• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 MENGENAL KARAKTER HAKIM-HAKIM

D. SIMSON

Peristiwa ini dijadikan teka-teki yang sampai masa menebak berakhir, selama tujuh hari, tidak satupun dari antara pengiringnya yang dapat menebaknya.Kisah Simson tidak berakhir di sini. Setelah ia menyerahkan istrinya kepada para pengiringnya, ia jatuh cinta lagi dan menikahi Delila. Wanita ini sangat cantik. Sedangkan Simson sangat gagah, elok parasnya, dan kekuatannya diumpamakan seperti matahari dengan cahayanya yang ajaib. Tidak ada yang dapat mengalahkan Simson. Orang Filistin memanfaatkan pernikahannya dengan Delila. Mereka menugaskan Delila merayu Simson untuk mendapatkan informasi tentang kekuatannya. Setelah tiga kali Simson berhasil memperdaya oraang Filistin, Delila mulai merengek setiap hari. “Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu,

padahal hatimu tidak tertuju kepadaku?”(Hakim-hakim 16:15). Rayuan Delila itu

meluluhkan hati Simson, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya (Hakim-hakim 16:16) “Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan

ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalalu dicukur, maka kekuatanku akan lenyap daripadaku, dan aku akan menjadi lemah dan sama seperti orang-orang

lain.”(Hakim-hakim 16:17).

Gambar 2.7 Simson dan Delila Sumber: https://www.blog.wordpress.com

Pengakuan Simson ini menjadi awal kejatuhannya. Delila yang cerdik menidurkannya dan memotong rambut panjang Simson. Tentara Filistin dengan mudah menangkapnya karena Roh Allah telah meninggalkannya. Mereka mencungkil kedua matanya, membawa Simson ke Gaza dan membelenggunya dengan rantai. Simson dijadikan budak di penjara yang dipekerjakan sebagai penggiling. Perlahan rambutnya tumbuh kembali. Dalam perayaan korban sembelihan kepada Dagon, mereka menempatkan Simson diantara tiang untuk menjadi olok-olokan dan bahan tertawaan.

Dengan segenap hatinya ia memohon agar Tuhan mengembalikan kekuatannya kembali.

“Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin”

(Hakim-hakim 16:28). Allah mengabulkan, dan Simson merangkul tiang bangunan, merobohkannya, sehingga ia mati bersama seluruh orang Filistin yang ada di sana saat itu. Simson, seorang hakim, pemimpin yang dipilih sejak dalam kandungan. Ia seorang hakim yang gagah berani. Karakter yang diteladankan adalah kemampuan hidup bersama dengan orang lain, toleransi, dan kebergantungan kepada Allah. Simson meneladankan keberanian mengambil resiko dan mempertahankan sesuatu yang dianggapnya benar. Ia seorang penyayang, pencinta dan pemberani. Ia memerintah sebagai hakim selama 20 tahun.

3. Karakter Baik Simson a. Toleransi

Pada masa itu hubungan Israel dengan bangsa-bangsa di sekitarnya kurang harmonis. Orang Filistin memusuhi bangsa Israel. Setiap saat mereka mencari cara mengalahkan orang Israel. Kehadiran Simson tentu menghalangi mereka untuk melakukannya, sebab Simson sangat kuat dan tidak dapat dikalahkan oleh siapapun. Tetapi Simson justru memanfaatkan keadaan tersebut untuk menjalin kehdupan yang damai dengan bangsa lain. Ia berkunjung ke Filistin, bahkan jatuh cinta kepada Delila tanpa rasa takut. Simson menjalin relasi dengan siapa saja tanpa menimbulkan kekacauan atau perselisihan. b. Bersahabat

Tidak hanya berkunjung ke Filistin, Simson bersahabat dengan mereka. Meskipun persahabatan ini akhirnya dimanfaatkan oleh orang Filistin untuk mengalahkannya dengan tipu daya, namun Simson telah meneladankan sikap dan karakter yang baik. Bersahabat dengan semua orang, bahkan dengan orang yang memusuhimu. Remaja Kristen harus membangun persahabatan yang tulus agar dapat menjadi sahabat bagi semua orang, meskipun tidak semua orang dapat menjadi sahabat yang baik. Persahabatan yang didasari oleh ketulusan akan menumbuhkan hubungan yang saling menghargai, menerima kekurangan orang lain, mengakui kelebihannya dan memberikan dukungan untuk kemajuan orang lain. Remaja Kristen harus terpaut kepada Tuhan agar menjadi teladan, garam dan terang dunia dalam persahabatannya.

