama dalam pengembangan ekonomi wilayah. Selain itu, Sektor Pertanian juga dapat dikembangkan untuk wilayah dengan pusat pelayanan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dan PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi) yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

Namun berdasarkan analisis Shift Share, Sektor Pertanian merupakan sektor yang belum memiliki daya saing yang cukup tinggi di tingkat Nasional. Padahal, berdasarkan hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan bahwa, terdapat 16 Kabupaten/Kota yang memiliki Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang dapat dikategorikan sebagai sektor cepat maju dan cepat tumbuh. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah Provinsi Sumut dapat mengembangkan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan agar dapat bersaing di tingkat nasional. Sebagai sektor yang diunggulkan maka Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan selayaknya mendapat perhatian dari permerintah melalui alokasi APBN secara berkesinambungan.

Berdasarkan data Jumlah dan persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2018-2019 dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja yang berasal dari Sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 35,54% terhadap 6681 angkatan kerja dari seluruh sektor lapangan usaha. Sektor ini masih menjadi sektor yang mendominasi seperti pada Agustus Tahun 2018, sehingga Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih menjadi tumpuan ekonomi mayoritas masyarakat Provinsi Sumut.

Unsur penting yang dijadikan sebagai indikator kesejahteraan petani adalah besarnya pendapatan dan perimbangannya dengan pengeluaran. Dalam kaitan tersebut salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah nilai tukar petani (NTP). Perhitungan NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP menggambarkan tingkat daya tukar/daya beli petani terhadap produk yang dibeli/dibayar petani yang mencakup konsumsi dan input produksi yang dibeli. Semakin tinggi Nilai Tukar Petani, semakin baik daya beli petani terhadap produk konsumsi dan input produksi tersebut, dan berarti secara relatif lebih sejahtera.

Grafik 6.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sumut Sepanjang Tahun 2018

Sumber: BPS Sumut dan Nasional, 2019 (diolah)

Sepanjang Tahun 2019 terlihat bahwa rata-rata NTP Sumut berada di kisaran 96-99,33, dengan titik tertinggi yaitu pada bulan Februari yaitu sebesar 99,33 dan titik terendah

35,5% 9,9%

17,7%

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0%

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan C Industri Pengolahan F Konstruksi H Transportasi dan Pergudangan J Informasi dan Komunikasi P Jasa Pendidikan K,L,M,N,R,T,U Jasa Keuangan dan …

Sumber: BPS Sumut, 2019 (diolah)

98,57 99,33 98,54 99 98,14 96,52 96,68 96,83 97,34 98,08 98,91 99,08 100,64 100,5 100,38 100,17 99,92 99,45 99,85 100,51 101,53 101,99 102,43 103,36 80 90 100 110 120 130

NTP Sumut Tanaman Pangan Hortikultura

Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Nasional

Grafik 6.2.

yaitu bulan Juni yaitu sebesar 96,52. Rata-rata NTP Provinsi Sumut selalu berada di bawah NTP nasional, yang secara rata-rata di sepanjang Tahun 2019 berada di kisaran 100-104. Hal ini menjelaskan bahwa meskipun Sektor Pertanian merupakan leading sector dalam perekonomian Sumut, namun kesejahteraan petani di Provinsi Sumut masih berada di bawah rata-rata nasional.

Jika dilihat perkembangan NTP per subsektor, secara rata-rata terlihat bahwa subsektor peternakan memiliki NTP tertinggi dibanding subsektor lainnya disepanjang Tahun 2019. Sedangkan Tanaman Pangan merupakan subsektor dengan NTP terendah.

Selain Pertanian, Provinsi Sumut tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian.

Berdasarkan data BPS pada Tabel 6.5. produksi Perkebunan Provinsi Sumut PTPN II, III, dan IV Tahun 2018 secara total menghasilkan 6.828.791 ton. Jumlah produksi perkebunan yang dikelola oleh PTPN II, III, dan IV mengalami peningkatan dari Tahun 2015-2018. Jenis tanaman berupa karet, kelapa sawit, coklat, teh, tembakau, kopi, gula, tebu, dan tetes. Jenis tanaman dengan produksi terbesar yaitu kelapa sawit jenis sawit tandan, sedangkan produksi terendah adalah tembakau.

