• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Pelaksanaan Setiap Siklus

1. Siklus I

Tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan penelitian dengan melihat standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan materi ajar yang akan digunakan untuk menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), rangkuman materi ajar, sertifikat penghargaan untuk kelompok yang mendapatkan predikat kelompok baik, hebat dan super, media pembelajaran, soal pre tes, dan soal kuis. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan, kuesioner, dan penilaian diri yang digunakan untuk memperoleh data sikap toleransi siswa dan sejauh mana siswa memahami materi. Pembagian kelompok pada penelitian ini dilakukan secara heterogen berdasarkan rangking siswa pada semester ganjil dan gender.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua di setiap siklusnya beralokasikan 3 x 40 menit, sedangkan pertemuan ketiga di setiap siklusnya

beralokasikan 2 x 40 menit. Peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas bertindak sebagai pengamat yang dibantu oleh teman sejawat peneliti.

1) Siklus I Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2014 pukul 07.00 sampai 10.00 WIB dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti. Pertemuan pertama ini membahas materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Kegiatan awal dilakukan dengan menanyakan kabar siswa-siswi dan memastikan bahwa semua siswa siap untuk mengikuti pembelajaran hari ini. Guru kemudian mengajak siswa untuk berdoa. Berdoa selesai, guru membagikan kertas soal pre tes yang harus siswa kerjakan secara individu dengan materi ajar pertemuan ini yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut sama untuk memperoleh skor awal siswa. Selesai mengerjakan pre tes, guru bersama siswa membahas pre tes untuk memperoleh skor awal masing-masing siswa. Kemudian guru memberikan motivasi dengan mengajak siswa menyusun puzzle. Dari susunan puzzle tersebut siswa dan guru berdiskusi bersama mengenai materi yang akan dipelajari hari ini sebagai apersepsi. Hal ini juga sebagai penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bersama pada pertemuan ini. Siswa bersama guru membuat peraturan bersama untuk mengkondisikan siswa kelas V karena kelas V mempunyai kondisi kelas yang cukup ramai.

Kegiatan inti, guru memberikan rangkuman materi dan meminta siswa untuk membuka buku pegangan matematika materi penjumlahan pecahan berpenyebut

sama. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca materi dan berdiskusi mengenai materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Kemudian guru melakukan presentasi kelas dengan menuliskan pertanyaan mengenai penjumlahan berpenyebut sama dan menawarkan kepada siswa siapa yang berani menjawab pertanyaan tersebut. Setelah dijawab oleh siswa, guru bersama siswa membahas bersama dengan cara berdiskusi bersama dan memberikan contoh soal yang lain. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan mencatat hal-hal penting hasil berdiskusi bersama. Guru memilih siswa secara acak untuk mengerjakan beberapa soal di papan tulis. Setelah itu, siswa masuk di dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) bersama dengan anggota kelompoknya. Sebelum guru membagikan lembar kerja siswa (LKS), siswa diminta untuk memberi nama kelompok mereka yang berhubungan dengan “pecahan”. Hasil pemberian nama yaitu :

a) Kelompok 1 : Pizza b) Kelompok 2 : Seperempat c) Kelompok 3 : Penyebut d) Kelompok 4 : Diarsir e) Kelompok 5 : Pembilangan

Selesai mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), guru membagikan lembar kunci jawaban ke setiap kelompok dan setiap kelompok mengoreksi sendiri hasil pekerjaan mereka. Selama kerja tim, guru berkeliling untuk melihat kerja siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru sering menegaskan kepada setiap kelompok untuk memastikan bahwa setiap anggotanya memahami materi

penjumalah pecahan berpenyebut sama. Hal ini dikarenakan di akhir pembelajaran akan diadakan kuis secara individu dan skor hasil kuis menentukan skor akhir kelompok.

Kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bertanya jawab bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Setelah itu, siswa mengerjakan kuis secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi dan mengetahui perkembangan siswa. Siswa bersama guru mengoreksi kuis yang sudah dikerjakan siswa serta menghitung poin kemajuan siswa. Setelah itu, guru memberikan sertifikat penghargaan pada kelompok super, sangat baik, dan baik. Siswa secara individu menilai diri dengan mengisi rubrik penilaian diri tentang sikap toleransi. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas rumah untuk mempelajari materi berikutnya mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

2) Siklus I Pertemuan 2

Pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Rabu, 22 Januari 2014 dari pukul 08.20 hingga pukul 10.40 WIB dengan berpedoman dengan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti. Pertemuan kedua ini membahas materi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Kegiatan awal dilakukan dengan menanyakan kabar siswa-siswi. Guru kemudian mengajak siswa untuk berdoa. Berdoa selesai, guru membagikan kertas soal pre tes yang harus siswa kerjakan secara individu dengan materi ajar

pertemuan ini yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Selesai mengerjakan pre tes, guru bersama siswa mengoreksi pre tes untuk memperoleh skor awal siswa. Guru kemudian memberikan motivasi dengan mengajak siswa bermain

kelipatan atau “boom”. Dari permainan ini, siswa dan guru berdiskusi bersama mengenai materi yang akan dipelajari hari ini sebagai apersepsi. Hal ini juga sebagai penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bersama pada pertemuan ini. Guru mengingatkan siswa mengenai peraturan yang telah dibuat bersama masih berlaku pada pertemuan hari ini.

