• Tidak ada hasil yang ditemukan

Social Security di Pedesaan Berangkat ke luar negeri

merupakan pilihan yang sulit Social Security di Desa sebagai Penopang Pekerjaan Buruh Migran Perempuan

bagi NH. Akan tetapi, melihat kondisi keluarga, NH sangat termotivasi untuk membantu suami dan meningkatkan taraf kehidupannya. Pada awal keberangkatannya ke luar negeri, NH meninggalkan seorang anak berusia sekitar 5 tahun dan suami yang hanya bergantung pada sektor pertanian. Sementara SH, ketika berangkat bekerja meninggalkan 3 orang anak yang masih SMA, SMP, dan SD. Kepergian ibu rumah tangga bekerja ke luar negeri ini menimbulkan fenomena munculnya bapak rumah tangga yang merangkap menjadi kepala keluarga di Desa Tempuran Duwur. Suami maupun keluarga besar berperan sebagai pengelola keluarga dalam dalam kegiatan ekonomi dan sosial, termasuk pendidikan anak. Apa yang dilakukan oleh suami, keluarga besar, dan pemerintah desa ini merupakan bagian dari social security di pedesaan bagi buruh migran perempuan.

Social security adalah sesuatu yang tidak mudah dideinisikan. Banyak orang mengkonotasikan istilah itu sebagai sistem hukum negara dan organisasi sosial politik (pada sistem negara kesejahteraan), yang mana social security sebagai dana pensiun atau pendapatan yang dibayarkan

setelah tidak bekerja. Negara mendeinisikan lain bahwa sosial dan keamanan mempunyai makna yang berlawanan.

Mekanisme masyarakat

dan sosial tidak pernah bisa menjamin. Istilah social security pada kenyataannya tidak memberikan keamanan, akan tetapi dengan kemudahan yang terbatas untuk menanggulangi ketidaknyamanan, yang berhubungan dengan cara memenuhi kebutuhan subsistensi dengan berbagai macam cara yang dilakukan oleh manusia. Beberapa pihak lebih memilih menggunakan istilah social insecurity. Konsepnya, social security dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, social security merupakan usaha manusia untuk mengorganisasikan persepsi mereka tentang keamanan masyarakat.

Menurut ILO deinisi social security adalah sebagi berikut: The expression has acquired a wider interpretation in some countries than in others, but basically it can be taken to mean the protection which society provides for its members, through a series of public measures, againts the economic and social distress that otherwise would be caused by the stop or substantial reduction of earnings resulting from sickness, maternity, employment

Migrasi Internasional: Realita dan Perubahan Kesejahteraan

injury, unemployment, invalidity, old age and death; the provision of medical care; and the provision of subsidies for families with children19.

Istilah social security pertama kali digunakan oleh Dewan Legislatif Amerika Serikat dalam The Social Security Act Tahun 1935”, pada saat deklarasi lembaga tersebut memiliki program yang berkaitan dengan permasalahan lanjut usia, kematian, cacat tubuh, dan pengangguran. Istilah tersebut kemudian meluas menjadi deklarasi di New Zealand pada tahun 1938 bersamaan dengan munculnya eksistensi dan keuntungan dari social security. Istilah tersebut digunakan lagi pada tahun 1941 dalam dokumen masa perang yang dikenal dengan nama Atlantic Charter. Kemudian ILO mengadopsi istilah tersebut, dengan menyederhanakannya. Istilah yang sederhana dan merupakan ungkapan dari salah satu hal yang berada pada posisi “sangat” dan diperluas menjadi aspirasi dari semua masyarakat di dunia. ILO kemudian memformalkan istilah social security antara tahun 1952 dan 1982 dan menjadi sebuah konsep. Komponennya adalah jaminan sosial (social insurance), bantuan

19 Team, Introductuion to social security (Jenewa: ILO, 1989)

sosial (social assistance), manfaat pajak, dan penghematan dana keluarga bersamaan dengan aturan yang mendukungnya untuk tenaga kerja dan program tambahan dan pelengkap untuk pengembangan social security20.

Social security meliputi hal yang dilakukan melalui pengukuran umum yang sangat luas berhubungan dengan keuangan, atau dengan cara yang sama, keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama yang yang berkaitan dengan kekuasaan pendapatan individu, yakni: (1) Cases permanently (due to old age, invalidity, permanent and total incapacity, or death), (2) Is interrupted (by short-term injury, sickness, maternity or loss of employment), (3) Never develops (due to physical or intelectual

handicap, an emotional

disturbance, or an inability of gain irst employment), (4) Is unable to avoid poverty (due to inadequate work remuneration or inadequately developed personal or vocational skills) or, (5) Is exercised only at unacceptable social cost (such as single perenthood, individual support of elderly parents, or support of disabled or handicapped

20 Ibid, hlm 50

Social Security di Desa sebagai Penopang Pekerjaan Buruh Migran Perempuan

19 Team, Introduction to Social Security (Jenewa: ILO, 1989) 20 Ibid, hlm 50

children or sibilings). Pendekatan kedua berhubungan dengan peningkatan kehidupan seseorang. Pendekatan utama yang berhubungan dengan social security dapat diidentiikasi sebagai social insurance, social allowances, provident funds, and employer liability21.