Sebagai daerah maritim, produksi perikanan Provinsi Sumut dapat dikatakan cukup tinggi. Provinsi Sumut merupakan salah satu produsen perikanan di Indonesia. Ada 32 kabupaten/Kota yang merupakan daerah produsen ikan di Sumut. Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi penyumbang terbesar produksi ikan

Tabel 6.5. Produksi Tanaman Perkebunan PTPN II, III, dan IV menurut Jenis

Jenis Tanaman 2015 2016 2017 2018 1. Karet 35.191 38.079 37.959 39.497 2. Kelapa Sawit a. Tandan Sawit / TBS 4.312.655 4.697.980 4.788.579 4.961.379 b. Minyak Sawit 1.133.835 1.054.742 1.140.871 1.233.561 c. Inti Sawit 209.343 196.713 187.732 213.543 3. Coklat - - - - 4. Teh 40.180 46.481 37.607 34.726 5. Tembakau 180 226,34 26,42 42,77 6. Kopi - - - - 7. Tebu 500.870 248.284 190.838 312.400 8. Gula 39.135 17.935 9.582 17.023 9. Tetes 28.134 15.048 9.061 16.662

Tanaman (ton) Tahun 2015 – 2018

Sumber: BPS Sumut, 2019(diolah)

-500.000 1.000.000

2017 2016 2015

Sumber: BPS Sumut, 2019 (diolah)

Grafik 6.4 Perkembangan Produksi Ikan di Provinsi Sumut berdasarkan Subsektor Tahun

2015-2017

Perairan Umum Laut

Grafik 6.4. Perkembangan Produksi Ikan di Provinsi Sumut berdasarkan Subsektor Tahun

Sumut, yaitu sebesar 31,22%.

Nilai produksi perikanan yang meningkat di Tahun 2017 merupakan hasil dari kebijakan pemerintah Sumut menerapkan pengurangan kegiatan Illegal Fishing (penangkapan ikan tanpa dokumen pendukung) oleh nelayan asing serta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Perdagangan besar dan Industri retail atau perdagangan eceran cukup memberikan kontribusi besar terhadap Indonesia. Perkembangan industri ini semakin semarak, kehadiran para pelaku usaha perdagangan eceran telah memberi warna tersendiri bagi

perkembangan industri perdagangan eceran Indonesia. Peran sektor perdagangan dalam perekonomian di Indonesia saat ini menempati posisi yang paling penting. Tingginya aktivitas perekonomian tercermin dari meningkatnya kegiatan perdagangan baik perdagangan di tingkat besar maupun eceran yang tumbuh 13,11%.

Sektor potensial Provinsi Sumut dapat dilihat dari analisis Shift Share yang secara nasional tumbuh lebih cepat dibanding sektor lainnya. Berdasarkan analisis Shift Share pada Tabel 6.3, terdapat tiga sektor yang merupakan sektor potensial yaitu Sektor Kontruksi, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan Sektor Real Estate. Ketiga sektor ini merupakan sektor yang memiliki daya saing yang besar dengan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari laju pertumbuhan nasional. Terdapat 12 Kabupaten/Kota yang memilliki sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang punya daya saing besar dengan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari laju pertumbuhan provinsi. Pada Sektor Konstruksi, terdapat

31,22%

0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00%

Kota Tebing Tinggi Kota Pematang SiantarKaro Nias Kota PadangsidimpuanNias Barat Tapanuli UtaraNias Selatan Labuhan Batu SelatanTapanuli Selatan Padang Lawas UtaraPadang Lawas Humbang HasundutanSimalungun Labuhan Batu UtaraDairi Toba Samosir Kota GunungsitoliNias Utara Kota BinjaiSamosir Langkat Mandailing NatalLabuhan Batu Batu Bara Serdang BedagaiDeli Serdang Asahan Kota SibolgaKota Medan Kota Tanjung BalaiTapanuli Tengah

Sumber: BPS Sumut, 2018 (diolah)

Grafik 6.5 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumut, 2017

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2019 (Halaman 116-120)