• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROGRAM REBO NYUNDA MELALUI PEMBELAJARAN IPS

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

4. Tahap Evaluasi

Tahapan langkah terakhir penerapan pendidikan karakter pada program Rebo Nyunda dalam Pembelajaran IPS adalah tahapan proses evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian proses evaluasi pendidikan karakter di sekolah SMP YAS menggunakan berbagai penilaian, yaitu dengan penulisan di jurnal harian untuk mengetahui tindakan peserta didik, pengamatan penilaian diri siswa bertujuan untuk melihat aktifitas peserta didik secara langsung dan evaluasi spontan ketika terjadi peristiwa isendental dikelas. Tahap proses evaluasi merupakan hal penting dalam pengembangan pendidikan karakter program Rebo Nyunda dalam pembelajaran IPS, karena evaluasi merupakan suatu proses untuk mengukur dan menelusuri hasil yang telah dicapai terhadap pelaksanaan program tersebut. Menurut Mulyasa (2011:69) secara periodik dilakukan evaluasi terhadap implementasi pendidikan karakter di sekolah dengan melibatkan guru dan staf yang terkait, sehingga diketahui hambatan yang terjadi dan diadakan penyempurnaan rancangan program yang belum dilaksanakan. Selanjutnya Mulyasa (2011:71) sekolah diberi kewenangan untuk melakukan evaluasi, khususnya evalusi yang dilakukan secara internal. Evaluasi internal atau evaluasi diri dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau implementasi pendidikan karakter terhadap peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, pengelolaan pendidikan karakter pengembangan program Rebo Nyunda dalam pembelajaran IPS telah berjalan sesuai dengan tujuan rumusan pembelajaran RPP yang telah dikembangkan guru untuk ketercapaian karakter sosial pada kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Tujuan dalam proses evaluasi dalam pembelajaran secara ideal menurut Rumiyati (2008:39) adalah sebagai berikut. Pertama, mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya; Kedua,sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui ketepatan pemilihan metode dan program yang digunakan; Ketiga, mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran; Keempat, mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap siswa.

Untuk proses penilaian ke arah nilai sikap atau nilai moral menurut Lickona (1992:52) menyatakan proses penilaian atau evaluasi pembelajaran terhadap nilai moral hendaknya mencakup moral knowing, moral feeling, dan moral action. Pada bentuknya penilaian tersebut dapat berupa evaluasi bentuk tes dan non tes. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Fathurrohman dan Wuryandani (2010:86) yang menyatakan proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan tes dan non-tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kerja, penggukuran sikap, dan penilaian hasil karya. Sementara itu menurut Rumiyati (2008:31) menyebutkan berdasarkan pelaksanaanya secara ideal proses evaluasi terhadap pendidikan karakter dapat dilakukan melaui proses evaluasi non tes yang dapat dikelompokan meliputi skala sikap, check list, quesioner, catatan harian, dan portofolio.

Proses evaluasi yang dilakukan guru IPS pada pengembangan pendidikan karakter pada program Rebo Nyunda sudah sebagian dilakukan dengan menggunakan penulisan di jurnal harian untuk mengetahui tindakan peserta didik, pengamatan penilaian diri siswa bertujuan untuk melihat aktifitas peserta didik secara langsung dan evaluasi spontan ketika terjadi peristiwa isendental dikelas. Dalam proses penilaian non tes ini bentuk penilainya disesuikan dengan indicator yang sudah ditetapkan oleh Tim Pendidikan Karakter Kemendiknas (2010:45) adalah religius, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, kreatif, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan penelitian langkah-langkah penerapan pengembangan pendidikan karakter pada program Rebo Nyunda dalam pembelajaran IPS di SMP YAS yaitu tahap langkah pertama dengan melakukan perencanaan

