• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Analisis

Dalam dokumen [Draft] Laporan Pendahuluan (Halaman 31-36)

2.4 KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN AMDAL DAN UKL UPL

3.2.3 Tahap Analisis

Metode penelitian adalah suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan alatalat ukur apa yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian.

III-6

Tahap analisis bertujuan untuk menemukenali secara tepat potensi dan permasalahan, untuk kemudian merumusan kelayakan pengembangan kawasan bisnis. Feasibility Study (Studi Kelayakan) yang menyangkut pembangunan dan pengembangan kawasan bisnis meliputi analisis tentang, aspek permintaan (demand side), aspek aksesibilitas, aspek kelembagaan dan sumberdaya manusia, aspek lingkungan, dan aspek promosi dan pemasaran.

3.2.3.1 Analisis Permintaan (Demand)

Proyeksi jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen) merupakan angka yang sifatnya indikatif dan sebagai salah satu input bagi penetapan strategi dan perumusan program pengembangan kawasan bisnis. Perhitungan proyeksi jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen) yang akan menjadi prospek dalam pembangunan kawasan bisnis dilakukan untuk jangka waktu 20 tahun ke depan.

Teknik analisis yang digunakan di dalam menghitung proyeksi jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen) adalah teknik analisis eksponensial. Pertimbangan menggunakan teknik analisis tersebut adalah keberadaan faktor laju pertumbuhan jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen) yang setiap tahun berubah dan tidak linier. Proyeksi jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen) hanya ditinjau dari sisi jumlah saja dan tidak mencakup jumlah berdasarkan jenis kegiatan usaha/bisnis atau atribut lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk memproyeksikan jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen) berdasarkan atribut-atribut tersebut, faktor ketidakpastiannya sangat besar.

Formulasi dasar dari teknik eksponensial ini adalah persamaan Nt=No.ert, dengan Nt adalah jumlah yang akan dicari pada tahun ke-t, No adalah jumlah awal, r adalah pertumbuhan pada tahun ke-t, dan t adalah tahun. Kemudian untuk lebih menyederhanakan perhitungan, maka formulasi tersebut dimodifikasi lagi menjadi Ln Nt=Ln No + rt. Dengan asumsi bahwa Ln Nt merupakan nilai proyeksi yang akan dicari, Ln No merupakan nilai awal yang akan diproyeksikan, r adalah rerata pertumbuhan yang didapat dari (Ln Nt – Ln No)/t, dan t adalah variabel waktu. Dengan demikian persamaan yang ada dapat disederhanakan menjadi Y = aX+b, dimana Y adalah identik dengan Ln Nt, a merupakan konstanta dalam hal ini adalah nilai pertumbuhan atau r, X merupakan tahun proyeksi (t), dan b merupakan konstanta (Ln No). Kemudian di dalam menghitung nilai rata-rata laju pertumbuhan jumlah pedagang/pengguna kawasan bisnis (konsumen), dicari dengan persamaan:

III-7

Dimana;

- r = nilai rata-rata pertumbuhan, - r1 = laju pertumbuhan tahun ke-1, - rn = laju pertumbuhan pada tahun ke-n.

3.2.3.2 Analisis Sarana dan Prasarana Transportasi (Aksesibilitas)

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi eksisting sarana dan prasarana transportasi yang ada serta kondisi geografis kawasan studi, sehingga dapat direkomendasikan upaya-upaya penyediaan, perbaikan dan peningkatan kondisi sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung pergerakan dari dan menuju ke kawasan bisnisr. Selain itu pada analisis ini akan dikaji pula kemudahan aksesibilitas menuju kawasan bisnis yang ada ini dengan menggunakan indeks kemudahan pencapaian. Penggunaan indeks kemudahan pencapaian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di dalam menentukan indeks tersebut variabel yang dianalisis sudah mencakup hampir semua elemen sarana dan prasarana transportasi, dalam hal ini adalah transportasi darat adalah melihat jenis perkerasan jalan, kondisi jalan, jarak, hierarki jalan serta intensitas angkutan umum yang melewati jalan tersebut. Output dari penilaian ini adalah daftar indeks kemudahan pencapaian ke kawasan yang menjadi lokasi kawasan bisnis.

Pengkajian tingkat kemudahan pencapaian kawasan dilakukan dengan menggunakan rumus tingkat aksesibilitas suatu jalur hubungan disesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemudahan pencapaian ke Kawasan Bisnis atau cakupan wilayah pelayanan Kawasan Bisnis. Pengukuran tingkat kemudahan pencapaian kawasan dihitung dengan menggunakan indeks kemudahan pencapaian dengan rumus sebagai berikut (Hassan, 1981 ; 142):

Dengan

- I : Tingkat kemudahan pencapaian lokasi kawasan studi

- P : Kondisi fisik prasarana transportasi darat yang meliputi penilaian terhadap kondisi fisik dan profil melintang badan jalan

- S : Kondisi pelayanan sarana transportasi yang meliputi penilaian terhadap keamanan dan kenyamanan, frekuensi lalu lintas dan mobilitas rute pergerakan atau pilihan jenis sarana transportasi - F : Status prasarana jalan yang menghubungkan lokasi pusat pelayanan di kawasan dengan pusat

distribusi

- D : Jarak tempuh jalur lintasan.

