• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Suplai Air

b) Konsep CPPB

Peralatan produksi di UKM ”Intip Buntel” selalu dijaga kebersihannya agar tidak mengkontaminasi produk yang sudah jadi dengan cara mencuci peralatan dengan air bersih serta sabun. Peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi intip juga selalu diperiksa terlebih dahulu kebersihannya sebelum digunakan.

D. Suplai Air 1. Evaluasi

Suplai air di UKM “Intip Buntel” untuk proses mencuci peralatan produksi menggunakan air yang bersumber dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang bersih, bening dan tidak berbau dapat dilihat pada Gambar 4.23. Sementara untuk proses memasak beras menggunakan air dari air galon isi ulang dapat dilihat pada Gambar 4.22. Penyimpanan air galon isi ulang disimpan ditempat yang bersih dan berada diluar ruang

FINAL

commit to user

61

produksi. Suplai air di UKM “Intip Buntel” telah sesuai dengan persyaratan suplai air CPPB-IRT, persyaratan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17 Persyaratan Suplai Air CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Sumber air bersih sebaiknya cukup

digunakan untuk produksi dan memenuhi persyaratan kualitas air bersih.

2. Air yang digunakan harus air yang bersih dan sebaiknya jumlahnya cukup untuk memenuhi semua proses produksi

(Sumber : Dokumentasi Penelitian) 2. Konsep CPPB

Proses produksi intip menggunakan 2 sumber air, yaitu air galon isi ulang dan air PDAM. Penyimpanan air galon isi ulang sebaiknya diletakkan diruang produksi, sehingga terhindar dari sinar matahari langsung dan debu. Untuk sumber air dari PDAM sebaiknya kran dilapisi dengan kain penyaring sehingga apabila ada kotoran akan tersaring.

E. Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi 1. Sarana Pembersihan dan Pencucian

a) Evaluasi

Pemilik UKM sudah menyediakan peralatan pembersih seperti sapu, cikrak, sikat, ember, kemoceng dan pel yang ditempatkan

Gambar 4.23 Air PDAM Gambar 4.22 Air Galon Isi Ulang

FINAL

commit to user

62

ditempat khusus sarana pembersih. Sarana air yang digunakan untuk membersihkan tempat produksi dan peralatan produksi menggunakan air PDAM. Pembersihan wadah cokelat leleh belum sesuai dengan persyaratan CPPB-IRT yaitu dilakukan masih menggunakan air bersuhu ruang bukan air panas, persyaratan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18 Persyaratan Sarana Pembersihan dan Pencucian CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Sarana pembersihan untuk

bahan pangan, perlengkapan, peralatan dan bangunan misalnya sapu, pel, lap, sikat, ember, kemoceng, bahan sanitasi sebaiknya selalu terawat dengan baik

2. Sumber air bersih juga harus tersedia sebagai pelengkap sarana pembersih.

3. Pembersihan peralatan dan pelarutan lemak yang tersisa dapat menggunakan air panas

(Sumber : Dokumentasi Penelitian) b) Konsep CPPB

Gambar 4.25 Sabun Cuci Gambar 4.24 Tempat Pencucian

FINAL

commit to user

63

Berdasarkan BPOM (2012) sebaiknya mencuci wajan atau peralatan lainnya menggunakan air panas sehingga sisa-sisa produk atau cokelat leleh dapat dengan mudah dibersihkan. Sebaiknya dinding tempat mencuci dikeramik warna cerah agar dinding tidak lembab dan memudahkan dalam pembersihan. Penyimpanan peralatan pembersih seperti pel, sapu, kemoceng dan cikrak disimpan dibelakang ruang produksi sehingga ruang produksi tampak depan tidak kumuh.

2. Higiene Karyawan (Toilet, Cuci Tangan) a) Evaluasi

Fasilitas toilet dan wastafel di UKM “Intip Buntel” khusus untuk perkerja belum ada sehingga belum memenuhi persyaratan karyawan (toilet, cuci tangan) CPPB-IRT pada Tabel 4.19, toilet masih menjadi satu dengan rumah pemilik UKM ‘Intip Buntel” namun keadaannya bersih, terawat, tidak berbau, salurannya tidak tersumbat dapat dilihat pada Gambar 4.26. Pekerja selalu mencuci tangan setelah dari toilet agar tidak mengkontaminasi produk maupun bahan.

Letak toilet cukup jauh dari ruang produksi sehingga ruang produksi tidak terkontaminasi.

Tabel 4.19 Persyaratan Higiene Karyawan (Toilet, Cuci Tangan) CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak Sesuai 1. Fasilitas mencuci tangan dan

toilet seharusnya tersedia, dalam keadaan bersih dan jumlahnya cukup untuk sarana higiene karyawan sehingga kebersihan karyawan terjamin

dan guna mencegah

kontaminasi pada bahan pangan.

FINAL

commit to user

64

Gambar 4.26 Toilet UKM “Intip Buntel”

(Sumber: Dokumentasi Penelitian) b) Konsep CPPB

Fasilitas seperti toilet dan wastafel sebaiknya disediakan khusus untuk pekerja, dengan ketentuan jumlah 1 toilet dan tidak mengarah kedalam ruang produksi. Pengadaan 2 wastafel sebaiknya diletakkan didalam ruang produksi sehingga memudahkan pekerja untuk melakukan sanitasi. Pada wastafel sebaiknya juga disediakan sabun cuci tangan yang diwadahi dan dilabeli serta dilengkapi dengan pengering seperti tissue.

3. Sarana Toilet dan Jamban a) Evaluasi

Sarana toilet khusus pekerja belum disediakan oleh pemilik UKM “Intip Buntel”. Toilet masih menjadi satu dengan toilet pemilik, hal ini tidak sesuai dengan persyaratan saran toilet dan jamban CPPB-IRT, persyaratan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.20. Namun keadaan toilet bersih, terawat dan tidak ada genangan air dapat dilihat pada Gambar 4.27

Tabel 4.20 Persyaratan Sarana Toilet dan Jamban CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Toilet didesain dengan

memperhatikan saluran pembuangan, sumber air dan persyaratan higiene.

FINAL

commit to user

65

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 2. Diberi kebijakan setiap selesai

menggunakan toilet karyawan harus mencuci tangan

3. Kebersihan toilet dijaga dan dalam keadaan tertutup

4. Arah pintu toilet kearah luar ruang

produksi

(Sumber : Dokumentasi Penelitian) b) Konsep CPPB

Sebaiknya pemilik menyediakan 1 toilet khusus karyawan yang dilengkapi dengan pengering dan sabun cuci tangan. Dan sebaiknya membuat kebijakan setiap selesai menggunakan toilet harus mencuci tangan sebelum melakukan proses produksi intip buntel.

4. Pembuangan Air dan Limbah a) Evaluasi

UKM ‘Intip Butel” menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah padat berupa plastik pengemas dan limbah cair berupa air bekas pencucian alat maupun beras. Limbah padat ditempatkan ditempat sampah yang berada diluar area produksi dapat dilihat pada Gambar 4.29 baru kemudian sampah akan diangkut oleh petugas sampah. Untuk limbah cair langsung dibuang melalui saluran air dapat dilihat pada Gambar 4.28. Hal ini sudah sesuai dengan persyaratan pembuangan air dan limbah CPPB-IRT pada Tabel 4.21

Gambar 4.27 Toilet UKM “Intip Buntel”

FINAL

commit to user

66

Gambar 4.28 Saluran Air Gambar 4.29 Tempat Sampah (Sumber : Dokumentasi Penelitian)

Tabel 4.21 Persyaratan Pembuangan Air dan Limbah CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Desain pembuangan limbah seharusnya

dapat mencegah resiko pencemaran air bersih dan pencemaran pangan.

2. Sampah harus secepatnya dibuang ke tempat sampah sehingga mencegah hama berkumpul dan mencemari pangan ataupun sumber air

3. Tempat sampah harus selalu dalam keadaan tertutup agar sampah tidak tumpah dan mencemari sumber air ataupun pangan, bahan tempat sampah juga harus bahan yang kuat.

b) Konsep CPPB

Pembuangan sampah yang dilakukan oleh pemilik UKM sudah benar. Sampah dibuang ditempat sampah dan ditutup. Peletakan tempat sampah sudah tepat yaitu berada diluar tempat produksi sehingga mencegah kontaminasi. Penutupan tempat sampah dan peletakan tempat sampah diluar ruang produksi juga dapat mencegah aroma tidak sedap masuk keruang produksi. Air limbah sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan kesaluran air dengan cara dialirkan ke arang aktif yang bisa membersihkan zat mineral, senyawa

FINAL

commit to user

67

organik, garam, dan dapat membersihkan air sisa cucian sehingga air limbah tidak mencemari lingkungan.

