• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TOKOH DAN PENOKOHAN PRAJURIT BHAYANGKARA

3.3 Serangan Balik Prajurit Bhayangkara

3.3.4 Serangan Balik Bhayangkara

Satu minggu tepat setelah terowongan tersebut selesai, Kartika Sinmping bertemu dengan Gajahmada di Sumur Gandrung. Bekel Gajahmada sangat puas dengan hasil pekerjaan Kartika Sinumping. Keesokan harinya, Gajahmada dan para Bhayangkara melakukan serangan balik. Serangan tersebut didukung oleh Cakradara dan Kudameta yang telah kembali dari tugas negara. Beberapa senopati yang tidak sejalan dengan Ra Kuti juga menyumbangkan tenaganya.

Serangan dimulai saat seorang Senopati Ranggayuda mengumpulkan semua prajurit di alun-alun. Sebelumnya, Senopati Ranggayuda telah diberi kenaikan pangkat oleh Ra Kuti menjadi Temenggung. Oleh Ra Kuti, Temenggung Ranggayuda diminya mengendalikan para prajurit. Saat memberikan sesorah, Temenggung Ranggayuda justru berbicara bahwa biang kekacauan yang tengah terjadi adalah perbuatan Ra Kuti. Sangat terkejut para prajurit. Atas perintah Temenggung Ranggayuda, para prajurit yang mau bertobat disarankan segera menjatuhkan senjata dan menyerah. Bagi yang tetap membela Ra Kuti akan diberi hukuman yang pantas, yaitu hukuman mati.

Saat semua perhatia teralih kepada kekacauan di alun-alun, Gajahmada dan para Bhayangkara menyusup ke bilik Ra Kuti dengan memanfaatkan lubang yang digali Kartika Sinumping dan pasukan bentukan Arya Tadah. Tanpa kesulitan, lima orang Bhayangkara masuk ke dalam bilik Ra Kuti.

Di dalam bilik, Ra Kuti hanya ditemani Ra Tanca, salah seorang dari Dharmaputra Winehsuka. Kegelisahan sedang dialami Ra Kuti karena perbuatan

Temenggung Ranggayuda. Ra Kuti semakin terkejut saat Gajahmada dan lima orang Bhayangkara masuk ke dalam biliknya.

(90) Namun, Lembang Laut yang memberinya jawaban. Lembang Laut tak memiliki kesabaran yang cukup. Gendewa yang dipegangnya dengan arah lurus ke jantung Ra Kuti ternyata tidak mampu dipertahankan untuk tetap terentang. Manakala tangan kanannya yang memegang tali busur lepas, melesat anak panah itu menghujam ke jantung Ra Kuti, ambruk Ra Kuti dengan mata terbelalak. Dengan sisa tenaganya Ra Kuti mencoba bangkit (Gajahmada, 2004 : 570).

Anak panah yang dilepaskan Lembang Laut adalah panah beracun. Dengan cepat Ra Kuti kehilangan kesadarannya dan akhirnya mati. Dengan kematian Ra Kuti, Ra Tanca ditangkap tanpa perlawanan. Sisa Dharmaputra yang lain tewas saat berada di alun-alun. Dibunuh oleh para Bhayangkara. Dengan demikian pemberontakan Ra Kuti berhasil dipadamkan.

Secara keseluruhan, berawal dari penyelamatan Jayanegara saat pemberontakan Ra Kuti pecah, pelarian Jayaegara dan akhirnya serangan balik, peran prajurit Bhayangkara sangatlah besar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pahlawan mengandung dua pengertian pokok. Pokok pertama, yaitu orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pokok kedua adalah pejuang yang gagah berani. (2005 : 811). Jadi, bentuk kepahlawanan dapat disimpulkan sebagai tindakan-tindakan yang mencerminkan makna pahlawan.

Menurut Sri Mangkunegaran IV dalam Kamajaya (1984 : 55), watak seorang Kumbakarna yaitu pertama, jujur dan adil. Kedua, menjunjung tinggi negara. Ketiga, cinta tanah air. Watak-watak tersebut menjadi patokan bentuk

kepahlawanan yang ditunjukkan oleh prajurit Bhayangkara dalam usaha memadamkan pemberontakan Ra Kuti.