Penilaian yang digunakan di sini dilakukan melalui pemberian nilai terhadap kondisi yang dimiliki oleh setiap faktor pada jalur lintasan menuju kawasan. Nilai yang diberikan adalah sebagai berikut:

D F S P I = × ×

r = (r

1

*r

2

*r

3

*……..r

n

)

1/n

III-8

1. Kondisi Fisik prasarana transportasi setiap jalur lintasan (P)

a. Nilai 5 : Bagi lintasan yang mempunyai hubungan jaringan transport darat dengan kondisi jaringan jalan yang baik, beraspal sehingga kendaraan dapat berjalan lancar dan nyaman

b. Nilai 3 : Bagi lintasan yang mempunyai hubungan jaringan transportasi darat dengan kondisi kurang baik, tetapi memiliki perkerasan aspal. Kondisi yang ada tersebut bisa mengurangi kelancaran lalu lintas dan kenyamanan pemakai jalan.

c. Nilai 1 : Bagi lintasan yang mempunyai prasarana jalan setapak sebagai jaringan penghubung

d. Nilai 2 dan 4 diberikan sebagai nilai penengah antara dua pertimbangan yang berdekatan.

2. Kondisi sarana angkutan umum yang melalui jalur lintasan (S)

a. Nilai 5 : Kondisi pelayanan baik dengan frekuensi pemberangkatan tinggi dan teratur, tersedia sarana lebih dari satu macam

b. Nilai 3 : Kondisi pelayanan kurang baik dengan frekuensi pemberangkatan rendah atau hanya pada waktu tertentu saja dengan hanya satu jenis sarana. c. Nilai 1 : Belum tersedia sarana perangkutan umum untuk melayani jalur

lintasan ini

d. Nilai 2 dan 4 diberikan sebagai nilai penengah antara dua pertimbangan yang berdekatan.

3. Fungsi prasarana hubungan yang ada (F)

a. Nilai 5 : Prasarana perhubungan yang ada merupakan jaringan yang mempunyai status sebagai jalan nasional yang merupakan jalan penghubung antar provinsi

b. Nilai 3 : Prasarana perhubungan merupakan jaringan yang mempunyai status sebagai jalan kabupaten yang menghubungkan antar kecamatan di dalam kabupaten tersebut

c. Nilai 1: Prasarana perhubungan merupakan jaringan yang mempunyai status sebagai jalan desa yang menghubungkan tempat dalam satu desa yang biasanya masih berupa jalan tanah atau jalan setapak

d. Nilai 2 dan 4 diberikan sebagai nilai penengah antara dua pertimbangan yang berdekatan.

III-9 3.2.3.3 Analisis Sosial Budaya

Analisis sosial budaya merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengembangan kegiatan komersial secara umum. Analisis ini merupakan bagian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik sosial budaya masyarakat beserta hasil-hasilnya pada wilayah yang terkait baik secara amatan maupun secara wilayah pelayanan kawasan bisnis.

Pada dasarnya, analisis sosial budaya ditujukan untuk mengidentifikasi pola dan nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat untuk memahami resiko-resiko yang mungkin dimunculkan dari aktifitas kegiatan kawasan bisnis. Metode yang dipergunakan untuk mengetahui kondisi masyarakat dalam konteks pembangunan dan pengembangan Kawasan Bisnis adalah modifikasi dari metode etnografi (Spradley, 1995) dengan teknik wawancara tidak terstruktur dengan informan terpilih.

3.2.3.4 Analisis SDM dan Kelembagaan

Sebagaimana diketahui kegiatan komersial merupakan kegiatan yang bersifat multi dimensi, dimana berkaitan dengan pengembangan berbagai sektor secara terpadu. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi, seberapa besar daya dukung SDM yang mendukung dan menunjang dalam kegiatan perdagangan khususnya aktivitas dalam sebuah kawasan bisnis secara keseluruhan. Sumber daya manusia dalam hal ini terfokus pada seluruh stakeholders kegiatan usaha/bisnis yang meliputi: pemerintah daerah, pelaku usaha (pengusaha/pedagang), dan masyarakat. Profil kualitas sumberdaya manusia yang terlibat dalam kegiatan komersial di kota didekati dari jumlah dan kualitas tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa perdagangan/komersial serta jumlah dan kualitas personil pemerintah (Pegawai Dinas atau Instansi yang terkait dengan bidang perdagangan khususnya dalam pengelolaan kegiatan komersial).

3.2.3.5 Analisis Promosi dan Pemasaran

Analisis promosi dan pemasaran dilakukan dengan tujuan untuk melihat sampai sejauhmana upaya promosi dan pemasaran telah dilakukan oleh elemen-elemen yang terlibat dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan komersial. Elemen yang dimaksud di sini adalah Dinas Perindag, khususnya UPTD Pengelolaan Kawasan Bisnis kota, sebagai lembaga pemerintah yang mengkoordinasikan kegiatan promosi dan pemasaran, Kadin, Koperasi Kawasan Bisnis, dan lain-lain. Pendekatan dilakukan dengan mempertimbangkan penggunaan biaya untuk promosi, tingkat sinergisitas antar elemen yang terlibat dalam

III-10

kegiatan Pembangunan Kawasan Bisnis, dan usaha yang telah dilakukan untuk mempromosikan kawasan bisnis.

Berdasarkan hasil analisis di atas kemudian akan dilakukan analisis SWOT dengan hasil akhir berupa matrik potensi, kendala, peluang, dan tantangan dalam pembangunan dan pengembangan Kawasan Bisnis.

3.3 MODEL ANALISA YANG DIGUNAKAN

Dalam dokumen [Draft] Laporan Pendahuluan (Halaman 31-36)

Dokumen terkait