• Tidak ada hasil yang ditemukan

TSANAWIYAH AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Ardiansyah Rambe1, Anzizhan2 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kepuasan Kerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung yang berjumlah 50 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 50 orang yang ditetapkan menggunakan tekhnik total sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Instrumen dirancang berbentuk kuesioner untuk variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dan kepuasan kerja guru. Validitas instrumen di uji melalui content validity dan counistrut validity yang selanjutnya di uji cobakan kepada 30 orang responden diluar sampel penelitian. Hasil uji coba variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dari 18 item yang diuji cobakan terdapat 16 butir valid dan 2 butir invalid yakni terdapat pada butir nomor 1, dan 2, untuk variabel kepuasan kerja guru dari 30 item yang diuji cobakan terdapat 25 butir valid dan 5 butir invalid yakni terdapat pada butir nomor 15, 20, 22, 24, dan 25. Sedangkan uji reliabilitas instrumen di analisis dengan alpha cronbach dengan hasil analisis menunjukkan bahwa kedua variabel berada pada tingkat yang tinggi. Kesimpulan dalam penelitian adalah semakin tinggi tingkat kemampuan manajerial kepala sekolah maka semakin tinggi kepuasan kerja guru. Walaupun kemampuan manajerial kepala sekolah mampu meningkatkan kepuasan kerja guru namun sebaiknya baik kepala sekolah maupun agar selalu bekerja sama dalam situasi dan kondisi yang nyaman dan interaksi yang baik serta saling memperhatikan satu sama lainnya.

PENDAHULUAN

Kepuasan kerja guru merupakan perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaannya dan sejauh mana penerimaan dan nilai-nilai seorang guru dalam suatu pekerjaan seperti evaluasi, hubungan rekan kerja, tanggung jawab, dan pengakuan.

Kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan, bahwa kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena “kepuasan” mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Meskipun demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya.

Kepuasan tidak sederhana, banyak faktor yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis kepuasan kerja seseorang. Misalnya, sifat pekerjaan seseorang mempunyai dampak tertentu pada kepuasan kerjanya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa apabila dalam pekerjaannya seseorang mempunyai otonomi untuk bertindak, terdapat variasi, memberikan sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi dan karyawan memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan yang dilakukannya, yang bersangkutan akan merasa puas.

Malayu menjelaskan bawa Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Malayu.H, 2011)

Namun pada kenyataanya berdasarkan observasi awal di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang kepuasan kerja guru belum sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dilihat dari fenomena yang terjadi berkaitan dengan kemampuan manajerial kepala sekolah cenderung kurang efektif dan efisien, sehingga kepuasan kerja guru dapat dikatakan belum baik, hal ini ditandai dengan seringnya guru datang terlambat, gaji masih minim, prestasi kerja yang rendah ditandai kurangnya guru membuat RPP

Dipahami bahwa Kepuasan kerja guru tidak terlepas dari kemampuan manajerial kepala sekolah, maka kepala sekolah sebagai administrator dan manajer pendidikan diharapkan memiliki kemampuan

Tuan Kabupaten Deli Serdang

manajerial yang baik, sebab dengan kemampuan manajerial yang baik, kepala sekolah akan mampu melaksanakan tugas dan fungsi manajemen dengan baik sesuai menurut Dirjen Dikdasmen tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer adalah: (1) menyusun perencanaan, (2) mengorganisasikan kegiatan, (3) mengarahkan kegiatan, (4) mengkoordinasikan kegiatan, (5) melaksanakan pengawasan, (6) melakukan evaluasi terhadap kegiatan, (7) menentukan kebijakan, (8) mengadakan rapat, (9) mengambil keputusan, (10) mengatur proses belajar mengajar dan (11) mengatur administrasi terdiri: (a) ketatausahaan, (b) kesiswaan, (c) ketenagaan, (d) saranadan prasarana, dan (e) keuangan.

