(1 + t)e3t, (4 + 3t)e3t¢. Kedua solusi ini bebas linier, oleh karenaya solusi umum sistem persamaan diferensial (5.104)-(??) diberikan oleh
(x, y) = C1(x1, y1) +C2(x2, y2)
= C1¡e3t, e3t¢+C2¡(1 + t)e3t, (4 + 3t)e3t¢. (5.114)
5.3 Sistem Persamaan Diferensial Order Satu
Takhomogen dengan Koefisien Konstan.
Pada bab sebelumnya kita telah menggunakan metode variasi pa-rameter untuk menyelesaikan persamaan diferensial order dua ta-khomogen. Pada bagian ini kita akan menggunakan metode ini un-tuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial order satu takho-mogen. Pada dasarnya apa yang telah dilakukan di bab sebelumnya kita kembangkan untuk sistem persamaan diferensial. Untuk mem-perdalam pemahaman kita tentang metode ini dalam menyelesaik-an sistem persamamenyelesaik-an diferensial kita ambil contoh soal (4.60) yaitu
y00− 3y0+ 2y = sin e−x. Misalkan z = y0mendiferensialkan z terhadap
x diperoleh z0 = y00. Menggunakan informasi ini kita peroleh sistem persamaan diferensial order satu berikut
y0= z (5.115)
z0= 3z − 2y + sin e−x. (5.116)
Transformasi ini memungkinkan kita untuk mengembangkan metode-metode yang telah kita gunakan pada persamaan diferensial order dua ke sistem persamaan diferensial order satu.
Sekarang kita kembangkan metode variasi parameter untuk menye-lesaikan sistem persamaan diferensial order satu yang berbentuk
x0= k1(t)x + k2(t)y + F(t) (5.117) y0= l1(t)x + l2(t)y + G(t). (5.118)
Anggaplah pasangan fungsi (x1, y1) dan (x2, y2) merupakan dua solusi yang bebas linier yang berpadanan dengan sistem persmaan homogen
x0= k1(t)x + k2(t)y (5.119) y0= l1(t)x + l2(t)y. (5.120)
Selanjutnya kita akan mencari solusi khusus (xp, yp) yang memenuhi sistem (5.117)-(5.118) yang berbentuk
(xp, yp) = u1(t)(x1, y1) + u2(t)(x2, y2), (5.121)
dimana (u1, u2) akan dicari dengan mensubstitusikan (5.121) ke sis-tem (5.117)-(5.118). Setelah disubstitusikan dan dengan mengingat bahwa (x1, y1) dan (x2, y2) solusi homogen akan kita peroleh sistem persamaan dalam u1dan u2, yaitu
x1u01+ x2u02= F(t) (5.122) y1u01+ y2u2= G(t). (5.123)
Menggunakan aturan dalam teori matrix diperoleh formula untuk u1 dan u2 u01= F(t)y2− G(t)x2 W (t) , u 0 2= G(t)x1− F(t)y1 W (t) , (5.124)
dimana W (t) disebut dan diberikan oleh W (t) = x1y2− x2y1. Proses yang dilakukan di atas dinamakan variasi parameter.
Contoh 5.3.1 Carilah solusi khusus sistem persamaan diferensial
x0= −4x + 2y + 10 (5.125)
y0= −3x + 3y + 5t. (5.126)
Menggunakan metode karakteristik diperoleh bahwa (x1, y1)= (2e−3t, e−3t) dan (x2, y2) = (e2t, 3e2t) merupakan solusi bebas linier dari sistem homogen
x0= −4x + 2y (5.127)
y0= −3x + 3y. (5.128)
Perlu dicatat bahwa Wronskian dari sistem homogen ini adalah W (t) = 5e−t. Sekarang kita asumsikan bahwa solusi khusus sistem (5.125)-(5.126) berbentuk
(xp, yp) = u1(t)(2e−3t, e−3t) + u2(t)(e2t, 3e2t). (5.129)
Menggunakan formula (5.124) menghasilkan
u01= 6e3t− te3t (5.130) u02= 2te−2t− 2e−2t. (5.131)
Mengintegrasikan persmaan (5.130) dan (5.131) dan mengambil kon-stanta integrasi nol diperoleh solusi untuk
u1(t) = µ 19 9 − t 3 ¶ e3t, u2(t) = µ t −1 2 ¶ e−2t. (5.132)
Mensubstitusikan solusi untuk u1dan u2 ke persamaan (5.129) di-peroleh solusi khusus sistem (5.125)-(5.126) yang diberikan oleh
xp=85 18− 5t 3, yp= 65 18− 10t 3 . (5.133) Selanjutnya kita akan memperluas pembahasan sistem persamaan diferensial yang memuat diferensial berorde lebih dari satu, seperti contoh berikut ini.