c. Pemberani

Simson seorang pemberani. Tanpa kenal rasa takut. Ia tidak takut ketika harus berada di tengah-tengah orang Filistin atau berada di rumah Delila. Ia tidak takut menghadapi singa di padang, ia bahka mencabik singa tersebut. Dan di penghujung kehidupannya Simson yang buta matanya, tanpa rasa takut berdiri di tengah-tengah stadion besar lalu dengan kekuatan yang dari Allah ia merobohkan gedung itu sehingga matilah semua orang yang berada di dalamnya. Meskipun matanya tidak dapat melihat lagi, ia tidak takut pada siapapun. Simson menjadi seorang pemberani bukan karena tubuhnya yang gagah perkasa, tetapi karena ia percaya bahwa Allah senantiasa melindunginya.

d. Religius

Simson dilahirkan dari keluarga Yahudi yang menaati Taurat. Ia ditetapkan Allah menjadi anak nazar, dan seluruh hidupnya dikhususkan untuk Tuhan. Kedua orang tuanya berperan dalam pembentukan karakter religius dalam diri Simson. Meskipun orang Filistin berhasil mengalahkannya, mencungkil matanya, menjadikannya seorang budak dan mengoloknya setiap hari, Simson tetap percaya bahwa Allah tetap menyertainya. Itu sebabnya Simson berani meminta kepada Allah untuk yang terakhir kalinya, agar diberikan kekuatan untuk membunuh semua orang Filistin yang bersama-sama dengannya di dalam stadion besar itu. Allah mengabulkan permintaannya. Simson tetap mengalahkan orang Filistin di akhir hidupnya.

AKTIVITAS 4. Ayo Bedah Film/Kisah Tokoh

Pernahkah kamu menyaksikan film berjudul Simson dan Delila, atau sudahkah kamu membaca kisah Simon dan Delila di dalam Alkitab? Kami diminta membuat ringkasan film atau kisah Simson dan Delila di dalam Alkitab. Pada bagian akhir tuliskanlah pengandaian: jika kamu sebagai Simson, apakah yang akan kamu lakukan terhadap Delila? Laporkan secara tertulis sebagai bagian dari portofoliomu masing-masing.

1. Siapakah Ehud?

Tidak banyak orang mengenal sosok ini. Ehud seorang yang kidal, ia bekerja dengan tangan kirinya, anak Gera dari suku Benyamin. Pada masa itu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Dan karena kehidupan orang Israel yang keji itu Tuhan membangkitkan Eglon, raja Moab, untuk berkuasa atas Israel. Bani Amon dan Amalek bersatu, memukul kalah orang Israel. Selama delapan belas tahun mereka menaklukkan Israel, sampai Allah memilih bagi mereka seorang hakim sebagai penyelamat yaitu Ehud. 2. Kehidupan Ehud

Dengan mengandalkan Tuhan dan penuh keberanian, sebagai bangsa yang takluk Ehud mewakili bangsa Israel menyampaikan upeti seperti kepada Eglon, raja Moab. Setelah menyampaikan upeti, para pembawa upeti kembali ke Israel tetapi Ehud berhenti di Gilgal lalu berbalik kembali menemui raja Moab itu. “Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja.” Kata Ehud dihadapan raja. Lalu seisi istana keluar ruangan sehingga tinggallah raja bersama Ehud. (Hakim-hakim 3:19). Pada saat itulah Ehud menghunus pedangnya dan menikam perut raja. Raja Eglon itu mati, tetapi Ehud keluar dari pintu belakang. Peristiwa ini berlangsung dramatis namun heroic. Ehud melarikan diri sampai ke pegunungan Efraim dan meniupkan sangkakala disana. Lalu bersama-sama orang Israel mereka merebut tempat penyebe-rangan sunai Yordan ke Moab dan menewaskan sepuluh ribu orang Moab. Israel berhasil menundukkan Moab. Maka amanlah Israel selama delapan puluh tahun lamanya.

Dokumen terkait