Frans Von Benda-Beckman mendeinisikan social security dalam artikelnya pada tahun 1986, sebagai mekanisme, kelembagaan, dan konsep normatif di tingkat lokal yang menjamin kehidupan anak-anak, remaja, dan masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Deinisi ini lebih dekat dengan pendekatan kelembagaan. Dia menyatakan, “Kondisi sosial dan ekonomi di seluruh dunia pada kondisi tidak aman; dari ketidaknyamanan cuaca pada saat mereka makan atau harus dimakan, apakah mereka memiliki atap di atas kepalanya, melindungi ketika mereka sakit, membantu ketika mereka masih belia atau lansia, tidak mempunyai uang untuk mencukupi kebutuhan. Dengan demikian, social security berarti usaha seseorang, kelompok, individu, atau organisasi untuk mengatasi ketidakamanan22.

21 John Dixon dan Robert P.Scheurell. Social Security Programs; A Cross-Cultural Comparative Perspective (Wesport, Connecticut, London: Greenwood Press, 1995)

Social security dipengaruhi oleh kelas, kekuasaan, dan politik. Pada umumnya kelas atas dalam masyarakat berusaha melarang kelompoknya dari kaum miskin untuk mencegah banyaknya tuntutan. Pada umumnya mereka berada di wilayah elite yang sering menjadi korban kelompok yang banyak menuntut tanggung jawab, bekerja sama dengan kelompok yang lain, dan mendistrubusikan sebagian dari kekayaan yang dimilikinya. Mereka berusaha melarang dirinya dari komunitas atau membayar tanggung jawabnya dengan pendapatan simbolik. Mereka menggunakan ideologi atau kekuasaannya untuk mengamankan kekayaannya. Social security dapat berarti keduanya, desakan atau kerelaan seseorang.

Singkatnya, social security

merupakan tindakan

seseorang atau kelompok

tertentu dan sistem

pemerintahan untuk

memberikan perlindungan sosial, ekonomi, politik,

dan lingkungan dari

ketidaknyamanan. Social security merupakan permasalahan yang terjadi pada individu dan berhubungan dengan kehidupan

21 John Dixon dan Robert P.Scheurell. Social Security Programs; A Cross-Cultural Comparative Perspective (Wesport, Connecticut, London: Greenwood Press, 1995)

Migrasi Internasional: Realita dan Perubahan Kesejahteraan sosialnya. Individu dapat

memberikan investasi relasi sosial namun tidak memberikan kontribusi keuntungan kolektif dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, pada saat dibutuhkan seseorang dapat membantu yang lain. Bentuk investasi sosial dapat terjadi apabila seseorang mampu berkontribusi secara kolektif dan sukses.

Ketika SH bekerja ke Arab Saudi, suaminya, SW, yang berperan penting dalam mengendalikan kehidupan rumah tangganya.

Pekerjaan domestik

dikerjakannya sendiri, mulai dari memasak, membersihkan rumah, menyuapi anak-anaknya yang masih kecil, serta mempersiapkan kebutuhan sekolah anak-anaknya; mulai dari uang saku yang diberikan Rp. 3.000,00 setiap harinya, uang buku, dan kegiatan ekstra lainnya. Harapan utama SH dan SW adalah menyekolahkan anak-anaknya sampai tingkat perguruan tinggi. Belanja kebutuhan sehari-hari juga dilakukannya sendiri di pasar kecamatan terdekat dengan penghasilannya sebagai Perangkat Desa Tempuran Duwur. Karena kewalahan mengerjakan sawahnya sendiri yang terus bertambah luas karena membeli dari tetangga yang menjual

sawah, SW melibatkan keluarga besarnya untuk mengelolanya dengan sistem bagi hasil. Dengan cara itu SW bisa membantu meningkatkan perekonomian saudaranya23.

