• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN

DAFTAR PUSAKA Buku:

15. Bagaimana sikap para tutor ataupun ohida dalam

meberikan dukungan kepada mas/mba? Adakah perlakuan khusus?

Mereka para ohida proaktif mas sama odha, kebutuhan apa yang odha perlukan diusahakan oleh mereka, salah satunya rutin setiap minggu keempat ada acara dukungan nutrisi, yaitu pemberian susu, ataupun keperluan gizi untuk anak-anak yang positif HIV/AIDS.

16. Selain pemberian

keterampilan, hal apa saja yang diberikan kepada mas/mba yang bisa dijadikan bekal, atau memberikan dampak positif yang mas/mba rasakan?kira-kira sudah berapa lama mas/mba mengikuti terapi kreatif ini?

Dari tahun 2004 yah terus sampai 2009, karena 2009 aku hamil ngurusin anak, baru aktif lai akhir-akhir ini mas, selain keterampilan aku pernah mengikuti terapi menari, membuat kue, ataupun belajar pengobatan alternatif (akupuntur).

17. Tujuan mas/mba sendiri mengikuti terapi ini apa sih?

Karena aku single parent, pekerjaan tidak ada, jadi pemasukan kangak ada mas, jadi aku ikut itu maksudnya untuk nambah penghasilan juga, karena karya-karya yang aku buat itu kan dijual, aku bisa jual langsung ke orang-orang terdekat, atau dititipin. Selain itu juga aku kan dapet pinjaman modal dariYPI, aku gunain untuk buka usaha kecil-kecilan dirumah, tapi yah gak semulus yang dibayangkan mas, hehe usahaku tersndat-sendat, kadang makanan yang dijual dimakan sendiri, jadi perputaran modalnya gak ada.

18. Adakah manfaat atau hasil yang didapat oleh mas/mba itu apa saja? Yaa dari aspek ekonomi, psikologis dan sosial yang mas/mba rasakan sekarang ini?

Manfaat ekonomi aku fikir kalau aku lebih bisa mengatur keuangan saat diberikan pinjaman usahaku bisa maju mas, dari sini aku juga bisa bersosialisasi lagi dengan lawan jenis, alhasilaku tahun 2008 menikah lagi, hhehe. Yang aku rasakan sekarang cukup bahagia, karena untuk menghidupi anak-anak aku suami aku yang sekarang bekerja sebagai

kondisi lingkungan sekitar, terutama keluarga mas/mba sendiri?

lagi, alhamdulillah walaupun masih agak sedikit cuek tapi aku suka ditanyain perihal kesehatanku, kan aku juga kasih tahu kalau anak-anakku itu kan negatif. Kalau lingkungan aku masih close status mas, masih

belum berani karena aku fikir penyuluhan tentang informasi HIV masih kurang.

Transkip Hasil Wawancara Informan

Subyek : WD

Usia : 33 tahun

Pendidikan : SMK

Agama : Islam

Pekerjaan : Konselor Adiksi Puskesmas Tn. Abang Topik : Proses pemberian dan hasil terapi kreatif Hari/tgl : Kamis, 28 Juli 2011

mas/mba pemakai narkoba, bagaimana awal mengenal narkoba tersebut? Ataukah karena hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan?

sudah gak jadi pemakai lagi, karena waktu itu gw hamil, tp suami gw masih jadi pemakai, dia bener-bener berhenti pas tahun 2002, dan tahun 2003 gw punya anak kedua semenjak itu suami gw berhenti candu putawnya dan beralih ke ganja-ganja aja. Tahun 2005 1 tahun setelah suami gw meninggal gw sakit, cukup lama itu bolak-balik masuk rumah sakit akhirnya gw divonis kena TB, dan itu jadi gejala awal udah ada virus HIV dalam tubuh gw, udah gitu gw sadar selama gw hamil sampai melahirkan itu, gw sariawan gak sembuh-sembuh, udah kering, nanti ada lagi ditempat lain sampai bentuknya pun gede banget sariawannya, itu juga mungkin jadi gejala awal gw HIV. Gw jadi pecandu saat kenal suami gw tahun 1994, lulus SMK waktu itu. kita berdua make bareng,

share jarum suntik bareng, pedaw juga bareng-bareng. Nah dari situ ge ngerasa sama suami gw cocok kan, sampai akhirnya kita nikah.