Artinya kepala sekolah akhirnya bertanggungjawab pada hampir semua yang terjadi di dalam dan di luar sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen tersebut dengan baik, sebab manajemen merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengelolaan sekolah. Dengan demikian kepuasan kerja guru akan sangat tergantung pada keefektifan kemampuan manajerial kepala sekolah.

Adapun Amidjaja dalam Setiadi menyatakan: keefektifan kemampuan manajerial kepala sekolah ditentukan oleh kompetensi manajemen dan kemampuan manajerial, kompetensi menajemen adalah kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, yang meliputi: profesionalisme, personal dan sosial.

Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Priska Putri Perdani bahwa Kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap produktifitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila ketidakpuasan dirasakan oleh pegawai maka dapat menyebabkan terganggunya proses pencapaian tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan kerja guru di SMA Negeri 46 Jakarta menurut faktor motivator dari teori Dua Faktor Herzberg. Untuk memberikan gambaran terhadap kepuasan kerja guru maka digunakan metode deskriptif. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa kepuasan kerja guru menurut faktor prestasi, faktor pengakuan, dan faktor kemajuan adalah cukup puas. Sedangkan kepuasan kerja menurut faktor pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan pertumbuhan adalah puas.

mengkaji sistem promosi dan pengembangan karieryang diterapkan saat ini serta memberikan pengakuan atas prestasi dan hasil kerja guru.

Dengan adanya penelitian yang telah dilakukan oleh Priska Putri Perdani diketahui bahwa kepuasan kerja guru dapat ditingkatkan dengan adanya kemampuan manajerial kepala sekolah yang baik serta dapat mengelola sekolah secara efektif dan efisien sehingga ketika guru melakukan proses belajar mengajar dapat dilakukannya secara profesional.

Dengan demikian peran yang penting dalam kepuasan kerja guru adalah kemampuan manajerial yang dimiliki oleh kepala sekolah, karena kemampuan manajerial untuk membangun dan mempertahankan perstasi guru agar dapat bekerja secara optimal.

METODOLOGI PENELITIAN

Adapaun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan koresional.

Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung dan MTS Islamaiyah Medan. Dalam penelitian ini guru sebagai subjek penelitian. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan kemudahan dalam memperoleh data, penelitian hanya memfokuskan pada masalah yang akan diteliti. karena lokasi penelitian dekat dengan peneliti dan sesuai dengan kemampuan, baik waktu dan juga keterbatasan dana. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan januari sampai dengan maret 2017. Dan riset dilakukan pada saat setelah proposal selesai dan di setujui. Populasi Dan Sampel

Berdasarkan ketentuan tersebut, dengan demikian maka sampel penelitian ini adalah sampel total karena jumlah populasinya kurang dari 100 yaitu sebanyak 50 orang sehingga semua populasi digunakan sampel. Dalam hal ini mengambil jumlah sampel adalah 50 yaitu penelitian populasi karena subjeknya kurang dari 100.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Observasi, Dokumentasi, Angket

Tuan Kabupaten Deli Serdang Uji Coba Istrumen

Sebelum perangkat penelitian digunakan untuk memperoleh data, terlebih dahulu dilakukan validitas isi, selanjutnya diuji cobakan untuk melihat validitas dan reliabilitas angket tersebut. Uji coba dilakukan kepada guru yang tidak termasuk dalam responden penelitian ini tetapi masih tergolong dalam populasi penelitian.Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan angket kepada guru di MTs Islamiyah yang terpilih sebagai responden uji coba sebanyak 30 guru di luar sampel.

Uji Persyaratan Analisis

Data adalah informasi yang sangat dibutuhkan oleh seorang peneliti dimana data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Oleh karena itu, ada beberapa teknik dalam menganalisis data tersebut. Adapun uji persyaratan analisis data tersebut antara lain: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas.

PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu untuk mengetahui hubungan MTs Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang terdapat 50 sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa angket (Kuesioner) kepada guru MTs Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Sebelum angket diberikan kepada guru, MTs Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang diadakan uji coba instrumen di MTs Islamiyah Medan dengan populasi sebanyak 30 orang. Dari hasil coba angket tersebut dari 18 instrumen diperoleh 16 instrumen kemampuan manajerial kepala sekolah yang valid dan dari 30 instrumen diperoleh 25 instrumen kepuasan kerja guru yang valid.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil sebaran angket yang valid terbukti bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah memiliki hubungan yang positif dengan tingkat kepuasan kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan korelasi product moment diperoleh nilai korelasi 0,404 dengan nilai rtabelα = 0,05 (0,278) maka terdapat korelasi dengan arah yang positif. Dilihat dari hasil uji kecenderungan

Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, skor berkategori tinggi sebesar 10%, berkategori sedang sebesar 38%, berkategori cukup sebesar 40% dan berkategori rendah sebesar 12%. Hasil uji kecenderungan kepuasan kerja guru di MTs Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, skor berkategori tinggi sebesar 22%, kategori sedang sebesar 32%, kategori cukup sebesar 34% dan berkategori rendah sebesar 12%. Uji hipotesis dengan uji t diperoleh nilai thitung> ttabelyaitu 3,09 > 2,00856. Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan manajerial kepala sekolah maka kepuasan kerja guru akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru ditentukan atau bergantung oleh kemampuan manajerial kepala sekolah. Kenyataan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah (X) mempunyai kontribusi terhadap kepuasan kerja guru (Y) MTs Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang,

Hal ini sejalan dengan pendapat Oding Supriadi (2015) yang mengatakan bahwa “Secara deskripsi kemampuan majerial kepala sekolah termasuk kategori cukup dan kepuasan kerja guru termasuk kategori cukup. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara persepsi tentang kemampuan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry1 = 0,62 dengan signifikansi koefisien korelasi thitung = 4,84 > ttabel = 1,70 dan signifikansi koefisien regresi Fhitung = 23,40 > Ftabel = 4,10 dari persamaan garis linier sederhana Ŷ = 24,43 + 0,72 X1. Artinya semakin tinggi kemampuan manajerial kepala sekolah maka kepuasan kerja guru semakin baik.

Dengan demikian jika ingin meningkatkan kepuasan kerja guru maka perbaiki kemampuan manajerial kepala sekolah . Dalam hal ini keputusan guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah diperoleh kesankesan yang timbul dari keputusan yang dialami oleh guru. Kesan tersebut melahirkan berbagai macam perasaan, seperti puas atau tidak puas dalam pelaksanaan keputusan-keputusan tersebut. Partisipasi guru dalam melaksanakan keputusan atau perintah pimpinan

Tuan Kabupaten Deli Serdang

sekolah dipengaruhi oleh kepuasan guru terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah. Sehingga guru-guru dalam kegiatan yang ada di sekolah tersebut dapat optimal dalam pencapaian tujuan di sekolah.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan manajerial kepala sekolah maka kepuasan kerja guru juga akan semakin baik khususnya di MTs Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dan sekolah umum lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV maka hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di di MTS Aljami’yatul Wasliyah Tembung berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 49,75 artinya bahwa hanya sebesar 40% kemampuan manajerial kepala sekolah memengaruhi kepuasan guru terhadap pekerjannya di MTS Aljami’yatul Wasliyah Tembung.

2. Kepuasan kerja guru berada pada kategori cukup dengan nilai rata- rata 87,78% artinya bahwa hanya sebesar 34% kemampuan manajerial yang terdapat di Madrasah mampu mempengaruhi para guru terhadap kepuasan kerjanya di MTS Aljami’yatul Wasliyah Tembung. 3. Terdapat hubungan kemampuan manajerial kepala sekolah dengan

kepuasan kerja guru di MTS Aljami’yatul Wasliyah Tembung. Hal ini dibuktikan dengan korealasi sebesar rxy = 0,404 maka terdapat hubungan dengan arah yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, (2005),Menjadi kepala Sekolah Profesional,PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Murniati dan Nasir Usman, (2009),Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Salim dan Syahrum, (2011),Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Citapustaka Media.

Sugiyono, (2015),Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta.

Halaman 169 - 176 ISSN 2460-3678

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN