• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KEPRIBADIAN GURU D

MADRASAH TSANAWIYAH AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI

SERDANG

Suaima Batubara1, Abdillah2 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Dan Kepribadian Guru Di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

wawancara, studi dokumen, dan observasi dalam mengumpulkan data, kemudian data dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Ada dua temuan dalam penelitian ini, yaitu : Pertama, Strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru yaitu Menganjurkan kepada setiap guru bidang studi untuk memiliki catatan kepribadian siswa didik dalam rangka mengenal karakter peserta didik

untuk membantu dalam memudahkan proses pembelajaran.

Menganjurkan kepada guru untuk bereksperimen dalam menguasai dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang aktif dengan prinsip mendidik. Menggalang komunikasi dua belah pihak dalam proses belajar. Kedua, kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru yaitu Adanya perbedaan kemampuan dan kepiawaian dari masing-masing guru. Adanya kendala yang dihadapi berupa minimnya fasilitas yang menunjang terkait mengenai peningkatan kompetensi guru. Itu merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru, adanya ketidakpatuhan seorang guru dalam hal kedisiplinan waktu, dan dalam hal perbuatan penugasan.

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai gejala perilaku dan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar primer bertahan hidup , bagian kegiatan untuk meningkatkan kehidupan agar lebih bermakna atau bernilai. Gejala pendidikan timbul ketika sekumpulan individu ingin memenuhi pengetahuan, nilai keadilan, kemakmuran, dan keterampilan agar terbebas dari kondisi kekurangan seperti kemiskinan, atau kurangnya kemampuan berinteraksi dengan alam sekitar (M. Sukardjo Ukim Komarudin, 2013 : 9).

Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang penting, mengingat setiap perjalanan institusi yang memiliki visi yang jelas selalu dimulai dari tujuan. Demikian pula pendidikan yang kini menjadi harapan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik hendaknya selalu berangkat dari tujuan yang akan dicapai. Apabila tujuan yang akan dicapai sudah jelas, maka langkah selanjutnya dapat diteruskan dengan memikirkan perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.

Tujuan pendidikan nasional kita yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut, dikatakan : pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab (M. Sukardjo Ukim Komarudin, 2013 : 13-14).

Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membentuk kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka (T. Hani Handoko, 2009 : 293).

Setiap organisasi dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan seorang pemimpin tertinggi yang harus menjalankan kegiatan kepemimpinan atau manajemen bagi keseluruhan organisasi sebagai suatu kesatuan. Pemimpin haruslah dapat menjalankan kepemimpinannya dengan mengefektifkan organisasi melalui anggota-

Tuan Kabupaten Deli Serdang

anggotanya. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang hendak dicapai bersama.

Strategi utama dalam kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin menjalankan fungsi sebagai anggota organisasi. Dengan kata lain, strategi ini hanya dapat dilaksanakan secara baik apabila diawali dengan sikap dan perilaku pemimpin yang mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari anggota organisasinya (Abdul Azis Wahab, 2011 : 103).

Pada hakikatnya, guru adalah orang yang berwenang dan bertanggungjawab atas pendidikan siswa. Hal ini berarti guru harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Guru harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang di tetapkan atau yang dikenal dengan standar kompetensi guru. Standar ini di artikan sebagai ukuran yang di tetapkan atau dipersyaratkan (Jejen Musfah, 2012 : 23).

Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.

Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka dipundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Mengemban tugas memang berat. Tapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab. Sebab tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga luar sekolah. Pembinaan yang harus guru berikan pun tidak hanya secara kelompok, tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi diluar sekolah sekalipun (Syaiful Bahri Djamarah, 2010 : 31).

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggungjawab dan layak. Dengan gambaran pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Moh. Uzer Usman, 2010 : 14).

diperlukan guru yang mempunyai kemampuan, yaitu kompetensi sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Kata guru tidak pernah terlepas dari pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membuka serta membentuk disiplin ilmu kehidupan (Hawi, 2014 : 10).

Atas dasar itu jelas bahwa seorang guru haruslah mempunyai kompetensi, salah satu kompetensi yang harrus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajaran pembentukan

kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik

(Poerwadarminta, W.J.S, 1984 : 377).

Berdasarkan observasi awal penelitian mendapat data bahwa masih adanya guru yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dia miliki di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Wasliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

METODE PENELITIAN

Latar penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Wasliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang didalamnya berinteraksi kepala madrasah, guru, staf, siswa, dan komite madrasah.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik,

diantaranya: Wawancara(interview), Observasi dan Dokumentasi

Jadi penulis menggunakan metode deskriptif untuk

mendeskripsikan peningkatan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Wasliyah, Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka kerja maupun fokus masalah, akan ditempuh tiga langkah utama dalam penulisan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu: Reduksi

data,Penyajian datadanVerification