• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Pelaksanaan Setiap Siklus

2. Siklus II

Tahap perencanaan siklus II ini, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), rangkuman materi, soal pre tes, dan soal kuis. Peneliti juga menyiapkan instrumen untuk mengukur sikap toleransi siswa berupa lembar pengamatan, kuesioner dan penilaian diri. Pada siklus II ini, pembagian kelompok sesuai dengan siklus I, pembagian kelompok berdasarkan rangking siswa pada semester ganjil dan berdasarkan gender.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua beralokasikan waktu 3 x 40 menit, sedangkan pertemuan ketiga beralokasikan waktu 2 x 40 menit.

1) Siklus II Pertemuan 1

Pertemuan pertama siklus II ini, dilakukan pada hari Senin, 3 Februari 2014 pada pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti. Materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama ini mengenai penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan

campuran. Sama halnya pada siklus I, pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dan kemudian berdoa. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan pre tes yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran. Selesai mengerjakan pre tes, pembelajaran dilanjutkan dengan meminta siswa untuk mencari satu kertas berwarna merah muda di sekitar lapangan sekolah. Kertas-kertas tersebut berisi tentang pecahan biasa dengan pecahan campuran. Melalui kertas-kertas ini, guru bersama siswa mengelompokkan mana yang termasuk pecahan biasa dan mana yang termasuk pecahan campuran sebagai apersepsi. Setelah itu, guru memberitahukan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini. Guru juga mengingatkan kepada siswa mengenai peraturan yang telah dibuat tetap berlaku pada pertemuan hari ini.

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan presentasi dengan berdiskusi bersama siswa mengenai penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran. Guru melakukan presentasi kelas dengan meminta siswa membaca materi dari rangkuman materi dan membuka buku pegangan matematika. Setelah itu guru memberikan contoh berupa soal cerita dan menawarkan kepada seluruh siswa siapa yang mau menjawab pertanyaan tersebut. Setelah dijawab oleh siswa, siswa bersama guru berdiskusi bersama mengenai hasil pekerjaan siswa yang berani mengerjakan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan mencatat hal-hal penting hasil berdiskusi bersama. Guru memilih siswa secara acak untuk mengerjakan beberapa soal di papan tulis. Setiap kelompok diberi kebebasan untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS) di dalam kelas atau diluar kelas.

Selesai mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), guru membagikan lembar kunci jawaban ke setiap kelompok dan setiap kelompok mengoreksi sendiri hasil pekerjaan mereka. Selama kerja tim, guru berkeliling untuk memberi bimbingan dan arahan ketika siswa mengalami kesulitan. Dalam kerja tim ini, guru sering menegaskan kepada setiap kelompok untuk memastikan bahwa setiap anggotanya memahami materi penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran. Hal ini dikarenakan di akhir pembelajaran akan diadakan kuis secara individu dimana skor hasil kuis menentukan skor akhir kelompok seperti pada pertemuan pertama.

Kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bertanya jawab bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran. Setelah itu, siswa mengerjakan kuis secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi dan mengetahui perkembangan siswa. Siswa bersama guru mengoreksi kuis yang sudah dikerjakan siswa serta menghitung poin kemajuan siswa. Setelah itu, guru memberikan sertifikat penghargaan pada kelompok super. Siswa secara individu menilai diri dengan mengisi rubrik penilaian diri tentang sikap toleransi. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas rumah untuk mempelajari materi penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan campuran

2) Siklus II Pertemuan 2

Pertemuan kedua siklus II ini, dilakukan pada hari Rabu, 5 Februari 2014 pada pukul 08.20 sampai pukul 10.40 WIB dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti. Materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua ini mengenai penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan

campuran. Sama halnya pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dan kemudian berdoa. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan pre tes yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan campuran. Selesai mengerjakan pre tes, pembelajaran dilanjutkan dengan meminta siswa untuk masuk ke dalam kelompok untuk mencari sebuah amplop. Ketua kelompok diminta untuk maju ke depan dan mengambil satu sedotan. Di dalam sedotan akan berisi nama warna, dan harus mencari amplop sesuai dengan warna yang didapat. Amplop disembunyikan di sekitar halaman sekolah. Jika sudah menemukan amplop, siswa diminta untuk menyusun potongan pecahan yang didapat dan menuliskan pecahannya. Melalui hasil permainan ini, guru bersama siswa membahas mengenai pecahan yang didapat masing-masing kelompok sebagai apersepsi. Setelah itu, guru memberitahukan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini. Guru juga mengingatkan kepada siswa mengenai peraturan yang telah dibuat tetap berlaku pada pertemuan hari ini.

Kegiatan inti, guru melakukan presentasi dengan berdiskusi dengan siswa mengenai penjumalahan pecahan campuran dengan pecahan campuran. Guru melakukan presentasi kelas dengan meminta siswa membaca materi dari rangkuman materi dan membuka buku pegangan matematika. Setelah itu guru memberikan contoh berupa soal cerita dan menawarkan kepada seluruh siswa siapa yang mau menjawab pertanyaan tersebut. Setelah dijawab oleh siswa, siswa bersama guru berdiskusi bersama mengenai hasil pekerjaan siswa yang berani mengerjakan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan mencatat hal-hal

penting hasil berdiskusi bersama. Guru memilih siswa secara acak untuk mengerjakan beberapa soal di papan tulis. Setelah itu, siswa masuk di dalam kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok diberi kebebasan untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS) di dalam kelas atau di luar kelas. Selesai mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), guru membagikan lembar kunci jawaban ke setiap kelompok dan setiap kelompok mengoreksi sendiri hasil pekerjaan mereka. Selama kerja tim, guru berkeliling untuk memberi bimbingan dan arahan ketika siswa mengalami kesulitan. Dalam kerja tim ini, guru sering menegaskan kepada setiap kelompok untuk memastikan bahwa setiap anggotanya memahami materi penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan campuran. Hal ini dikarenakan di akhir pembelajaran akan diadakan kuis secara individu dimana skor hasil kuis menentukan skor akhir kelompok seperti pada pertemuan pertama.

Kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bertanya jawab bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan campuran. Setelah itu, siswa mengerjakan kuis secara individu untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi dan mengetahui perkembangan siswa. Siswa bersama guru mengoreksi kuis yang sudah dikerjakan siswa serta menghitung poin kemajuan siswa. Setelah itu, guru memberikan sertifikat penghargaan pada kelompok super. Siswa secara individu menilai diri dengan mengisi rubrik penilaian diri tentang sikap toleransi. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas rumah untuk mempelajari materi penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran dan

penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan campuran karena hari kamis akan diadakan ulangan mengenai dua materi tersebut.

3) Siklus II Pertemuan 3

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Kamis, 6 Februari 2014 dari pukul 07.00 sampai pukul 08.20 WIB dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti.

Kegiatan awal pada pembelajaran hari ini dimulai dengan berdoa dan mengajak siswa bernyanyi up and down supaya siswa lebih semangat dan rileks karena beberapa siswa ada yang menunjukkan sikap tegang karena akan mengerjakan ulangan. Guru kemudian mengulang materi memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih ada yang belum jelas mengenai penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran atau belum memahami penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan campuran.

Kegiatan inti, guru membagikan soal evaluasi dan lembar kosong untuk takaran kepada siswa. Selama mengerjakan soal evaluasi, siswa mengerjakan secara individu dan untuk takaran harus disertakan nomor soal. Pengerjaan soal evaluasi selama 40 menit atau satu jam pelajaran. Selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa mengerjakan kuesioner secara individu. Pengisian kuesioner dilakukan selama 20 menit.