Kegiatan inti, guru melakukan presentasi dengan berdiskusi dengan siswa mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Guru melakukan presentasi kelas dengan meminta siswa membaca materi dari rangkuman materi dan membuka buku pegangan matematika. Setelah itu guru memberikan contoh berupa soal cerita dan menawarkan kepada seluruh siswa siapa yang mau menjawab pertanyaan tersebut. Setelah dijawab oleh siswa, siswa bersama guru berdiskusi bersama mengenai hasil pekerjaan siswa yang berani mengerjakan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan mencatat hal-hal penting hasil berdiskusi bersama. Guru memilih siswa secara acak untuk mengerjakan beberapa soal di papan tulis. Setelah itu, siswa masuk di dalam kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok diberi kebebasan untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS) di dalam kelas atau di luar kelas. Selesai mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), guru membagikan lembar kunci jawaban ke setiap kelompok dan setiap kelompok mengoreksi sendiri hasil pekerjaan mereka. Selama kerja tim, guru berkeliling untuk melihat kerja siswa dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan. Guru ketika berkeliling juga sering menegaskan kepada setiap kelompok untuk memastikan bahwa setiap anggotanya memahami materi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Hal ini dikarenakan di akhir pembelajaran akan diadakan kuis secara individu dimana skor hasil kuis menentukan skor akhir kelompok seperti pada pertemuan pertama.

Kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bertanya jawab bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Setelah itu, siswa mengerjakan kuis secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi dan mengetahui perkembangan siswa. Siswa bersama guru mengoreksi kuis yang sudah dikerjakan siswa serta menghitung poin kemajuan siswa. Setelah itu, guru memberikan sertifikat penghargaan pada kelompok super, sangat baik dan baik. Siswa secara individu menilai diri dengan mengisi rubrik penilaian diri tentang sikap toleransi. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas rumah untuk mempelajari materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama karena besok kamis akan diadakan ulangan mengenai kedua materi tersebut.

3) Siklus I Pertemuan 3

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Kamis, 23 Januari 2014 dari pukul 07.00 sampai pukul 08.20 WIB dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti.

Kegiatan awal pada pembelajaran hari ini dimulai dengan berdoa dan mengajak siswa tepuk “coca-cola” supaya siswa lebih semangat. Guru kemudian

mengulang materi memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih ada yang belum jelas mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

Kegiatan inti, guru membagikan soal evaluasi dan lembar kosong untuk takaran atau corat-coretan mengerjakan soal evaluasi kepada siswa. Selama mengerjakan soal evaluasi, siswa mengerjakan secara individu dan untuk takaran harus disertakan nomor soal. Pengerjaan soal evaluasi selama 40 menit atau satu jam pelajaran. Siswa selesai mengerjakan soal evaluasi kemudian mengerjakan kuesioner secara individu. Pengisian kuesioner dilakukan selama 20 menit. Kegiatan akhir, siswa bersama guru berdiskusi bersama mengenai soal evaluasi yang telah siswa kerjakan. Akhir pembelajaran siswa diminta untuk mempelajari kembali materi yang digunakan untuk ulangan dan belajar mengenai penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran.

c. Pengamatan

Peneliti dalam melaksanakan pengamatan sikap toleransi siswa dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat. Guru kelas juga menuliskan catatan pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Menurut catatan pengamatan guru kelas, peneliti sudah baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru kelas menuliskan hal yang baik dan hal yang perlu diperbaiki.

Hal baik yang dilakukan peneliti mengadakan pre tes di awal pembelajaran sangat baik untuk mendorong siswa mempersiapkan materi dan selalu belajar karena siswa cenderung belajar jika ada tugas rumah atau ulangan. Guru kelas

juga menyampaikan pemberian motivasi yang diberikan peneliti cukup menarik sehingga siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran dan motivasi yang diberikan berhubungan dengan materi yang akan diberikan. Peneliti ketika menjelaskan materi sudah mengajak siswa terlibat aktif dengan berdiskusi bersama dan meminta siswa mengerjakan contoh soal di papan tulis. Akhir pembelajaran, peneliti bersama siswa menghitung poin kemajuan dan memberikan penghargaan kepada siswa juga memberikan dampak yang baik kepada siswa. Pemberian penghargaan kepada setiap kelompok menjadi wujud nyata guru dalam menerapkan sikap toleransi dalam kegiatan pembelajaran dengan menghargai kinerja siswa. Hal yang masih perlu diperbaiki peneliti dalam melaksanakan pembelajaran adalah penguasaan kelas.