Contoh 5.3.2 Selesaikanlah sistem persamaan diferensial x00− 4x + y0= 0,
−4x0+ y00+ 2y = 0. (5.134)
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem iniadalah sebagai berikut: pertama notasi derivatif dirubah kelambang Leibniz yaitu µ d2 dt2− 4 ¶ x +dy dt = 0, −4dx dt + µ d2 dt2+ 2 ¶ y = 0. (5.135)
Pandanglah sistem (5.135) sebagai persamaan aljabar biasa kemudian diselesaikan dengan metode eleminasi, yaitu persamaan pertama kita
kalikan dengan suku (operator) 4dtd dan suku kedua dengan ³ d2 dt2− 4 ´ . Langkah selanjutnya kedua persamaan terakhir ini kita jumlahkan un-tuk mendapatkan persamaan
d4y dt4 + 2d
2y
dt2− 8y = 0. (5.136)
Persamaan karakteristik dari persamaan diferensial terakhir ini dibe-rikan oleh
r4+ 2r2− 8 = 0. (5.137)
Solusi persamaan pangkat empat diberikan oleh r1=√2, −√2, 2i, dan −2i. Berdasarkan solusi persamaan karakteristik ini diperoleh so-lusi umum persamaan diferensial (5.136), yaitu
y = C1e √ 2t+C2e √ −2t+ Ae2it+ Be−2it = C1e √
2t+C2e√−2t+ A(cos 2t + i sin 2t) + B(cos 2t − i sin 2t) = C1e
√
2t+C2e√−2t+ (A + B) cos 2t + i(A − B) sin 2t = C1e
√
2t+C2e √
−2t+C3cos 2t +C4sin 2t. (5.138)
Mensubstitusikan solusi untuk y ini ke persamaan ke dua dari sistem (5.135) didapatkan persamaan diferensial untuk x, yaitu
dx dt = C1e √ 2t+C2e √ −2t−1 2C3cos 2t − 1 2C4sin 2t. (5.139) Solusi umum persamaan diferensial (5.139) diberikan oleh
x =√1 2C1e √ 2t−√1 2C2e √ −2t−1 4C3sin 2t − 1 4C4cos 2t +C5. (5.140) Perlu kita perhatikan dengan cermat bahwa solusi untuk x memuat 5 buah konstanta, sedangkan order persamaan diferensial adalah 4. Se-pintas lalu, hal ini bertentangan dengan teorema yang telah kita bahas pada bab sebelumnya yang mengatakan bahwa solusi harus memuat paling banyak 4 konstanta. Jika kita substitusikan solusi x dan y ke sis-tem awal akan diperoleh C5= 0, yang berarti solusi untuk x memuat 4 konstanta.
Soal-soal latihan
5.1.Selesaikanlah sistem persamaan diferensial berikut.
a). x0= −x, y0= −y. b). x0= 3e−t, y0= x + y. c). x0= tx, y0= t2y. d). x0= 2t, y0= 3x + 2t. e). x0= et, y0=x−yt . f). x0= t2− t, y0= t − y. g). x0= 3x + 2e3t, x0+ y0− 3y = sin 2t. h). x0= y, y0= −x + 2y. i). 3x0+ 3x + 2y = et, x0− y0+ y = 2 cos 2t. j). x0− 4x − 2y0+ y = t, 2x0+ x + y0= 0. k). 2x0+ y0− x = et, 3x0+ 2y0+ y = t. l). x0− x + y0+ y = − cos 2t, 2x0− y0− y = 0. m). x0− y0= 1 − t, x0+ 2y0= 4et+ x. n). x0− x + y0+ y = 0, x0+ 2x + y0+ 2y = 0. o). x0+ y0+ y = t, x0+ y0+ x + y = t2.