Kegiatan akhir, siswa bersama guru berdiskusi bersama mengenai soal evaluasi yang telah siswa kerjakan. Akhir pembelajaran siswa diminta untuk mempelajari kembali materi yang digunakan untuk ulangan dan belajar mengenai penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran.

c. Pengamatan

Peneliti dalam melaksanakan pengamatan sikap toleransi siswa dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat. Guru kelas juga menuliskan catatan pengamatan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Menurut catatan pengamatan guru kelas, peneliti sudah lebih baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Ketika siswa mencatat atau sedang menyelesaikan soal di papan tulis, peneliti berkeliling untuk melihat dan bertanya bagian mana yang belum dipahami. Hal ini baik karena tidak semua siswa berani bertanya langsung sccara klasikal tetapi jika guru berkeliling dan bertanya langsung bagian mana yang belum dipahami membuat siswa lebih berani bertanya. Peneliti membuat kontrak belajar di awal pembelajar sangat membantu peneliti untuk menjaga suasana belajar karena jumlah siswa laki-laki (18 siswa) lebih banyak dari jumlah siswa perempuan (10 siswa).

d. Refleksi

Kegiatan pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) yang diterapkan di siklus II ini lebih baik dari siklus I, karena peneliti selaku guru sudah mulai terbiasa dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siklus II ini siswa menunjukkan hal-hal yang lebih baik yaitu siswa lebih siap mengerjakan pre tes karena mempersiapkan pre tes dengan lebih baik. Hal ini terlihat sebelum memulai pelajaran beberapa siswa ada yang sedang belajar bersama atau sendiri untuk memahami materi pre tes. Siswa lebih kompak saat mengerjakan tugas di dalam kelompok tidak lagi tergantung dengan siswa pintar

di dalam kelompok, setiap anggota kelompok menyelesaikan satu soal kemudian dikoreksi bersama-sama sebelum meminta kunci jawaban kepada guru. Suasana kelas lebih kondusif karena adanya kontrak belajar di awal kegitan pembelajaran. Siswa yang belum memahami materi dengan baik sudah tidak malu bertanya lagi dengan anggota-anggota kelompok lainnya atau dengan guru. Siswa secara mandiri sudah bisa menghitung poin kemajuan kemampuannya dengan membandingkan nilai pre tes dengan nilai kuis.

Kendala yang dijumpai pada siklus II ini, ada satu siswa yang menangis karena bukunya disembunyikan oleh salah satu temannya. Buku tersebut disembunyikan karena siswa tersebut saat kerja kelompok sering memukul anggota kelompok lainnya menggunakan buku. Usaha yang saya lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu menegur kedua siswa dan meminta siswa pemilik buku untuk tidak memukul teman-temannya jika tidak ingin diganggu lagi oleh teman-temannya.

Hasil siklus II yang meliputi sikap toleransi dan kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu belum mencapai target ketercapaian yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siklus II

No Variabel Target

Ketercapaian Kondisi Awal

Hasil Siklus II 1 Sikap Toleransi 78 61 84 2 Kemampuan Kognitif c. Rata-rata nilai ulangan 80 67 86 d. Persentase siswa yang mencapai KKM 80% 58% 93%

Tabel 4.5 hasil sikap toleransi dan kemampuan kognitif siklus II menunjukkan bahwa hasil siklus II telah melampui target ketercapaian. Kondisi awal sikap toleransi yaitu 61, target ketercapaian akhir siklus sikap toleransi yaitu 78 dan hasil sikap toleransi siklus II yaitu 84, maka sikap toleransi telah mencapai target akhir siklus dan sudah mengalami peningkatan. Kondisi awal rata-rata nilai ulangan yaitu 67, target ketercapaian akhir siklus yaitu 80, dan hasil rata-rata nilai ulangan yaitu 86, maka kemampuan kognitif dari segi rata-rata nilai ulangan telah mencapai target ketercapaian akhir siklus dan sudah ada peningkatan. Kondisi awal kemampuan kognitif segi persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 58%, target ketercapain akhir siklus yaitu 80%, dan hasil persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 93%, maka kemampuan kognitif dari segi persentase siswa yang mencapai KKM sudah mencapai target keberhasilan.

Perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dilakukan pada siklus II ini. Peningkatan sikap tolerasi dan kemampuan kognitif terlihat lebih signifikan melalui kegiatan pembelajaran siklus II dan semua indikator ketercapaian telah melampui target akhir siklus. Peningkatan sikap toleransi dan kemampuan kognitif pada materi penjumlahan pecahan benar-benar karena penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD). Berdasarkan pencapaian tersebut, maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II.

Dokumen terkait