F. Kesehatan dan Higiene Karyawan 1. Kesehatan Karyawan

a. Evaluasi

Karyawan yang diperbolehkan untuk melakukan produksi intip buntel adalah karyawan yang benar-benar sehat, tidak sedang menderita penyakit baik flu, sakit kulit, batuk dan penyakit menular lainnya, karena dikhawatirkan akan mengkontaminasi produk pangan..

Karyawan yang sakit dianjurkan untuk istirahat terlebih dahulu dan menggunakan fasilitas obat-obatan yang disediakan pemilik UKM di kotak P3K. Dan karyawan diperbolehkan untuk bekerja kembali apabila sudah sehat. Karyawan yang sakit juga dapat izin untuk libur sementara waktu apabila belum sembuh. Peraturan yang dibuat pemilik UKM tersebut sudah sesuai dengan persyaratan kesehatan karyawan CPPB-IRT yang dapat dilihat pada Tabel 4.22

Tabel 4.22 Persyaratan Kesehatan Karyawan CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Karyawan yang kerja di bagian

pangan keadaannya sehat, apabila baru sembuh dan diduga masih membawa penyakit maka tidak diperkenankan masuk kerja.

2. Jika sedang sakit yang menular seperti sakit kuning (virus hepatitis A), muntah, diare, demam, sakit perut, sakit tenggorokan, sakit kulit (luka, gatal, kudis, dan sebagainya), congek, sakit mata atau belekan dan atau pilek tidak diperkenankan untuk masuk kedalam ruang produksi.

FINAL

commit to user

68 b. Konsep CPPB

Kebijakan yang dibuat oleh pemilik UKM sudah sesuai dengan konsep CPPB-IRT yaitu menganjurkan karyawannya yang sakit untuk beristirahat atau izin untuk tidak masuk kerja. Kebijakan ini dapat melindungi keamanan konsumen. Kotak P3K pun sudah disediakan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kecelakaan saat proses produksi maupun berjaga-jaga apabila karyawan mendadak sakit.

2. Kebersihan Karyawan a. Evaluasi

Berdasarkan pengamatan di UKM “Intip Buntel” kebersihan karyawan sudah cukup baik. Karyawan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Saat bersentuhan dengan produk karyawan menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai sehingga lebih higienis seperti pada Gambar 4.30. Namun karyawan hanya memakai baju biasa, tanpa masker dan tanpa celemek, hal ini tidak sesuai persyaratan CPPB-IRT, persyaratan kebersihan karyawan CPPB-IRT dapat dilihat pada Tabel 4.23

Tabel 4.23 Persyaratan Kebersihan Karyawan CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Persyaratan kebersihan karyawan

yaitu kebershan badan harus selalu dijaga oleh karyawan

2. Karyawan yang bekerja pada bagian pangan seharusnya memakai celemek, sarung tangan, penutup kepala, masker, dan sepatu kerja.

3. Apabila karyawan memiliki luka maka harus ditutupi perban khusus luka

4. Sebelum dan sesudah mengolah bahan, menangani alat kotor dan keluar dari toilet karyawan harus mencuci tangan.

FINAL

commit to user

69

Gambar 4.30 Kebersihan Karyawan (Sumber: Dokumentasi Penelitian) b. Konsep CPPB

Sebaiknya karyawan menggunakan celemek, pakaian seragam dan masker sekali pakai pada saat produksi. Untuk celemek dan seragam sebaiknya tidak dibawa pulang dan dirawat kebersihannya oleh pemilik UKM. Hal ini agar produk yang dihasilkan lebih terjaga kebersihannya.

3. Kebiasaan Karyawan a. Evaluasi

Karyawan sudah terbiasa memelihara kebersihan baik pakaian maupun tangan. Mencuci tanganpun menggunakan sabun pembersih dan dilakukan setiap akan melakukan proses produksi dan selesai produksi. Namun ada karyawan yang masih menggunakan cincin saat melakukan produksi dapat dilihat pada Gambar 4.31, hal ini tidak sesuai dengan persyaratan kebiasaan karyawan pada Tabel 4.24

Tabel 4.24 Persyaratan Kebiasaan Karyawan CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Karyawan tidak makan dan minum,

bersin, batuk, meludah, merokok atau tindakan lainnya yang dapat mencemarkan produk

FINAL

commit to user

70

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 2. Karyawan sebaiknya tidak memakai

perhiasan (kalung, gelang, jam tangan, cincin, anting, peniti dan lainnya yang bisa membahayakan pangan)

Gambar 4.31 Karyawan Menggunakan Cincin (Sumber: Dokumentasi Penelitian) b. Konsep CPPB

Karyawan sudah melakukan prosedur yang baik yaitu mencuci tangan setiap kali akan melakukan proses produksi. Namun masih ada yang belum melepas aksesoris/perhiasan ketika akan bekerja.