pembelajaran dengan menyiapkan materi sisipan tentang budaya sunda yang nanti akan diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran IPS, kemudian menyiapkan media dan metode pembelajaran. Tahap langkah kedua, guru menyiapkan strategi pendekatan pengembangan pendidikan karakter pada program Rebo Nyunda melalui tiga metode yaitu, metode penyampaian kisah atau cerita, metode pembiasaan dengan menggunakan bahasa sunda serta pakaian adat sunda, dan pemberian contoh keteladanan dalam proses kegiatan pembelajaran dikelas. Tahap langkah ketiga, guru melakukan proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendidikan karakter pada program Rebo Nyunda yang disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat dengan langkah-langkah pembelajarannya dibagi kedalam tiga bagian yakni tahap pendahuluan pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan terakhir kegiatan penutup pembelajaran. Langkah keempat, guru melakukan proses evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap pengembangan pendidikan karakter pada program Rebo Nyunda dalam pembelajaran IPS.

REFERENSI

Adiwikarta, S. (1988). Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan Dengan Masyarakat. Jakarta: Depdikbud Dikti P2LPTK.

Amri, S., & Ahmad, K. I. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres.

Barth, J. . (1990). Methods of Instruction in Social Studies Education. New York: University Press of America.

Creswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approach. Thousand Oaks, CA: Sage.

Creswell, J. W. (2014). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Farhan, S., Ranto, & Basori. (2017). Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Model Pembelajaran Student Team Achievement Division Terhadap Hasil Belajar Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Smk Pancasila Surakarta. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK), X(2), 47–55.

Fathurohman, & Wuryandani, W. (2010). Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Nuha Litera.

Fetterman, D. M. (2010). Etnoggraphy: Step By Steo. Thousand Oaks, CA: Sage. Hammersley, Martyn, and Atkinson, P. (1995). Ethnography: Principles in Practice.

New York: Routledge.

Isnendes, R. (2014). Estetika Sunda Sebagai Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Sunda Tradisional Dalam Sawangan Pendidikan Karakter. Edusentris, 1(2), 194.

Jensen, K. B., & Jankowski, N. W. (1991). A Hand Book of Methodologies For Mass Communication Research. New York: Routledge.

Kaplan, D., & Manners, R. (2002). Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Jakarta: Puskur-Balitbang.

Kemendiknas. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Koentjaraningrat. (1992). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. Lickona, T. (1992). Educating for Character, How Our Shcools can Teach Respect

and Responsibility. New York: Bantam Books.

Matta, M. A. (2006). Membentuk Karakter Cara Islam. Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat.

Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mufti, H. A. (2015). Sosialisasi Program Rebo Nyunda Oleh Ridwan Kamil (Studi Kasus Di Kalangan Pelajar Kota Bandung). E-Proceeding of Maanagement, 920–927.

Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslikhatun. (2010). Antropologi. [Online]. Tersedia http://antopologi,blogspot/2010/11/pewarisan-budaya.html. diakses. 10 Februari 2018.

Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Rumiyati. (2008). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sitanggang, A. R. (2016). Perilaku menyimpang remaja dalam memanfaatkan ruang terbuka hijau (studi Kasus Taman Kota Tepian Mahakam Samarinda ). Ejurnal Pembangunan Sosial, 4(4), 1–15.

Soekanto, S. (1995). Sosiologi Suatu Pengantar. Grafindo Persada. Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Tiara Wacana.

Tilaar, H. A. R. (1999). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahya, & Adji, M. (2016). Penerusan Bahasa Sunda Antargenerasi Melalui

Pengajaran di Sekolah Dasar Sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa Daerah. Jurnal Tutur, 2(1), 81–86.

Waridah, S., & Et al. (2000). Antropologi. Jakarta: Bumi Aksara.

White, B. (2015). Scapegoat: John Dewey and the character education crisis. Journal of Moral Education, 44(2), 127–144.

Wiersma, W., & Jurs, S. G. (2009). Research Methods in Educational An Introcution (9 Edition). United State of America: Pearson.

Zubaedi. (2011). Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Persada.

PERAN PENDIDIKAN SEJARAH UNTUK MEMBANGUN