5.2.Tuliskanlah masing-masing persamaan diferensial order dua ber-ikut sistem persamaan diferensial yang ekuivalen dengannya.
a). 4y00− 16y0+ 2y = 0.
b). 4y00− 16y0+ 2y = e2t, dengan y(0) = 1, y0(0) = −2.
c). 4y00+ 16y0(1 − y2) = y0.
d). Persamaan massa-pegas teredam mx00+ px0+kx = 0 dengan x(0) =
xidan x0(0) = vi.
e). Persamaan massa-pegas tak-teredam dengan gaya luar mx00+ kx =
A sinωt.
f). Rangkaian Seri RLC Rq00+ Rq0+ q/C = E(t).
g). Persamaan pendulum LΘ00+ pΘ = 0 denganΘ(0) =Θi,Θ0(0) =
ωi.
h). Persamaan pendulum teredam LΘ00+ pΘ0+ g sinΘ = 0.
i). a2y00+ a1y0+ a0y = h(t). j). y00= f (t, y, y0)
k). Ujilah bahwa persamaan diferensial order dua a2(t)y00+ a1(t)y0+
a(0)y = h(t) ekuivalen dengan sistem persamaan diferensial order satu
y0= z
a2(t)z0= a0(t)y − a1(t)z + h(t). dengan cara sebagai berikut
• Anggapalah y(t) merupakan solusi persamaan diferensial order dua. Tunjukkan bahwa (y, y0) penyelesaian sistem persamaan diferensial order satu.
• Anggaplah (y, z) menyelesaikan sistem persamaan diferensial linie order satu. Tunjukkanlah bahwa y menyelesaikan persa-maan diferensial order dua.
5.3.Klasifikasikanlah masing-masing persamaan berikut setelah di-konversikan ke sistem persamaan diferensial:
a). 4y00− 16y0+ 2y = 0. b). 4y00− 16y0+ 2y = e2t. c). 4y00− 16y0(1 − y2) = y0. d). mx00+ px0+ kx = 0. e). mx00+ px0+ kx = A sinωt. f). mx00+ kx = A sinωt. g). Sistem mangsa-pemangsa F0= −(dF−αR)F R0= (bR−βF)R h). Sistem pendulum teredam
Θ0=ω
Lω0= −g sinΘ− pω
i). Persamaan pendulum dengan gaya luar
LΘ00+ pΘ0g sinΘ = A sinπ/t
5.4.Tentukanlah solusi umum sistem persamaan diferensial yang me-menuhi nilai awal.
a). x0= 2x + 4y, y0= −4x + 2y dengan x(0) = 2, y(0) = −2.
b). x0= −x + 3y, y0= 3x − y dengan x(0) = 0, y(0) = 4.
d). x0= 5x/2 + 3√3y/2, y0= 3√3x/2 − y/2 dengan x(0) = 6, y(0) = 0.
e). x0= −4x − 5y, y0= x − 2y dengan x(0) = 0, y(0) = 0.
f). x0= −4x − 5y/2, y0= x − 2y dengan x(0) = 1, y(0) = −6.
g). x0= x/2 +√3y/2, y0=√3x/2 − y/2 dengan x(0) = 6, y(0) = 4.
h). x0= y, y0= x dengan x(0) = 1, y(0) = 0.
i). x0= y, my0= −kx dengan x(0) = xi, y(0) = 0. j). x0= y, my0= −kx dengan x(0) = 0, y(0) = yi.
k). x0= y, my0= −kx − py dengan x(0) = xi, y(0) = 0. l). x0= −x2, y0= −y.
m). x0= y + t, y0= x − 1 dengan x(0) = 2, y(0) = 1.
n). 3x0+3x = −2y+et, 4x−3y0+3y = 3t dengan x(0) = 1, y(0) = −1.
o). x0+ y0= 4y + 1, x + y0− 3y = t2dengan x(0) = 2, y(0) = −2.
5.5.Tunjukanlah bahwa pasangan fungsi berikut saling bebas linier.
a). (et, et) dan (e−2t, −e−2t).
b). (e3t, e3t) dan ((1 + t)e3t, (4 + 3t)e3t).
c). (et, 0) dan (e−2t, −e−2t).
5.6.Tentukanlah solusi umum sistem persamaan diferensial yang me-menuhi nilai awal.
a). x0= −4x+2y+15t, y0= −3x+3y−20 dengan x(0) = 3, y(0) = 4.
b). x0= −x + 3y − 8e−2t, y0= 3x − y + 12 dengan x(0) = 0, y(0) = 4.
c). x0= 2x + 4y − 2, y0= −4x + 2y + 4 dengan x(0) = 2, y(0) = −2.
d). x0= 4x + 4y − 24t, y0= 3x − 4y8 cos 2t dengan x(0) = 4, y(0) = 1.
e). x0= 52x +32√3y + 4, y0=32√3x −12y − 6t dengan x(0) = 6, y(0) =
0.
f). x0= −4x −52y + 1, y0= x − 2y − 1 dengan x(0) = 1, y(0) = −6.
g). x0= −4x +52y + 1, y0= x − 2y − 1 dengan x(0) = 0, y(0) = 0.
h). x0= y, my0= −kx + F sinωt dengan x(0) = xi, y(0) = 0. i). x0= y, my0= −kx + F sinωt dengan x(0) = 0, y(0) = yi.
j). x0= y, my0= −kx − py + Fe−t dengan x(0) = xi, y(0) = 0. k). x0= y, Ly0= −gx + 2 cosπt dengan x(0) = xi, y(0) = 0.
5.7.Selesaikanlah sistem persamaan diferensial berikut menggunakan teknik seperti pada contoh (5.3.2)
b). x00− 4x − 2y0+ y = t, 2x0+ x + y00= 0. c). 2x0+ y0− x = et, 3x0+ 2y0+ y = t. d). x00+ x − y00− y = − cos 2t, 2x0− y0− y = 0. e). x00− y0= 1 − t, x0+ 2y0= 4et+ x. f). x00− x + y0+ y = 0, x0+ 2x + y0+ 2y = 0. g). x0+ y0+ y = t, x00+ y00+ y0+ x + y = t2
Bab 6
Transformasi Laplace.
6.1 Definisi Dasar
Transfomasi L ( f ) dari fungsi f (t) didefinisikan oleh
L ( f ) =
Z ∞
0 f (t)e−stdt (6.1)
untuk semua nilai s sedemikian hingga integral taktentu terdefinisi. Pada pelajaran kalkulus, integral taktentu (6.1) ini diselesaikan de-ngan pendekatan limit, yaitu
Z ∞
0 f (t)e−stdt = lim m→∞
Z m
0 f (t)e−stdt (6.2)
Transformasi laplace yang didefinisikan di atas merupakan yakni jika fungsi f dan g memepunyai dan a, b konstanta sebarang maka berlaku
L (a f + bg) = aL ( f ) + bL (g). (6.3)
Selanjutnya, kita akan membahas dari contoh-contoh yang akan di-sajikan berbagai macam fungsi dan transfomasi Laplace-nya.
Contoh 6.1.1 Carilah transformasi Laplace dari fungsi a dengan a konstanta. Menggunakan definisi transfomasi Laplace diperoleh
L (a) = Z ∞ 0 ae−stdt (6.4) = a lim m→∞ Z m 0 e−stdt 123
= lim m→∞−a se −sm+a s = a s, s > 0. (6.5) Contoh 6.1.2 Carilah transformasi Laplace dari fungsi eat dengan a konstanta. Menggunakan definisi transfomasi Laplace diperoleh
L (eat) = Z ∞ 0 eate−stdt (6.6) = lim m→∞ Z m 0 e(a−s)tdt = lim m→∞ Ã e(a−s)m a − s − 1 a − s !
Limit persamaan terakhir tidak ada (limitnya menuju takhingga) untuk
a > s. Olehkarenanya, di atas terdefinisi untuk s > a. Jadi L (eat) = 1
s − a, s > a. (6.7) Contoh 6.1.3 Tentukanlah transformasi Laplace fungsi sin at dengan a konstanta.
Anggaplah s > 0, menerapkan definisi transformasi laplace untuk fungsi f (t) = sin at dan menggunakan teknik integral parsial meng-hasilkan
L (sin at) = lim m→∞ Z m 0 e−stsin atdt (6.8) = − lim m→∞ e−smsin at s + a sm→∞lim Z m 0 e−stcos atdt = − lim m→∞ ae−smcos at s2 + a s2−a 2 s2 lim m→∞ Z m 0 e−stsin atdt = a s2−a 2 s2L (sin at).
Persamaan terakhir ini menyatakan bahwa
L (sin at) = a