• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecamatan Baros terletak di sebelah selatan kota Sukabumi. Letak geografis Kecamatan Baros terletak antara 106o45’ 55” BT dan 106o45’ 10” BT, 6

o50’ 44”. Kecamatan Baros memiliki luas wilayah sebesar 6,11 km2(12.73 persen dari luas Kota Sukabumi). Geografis terbesar kondisi tanah di wilayah Kecamatan Baros ini adalah dataran tinggi, dengan ketinggian 584 meter dari permukaan laut.

Kecamatan Baros terdiri dari 4 kelurahan yaitu Kelurahan Sukajaya Hilir, Kelurahan Jaya Mekar, Kelurahan Jaya Raksa dan Kelurahan Baros. Suhu udara berkisar antara 15 – 30 derajat celcius dengan kelembaban udara 85 – 95 persen. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi tahun 2006 terjadi pada bulan Februari dengan curah hujan 483,5 mm (26 hari hujan, rata-rata curah hujan 17,4 mm), sedangkan terendah pada bulan Agustus dengan curah hujan 2 mm.

Kecamatan Baros secara administrati dibatasi oleh wilayah-wilayah, batas wilayah Kecamatan Baros dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pembagian Administrasi Kecamatan Baros dengan Batas-Batasnya

Kelurahan Batas-batasnya

Timur Selatan Barat Utara

Sudajaya

Hilir Jaya Mekar Cikundul Sindangsari

Gedong Panjang / Cikondang Jaya

Mekar Jaya Raksa

Cikundul/Ds.Wan

gunreja Sudajaya Hilir

Gedong Panjang / Jayaraksa Jaya Raksa Baros/Limus Nunggal Jaya Mekar / Neglasari Jayamekar Gedong Panjang Baros Desa.

Sasagaran Desa Neglasari Jayaraksa

Limus Ngl./ Sindang

Palay Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi (2007)

Keadaan tata air Kota Sukabumi pada umumnya cukup baik karena wilayahnya merupakan bagian dari Gunung Gede, dan diapit oleh dua buah sungai besar yaitu Sungai Cipelang Gede dan Cisuda, yang kesemuanya bermuara di Samudera Indonesia. Sungai lainnya (sungai kecil) yang mengalir di wilayah ini adalah Sungai Cipelangleutik dan Cimuncang yang keduanya bermuara di Sungai Cimandiri. Oleh sebab itu Kecamatan Baros memiliki tata air dan irigasi yang baik.

Gambar 10. Peta Kota Sukabumi Gambar 9. Peta Kota Sukabumi

4.6. Penduduk

Kecamatan Baros merupakan Kecamatan yang paling sedikit penduduknya diantara kecamatan yang ada di Kota Sukabumi. Penduduk Kecamatan Baros berdasarkan hasil Susenas Tahun 2007 tercatat sebanyak 29.379 jiwa. Kepadatan penduduk Kecamatan Baros pada tahun 2007 sebanyak 4.805,29 jiwa/km2. Kepadatan penduduk menurut kelurahan cukup bervariasi. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kelurahan Jaya Mekar (2.936,43 jiwa/Km2) dan tertinggi terdapat di Kecamatan Baros (7.169,97 jiwa/Km2).

Tabel 8. Laju Pertumbuhan Penduduk, Estimasi Penduduk di Kecamatan Baros

Kecamatan LPP

1990-2000

Jumlah Penduduk Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Sudajayahilir 2,35 5.206 5.329 5.454 5.582 5.713

Jayamekar 1,67 3.887 3.952 4.018 4.085 4.153

Jayaraksa 1,86 6.166 6.281 6.398 6.517 6.639

B a r o s 7,19 16.455 17.638 18.906 20.265 21.722

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi (2007)

Penduduk Kecamatan Baros terdiri dari 2.805 jiwa penduduk laki-laki dan 2.713 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan penduduk yang berusia 15 tahun keatas sampai dengan tahun 2007 berjumlah 21.234 jiwa. Jumlah Penduduk Kecamatan Baros Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Penduduk Kecamatan Baros Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007

Kelurahan Penduduk Jumlah Laki-Laki Perempuan Sudajayahilir 2.805 2.713 5.518 Jayamekar 2.369 2.288 4.657 Jayaraksa 3.188 3.171 6.359 B a r o s 6.623 6.222 12.845 Jumlah Tahun 2007 14.985 14.394 29.379 Jumlah Tahun 2006 13.402 12.739 26.141

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi (2007)

4.7. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Sementara itu pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu serta perluasan kesempatan belajar, terutama pada jenjang pendidikan dasar.

