• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. Analisis Struktur Cerita PAL Model Strukturalisme Levi Strauss

8.1. Struktur Permukaan/luar Cerita PAL

Struktur permukaan cerita rakyat PAL pada dasarnya adalah cerita PAL itu sendiri. Selanjutnya cerita tersebut dibagi kedalam beberapa episode. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan penentuan ceriteme yang dapat memperlihatkan struktur permukaan dan sebagai pijakan proses analisis selanjutnya.

8.1.1. Episode-episode dalam cerita PAL

Episode I Perjalanan Rombongan Kyai Gandawesi

Rombongan Kyai Gandawesi yang terdiri dari Kyai Gandawesi, Ketut Wlingi, Patrawisa, Siti Rumbiah dan beberapa prajurit mengadakan perjalanan. Sampai di sebuah sungai yang angker, Kyai Gandawesi memohon petunjuk pada Tuhan untuk menyingkirkan makhluk halus agar rombongan dapat menyeberang sungai dengan selamat.

Episode II Kisah Perjalanan

Rombongan meneruskan perjalanan setelah berhasil menyeberangi sungai. Kyai Gandawesi kebingungan ketika harus menentukan arah perjalanan. Dengan kekuatan dan kesaktiannya, ia menumpuk batu berukuran raksasa sebagai tempat landasan untuk melihat arah. Dari atas batu tersebut terlihat lembah yang

baik untuk mendirikan sebuah padepokan. Arahnya adalah ke sebelah timur. Ketika dalam perjalanan, rombongan tersebut bertemu dengan seorang nenek yang sebenarnya penjelmaan makhluk halus. Kyai Gandawesi bertanya kepada nenek tersebut kemana arah lembah yang dituju. Setelah memberi petunjuk arah nenek tersebut menghilang.

Episode III Mendirikan Padepokan

Ketika sampai di lembah yang dituju, kondisi lembah masih berupa hutan belantara. Oleh sebab itu, Kyai Gandawesi memerintahkan Ketut Wlingi dan Patrawisa untuk membuka hutan tersebut. Sewaktu membuat saluran irigasi (sungai) Patrawisa mengalami musibah dan meninggal.

Episode IV Padepokan Nimbasari

Episode ini menceritakan mulai padepokan Nimbasari berdiri dan perkembangannya. Padepokan semakin maju dan terkenal, disamping itu penghuni padepokan yang bernama Wlingi Kusuma dan Dyah Ayu Wasiati juga turut terkenal sebagai pemuda dan pemudi yang memiliki banyak kelebihan. Wlingi Kusuma terkenal karena kesaktiannya, sementara Dyah Ayu Wasiati terkenal karena kehalusan budi dan kecantikannya. Di sisi lain, karena umur Kyai Gandawesi yang semakin tua, maka ia mengambil keputusan untuk meninggalkan padepokan, melanjutkan pengembaraan. Padepokan dipercayakan kepada menantunya Ketut Wlingi.

Episode V Empat Bupati Melamar Dyah Ayu Wasiati

Suatu hari datang empat bupati (Wiratenaya, Wirapraja, Wirayuda, Wiratruna) datang melamar Dyah Ayu Wasiati secara bersamaan. Kedatangan

para bupati ini membuat bingung Dyah Ayu Wasiati. Wlingi Kusuma sebagai kakak Dyah Ayu Wasiati mengusulkan membuat sayembara adu kekuatan. Siapa yang dapat menghalahkan Wlingi Kusuma, dialah yang berhak mempersunting adiknya. Para bupati menyetujui usul tersebut. Ternyata tidak ada salah satu bupatipun yang dapat mengalahkan Wlingi Kusuma. Akhirnya, para bupati sepakat untuk mengeroyok Wlingi Kusuma dan memotong-motong tubuhnya untuk dikubur secara terpisah. Dengan jalan ini akhirnya Wlingi Kusuma kalah. Kekalahan Wlingi Kusuma dengan cara dikeroyok menyebabkan Dyah Ayu Wasiati tidak dapat menentukan pilihan siapa yang berhak menjadi jodohnya. Akhirnya ia mengajukan untuk tapa pendem di dalam tanah untuk memohon petunjuk Tuhan. Setelah waktu yang ditentukan, tempat bertapa dibongkar dan didapati Dayah Ayu Wasiati telah meninggal.

8.1.2. Unit-Unit dalam Episode-Episode Cerita PAL

Setelah tahap mendeskripsikan cerita PAL ke dalam episode-episode, langkah selanjutnya adalah menentukan ceriteme. Penentuan ceriteme ini didapat dari rangkaian hubungan sintagmatik dan paradigmatik; sinkronis dan diakronis unit-unit dalam episode-episode cerita PAL. Untuk memudahkan penentuan ceriteme episode-episode dalam cerita PAL dibagi ke dalam unit-unit. Unit-unit dalam episode-episode cerita PAL adalah sebagai berikut.

Unit-unit dalam Episode I

1) Kyai Gandawesi berputri Siti Rumbiah 2) Siti Rumbiah menikah dengan Ketut Wlingi

3) Siti Rumbiah dan Ketut Wlingi mempunyai anak Wlingi Kusuma dan Dyah Ayu Wasiati

4) Mengadakan perjalanan 5) Bertemu makhluk halus 6) Meminta pertolongan Tuhan 7) Mendapatkan pertolongan 8) Makhluk halus diusir Unit-unit dalam Episode II

1) Kesulitan menentukan arah perjalanan

2) Mencari petunjuk dengan kekuatan dan kesaktian 3) Mendapatkan petunjuk

4) Bertemu makhluk halus 5) Mendapatkan bantuan Unit-unit dalam Episode III 1) Sampai di tempat tujuan 2) Lembah berupa hutan 3) Membuka hutan 4) Patrawisa gugur

Unit-unit dalam Episode IV

1) Padepokan didirikan dan terkenal

2) Kyai Gandawesi mewariskan padepokan kepada Ketut Wlingi 3) Kyai Gandawesi mengembara ke selatan

Unit-unit dalam Episode V

1) Empat bupati melamar Dyah Ayu Wasiati 2) Dyah Ayu Wasiati mendapat kesulitan 3) Bantuan dari Wlingi Kusuma

4) Sayembara perang tanding 5) Wlingi Kusuma menang

6) Para bupati mengeroyok Wlingi Kusuma 7) Wlingi Kusuma kalah

8) Dyah Ayu Wasiati meminta petunjuk Tuhan 9) Dyah Ayu Wasiati meninggal

8.1.3.Tataran Sinkronik dan Diakronik Unit-unit dalam Episode Cerita PAL Unit-unit yang telah ditemukan kemudian disusun berdasarkan tataran sinkronik dan diakronik. Hal ini dilakukan untuk menentukan struktur permukaan sebuah cerita atau mitos. Unit-unit dalam mitos merupakan serangkaian relasi yang saling berhubungan. Relasi-relasi antarunit pada satu titik waktu tertentu disebut sinkronik. Sedangkan relasi-relasi yang berubah mengikuti perkembangan waktu disebut diakronik. Pada praktiknya relasi sinkronik ditempatkan mendahului relasi diakronik, artinya sebelum perkembangan secara diakronis (historis) diketahui, harus diketahui terlebih dahulu kondisi sinkroniknya.

Tabel berikut ini menggambarkan deret sinkronik dan diakronik episode-episode cerita PAL.

Tabel 6

Deret Sinkronik dan Diakronik Cerita PAL

Episode

Deret Sinkronik dan Diakronik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 I 1 2 3 4 *5 *6 *7 8 II *4 *5 *1 2 3 III 1 2 3 4 IV 1 2 3 V *8 *2 1 3 4 5 6 7 9 Keterangan ;

1. Nomor angka (1, 2, 3 dst) adalah urutan unit-unit dalam setiap episode

Pada tabel tersebut terlihat bahwa hubungan sinkronik terletak pada relasi unit-unit dalam setiap episode. Sementara untuk tataran diakronik dapat dilihat pada unit ke 5 pada episode I dengan unit ke 4 pada episode II, yaitu bertemu makhluk halus, unit ke 6 episode I dengan unit 8 episode V yaitu meminta pertolongan Tuhan, unit ke 7 episode I dengan unit ke 5 episode II yaitu mendapat pertolongan, unit ke 1 episode II dengan unit ke 2 episode V yaitu mendapat kesulitan.

Dari relasi sinkronik dan diakronik, dapat diambil ceriteme cerita PAL. Suatu kalimat dianggap sebagai suatu miteme atau cireteme bilamana dia mendeskripsikan atau memperlihatkan adanya suatu relasi, atau kalimat tersebut melukiskan hubungan-hubungan tertentu antarelemen dalam cerita. (Putra,2006:208).

Cireteme-cireteme dalam cerita PAL adalah sebagai berikut; 1) Siti Rumbiah (SR) menikah dengan Ketut Wlingi (KW)

2) Bertemu makhluk halus 3) Meminta pertolongan Tuhan 4) Kesulitan menentukan arah 5) Menggunakan kesaktian 6) Membuka hutan

7) Kyai Gandawesi (KG) mewariskan padepokan kepada Ketut Wlingi 8) Kyai Gandawesi mengembara ke selatan

9) Empat bupati berebut satu putri (Dyah Ayu Wasiati) 10) Wlingi Kusuma menolong Dyah Ayu Wasiati

11) Bupati mengeroyok Wlingi Kusuma 12) Dyah Ayu Wasiati meninggal

Dari ceriteme-ceriteme yang telah ditemukan kemudian disusun secara sintagmatik dan paradigmatik seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 7

Susunan Sintagmatik dan Paradigmatik Ceriteme PAL

Kolom I Kolom II Kolom III Kolom IV

SR menikah dengan KW KG mewariskan padepokan kepada KW Bertemu dengan makhluk halus Kesulitan menentukan arah Membuka hutan Empat bupati berebut DAW Meminta pertolongan Tuhan Menggunakan kesaktian WK menolong DAW Para bupati mengeroyok WK KG mengembara ke selatan DAW meninggal

Ceriteme-ceriteme pada tabel di atas dapat dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Dari kiri ke kanan memperlihatkan jalan cerita PAL yang

merupakan relasi sintagmatik. Sedangkan relasi paradigmatik diperoleh dari pembacaan atas ke bawah. Kolom I menunjukan suatu “hubungan kekeluargaan” yang terdiri dari ceriteme SR menikah dengan KW dan KG mewariskan padepokan kepada KW. Kolom II menunjukan berbagai macam “konflik” yang terjadi di dalam cerita PAL. Konflik yang diperlihatkan adalah bertemu makhluk halus, kesulitan menentukan arah, membuka hutan, empat bupati berebut DAW. Kolom III menunjukan “penyelesaian konflik” yang terjadi pada kolom II, yaitu dengan meminta pertolongan Tuhan, menggunakan kesaktian, WK menolong DAW, dan para bupati mengeroyok WK. Kolom IV menunjukan “orientasi kehidupan” yang dituju dari tokoh-tokoh dalam cerita, KG mengembara ke selatan dan DAW meninggal.

Hasil dari pembacaan secara sintagmatik memperlihatkan bahwa cerita PAL menceritakan kehidupan manusia di dunia, dimulai dari pernikahan, yang dimaknai sebagai proses pembentukan keluarga dan diakhiri dengan orientasi setelah kehidupan berakhir. Di lain pihak, pembacaan secara paradigmatik menunjukan hubungan asosiasi terhadap suatu kategori yang sama. Hubungan semacam ini juga memperlihatkan bahwa berbagai bentuk pilihan peristiwa yang muncul mengalami proses transformasi. Hal ini juga menunjukan bahwa peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dalam hidupnya sangat beragam.

Analisis berkaitan dengan struktur permukaan cerita PAL yang telah penulis paparkan di atas dapat lebih mudah dipahami dengan gambar skema berikut ini.

Gambar 4

Proses Pemerolehan Ceriteme

Suntingan teks lengkap cerita PAL yang diperoleh dari hasil penggabungan teks lisan dan teks cetak, kemudian dengan mengadopsi model strukturalisme Levi Strauss yang dikembangkan oleh Heddy Shri Ahimsa Putra dibuat episode-episode. Episode-episode ini selanjutnya dijabarkan menjadi unit-unit dalam episode. Hal ini untuk memudahkan dalam pencarian ceriteme. Unit-unit tersebut kemudian dimasukan pada tataran sinkronik dan diakronik. Dari hasil ini diperoleh ceriteme. Langkah selanjutnya ceriteme-ceriteme ini dimasukan pada tataran sintagmatik dan paradigmatik. Proses ini merupakan langkah lanjutan yang akan membawa struktur permukaan ke dalam struktur dalam cerita PAL.

Suntingan Teks Lengkap Cerita PAL Episode I s.d. Episode V Unit/unit Sinkronik dan dia kronik Ceriteme

1) Siti Rumbiah (SR) menikah dengan Ketut Wlingi (KW) 2) Bertemu makhluk halus

3) Meminta pertolongan Tuhan 4) Kesulitan menentukan arah 5) Menggunakan kesaktian 6) Membuka hutan

7) Kyai Gandawesi (KG) mewariskan padepokan kepada Ketut Wlingi 8) Kyai Gandawesi mengembara ke selatan

9) Empat bupati berebut satu putri (Dyah Ayu Wasiati) 10) Wlingi Kusuma menolong Dyah Ayu Wasiati 11) Bupati mengeroyok Wlingi Kusuma

12) Dyah Ayu Wasiati meninggal Santagmatik

dan paradigmatik

Dokumen terkait