Sebaiknya sebelum melakukan proses produksi semua perhiasan maupun aksesoris di lepas terkebih dahulu agar tidak menjadi kontaminan. Perhiasan atau aksesoris dapat mengkontaminasi dari cemaran mikroba dan cemaran fisik. Cemaran ini dapat membahayakan konsumen apabila dikonsumsi.

G. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi Karyawan 1. Pemeliharaan dan Pembersihan

a. Evaluasi

UKM “Intip Buntel” memelihara peralatan dengan membersihkannya setiap akan produksi maupun setelah produksi.

Peralatan disimpan ditempat khusus peralatan yang bersih dan aman.

Ruang kerja selalu disapu dan dipel setiap akan atau sesudah produksi.

FINAL

commit to user

71

Bangunan dibersihkan setiap satu minggu sekali atau saat sudah terlihat kotor. Pemeliharaan bangunan dilakukan dengan cara pembersihan kaca, jendela dan pintu dengan lap/kemoceng. Bahan kimia yang digunakan untuk mencuci belum diwadahi dengan botol khusus seperti pada Gambar 4.32 sehingga rentan untuk tumpah dan mencemari produk, hal ini tidak sesuai dengan persyaratan pemeliharaan dan pembersihan CPPB-IRT pada Tabel 4.25

Tabel 4.25 Persyaratan Pemeliharaan dan Pembersihan CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Keadaan bangunan, lingkungan, peralatan

dan lainnya seharusnya terawat baik dan dapat berfungsi dengan baik

2. Peralatan harus dibersihkan dengan teratur agar sisa pangan ataupun kotoran dapat hilang

3. Bahan kimia yang digunakan untuk mencuci sebaiknya digunakan sesuai dengan prosedur, disimpan dalam wadah yang dilabeli agar bahan baku atau produk tidak tercemar

(Sumber : Dokumentasi Penelitian) b. Konsep CPPB

UKM “Intip Buntel” belum mewadahi khusus sabun cuci piring dan belum dilabeli. Untuk sabun pel sudah diwadahi botol dan dilabeli.

Gambar 4.32 Sabun Pembersih

FINAL

commit to user

72

Sebaiknya sabun cuci pirng diwadahi dan dilabeli agar memudahkan karyawan dalam menggunakan dan tidak mencemari produk.

penempatan bahan kimia sudah diletakkan jauh dari bahan dan produk intip buntel.

2. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi a. Evaluasi

UKM “Intip Buntel” memiliki prosedur pembersihan dan sanitasi dengan 3 tahap yaitu tahap perendaman, pencucian dengan cara digosok dan pencucian dengan sabun dapat dilihat pada Gambar 4.33. Perendaman untuk melarutkan sisa produksi yang menempel, pencucian dengan cara menggosok dengan spon dan pencucian dengan sabun agar bersih. Hal ini sudah sesuai dengan persyaratan pada CPPB-IRT pada Tabel 4.26

Tabel 4.26 Persyaratan Prosedur Pembersihan dan Sanitasi CPPB-IRT (2012)

No .

Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Sebaiknya prosedur pembersihan dan

sanitasi dilakukan menggunakan proses fisik seperti penyikatan, penghisap vakum, maupun penyemprotan dengan air bertekanan, proses kimia menggunakan sabun atau detergen, maupun dengan gabungan keduanya sehingga kotoran dan lapisan jasad renik dapat hilang.

Gambar 4.33 Perendaman (Sumber: Dokumentasi Penelitian)

FINAL

commit to user

73 b. Konsep CPPB

Prosedur pencucian yang dilakukan sudah sesuai BPOM (2012) yaitu dengan menggunakan gabungan proses fisik dan proses kimia.

Proses fisik dengan cara menggosok dengan spon dan proses kimia dengan mencuci menggunakan sabun. Namun akan lebih baik jika pencucian menggunakan air panas agar memudahkan melarutkan sisa-sisa intip/bahan lain yang menempel.