Pada saat ini di Kota Sukabumi terdapat empat Taman Kanak-Kanak, 18 Sekolah Dasar, satu SLTP yang meliputi sekolah negeri dan swasta tetapi tidak ada SMU dan SMK. Sementara itu murid yang tertampung di TK pada tahun

2007/2007 sebanyak 3.117 siswa, murid SD sebanyak 3.117 siswa, murid SLTP negeri sebanyak 1.525 siswa, murid SLTA sebanyak 1.475 siswa.

4.8. Pertanian

Secara topografi Kecamatan Baros merupakan dataran Tinggi. Menurut penggunaannya tanah yang digunakan untuk lahan persawahan sebesar 300,60 Ha dan sisanya seluas 351,79 Ha adalah lahan kering. Penggunaan lahan di Kecamatan Baros dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah (lahan kering). Lahan bukan sawah (lahan kering) sendiri dibedakan atas lahan pekarangan/rumah, tegal/kebun, kolam/tebat/empang dan lahan lain-lain. Luas wilayah Kecamatan Baros adalah 652.39 Ha.

Fenomena yang terjadi didaerah perkotaan menunjukkan luas lahan sawah akan semakin berkurang sejalan dengan banyaknya pembangunan di bidang perumahan, perdagangan ataupun industri sehingga fungsi lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan bukan pertanian.

Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan dibidang ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dari sekitar 300.60 Ha lahan untuk pertanian di Kecamatan Baros menghasilkan beberapa komoditas pertanian seperti padi sawah, Palawija, Holtikultura, Sayur-sayuran, Tanaman hias serta Tanaman obat. Pada tahun 2007 produksi padi Kecamatan Baros mencapai 5.817,71 ton.

Program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) yang diterapkan di daerah-daerah sentra produksi beras termasuk di Kecamatan Baros Kota Sukabumi, mampu mendongkrak produksi beras. Penerapan program P2BN yang tujuannya untuk meningkatkan produksi tanaman pangan padi menuju pemantapan ketahanan pangan nasional, di Sukabumi tahun 2008 difokuskan pada kegiatan SL PTT padi sawah Hibrida.

Kecamatan Baros dipilih menjadi salah satu daerah yang termasuk kedalam daerah Program P2BN karena memiliki mempunyai irigasi teknis, bebas dari kekeringan dan banjir, subur, dataran sedang, dan bukan daerah endemis WBC (Wereng Batang Cokelat), HBD (Hawar Daun Bakteri), dan Tungro.

6.1. Profil Responden

Karakteristik petani dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, pendapatan diluar usahatani, status usahatani, budidaya dan pola tanam yang dilakukan dalam setahun, status dan luas lahan dan v

6.1.1. Usia dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan diketahui bahwa petani yang melakukan budidaya padi paling banyak adalah kelompok usia 41 hingga 50 tahun yaitu sebesar 46 persen.

pengalaman yang cukup banyak tentang bagaimana cara menanam padi. Dan para pemuda setempat lebih memilih untuk bekerja ke luar kota.

dibawah 40 tahun, 51 sampai 60 tahun, 61 sampai 70 tahun masing

memiliki persentase sebesar 20 persen, 25 persen dan 7 persen. Sedangkan persentase terendah terdapat pada petani yang berumur diatas 71 tahun keatas. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa untuk jenis kelamin laki

88 persen dan untuk jenis kel

Gambar 10

6.1.2. Status Pernikahan dan Jumlah Anggota Keluarga

Keseluruhaan petani responden dalam penelitian ini telah berstatus menikah dan berkeluarga. Sebanyak 30 persen petani memiliki jumlah anggota keluarga termasuk suami, istri serta anak petani adalah lima orang. Sedangkan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN