• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Tindak Lanjut, menjelaskan fenomena alam berdasarkan konsep yang disusun, menjelaskan

MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PAI

MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PAI DI SMK NEGERI 10

E. MANAJEMEN PENDEKATAN SETS UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PAI DI

3) Tahap Tindak Lanjut, menjelaskan fenomena alam berdasarkan konsep yang disusun, menjelaskan

berbagai aplikasi untuk memberikan makna, refleksi serta pemahaman konsep.

Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis SETS dilaksanakan melalui teknik observasi. Kegiatan observasi dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Adapun kelas yang menjadi observasi adalah kelas XI brodcasting dengan materi pengurusan jenazah dan tabligh waktu observasi pada kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam 1-2 yang dimulai pukul 8.00-10.15 WIB. Teknik observasi yang peneliti laksanakan adalah dengan pengamatan langsung terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar ruangan kelas. Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati (melihat, mendengar dan melaksanakan) aktivitas dan perilaku guru beserta peserta didik secara keseluruhan dalam memberikan dan menerima pembelajaran PAI. Pengamatan terhadap media, alat, dan metode pembelajaran, manajemen yang dilaksanakan guru, perkembangan karakter peserta didik serta kemampuan dalam menerapkan tatacara pengurusan jenazah. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan pendekatan SETS dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama 20 menit oleh guru ketika memasuki kelas dengan langsung mengucapkan salam pembuka. Kemudian, dilanjutkan dengan mengecek keberadaan peserta didik dengan menanyakan peserta didik yang tidak hadir. Selanjutya guru menciptakan stimulasi yaitu dengan cara memperlihatkan tatacara pengurusan jenazah dan tabligh dengan mengajukan pertanyaan: (a) bagaimana tatacara pengurusan jenazah dan tabligh, (b) apakah pernah terlibat dalam pengurusan jenazah dan tabligh dan dakwah.

Temuan hasil penelitian menunjukkan pada umumnya peserta didik sangat setuju dengan pendahuluan yang dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran PAI yaitu dengan memotivasi suasana belajar dengan cara memberikan salam, bertegur sapa, mengatur keadaan kelas, berpenampilan menarik serta senantiasa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk memberikan kenyamanan belajar bagi mereka meskipun ada perbedaan pembelajaran. Peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan menyesuaikan bahan ajar sebelumnya dan yang akan disampaikan. 2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan pembelajaran di kelas XI, guru melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada kurikulum 2013. Kegiatan ini dilaksanakan selama 135 menit dengan tahapan 10 menit yang dimulai dari: (a) tahap mengorientasikan peserta didik terhadap suatu masalah, yaitu guru menjelakan tujuan/kompetensi yang akan dicapai dan

menggorganisir peserta didik untuk belajar dengan cara guru membantu mengorganisasikan peserta didik dengan menjelaskan tatacara pengurusan jenazah dan tabligh, memberikan informasi dan penjelasan bagaimana tatacara pelaksanaan pengurusan jenazah dan tabligh, menanyakan yaitu bimbingan dan arahan dari guru yang kemudian diidentifikasi oleh peserta didik, (c) membimbing penyelidikan baik individu maupun kelompok, yaitu guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk melaksanakan eksperimen dalam pemecahan masalah dan masing-masing kelompok melakukan percobaan sesuai prosedur yang terdapat di LKS serta guru memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik jika ada kesulitan dalam pelaksanaan percobaan, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, yaitu masing-masing kelompok dapat menuliskan hasil karyanya di LKS, peserta didik diminta mengembangkan dan menuangkan ide pengetahuannya terkait SETS dalam materi pengurusan jenazah dan tabligh serta perwakilan dari masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi, (e) menganalisis dan mengpenilaian proses pemecahan masalah, yaitu guru membantu peserta didik untuk refleksi dan mengpenilaian terhadap penyelidikan peserta didik, guru memberikan latihan-latihan soal dan contoh, dan peserta didik diminta mendeskripsikan begitu pentingnya pembelajaran tataracara pengurusan jenazah dan tabligh bagi masyarakat.

Kegiatan penutup dilaksanakan untuk sekitar 20 menit dengan mereview hasil kegiatan pembelajaran, memberikan penghargaan, peserta didik menjawab kuis tentang tatacara pengurusan jenazah dan tabligh dan dakwah, guru memberikan tugas projek kepada peserta didik dan pemberian tugas untuk mempelajari tatacara pengurusan jenazah dan tabligh dan dakwah.

3. Penilaian

Sistem penilaian yang dilaksanakan di SMK Negeri 14 Kota Bandung meliputi:

1) Perencanaan Penilaian, dalam perencanaan penilaian guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 14 Kota Bandung merumuskan: a) Tujuan penilaian, tujuan penilaian dirumuskan sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan, seperti penilaian formatif, sumatif. Serta menjadi dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat penilaian, b) Identifikasi kompetensi dan hasil belajar, 3) Membuat soal, Penyusunan kisi-kisi soal agar materi penilaian betul-betul representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik.

2) Pelaksanaan Penilaian, pelaksanaan penilaian guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 14 Kota Bandung menggunakan:

a) Jenis Penilaian

(1) Formatif yang bertujuan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feedback) bagi penyempuraan pembelajaran.

(2) Sumatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Sumatif bertujuan untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapot.

b) Ragam Penilaian

Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 14 Kota Bandung menggunakan ragam penilaian: (1) Peniaian kinerja digunakan untuk menilai

kemampuan siswa melalui penugasan. Tugas–tugas kinerja tersebut untuk memperlihatkan kemamuan siswa dalam melakukan suatu ketrampilan dalam bentuk nyata.

(2) Portofolio, tujuan penilain menggunakan portofolio untuk mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung, memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik dan menigkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.

(3) Tes tertulis, tes tertulis digunakan untuk mengukur pengetahuan terhadap materi pelajaran, untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif. (4) Tes lisan, tes lisan dilakukan untuk mengetahui langsung kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, teknik penilaian yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam

berfungsi untuk memantau dan penilaian sumatif yang bertujuan mengetahui sudah sejauhmana peserta didik itu terbentuk sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

Pelaksanaan kegiatan penilaian pembelajaran ditunjukkan pada karakteristik siswa dengan menggunakan tolok ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajar dan penilaian. Kegiatan pembelajaran dan penilaian juga harus mengacu pada domain hasil belajar , yaitu kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan dan tindakan). Hal tersebut dinilai secara kinerja, portofolio, lisan, tulis dan observasi. Dengan demikian penilaian disini menentukan apakah kemampuan siswa telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan atau belum. Penggunaan teknik penilaian juga harus berpedoman pada indikator pencapaian yang telah dibuat guru dan silabus materi. Dengan adanya indikator-indikator tersebut guru dapat merumuskan pertanyaan soal baik lisan, tulisan secara sistematis dan tetap terarah pada indikator yang ada.

Penilaian juga berfungsi sebagai pengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Dengan penilaian pembelajaran guru diharapkan mampu menganalisa hal-hal apa saja yang harus menganalisa hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran berikutya. Seperti bagaimana seharusnya menyampaikan materi dengan benar agar siswa dapat mudah menyerap, metode apa yang seharusnya digunakan secara tepat, media seperti apa yang dapat membantu proses pembelajaran. Sehingga dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam

4. Dampak

Secara umum penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, mendiagnosis kesulitan peserta didik, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik untuk belajar, mendorong pendidik agar memiliki kemampuan belajar lebih baik. Penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta dididk. Sistem penilaiannya juga harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya. Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/ kemampuan minimal dan standart kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran mengenai sampai seberapa indikator kemampuan dasar dalam suatu mata pelajaran telah dikuasai oleh peserta didik. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualias belajar, serta membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Berdasarkan hasil temuan penulis pada tanggal diketahui sebelumnya peserta didik bersifat pasif dalam pembelajaran pendidkan agama Islam di kelas, namun bapak dan ibu pendidik mempunyai alternatif untuk menerapkan teknik penilaian yang salah satunya dengan menggunakan berbagai variasi teknik. Setelah itu peserta didik jadi lebih antusias, percaya diri dan aktif dalam pembelajaran. Mulai

hasil pelajaran. Peserta didik lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab, sehingga akan mengurangi hambatan komunikasi di antara mereka. Proses pembelajaran menghasilkan pendapat atau gagasan yang lebih banyak dalam waktu yang singkat, karena peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.Peserta didik dapat mengevaluasi sendiri proses dan hasil pembelajaran, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun pendidik. Peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dari proses pembelajaran, khususnya pada teknik praktek (kinerja). Pendidik lebih mudah mengenali karakteristik peserta didik, karena prinsip penilaian autentik berpusat pada peserta didik. Karena peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi.

Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajarmempelajarkan diantara peserta didik. Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi pendidik karena sesuatu yang dialami dan disampaikan peserta didik mungkin belum diketahui sebelumnya oleh pendidik.