2. Sebelum terinfeksi, apakah mas/mba mengetahui apa itu HIV/AIDS, baik penularannya, dampaknya maupun cara pengobatannya?bisa tolong ceritain yang mas/mba ketahui tentang HIV/AIDS tersebut? Kini setelah tahu, bagaimana perasaan mas/mba sendiri?

Tahun 1994 sama sekali gak tahu apa itu HIV/AIDS sendiri, yang gw tahu itu HIV t\itu kan dulu digambarin dengan tengkorak yang berdarah-darah. Dan yang ge tahu juga HIV biasanya hanya diderita sama orang-orang homo, atau PSK yang suka berhbungan seks dengan banyak laki-laki.

Dulu sih cuek yah namun setelah kondisi semakin drop, badan juga kurus kering gw baru deh nyadar lama-lama gw bisa mati kalau kaya gini, akhirnya gw minta tolong cariin info sama nyokap gw, dan kebetulan tim odha dari YPI jengukin gw di RSCM kaya semacem kasih dukungan buat gw.

3. Bagaimana keadaan ekonomi keluarga sebelum dan setelah mas/mba terinfeksi HIV/AIDS

ini, apakah ada

perubahan?perubahan seperti apa?

Keadaan ekonomi gak terlalu terpengaruh yah kan gw dari dulu itu dibantu sama keluarga, baik keluarga gw maupun keluarga suami gw, walaupun suami gw udah kerja waktu itu.

4. Bagaimana keadaan sosial dan psikologis mas/mba sebelum dan setelah mas/mba terinfeksi HIV/AIDS?

Kondisi psikologis gw gak terlalu cemas, justru gw cemasnya karena ga punya TB bukan HIV, jujur aja kalau masalah HIV/AIDS gw gak ngerti apa-apa, nah kalau TB, itu ge takut kenapa-kenapa paru-paru gw. Sosialnya juga gw pas sakit gak bisa keman-mana drop mpe badan gw kurus karena TB juga yang gw

mengetahui kondisi mas/mba

yang terinfeksi

HIV/AIDS?apakah mas/mba sudah berani open status di lingkungan?

itu juga tanggap, karena sebelumnya ada 4 orang sepupu gw terkena HIV/AIDS juga, jadi mungkin keluarga lebih punya persiapan dan dari penanganannya bisa saling share juga.

6. Kapan mas/mba menikah? Dan berapa jumlah anak mas/mba, apakah anak mas/mba terinfeksi?

Gw nikah kan tahun 1996, anak gw sekarang ada 2 alhamdulillah dua-duanya itu negatif.

7. Untuk penanganan kesehatan mas/mba ini, mba/mas itu dapat informasi tentang YPI dari mana?

Dari YPI itu karena dulu mba Sundari dan YL itu ngunjungin gw di RSCM kasih dukungan buat gw, ditanya CD4 gw berapa, padahal gw gak ngerti, sampai akhirnya gw dikasih kartu nama dan alamat YPI juga. Kontak kami berlanjut mba sundari dan 2 orang teman odha dateng juga kerumah gw jengukin dan kasih dukungan buat gw.

8. Tahun berapa mas/mba mulai bergabung dengan YPI ini?

Tahun 2006 setelah sekitar 1 tahun sakit-sakitan sampe kondisi kurus bener, gw gabung ke YPI sering ke klinik YPI supaya dapet konseling dan diskusi ARV juga.

9. Apa alasan mba/mas memilih YPI? bagaimana kondisi psikologis mas/mba pada waktu itu?

Pada dasarnya perhatian mereka yang pertama dateng ke RSCM jenguk gw, berawal dari situ gw ngerasa ada yah gitu orang lain yang gak kenal dateng kasih

dukungan ngajak bergabung juga, disamping itu kan gw masih gak ngerti apa itu HIV, gw cari informasi ke YPI nya jadinya.