3. Program Higiene dan Sanitasi a. Evaluasi

UKM “Intip Buntel” melakukan program higiene dan sanitasi secara berkala dan rutin. Sebelum melakukan proses produksi terlebih dahulu karyawan akan membersihkan ruang kerja dan melakukan pengecekan kerbersihan pada peralatan maupun wadah. Karyawan juga diharuskan mencuci tangan terlebih dahulu setiap kali akan melakukan proses produksi. Pada tahap setelah penggorengan karyawan diwajibkan memakai sarung tangan plastik sekali pakai.

Program higiene dan sanitasi sudah sesuai dengan konsep CPPB-IRT yang dapat dilihat pada Tabel 4.27

Tabel 4.27 Persyaratan Program Higiene dan Sanitasi CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Seharusnya menjamin semua tempat

produksi sudah bersih, termasuk pencucian alat pembersih.

2. Program higiene dan sanitasi seharusnya dilakukan secara berkala serta dipantau ketepatan dan keefektifannya dan jika perlu dilakukan pencatatan.

FINAL

commit to user

74

Gambar 4.34 Peralatan Pembersih (Sumber: Dokumentasi Penelitian) b. Konsep CPPB

UKM “Intip Buntel” sudah melakukan program higiene dan sanitasi berkala dan rutin yaitu membersihkan area kerja setiap saat akan bekerja dan selesai bekerja dengan cara menyapu dan pengepel menggunakan pembersih lantai. Kebersihan peralatan selalu dipantau dan diawasi. Karyawan UKM selalu mencuci tangan sebelum bekerja sesuai higiene karyawan.

4. Pengendalian dan Pemberantasan Hama a. Evaluasi

Pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara memasang jebakan tikus pada saluran air. Lubang angin atau ventilasi dipasang kain kasa untuk mengurangi lalat atau serangga lain yang masuk, lubang angin atau ventilasi dapat dilihat pada Gambar 4.35. Untuk mencegah unggas masuk kedalam area kerja pemilik UKM “Intip Buntel” sudah memasang pagar di depan tempat produksi agar unggas tidak bisa masuk. Hal yang dilakukan sudah sesuai dengan persyaratan pengendalian dan pemberantasan hama CPPB-IRT (2012) dapat dilihat pada Tabel 4.28

FINAL

commit to user

75

Tabel 4.28 Persyaratan Pengendalian dan Pemberantasan Hama CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Hama seperti serangga, binatang

pengerat, unggas, dan lain sebagainya adalah pembawa cemaran bilogis yang bisa membuat mutu dan keamanan pangan menurun, pemberantasan dan pengendalian dilakukan agar hama yang masuk kedalam ruang produksi berkurang

2 Pencegaha timbulnya hama yaitu bahan pangan tidak boleh ada yang tercecer karena dapat mengundang hama masuk bila tercecer.

Penyimpanan pangan seharusnya dilakukan dengan baik, tidak langsung kontak dengan dinding, langit-langit dan lantai. Keadaan ruang produksi harus bersih dan tempat sampah harus selalu tertutup, pemilik UKM seharusnya mengadakan pengecekan ruang maupun lingkungan produksi.

3. Pemberantasan sarang hama dilakukan dengan memusnahkannya, hama harus diberantas dengan cara-cara yang tidak mempengaruhi mutu dan keamanan pangan. Pemberantasan dilakukan dapat dengan cara kimia maupun cara fisik.

4. Pencegahan masuknya hama yaitu memastikan selokan ataupun lubang tertutup. Pintu,

ventilasi dan jendela harus dilapisi menggunakan kasa atau kawat agar mencegah hama masuk. Hewan peliharaan tidak boleh berada disekitar ruang kerja atau didalam ruang kerja contohnya ayam, anjing, domba, kucing dan sebagainya

FINAL

commit to user

76

Gambar 4.35 Kasa Pada Ventilasi (Sumber: Dokumentasi Penelitian) b. Konsep CPPB

Cara untuk mencegah hama serangga sebaiknya bukan hanya memasang kasa pada lubang angin. Pemasangan kasa juga dapat dilakukan pada jendela dan pintu sehingga dapat mencegah serangga atau hama lainnya masuk, Pintu produksi sebaiknya selalu dalam keadaan tertutup. Dan sebaiknya untuk mengurangi lalat pemilik UKM

“Intip Buntel” dapat menaruh lem lalat agar lalat dapat berkurang.