PENUTUP

Buruh Migran Perempuan (BMP) merupakan pekerjaan alternatif yang banyak ditempuh oleh sebagian masyarakat Indonesia, termasuk dari Desa Tempuran Duwur. Sektor pertanian yang tidak mampu memberikan kepastian hidup layak, motivasi yang tinggi untuk mengubah hidup, sementara bekal pendidikan sangatminim, semua itu menyebabkan merantau ke luar negeri menjadi sebuah pilihan; tentunya dengan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang bersifat isik, terutama pekerjaan domestik. Pada awalnya pendapatan yang diperoleh digunakan untuk menutupi kebutuhan subsistensi rumah tangga: sandang, pangan, dan papan. Ketika subsistensi rumah tangga telah terpenuhi, terjadi ekspansi kebutuhan. Pendapatan dari bekerja sebagai buruh migran dapat disimpan untuk memperluas kepemilikan lahan atau berpartisipasi dalam

23 Dokumen Lembaga KITA, tanggal 27 April 2010

Social Security di Desa sebagai Penopang Pekerjaan Buruh Migran Perempuan

kegiatan sosial dan politik di masyarakat. Pada titik ini, buruh migran disebut berhasil.

Kesuksesan tersebut tidak mudah mereka peroleh. Dukungan dari keluarga dan masyarakat merupakan syarat utama untuk mewujudkannya. Keluarga berperan dalam berbagai macam bentuk perlindungan terhadap anggota keluarga yang ditinggalkan, terutama anak-anak; keluarga pula yang melakukan pengelolaan aset dan kekayaan yang diperolehnya dari bekerja tersebut. Sementara dari masyarakat, dukungan dapat dilakukan dengan menghapus cap negatif terhadap keberadaan mereka; memberikan dukungan psikologis dalam bekerja, dan yang lebih penting juga adalah

memberikan kemudahan

pelayanan pemberkasan sebelum berangkat, bahkan tidak banyak membebani mereka dengan pungutan-pungutan. Upaya yang dilakukan oleh keluarga dan pemerintah desa merupakan social security ring pertama bagi buruh migran, terutama perempuan.

Social security sangat diperlukan oleh buruh migran untuk bisa mengoptimalkan kinerjanya di luar negeri. Kenyamanan yang dibawanya dari rumah dan lingkungan sosial akan terbawa ke dalam dunia

kerja. Dengan demikian, ada simbiosis mutualisme antara kenyamanan di rumah dengan kenyamanan di tempat kerja. Social security di Desa Tempuran Duwur merupakan tanda positif untuk memberikan dukungan bagi buruh migran, khususnya perempuan. Aparat pemerintahan di desa yang sebagian adalah mantan buruh migran mengerti benar situasi dan kondisi menjadi buruh migran; terutama ketika ada konlik dengan majikan ataupun pihak-pihak yang selama ini tidak bisa diajak kerja sama. Asam garam sebagai buruh migran sudah mereka rasakan benar, sehingga rasa empati tersebut muncul dalam bentuk berbagai macam kebijakan dan kemudahan yang diberikan kepada buruh migran. Tentunya dikuatkan dengan dukungan yang optimal dari keluarga besarnya.

Perlindungan sosial yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat Desa Tempuran Duwur merupakan bentuk kenyamanan sosial yang masih dalam tataran yang sempit. Artinya, inisiatif social security masih pada lingkup yang sempit dengan jumlah penerimanya yang tidak banyak. Pada keadaan tersebut, buruh migran mendapatkan banyak keuntungan dari berbagai

Migrasi Internasional: Realita dan Perubahan Kesejahteraan sisi; perlindungan sosial dan

ekonomi keluarga, kemudahan urusan birokrasi, dan dukungan psikologis untuk bekerja di luar negeri.

Social security dalam arti sempit tersebut seharusnya ditingkatkan ke tataran yang lebih tinggi, tentunya dengan peran serta yang lebih intensif dari pemerintah di atas tingkat desa. Sebagaimana pengertian ILO, social security memerlukan peran serta negara dengan memberikan jaminan sosial, berupa bantuan sosial, jaminan sosial, atau pun pemberian manfaat dari pajak. Artinya,

Social Security di Desa sebagai Penopang Pekerjaan Buruh Migran Perempuan pemerintah tidak perlu malu-malu mengakui bahwa negara kita adalah penyumbang dan kantung-kantung buruh migran atau dikenal dengan sebutan bangsa kuli. Akan tetapi, yang paling penting, bagaimana pemerintah seharusnya memberikan perlindungan sosial, hukum, dan politik kepada buruh migran tersebut dengan berbagai macam bentuk, salah satunya adalah undang-undang perlindungan buruh migran untuk meningkatkan posisi tawar di luar negeri. Sementara bagi wilayah lain, Desa Tempuran Duwur adalah sampel dari pemerintahan yang memberi social security kepada buruh migran.(*)