Sesuai dengan penjelasan arti kata pahlawan di atas, keringat dan darah para Bhayangkara adalah sebuah bentuk pahlawan yang sejati. Tanpa pamrih mereka membela tanah airnya, bahkan harus berkorban nyawa.

Memadamkan Pemberontakan Ra Kuti

no Bentuk-bentuk

Kepahlawanan Tokoh yang Terlibat

Indikator bentuk-bentuk kepahlawanan berdasarkan teori Sri

Mangkunegaran IV tentang watak Kumbakarna 1 Penyelamatan Jayanegara 1.1 tindakan tanggap darurat oleh Gajahmada

Gajahmada dan Gagak Bongol menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air

1.2 penyelamatan sekar kedaton

Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, dan Lembu Pulung

cinta tanah air 1.3 melacak

keberadaan pasukan pemberontak

Lembang Laut

cinta tanah air

1.4 mengungsikan Jayanegara

Gajahmada, Gagak Bongol, Mahisa Kingkin, Risang Panjer Lawang, Singa Parepen, Lembang Laut, Pradhabasu, Gajah Pradamba, Macan Liwung, Gajah Geneng, dan Riung Samudra

menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air

2 Pelarian Jayanegara 2.1 siasat mengecoh pasukan pengejar dan penyelamatan Jayanegara keluar dari kotaraja

Gajahmada, Gagak Bongol, Mahisa Kingkin, Risang Panjer Lawang, Singa Parepen, Lembang Laut, Pradhabasu, Gajah Pradamba, Macan Liwung, Gajah Geneng, dan Riung Samudra

menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air

2.2 Gagak Bongol memimpin para Bhayangkara kembali ke kotaraja

Gagak Bongol, Mahisa Kingkin, Risang Panjer Lawang, Singa Parepen, Lembang Laut, Pradhabasu, Gajah Pradamba, Macan Liwung, Gajah Geneng, dan Riung Samudra

jujur dan adil, menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air

2.3 penyelamatan Mapatih Arya Tadah dari penjara

Gagak Bongol dan Lembang Laut jujur dan adil, menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air

2.4 Bhayangkara menunjukkan rasa

kemanusiaan

Gagak Bongol, Mahisa Kingkin, Risang Panjer Lawang, Singa Parepen, Lembang Laut, Pradhabasu, Gajah Pradamba, Macan Liwung, Gajah Geneng, dan Riung Samudra

jujur dan adil

2.5 Gajahmada menyelamatkan saat terkepung di ladang jagung Kabuyutan Mojoagung

Gajahmada, Gagak Bongol, Mahisa Kingkin, Risang Panjer Lawang, Singa Parepen, Lembang Laut, Pradhabasu, Gajah Pradamba, Macan Liwung, Gajah Geneng, dan Riung Samudra

jujur dan adil, menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air 2.6 Bhayangkara menyerang pasukan pemberontak di ladang jagung

Gagak Bongol, Mahisa Kingkin, Risang Panjer Lawang, Singa Parepen, Lembang Laut, Pradhabasu, Gajah Pradamba, Macan Liwung, Gajah Geneng, dan Riung Samudra

jujur dan adil, menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air 2.7 siasat Gajahmada mengecoh mata-mata Ra Kuti Gajahmada

cinta tanah air

3 Serangan balik prajurit Bhayangkara 3.1 Kartika Sinumping persiapkan serangan balik

Kartika Sinumping cinta tanah air

3.2 Pradhabasu dan Gajahmada membongkar penyemaran mata-mata Ra Kuti

Pradhabasu dan Gajahmada

jujur dan adil, menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air

3.3 Kartika Sinumping

bergerilya Kartika Sinumping

cinta tanah air

3.4 serangan balik Bhayangkara

Semua Bhayangkara kecuali Risang Panjer Lawang dan Mahisa Kingkin yang terbunuh oleh mata-mata Ra Kuti. Singa Parepen dan Panji Saprang juga tidak turut serta karena terbunuh saat penyamaran mereka sebagai mata-mata Ra Kuti terbongkar

jujur dan adil, menjunjung tinggi negara dan cinta tanah air