5. Penanganan Sampah a. Evaluasi

Penanganan sampah yang selalu dilakukan oleh karyawan UKM yaitu membuang sementara sampah pada tempat sampat yang berada diluar area kerja. Sampah dilapisi kantong plastik agar tidak ada sampah yang tercecer. Tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup agar menghindari hama dan bau seperti pada Gambar 4.36. Hal tersebut sudah sesuai dengan persyaratan penanganan sampah sanitasi CPPB-IRT pada Tabel 4.29

Tabel 4.29 Persyaratan Penanganan Sampah Sanitasi CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Seharusnya sampah segera di buang

ketempat sampah sehingga menumpuk dilingkungan maupun ruang produksi

FINAL

commit to user

77

Gambar 4.36 Tempat Sampah (Sumber: Dokumentasi Penelitian) b. Konsep CPPB

Sampah yang terdapat pada UKM ”Intip Buntel” ditangani dengan membuang sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan diluar ruangan dan setiap hari akan diangkut oleh truk sampah sehingga sampah tidak bertumpuk dan mencemari produk.

Tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup.

H. Penyimpanan

1. Penyimpanan Bahan dan Produk Akhir a. Evaluasi

Pemilik telah menyediakan rak-rak yang digunakan untuk menyimpan bahan dan produk jadi namun penyimpanan bahan dan produk jadi masih dalam ruangan yang sama. Bahan dan produk disimpan didalam rak sehingga tidak kontak dengan lantai, dinding ataupun langit-langit. Bahan yang digunakan sudah menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dapat dilihat pada Gambar 4.38 dan produk jadi menggunakan sistem FEFO (First End First Out) dapat dilihat pada Gambar 4.37. Bahan seperti garam, gula dan bawang putih disimpan pada tempat yang tidak lembab. Penyimpanan bahan

FINAL

commit to user

78

dan produk akhir sudah sesuai dengan konsep CPPB-IRT, persyaratan penyimpanan bahan dan produk akhir dapat dilihat pada Tabel 4.30 Tabel 4.30 Persyaratan Penyimpanan Bahan dan Produk Akhir

CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Bahan dan produk akhir harus

disimpan secara terpisah didalam ruangan yang bebas hama, bersih, penerangan cukup dan dengan suhu penyimpanan yang sesuai.

2. Bahan baku disimpan tidak boleh kontak dengan lantai, langit-langit dan dinding

3. Sistem First In First Out (FIFO) dan sistem First Expired First Out (FEFO) harus diterapkan dalam menyimpan bahan baku dan produk akhir

4. Bahan yang dapat menyerap air harus disimpan ditempat yang kering contohnya yaitu gula, garam, rempah-rempah.

Gambar 4.37 Penyimpanan Produk Gambar 4.38 Penyimpanan bahan (Sumber: Dokumentasi Penelitian)

b. Konsep CPPB

Penyimpanan bahan dan produk intip buntel berada dalam satu ruangan dikarenakan keterbatasan ruang. Namun oleh pemilik UKM,

FINAL

commit to user

79

penyimpanan bahan baku dan produk dibedakan penempatannya pada rak-rak khusus. Ada rak yang dikhususkan untuk menyimpan produk intip buntel yang sudah jadi dan rak khusus untuk menyimpan bahan-bahan. Sebaiknya bahan disimpan didalam ruang khusus sehingga tidak mengkontaminasi produk yang sudah jadi.

2. Penyimpanan wadah dan Pengemas a. Evaluasi

Wadah dan pengemas produk intip buntel baik pengemas plastik PP dan box karton disimpan pada rak khusus yang terpisah dengan rak bahan baku dan produk jadi. Plastik PP dan box karton diwadahi dan diletakkan pada rak seperti pada Gambar 4.39.

Penyimpanan pengemas aman dari hama tikus karena tidak bersentuhan langsung dengan lantai, hal ini sudah sesuai dengan persyaratan penyimpanan wadah dan pengemas CPPB-IRT yang dapat dilihat pada Tabel 4.31

Tabel 4.31 Persyaratan Penyimpanan Wadah dan Pengemas CPPB-IRT (2012)

No. Persyaratan CPPB-IRT Sesuai Tidak

Sesuai 1. Wadah dan pengemas harus

disimpan dengan rapi, terlindungi agar tidak tercemari produk dan ditempat yang bersih

2. Penyimpanan bahan pengemas harus terpisah dengan bahan baku dan produk

Gambar 4.39 Penyimpanan Pengemas (Sumber: Dokumentasi Penelitian)

FINAL

commit to user

commit to user

Dokumen terkait