• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL

III. Pengurus Harian

3.3 Subjek Penelitian

Seluruh pihak yang memahami informasi penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian merupakan subjek penelitian. Tugas peneliti ialah mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak mungkin dari sudut pandang subjek tanpa mempengaruhi mereka. Di lain pihak, peneliti juga tidak boleh diarahkan atau terpengaruh pada keinginan pribadi subjek, sebab subjek hanya mengacu pada maksud, tujuan, dan masalah penelitian bukan memberi arahan (Moleong, 2001:99).

Berdasarkan hal di atas, subjek dalam penelitian ini ialah seluruh jajaran kepengurusan dan keanggotaan Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan periode 2012-2015 yang masih aktif.

lxiii

Universitas Sumatera Utara 3.4 Kerangka Analisis

Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu cara berfikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal yang umum (tataran konseptual) (Kriyantono, 2010:196).

Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar untuk menjelaskan fakta tersebut (Bungin, 2008:144).

Dalam penelitian ini, kerangka analisis yang digunakan ialah pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Pendekatan ini menggunakan logika berpikir yang dapat digambarkan menyerupai piramida duduk, seperti berikut :

Gambar 2

Silogisme piramida duduk induktif Fakta/Data/Informasi

Kesimpulan Teori/Dalil/Hukum

Sumber : Bungin, 2008 : 143

Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membangun suatu kerangka analisis induktif yang akan digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis pula konteks-konteks sosial budaya yang mengitari konstruksi pemahaman dari subjek penelitian. Kerangka tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3

Model langkah analisis induktif

Memulai Berakhir

Sumber : Bungin, 2008 : 144

1. Melakukan pengamatan, identifikasi dan re check terhadap data.

Dalam tahap ini peneliti mengamati naskah atau dokumen dari UU KIP yang menjadi topik permasalahan dalam penelitian ini. Identifikasi selanjutnya dilakukan pada tahap konstruksi pemahaman AJI Medan yang menjadi data penelitian ini. Re-check data tidak lupa dilakukan guna verifikasi dan kesahihan data penelitian.

2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh.

Seluruh informasi yang diperoleh, terutama informasi berupa konstruksi pemahaman AJI Medan kemudian dikategorisasikan dalam beberapa sub-topik permasalahan yang lebih khusus. Kategorisasi ini dibuat berdasarkan paradigma konstruktivisme. Kategorisasi diperlukan guna menjelaskan lebih detail konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. 3. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi.

I Melakukan pengamatan, identifikasi, dan re-check terhadap data VI Membangun atau menjelaskan teori II Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh V Menarik kesimpulan-kesimpulan umum III Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi IV Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi

lxv

Universitas Sumatera Utara Setelah kategorisasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah menelusuri dan menjelaskan kategorisasi paradigma konstruktivisme tadi secara labih dalam dan komprehensif. Paradigma konstruktivisme digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP.

4. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi.

Kategorisasi data yang sudah dijelaskan tadi kemudian dihubungkan satu dengan yang lain berdasarkan relevansinya terhadap UU KIP. Paradigma konstruktivisme berperan penting sebagai jembatan antar kategori-kategori yang ada agar hasil penelitian dapat menyeluruh dan memiliki hubungan dalam membahas permasalahan penelitian.

5. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum.

Setelah dihubungkan, selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum mengenai konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Kesimpulan yang ditarik akan menerangkan konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Kesimpulan juga dapat menerangkan fungsi UU KIP ini terhadap kegiatan jurnalistik dan kebebasan pers.

6. Membangun atau menjelaskan teori.

Dan akhirnya dari keseluruhan proses analisis induktif ini, peneliti akan mencoba membangun atau sekurang-kurangnya menjelaskan teori terkait yang menjadi landasan dalam menganalisis konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Yang dalam hal ini adalah teori paradigma konstruktivisme sebagai landasan.

Berangkat dari model langkah analisis induktif di atas, peneliti kemudian membangun konsep alur analisis induktif yang lebih spesifik dalam penelitian ini. Yang menunjukkan cara peneliti dalam menganalisis konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP yang digambarkan seperti berikut ini :

Gambar 4

Alur analisis induktif penelitian

1. Undang-undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Penelitian ini berangkat dari disahkannya UU KIP tahun 2008 yang lalu. Pada tahap ini, peneliti mengamati naskah atau dokumen dari UU KIP dan ditarik ke dalam beberapa inti. Dari penarikan inti tersebut, peneliti kemudian merumuskannya ke dalam pokok permasalahan terkait poin-poin penting dalam Undang-undang ini.

1. Undang-Undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi publik

2. Wartawan Berita Kebebasan pers Pengenalan Pemahaman 3. Konstruksi pemahaman oleh wartawan AJI Medan

Penentuan tema kategori analisis Pembagian dan penggabungan kategori paradigma konstruktivisme 4. Pengumpulan, identifikasi dan Kategorisasi Data 5. Penentuan poin paradigma konstruktivisme 6. Pengembangan dan Pendalaman 7. Penarikan Kesimpulan

lxvii

Universitas Sumatera Utara 2. Wartawan

Disahkannya UU KIP ini memberikan legitimasi hukum terhadap terbukanya keran informasi di setiap badan publik. Dalam hal ini, wartawan selaku profesi 6M dapat terbantu ketika meminta informasi di detiap badan publik atas kehadiran UU KIP. Maka dari itu, kehadiran UU KIP dalam ruang lingkup jurnalistik memiliki peran cukup penting.

3. Proses konstruksi pemahaman oleh wartawan

Terjadinya konstruksi pemahaman oleh wartawan AJI Medan terhadap UU KIP tentunya memberikan beberapa aspek-aspek tertentu dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menetapkan aspek-aspek tersebut sebagai berikut ini :

a. Pengenalan b. Pemahaman c. Berita

d. Kebebasan pers

4. Pengumpulan, identifikasi dan Kategorisasi.

Pada tahap ini, konstruksi pemahaman wartawan AJI Medan dikumpulkan dan dilakukan identifikasi terhadap UU KIP. Pandangan, pendapat dan respon yang mereka tunjukkan dijadikan sebagai data dalam penelitian ini. Setelah itu, kategorisasi dilakukan untuk mempermudah, menspesifikasi, sekaligus memperdalam analisis dalam penelitian ini. Dalam tahap ini, peneliti terlebih dahulu menetapkan tema kategori analisis dan selanjutnya dilakukan pembagian dan penggabungan terkait konstruksi pemahaman AJI Medan sesuai tema kategori yang sudah ada.

5. Penentuan poin-poin penting paradigma konstruktivisme.

Setelah dibagikan ke dalam beberapa kategori, konstruksi pemahaman AJI Medan akan di analisis dengan terlebih dahulu menetapkan poin-poin penting dari UU KIP. Poin-poin penting tadi dijadikan sebagai landasan dasar dari proses analisis yang mendalam dan kontinu.

6. Pengembangan dan Pendalaman

Setelah poin-poin penting paradigma konstruktivisme sudah ditetapkan, kemudian dilakukan pengembangan dan pendalaman analisis. Pada tahap ini, proses analisis merupakan puncak dalam penelitian ini. Proses tersebut dilakukan peneliti dengan memanfaatkan data yang sudah ada. Pengembangan dan pendalaman dilakukan dengan metode deskriptif untuk mengetahui konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP dan fungsinya dalam kegiatan jurnalistik.

7. Penarikan kesimpulan

Pada tahap akhir ini, proses analisis ditutup dengan penarikan kesimpulan-kesimpulan penting dari hasil pengembangan dan pendalaman data. Kesimpulan tersebut ditarik dari fakta yang tersirat dari konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Kesimpulan yang ditarik akan mendeskripsikan konstruksi pemahaman mereka terhadap UU KIP dan fungsinya dalam kegiatan jurnalistik.