10. Seperti apa tahapan penerimaan awal yang diberikan YPI pada waktu itu kepada mas/mba? Adakah syarat-syarat khusus?

Penerimaannya biasa aja, mungkin karena gw awalnya dikunjungin waktu dirumah sakit kali yah, setelah agak mendingan dah bisa bangun, gw ke klinik YPI dapet konseling, ditanya-tanya latar belakang gw HIV itu kenapa. Syarat khususnya harus HIV dulu baru dapet konseling.hehehe

11. Setelah proses awal, adakah kegiatan ataupun acara yang melibatkan mas/mba? Bentuk kegiatan seperti apa ya mas/mba?

Kegiatan terapi kreatif yang gw ikutin, dan gw pernah persentasi di Kolombo, Sri Lanka untuk mendeskripsikan kegiatan terapi ini dan hasil-hasil yang duah gw bawa; waktu itu acara dari LSM-LSM dalam dan luar negeri yang bekerja sama dalam pencegahan HIV/AIDS dan odha, dari YPI ada gw sama teman gw yang jadi perwakilan.

Bagaimana proses kegiatan tersebut?

13. Apa alasan mas/mba mengikuti kegiatan terapi kreatif tersebut?

gunanya selain untuk nambah kepercayaan diri, nambah penghasilan juga kali ya, kan kebanyakan odhanya itu gak bekerja. Mereka takut statusnya ketahuan jadi gak bekerja, atau ada pula yang orang tua tunggal, suaminya meninggal kaya gw.

14. Dalam terapi kreatif ini, hal apa yang diberikan oleh pendamping (ohida) kepada mas/mba?

Ya itu pelatihan keterampilan kaya membuat aksesoris, membuat kue, menari juga pernah.

15. Bagaimana sikap para tutor ataupun ohida dalam meberikan dukungan kepada mas/mba? Adakah perlakuan khusus?

Mereka peduli banget sama kita (odha), kalau perlakuan khusus ya gak ada sama aja semua disini, gw juga gak berasa kaya seorang odha lama-lama karena mereka juga menghargai perasaan gw.

16. Selain pemberian

keterampilan, hal apa saja yang diberikan kepada mas/mba yang bisa dijadikan bekal, atau memberikan dampak positif yang mas/mba rasakan?kira-kira sudah berapa lama mas/mba mengikuti terapi kreatif ini?

Gw ikut terapi dari 2006 kalau gak salah, yah selain ada pelatihan keterampilan, YPI mengajak kita ke acara-acara diluar yang sifatnya umum, kemarin juga pernah jadi narasumber waktu penyuluhan di Sawangan Depok.

17. Tujuan mas/mba sendiri mengikuti terapi ini apa sih?

Tempat kedua gw selain dirumah kali yah, di sini bisa kumpul, tuker pikiran sesama odha, karena kebanyakan nasibnya kaya gw yang single parent

juga. 18. Adakah manfaat atau hasil

yang didapat oleh mas/mba itu apa saja? Yaa dari aspek ekonomi, psikologis dan sosial yang mas/mba rasakan sekarang ini?

Hasilnya sekarang gw jadi konselor adiksi di puskesmas untuk program metadon dan HR (Harm Reduction), berawal dari aktif di YPI juga, ikut terapi kreatif, punya banyak teman dan jaringan juga.

19. Setelah mas/mba mengikuti terapi ini, bagaimana respon kondisi lingkungan sekitar, terutama keluarga mas/mba

Keluarga pastinya lebih memperhatikan dong, anak gw dua, gak punya suami juga gw udah gak ada. Dari kesehatan mereka lebih perhatian dari sebelumnya. Kalau untuk lingkungan sekitar norma-normal aja karena gw juga kan close statusjadi jangan ada yang

Tempat Wawancara : Ruang kerja Ibu Sri Mayanti, Kbn. Baru, Jak-Sel Hari/tgl Wawancara : Rabu, 27 Juli 2011

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimana proses tahapan awal odha di Yayasan Pelita Ilmu, bentuk perekrutannya seperti apa?

Penerimaannya, kami tidak mempersulit teman-teman odha yang mau bergabung disini, artinya dia jelas positif HIV.

Pada tahap awal ini kami pasti memberikan beberapa pertanyaan mengenai latar belakang terinfeksi HIV perilaku resikonya apa, apakah pecandu ataupun seorang freesex hal inibertujuan untuk mebentuk relasi kepada ODHA yang datang kesini. ODHA yang ada di YPI ini berasal dari rujukan beberapa rumah sakit, dari RSCM, Fatmawati, RSPI, dan RSPAD atau dari teman-teman LSM lain, yang sebelumnya telah datang ke klinik YPI untuk mendapatkan perhatian ataupun informasi HIV. Kalau untuk prosesnya sendiri itu memberikan pelayanan konseling secara kontinuitas untuk menggali kebutuhan yang diperlukan oleh ODHA, pada kasus ini karena banyak ODHA yang depresi karena ‘status baru’ mereka yang membuat mereka menutup diri mereka dari lingkungan luar. Perekrutannya, kalau disini kami tidak seterusnya jemput bola, ada odha yang datang kesini, biasanya dari rujukan beberapa rumah sakit, dari RSCM, Fatmawati, RSPI, dan RSPAD atau dari teman-teman LSM lain. Kami juga mengadakan kunjungan rumah sakit untuk sekiranya men-support pasien HIV, dari sana banyak odha yang datang setelah kami melakukan kunjungan rumah sakit tersebut.

2

Apakah ada SOP pelayanan/perawatan

odha disini?

Secara tertulis kami tidak ada, kami hanya mengkombinasikan ataupun mengadaptasi bentuk pelayanan sosial yang menjadi acuan bagi kelompok dukungan odha. Tapi kalau ada odha yang ingin menginap kami ada bentuk pernyataan ataupun kriterianya.

aktif dalam kegiatan YPI dan itu pun tidak secara tertulis.

3

Adakah kriteria khusus terhadap odha yang akan menerima program terapi kreatif ini?

Kami mengadakan program ini berdasarkan kebutuhan mereka bukan atas dasar kemauan dari pengurus sendiri, kami tidak mau membuat suatu aktifitas tapi temen-temen odha itu tidak merespon.

Kriteria secara khusus kami tidak ada, artinya kalau dia mau, dan tidak neko-neko kami pasti fasilitasin baik materi maupun immateri.

4

Siapakah sasaran program terapi khusus ini?

Kalau sasaran dari program ini, cenderung pada odha perempuan karena sebagian besar odha perempuan banyak yang single parent,

jadi, kami berikan program terapi ini untuk mengedukasi dalam hal keterampilan dan secara perlahan kami bangun kembali pribadi mereka sehingga menjadi lebih kuat dan percaya diri. Namun kami juga tidak menutup kesempatan apabila ada odha laki-laki yang mau ikut kegiatan ini.

Kalau untuk odha laki-lakinya kami alihkan ke kegiatan lain, ada pendampingan odha dirumah sakit ataupun pendampingan odha dirumah. Ataupun layanan buddies.

5

Apa yang melatarbelakangi adanya program terapi kreatif ini?

Yang melatarbelakangi adanya program terapi kreatif ini, berawal dari berdirinya Top Support pada tahun 2004, jadi pada saat mereka kumpul-kumpul tercetuslah program tersebut, atau biasa kami sebut pertemuan perempuan. Awalnya mungkin hanya ingin kumpul dan share sesama teman odha, bagi-bagi pengalaman dari yang senasib dan sepenanggungan. Awalnya begitu sih. Namun berlanjut karena kebanyakan odha perempuan, single parent dan dalam kondisi finansial terganggu, jadi kami bermaksud memberdayakan odha tersebut lewat terapi ini. Yang kita utamakan itu psikologis, sosial dan ekonomi odha.

WN mengenai masalah mata pencaharian mereka oleh sebab itu disini diberikan alternative terapi menyulam sebagai upaya untuk menguatkan diri mereka dalam hal pendapatan.

7

Jenis keterampilan apa saja yang diberikan dalam terapi kreatif ini?

Jenisnya itu bertahap, pernah ada salah saeorang mahasiswa China dan Nigeria yang magang disini mereka mengajarkan langsung bahasa inggris kepada para odha, adapun dalam pemberian keterampilannya kami mengadakan kegiatan dancing, menyulam, membuat aksesoris yang nantinya akan dipasarkan ataupun dipamerkan dalam setiap acara yang diselenggarakan YPI ataupun pihak lain terkait pemberdayaan odha.

8

Hal apa saja yang ditanamkan dalam

pemberian terapi kreatif ini yang selain keterampilan terkait penguatan diri, mental odha tersebut?

Disisi lain selain kami memberikan pelatihan kreatifitas dan edukasi, kami juga memberikan dukungan psikososial hal tersebut sangat-sangat penting karena mereka saat mengetahui kondisinya sebagai odha sangatlah rentan dan sensitif, jadi kami berikan dukungan moril untuk bisa bersosialisi kembali. Dengan upaya tersebut kami membangkitkan kepercayaan diri mereka (odha). Konseling dukungannya yang kami kuatkan. Kita juga melibatkan odha untuk ikut menjadi narasumber ataupun pembicara dalam acara penyuluhan ataupun pencegahan HIV/AIDS.

9

Kategori Program Terapi Kreatif? Program terapi kreatif ini termasuk kedalam program jangka panjang, program ini adalah rutinitas disini. Sejak 2004 program ini sudah ada. Hal ini adalah salah satu bentuk dukungan terhadap odha yang YPI lakukan.

10

Adakah kerjasama dengan pihak lain,

baik itu penyaluran odha ke dunia kerja maupun pihak lain yang turut membantu berjalannya terapi kreatif ini, seperti apa bentuk kerjasama tersebut?

Kerja sama dalam bentuk penyaluran kerja odha kami belum ada link untuk bekerja sama. Namun, kami bekerjasama dengan ibu-ibu PKK (BKOW) yang diketuai oleh ibu-ibu Fauzi Bowo untuk pelatihan salon dan public speaking dan kerjasama dengan lainnya pun terkait peningkatan income generating itu kami bekerjasama dengan FISIP UI. Mereka

dalam hal ekonomi, sosial dan psikologis odha?

kita ajarkan mengenai keterampilan membuat aksesoris diharapkan odha dapat memasarkan hasil karya mereka.

Dari sosialnya sendiri dalam hal penguatan diri, yang kami tekankan itu mereka kami rangkul, kita libatkan dalam berbagai kegiatan yang bersifat terbuka atau umum, selain bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan diri disisi lain kami juga bangun kondisi psikologisnya dengan melibatkan odha untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan status yang “baru”.

12

Manfaat/hasil apa saja yang akan

diterima oleh odha setelah mengikuti terapi ini?

Kalau saya kasih contoh kongkretnya, jika digambarkan itu odha yang datang kesini diibaratkan dengan gelas yang masih kosong karena status barunya sebagai odha. Kemudian mereka gabung dengan kita, mereka kita berikan konseling, motivasi, kita ikutkan dalam pelatihan-pelathan yang bekerjasama dengan LSM lain, ataupun share dengan odha lain pada akhirnya mereka secara bertahap mereka dapat membangun kepercayaan dirinya. Alhamdulillah sekarang ada odha yang menjadi trainer, konselor adiksi puskesmas, ataupun evaluator di PKBI.

13

Jikalau masih ada odha yang dianggap rentan dalam hal mental atau psikologisnya setelah mengikuti terapi ini, hal apakah yang dilakukan oleh para ohida?

Saya kira masih ada, banyak faktor yang menyebabkan odha dikatakan masih rentan, ada 2 faktor yakni, faktor internal dan eksternal, kalau dari internalnya sendiri, maaf ya, pemhaman seorang odha mengenai HIV/AIDS sendiri masih kurang. Katakanlah pengetahuannya minim, nah kami yang agak-agak ribet nih. Jadi kami udah berbicara panjang ebar mengenai harapan kami itu seperti apa, namun mereka menangkapnya itu berbeda persepsi. Untuk seperti ini kami sebagai pengurus mencoba pelan-pelan untuk menjelaskan kembali terkait harapan ataupun informasi yang kami berikan.

Kalau dari faktor eksternalnya sendiri, kami ambil contoh dari lingkungan keluargnya,

pendampingan kepada odha tersebut, sampai odha dapat dikatakan dalam kondisi fisik sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

14

Adakah proses evaluasi ataupun

monitoring setelah melakukan terapi ini sehingga pengurus mengetahui kondisi odha telah lebih baik dari sebelumnya?

Kita monitoring, jadi bentuknya saat ada pertemuan rutin tiap minggu itu. Kita melihat persentase kedatangan juga, siapa-siapa yang tidak hadir kami tanyakan alasannya kenapa tidak hadir, dan biasanya kami berikan konseling dukungan pada pertemuan mingguan itu. Kalau dari evaluasinya sendiri lebih kearah program dukungannya yang kami nilai, apakah sudah cukup memfasilitasi odha dan dari kebutuhan odhanya sendiri yang kami gali.

15

Dalam hal ekonomi, psikologis dan sosial, hal apakah yang paling menonjol dalam hasil pemberian terapi ini?

Kalau bisa saya jabarkan itu, kita mengetahui kalau odha itu adalah sebuah status baru dari seorang individu, dimana terdapat virus HIV dalam diri orang itu sehingga menyebabkan kondisi kesehatannya rentan terhadap penyakit. Dalam hal ekonomi ini terkait pendapatan atau penghasilan keluarga, jadi apa yag telah kita ajarkan mengenai keterampilan membuat aksesoris diharapkan ODHA dapat memasarkan hasil karya mereka. Dari sosialnya sendiri dalam hal penguatan diri, yang kami tekankan itu mereka kami rangkul, kita libatkan dalam berbagai kegiatan yang bersifat terbuka atau umum, selain bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan diri disisi lain kami juga bangun kondisi psikologisnya dengan melibatkan ODHA untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan status yang baru.

Tempat Wawancara : Ruang Kerja Die-J, Kbn. Baru, Jak-Sel Hari/tgl Wawancara : Rabu, 27 Juli 2011

No Pertanyaan Jawaban

1

Bagaimana proses tahapan awal odha di Yayasan Pelita Ilmu, bentuk perekrutannya seperti apa?

Penerimaan di YPI sendiri awalnya melalui beberapa program yah, ada program kunjungan rumah sakit. Program PMTCT juga ada. Tapi kebanyakan yang masuk ke kita itu melaui rujukan rumah sakit, dan kita juga punya klinik YPI yang juga memberikan layanan dan informasi terkait HIV/AIDS disana ada dokter konselingnya juga. Awalnya kami menggali informasi seputar keseharian ODHA yang akan bergabung di YPI, dari sini kami mulai melakukan pendekatan secara individu dengan memberikan rasa aman kepada ODHA sehingga ODHA dapat secara gamblang cerita seputar hidupnya.

2

Apakah ada SOP pelayanan/perawatan odha disini?

Untuk pelayanannya sendiri secara tertulis tidak ada, tapi kita memang menyediakan shelter untuk odha apabila odha tersebut tidak diterima oleh keluarganya, sementara tinggal disini dulu, lalu keluarganya kita kunjungi, kita berikan informasi terkait HIV/AIDS yang bertujuan untuk mengubah

mindset dari keluarganya. Untuk odha yang mau sementara tinggal disini itu sebelumnya pasti kita adakan konseling terlebih dahulu, untuk mengetahui latar belakang mengapa terinfeksi HIV.

3

Adakah kriteria khusus terhadap odha yang akan menerima program terapi kreatif ini?

Kriteria khusus tidak ada, kita welcome

terhadap sesama odha untuk mengikuti program ini, kembali lagi program ini diberikan terkait kebutuhan odha sendiri untuk menumbuhkan kepercayaan diri sekaligus mengisi kekosongan waktu luang, untuk itu kita pergunakan sebagai program terapi kreatif.

4

Siapakah sasaran program terapi khusus ini?

Sasarannya ya odha, namun memang