• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera: Relasi antara Arakian dan Adat

Tradisi, adat dan kebudayaan Lamalera berkaitan dengan kehidupan masyarakat Lamalera sebagai nelayan dan keyakinan agama mereka sebagai penganut agama katolik. Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera mengungkapkan bagaimana proses pembuatan peralatan melaut sampai pada tradisi pelepasan nelaya oleh masyarakat Lamalera.

Pertama dimulia dengan perahu nelayan yang disebut peledang yang digunakan untuk pergi ke laut dan menangkap ikan paus. Pembuatan peledang mengikuti adat yang dipandu oleh ata mola (orang pintar). Hal ini ditunjukkan melalui.

(53) Kepala suku bertindak sebagai pemegang upacara. Diletakkannya semua alat di atas balai-balai yang telah disiapkan. Kemudian diambil sebutir telur ayam,dipecahkannya, dan dioleskannya peralatan satu per satu, Beberapa saat kemudian, diambilnya tuak dan dan disiramnya di atas segenap peralatanitu. Secara simbolis memberi makan pada peralatan yang diyakini memiliki kekuatan dan kehidupan untuk tidak saja digunakan sebagai alat naming melalui gerakan tangan ata mola peralatan itu pun bergerak dan mulai bekerja. (Banda,2017:66-67) (54) Pau lama ketilo diakhiri dengan pemberkatan. Doa-dao mengudang kehadiran para ina, ama, koda kefoko atau para leluhur yang dilantunkan dalam

60

bentuk prata amet atau permohonan.”ina, ama, koda kefoko, datanglah, mari datanglah, mari memohon bersama kami. (Banda,2017:67)

Pembuatan peledang yang dipandu oleh orang pintar dan diikuti seluruh masyarakat Lamalera membuat Arakian semakin cemas dengan segala dosa masa lalu. peledang sudah dibaharui tetapi tidak semua orang mengetahui apa yang terjadi dengan peledang dan tahun-tahun pahit yang dialami oleh Arakian dan tidak pengakuan dan pertobatan dirinya sendiri untuk memulai mengarungi samudra bersama Martiva Pukan. Kecemasan Arakian itu muncul ketika dirinya takut akan gagal menjadi lamafa. Hal ini dapat ditunjukkan memalui.

(55) “Ina, ama, koda kefoko,” bergetar hati Arakian saat leluhur dihadirkan. “maaf, maaf, maaf..,” Arakian berseru dalam hati. Sudah begitu lama diam, sendiri, sunyi, sepi, merana, kehilangan jiwa karena dipisahkan dari laut, dayung, pendayung, breung alep, dan lama uri. Sudah amat lama peledang penerusan lleuhur dibiarkan. Berurai ari mata mneyaksikan perempuan dan anak-anak menyaksikan paus, pari, ikan-ikan dari peledang tetangga yang datang silih berganti. Lamafa, juru mudi, matros menjejakkan kaki di bibir laut dan panggangan matahari. Kkarena keegoisan akibat keangkuhannya ..karena cintanya? “Maaf, maaf, maaf ina, ama, koda kefoko”. Arakian gementar. (Banda,2017:67-68)

61

Penjelasan dari struktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan

dari Lamalera dapat dilihat bagan di atas (lihat tabel 9)

Tabel 9

Struktur Fungsional Arakian dan Adat Lamalera

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

Tahap Kecakapan

Tahap Utama Tahap

Kegemilangan Kepercayaan masyarakat Lamalera mengantarkan Arakian untuk pergi ke Samudra bersama Mativa Pukan Pergulatan batin Arakin ketika dihadapkan pada pilihan menjadi Lamafa atau ayah. Pergulatan batin yang dialami oleh Arakian mendapatkan pertolongan dari Pater Lama, Kakek, Mama, Kia dan Pito Ketika datang bencana yang dialami Arakian di Samudra saat bersama semua nelayan saling memaafkan dan meminta maaf kepada leluhur Arakian mengakui perbuatan di masa lalu dan mengakui Lyra sebagai anaknya bersama Mariana di pantai Lamalera 3.3.1 Situasi Awal

Struktur cerita ini dimulai ketika kepercayaan dan Adat Lamalera membuat Arakian gagal menjadi seorang lamafa yang bersih dan jujur bahkan pergulatan batin yang dialami oleh Arakian di masa lalu tidak didengarkan oleh masyarakat Lamalera sehingga membuat Arakian,Kia, Pito dan lelarat harus menderita di laut samudra selama 4 hari lamanya.

62 3.3.2 Transformasi

Tahap Kecakapan: pergulatan yang dialami oleh Arakian

mengantarkan Arakian pada kecemasan dan takut gagal menjadi lamafa ketika berada di laut.

Tahap Utama: cerita ini bergerak dari pergulatan Arakian terhadap

masalalunya yang belum terselesaikan. Ketika berada di laut Arakian kembali membayangkan pesan dari kakek tentang seorang lamafa itu harus bersih bahkan kepercayaa masyarakat Lamalera kepada Arakian dan kembali dengan membawa ikan paus menjadi sirna.

Tahap Kegemilangan: tahap kegemilangan dalam novel ini

ditandai dengan selamatnya Arakian, Kia, Pito dan Lelarat dan musibah yang menimpa mereka. Arakian kembali ke Lamalera dengan Peledang yang masih utuh bahkan Arakian melakukan pertobatan suci seorang

lamafa.

3.3.3. Situasi Akhir

Novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera berakhir dengan sukacita dan kebagaiaan. Kedatangan Lyra justru membuat Arakian terbuka dengan masa lalunya. Arakian bertemu dengan Lyra dan meminta maaf karena sudah menjadi ayah yang gagal. Arakian pun melakukan ritual pertobatan suci untuk kembali menjadi seorang lamafa yang bersih dan jujur dan bisa kembali dengan membawah ikan paus untuk masyarakat Lamalera.

Dalam kajian struktur fungsional ke-III ini, Arakian melakukan petobatan dengan mengakui dosa masa lalunya bersama Mariana bahkan

63

mengakui bahwa Lyra adalah anaknya. Arakian meminta maaf kepada masyarakat Lamalera dan melakukan tirual pertobatan suci untuk kembali menjadi seorang lamafa yang bersih dan kembali melakukan tugas-tugas mulianya dengan baik.

3.4 Rangkuman

Struktur fungsional dalam novel Suara Samudra Catatan dari Lamalera dibagi menjadi 3 bagian di antaranya Struktur fungsional Lyra dan Arakian, struktur fungsional Lyra dan Mariana, dan Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera. Setiap struktur fungsional memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda.

Struktur fungsional Lyra dan Arakian. Lyra akhirnya melewati setiap tantangan dengan baik walaupun Lyra sempat menyerah karena mendapat tantangan dari Kia, Pito dan Agustina namun semua itu tidak menghentikan langkah Lyra untuk sampai ke Lamalera dan bertemu dengan Arakian.

Puncak kegemilangan yang didapatkan Lyra adalah bisa sampai di Lamalera dengan selamat bahkan bisa bertemu dengan Arakian dan saling memanggil bapa dan anak.

Struktur fungsional Lyra dan Mariana. Lyra menemukan segala teka-teki di masa lalu kedua orangtuanya Arakian dan Mariana, pertemuan Lyra dan Arakian di Lamalera menghantarkan Lyra pada semua jawaban atas peledang dan

gripe serta dosa masa lalu yang sudah disembunyikan oleh kedua orangtuanya.

Diakhir pencarian Lyra dia mendapatkan semua jawaban dan mengakui bahwa dia anak dari dosa masa lalu

64

Struktur fungsional Arakian dan Adat Lamalera, Kehadiran Lyra di Lamalera membantu Arakian untuk melakukan pertobatan suci dan kembali menjadi seorang lamafa dan Lyra mendapatkan pengakuan dari Arakian bahwa Lyra adalah anaknya di depan seluruh masyarakat Lamalera.

65

BAB IV

POROS SEMANTIK

NOVEL SUARA SAMUDRA CATATAN DARI LAMALERA

Poros semantik digunakan untuk mengungkapkan tujuan cerita. Menurut Greimas ada tiga poros semantik yang berusaha mengunkapkan makna pada cerita. Tiga poros semantik diantaranya poros komunikasi, poros pencarian dan porosa kekuatan (Eldrigen, 2017:141-158 dibandingkan dengan Pranuju,2017: 18)