• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumberdaya dan Lapangan Kerja

PERAN PETANI LAPISAN ATAS DI DALAM PEMBANGUNAN PEDESAAN

6.1 Sumberdaya dan Lapangan Kerja

Lahan yang dimiliki H. Aw jumlah sangat luas dan semakin bertambah sampai saat ini. Selain ada beberapa bagian yang sudah dibagikan kepada 6 orang anaknya sisa lahan yang dimilikinya kini sebagian besar disewakan kepada petani penggarap. Petani penggarap yang menyewa lahan H. Aw menjalankan perjanjian sewa (Lihat Tabel 9), yakni setiap satu gedeng atau sama dengan 1.500 meter persegi lahan yang disewa maka setiap satu musim panen yakni sekitar lima bulan lamanya maupun lebih cepat sekitar empat bulan, hasil panen sebesar 50 gedeng sama dengan 500 liter wajib diberikan kepada H. Aw sebagai biaya sewa lahan.

Perjanjian ini berlaku pada saat panen baik atau hasil panen si penggarap maksimal dimana umumnya hasil panen penggarap dari luas lahan satu gedeng sama dengan 1.500 meter persegi mencapai 120 gedeng sama dengan 1.200 liter. Namun apabila hasil panen si penggarap mengalami penurunan atau hasil panen kurang baik yakni kurang lebih atau sama dengan 100 gedeng maka H. Aw akan menurunkan biaya sewa yakni hasil panen sebesar 40 gedeng sama dengan 400 liter yang wajib diberikan kepada H. Aw sebagai biaya sewa lahan.

Hasil panen si penggarap apabila mengalami kerugian yakni ketika hasil padi banyak yang poso atau terkena hama penyakit dimana hasil panennya panennya 60 gedeng maka biaya sewa yang akan wajib diberikan kepada H. Aw yakni dengan cara maro dimana hasil panen bersih dibagi sama rata yakni masing- masing 30 gedeng antara si penggarap dengan H. Aw. Dari sistem sewa yang

dilakukan H. Aw sangat menguntungkan petani penyewa lahannya. Hal ini disebabkan kemudahan biaya sewa yang diberikan H. Aw dimana biaya sewa selalu selesai dibayarkan penyewa setiap musim panen sesuai dengan perjajian sewa yang telah dijelaskan sebelumnya.

Petani penyewa tidak diberatkan dengan biaya sewa yang diberikan karena sangat berfluktuatif mengikuti hasil panen, namun apabila seorang petani menggarap lahan milik orang lain yang memiliki lahan dari pemberian orang tuanya dan tidak pernah merasakan menjadi seorang petani maka dia akan tetap meminta biaya sewa dibayarkan sebesar 50 gedeng padi hasil panen dari luasan satu gedeng yang disewakannya apabila petani mengalami penurunan maupun kerugian dari musim panen maka dianggapnya menjadi hutang dan harus dibayarkan pada musim selanjutnya.

Tabel 9. Penghasilan Petani Lapisan Atas dari Tanah Sawah yang Disewakan di Desa Ciasmara

Sewa Satu Gedeng Sama Dengan (=)

Satuan luas lahan sawah (m2) 1.500

Satuan hasil gabah kering panen dalam liter 500

Pendapatan yang diperoleh petani lapisan atas (1 musim

panen dengan harga gkp per liter = Rp 1500,00) 750.000

Keterangan:

Sepuluh liter setara dengan tujuh kilogram

Satu gedeng bibitan atau hasil panen setara dengan 10 liter GKP.

Selain menjalankan pertanian padi sawah beliau juga berternak kerbau. Kerbau yang dimiliki dapat mencapai 50 ekor. Kerbau yang dimiliki tersebut tidak dipelihara sendiri melainkan dititipkan kepada petani lain yang mau memeliharanya sampai nanti cukup untuk dijual. Sistem pembagian hasilnya dengan paparoin antara H. Aw dengan pemelihara kerbaunya yakni membagi rata

hasil keuntungannya. Dari kegiatan pertanian ini maka H. Aw memberikan kesempatan kerja kepada petani desa di sektor pertanian yakni menjadi petani penggarap, buruh tani dan pemelihara hewan ternak melalui sistem sewa.

H. Ong yakni petani yang merubah halungan mata pencaharian yang utama yakni berdagang. Pada saat baru menikah H. Ong berprofesi sebagai petani. Namun hanya berperan sebagai atasan yang mempekerjakan beberapa petani untuk mengelola lahan pertaniannya seluas 15 gedeng sama dengan 2,5 hektar. H. Ong menyiapkan seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan pertanian dan membayar pekerjanya dengan upah. Inilah kegiatan rutin sehari-hari ketika bertani.

Pada saat H. Ong sudah memiliki anak dan juga merasakan semakin besarnya resiko yang dihadapi ketika bertani serta mengalami kesulitan dalam pengelolaan pertanian beliau mencoba untuk berfikir mencari pekerjaan lain yang lebih menguntungkan. Pekerjaan yang difikirkan adalah membuka toko bangunan atau toko material (Lihat Gambar 12) dari keuntungan atau usaha dipertanian. Dengan bermodalkan 2.000 gedeng gabah kering panen sama dengan 14 ton jika diuangkan sekarang 20.000 liter dikali 1.500 rupiah sama dengan 30.000.000 rupiah beliau membuka usaha toko bangunan.

Toko bangunan yang beliau jalankan ternyata sukses dan berjalan sampai sekarang. Dari hasil keuntungan usaha toko bangunan ternyata mampu membiayai anak-anak untuk bersekolah. Anak pertamanya yakni laki-laki tahun 2008 lalu telah lulus dari perguruan tinggi swasta di Jakarta. Kemudian kedua anak perempuannya kini duduk dikelas dua dan tiga sekolah menengah atas. Beliau sangat peduli akan pendidikan untuk anak-anaknya sampai setinggi-tingginya.

Karena hanya pendidikanlah yang nantinya akan memperbaiki kualitas hidup dan pasti akan bermanfaat dikehidupan anak-anaknya nanti.

Dari hasil usaha berdagang yakni usaha toko bangunan kini usahanya semakin berkembang. Haji Ong kini memiliki dua toko bangunan yang sangat besar. Pertama di Desa Ciasmara yang bernama

Gambar 12. Toko bangunan H. Ong di Desa Ciasmara.

Mengenai tanah pertaniannya yang di miliki pada saat penelitian berlangsung luasnya 17,5 gedeng atau hampir 3 hektar. Tanah yang beliau miliki disewakan kepada enam orang penggarap dimana masing-masing biaya sewa yang dikenakan sebesar 50 gedeng gabah kering panen dari setiap satu gedeng tanah yang disewakan. Jika dihitung keuntungan sewa tanah yang diperoleh H. Ong setiap musim panen yaitu 17,5 dikali 500 liter sama dengan 8.750 liter. Jika diuangkan 8.750 liter dikali 1.500 rupiah sama dengan 13.125.000 rupiah. Dari mata pencaharian ini maka H. Ong memberikan lapangan kerja kepada petani desa pada sektor pertanian dan membuka lapangan pekerjaan di sektor non pertanian yang dapat menyerap tenaga kerja. Selain itu juga dapat membiayai pendidikan anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.