d. Refleksi

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, tetapi dua minggu sebelum melaksanakan penelitian, guru kelas menambah alokasi waktu menjadi 3 x 40 menit. Pemberian tambahan waktu ini, membantu peneliti karena model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kegiatan pembelajaran STAD yang diterapkan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan. Pemberian pre tes di awal pembelajaran menumbuhkan semangat siswa untuk mempelajari materi yang belum dipelajari bersama supaya bisa mengerjakan pre tes. Hal ini dikarenakan, pre tes menumbuhkan rasa ingin tahu siswa bagaimana cara yang benar untuk menyelesaikan soal pre tes yang tadi

dikerjakan. Sehingga, ketika guru melakukan presentasi kelas siswa memperhatikan dengan baik dan secara inisiatif menulis hal-hal yang penting dari materi yang sedang dibahas. Ketika siswa melakukan kerja tim atau kerja kelompok, siswa telah bekerja sama dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan siswa yang mengerjakan tugas secara bersama-sama tidak hanya satu dua siswa saja. Penilaian diri mengenai sikap toleransi juga menjadi dorongan siswa untuk lebih bersikap baik lagi selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan pertama, ada siswa masih cenderung bersikap cuek kepada siswa lain yang masih kesulitan memahami materi, beberapa siswa menunjukkan sikap semaunya sendiri, ada satu kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa hanya dikerjakan oleh siswa yang pintar supaya mendapatkan hasil yang baik, kemudian peneliti mengambil lembar jawab dan meminta mengerjakan ulang tetapi semua anggota kelompok terlibat dalam mengerjakan soal. Pertemuan kedua, siswa sudah mau membantu siswa yang mengalami kesulitan walaupun masih terlihat tidak sabar dalam menjelaskan, anggota kelompok sudah terlibat menyelesaikan tugas.

Kendala yang dihadapi peneliti pada pertemuan pertama suasana kelas kurang kondusif untuk kegiatan pembelajaran karena beberapa siswa asyik mengobrol sendiri atau bermain caping (alat untuk ekstrakurikuler menari). Kurang sikap toleransi terlihat pada pertemuan pertama dimana ketika pembagian kelompok ada beberapa siswa yang protes karena harus satu kelompok dengan siswa yang tidak disukai. Usaha yang dilakukan peneliti untuk mengatasi kendala, ketika siswa

bermain caping, saya meminta siswa yang membawa caping untuk mengangkat caping tersebut kemudian meminta siswa menaruh capingnya pada meja yang kosong di sudut depan kelas. Ketika siswa protes dengan anggota kelompoknya, saya memberi pilihan kepada siswa jika ingin belajar maka masuk ke dalam kelompok jika tidak ingin belajar silahkan ke perpustakaan dan tidak mendapatkan nilai. Akhirnya siswa tersebut memilih untuk masuk ke dalam kelompok.

Hasil siklus I yang meliputi sikap toleransi dan kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu belum mencapai target ketercapaian yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siklus I

No Variabel Target

Ketercapaian Kondisi Awal

Hasil Siklus I 1 Sikap Toleransi 78 61 72 2 Kemampuan Kognitif a. Rata-rata nilai ulangan 80 67 77 b. Persentase siswa yang mencapai KKM 80% 58% 82%

Tabel 4.4 hasil sikap toleransi dan kemampuan kognitif siklus I menunjukkan kondisi awal sikap toleransi yaitu 61, target ketercapaian akhir siklus sikap toleransi yaitu 78 dan hasil sikap toleransi siklus I yaitu 72, maka sikap toleransi belum mencapai target akhir siklus. Kondisi awal rata-rata nilai ulangan yaitu 67, target ketercapain akhir siklus yaitu 80, dan hasil rata-rata nilai ulangan yaitu 77, maka kemampuan kognitif dari segi rata-rata nilai ulangan belum mencapai target ketercapaian akhir siklus. Kondisi awal kemampuan kognitif segi persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 58%, target ketercapain akhir siklus yaitu 80%, dan

hasil persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 82%, maka kemampuan kognitif dari segi persentase siswa yang mencapai KKM sudah mencapai target keberhasilan. Peneliti melanjutkan penelitian dengan mengadakan siklus II karena sikap toleransi dan kemampuan kognitif (rata-rata nilai ulangan) yang belum melampaui target ketercapaian akhir siklus.

2. Siklus II

Dokumen terkait