• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden

6.2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Berdasarkan Model Engel Berdasarkan Model Engel

6.2.3. Tahap Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah tahapan ketiga dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap ini petani responden mengevaluasi pilihan yang sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga mendapat alternatif yang dipilih. Tabel 12 menunjukkan atribut yang paling dipertimbangkan pada saat akan membeli benih padi yang akan mereka gunakan.

Pemilihan atribut yang menjadi bahan pertimbangan diambil dari hasil uji kuesioner dimana atribut tersebut adalah 11 atribut yang paling diutamakan responden dalam pembelian benih padi.

Atribut Produktivitas (Hasil Panen) menjadi pertimbangan responden terbesar ketika akan membeli benih padi dengan persentase sebesar 32 persen, karena produktivitas sangat berbanding lurus dengan penghasilan yang akan didapat. Sehingga petani cenderung mencari benih padi dengan produktivitas yang tinggi. Persentase terbesar kedua yang menjadi pertimbangan responden dalam membeli benih padi yaitu dari umur tanaman (Panen) dengan persentase sebesar 19 persen.

Pertimbangan petani responden selanjutnya dalam membeli benih padi adalah sertifikasi benih, ketahanan hama penyakit, harga jual gabah kering giling, harga benih, ketersediaan benih di pasar, tahan rebah, patahan beras, rasa nasi dan yang terakhir kerontokan gabah (Tabel 12).

Tabel 12. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Tahapan Evaluasi Alternatif

No Keterangan Kategori Persentase (%)

1 Atribut Yang Dipertimbangkan ketika akan Membeli Benih Padi

Produktivitas (Hasil Panen) 32

Ketahanan Hama Penyakit 9

Harga Jual Gabah Kering Giling 7

Sertifikasi Benih 13

Umur Tanaman (Panen) 19

Harga Benih 6

Rasa Nasi 1

Tahan rebah 4

Ketersediaan Benih di Pasar 6

Patahan Beras 2

Kerontokan Gabah 1

Total 100

Atribut harga benih ternyata hanya enam persen. Hal ini dikarenakan saat ini petani mendapatkan benih hibrida secara gratis dari bantuan pemerintah. Sehingga harga benih hibrida yang sesungguhnya belum menjadi pertimbangan bagi petani.

6.2.4. Tahap Pembelian

Pembelian merupakan tahap keempat dari proses keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi alternatif, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden membeli benih yang mereka gunakan dengan direncanakan terlebih dahulu, dengan persentase sebesar 83 persen. Sedangkan petani yang melakukan pembelian benih secara mendadak atau tidak terencana adalah sebesar 17 persen. sebagian petani responden melakukan pembelian secara tidak terencana karena berbagai alasan diantaranya iklim yang tidak menentu, ketersediaan benih yang di inginkan dan lain-lain.

Dalam proses pembelian petani harus memutuskan dimana dia harus membeli produk yang diinginkan. Pada Tabel 13 terlihat bahwa para petani responden lebih banyak mendapatkan benih yang mereka tanam dari bantuan pemerintah yaitu sebesar 68 persen sedangkan petani responden yang mendapatkan benih yang mereka butuhkan yaitu dengan membeli dari kios saprotan dengan persentase sebesar 32 persen.

Pada umumnya petani yang melakukan pembelian benih tiga kali dalam satu tahun yaitu sebesar 92 persen dari total responden pada penelitian ini. Petani melakukan pembelian benih setiap kali akan melakukan penanaman. Sebesar 53 persen petani responden melakukan pembelian benih sebanyak 5 Kg setiap kali mereka akan melakukan penanaman. Kebutuhan benih setiap kali melakukan pembelian sangat berhubungan erat dengan luas areal persawahan yang digarap oleh setiap petani responden.

Harga benih inbrida pada umumnya Rp 30.000 per 5 Kg. Harga ini lebih murah dibandingkan dengan harga benih Hibrida yang mencapai Rp 50.000 per 1 Kg. Tetapi pada penelitian ini benih padi yang digunakan adalah benih dari bantuan pemerintah sehingga tidak dibeli tetapi diperoleh dengan gratis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap petani responden sebanyak 77 persen petani responden menyatakan mereka tidak akan menggunakan benih padi hibrida jika bukan dari bantuan pemerintah. Sedangkan 33 persen petani menyatakan akan tetap membeli karena produktivitasnya yang tinggi. Dari sini

tampak bahwa atribut harga benih merupakan salah satu atribut evaluasi alternatif yang penting.

Tabel 13. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Tahapan Keputusan Pembelian

No Keterangan Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Penggunaan BenihCara Memutuskan TerencanaTidak Terencana (Tergantung 50 83

iklim) 10 17

Total 60 100

2 Tempat Membeli Benih

Produsen Langsung 0 0

Kios Saprotan 19 32

Bantuan Pemerintah 41 68

Lainnya 0 0

Total 60 100

3 Berapa kali membeli dalam 1 tahun

1 kali 0 0

2 kali 5 8

3 kali 55 92

Total 60 100

4 Kebutuhan benih setiap kali membeli

5 kg 32 53

10 kg 13 22

15 kg 10 17

lainnya 5 8

Total 60 100

6.2.5. Perilaku Setelah Pembelian

Hasil akhir dari proses keputusan pembelian suatu barang atau jasa yaitu melakukan evaluasi apakah pembelian yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan atau tidak. Jika konsumen merasa puas dengan apa yang mereka rasakan maka akan terbentuk respon dan berpengaruh positif untuk pembelian atau pemakaian produk untuk selanjutnya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali maupun konsumsi produk tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan 55 persen responden merasa puas terhadap benih padi yang pernah mereka gunakan, tetapi tidak semua keinginan dan kebutuhan petani responden tersebut terpenuhi. Petani responden yang tidak puas terhadap benih padi hibrida yang mereka gunakan sebesar 45 persen. Berdasarkan

hasil hasil wawancara yang dilakukan para petani responden merasa tidak puas terhadap benih padi hibrida karena benih tersebut rentan akan penyakit dan memerlukan perawatan serta yang lebih intensif dan input saprotan yang lebih besar.

Pada Tabel 14 dijelaskan bahwa 85 persen petani menyatakan tidak akan menggunakan benih jika benih tersebut mengalami kenaikan harga. Harga benih Hibrida yang ditawarkan sudah cukup mahal, sehingga jika benih tersebut mengalami kenaikan harga maka kemungkinan petani tidak akan membeli kembali. Loyalitas petani responden terhadap produk benih padi dapat dikatakan masih sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 14, bahwa 78 persen petani responden akan mencari varietas lain jika benih sulit diperoleh di pasaran. Dan sebanyak 22 persen petani responden akan berusaha mencari di tempat lain. Tabel 14. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Tahapan Perilaku Setelah

Pembelian

No Keterangan Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Puas terhadap benih padi digunakan Ya, Puas 33 55

Tidak 27 45

Total 60 100

2 Akan tetap membeli jika harga naik Ya, Tetap 9 15

Tidak 51 85

Total 60 100

3 Jika sulit diperoleh di pasaran Membeli Varietas Lain 47 78

Mencari di Tempat Lain 13 22

Total 60 100

6.3. Atribut-atribut Benih yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian