DAFTAR LAMPIRAN
Tahap 4: Seleksi Alternatif Terbaik
5.4. Pengolahan Data
5.4.1. Tahapan Penyusunan dan Analisis Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)
Neraca-neraca (accounts) SNSE bisa dikategorikan menjadi dua kelompok besar, yakni neraca endogen dan neraca eksogen. Untuk neraca endogen dapat
dibagi lagi menjadi tiga blok neraca, yaitu blok neraca faktor produksi, blok
neraca institusi, dan blok neraca aktivitas (kegiatan) produksi. Sedangkan neraca
eksogen dapat dipisahkan menjadi neraca kapital (capital account), neraca pajak tak langsung (indirect tax account), dan neraca rest of the world. Untuk membangun neraca endogen dan neraca eksogen pada tabel SNSE dibutuhkan
beberapa tahapan. Secara berurutan tahapan-tahapan yang dimaksud adalah: (1)
penetapan tahun dasar, (2) pendefinisian klasifikasi, khususnya untuk neraca
faktor produksi, neraca institusi, dan neraca aktivitas, (3) identifikasi sumber data,
tabulasi awal, bersumber dari I-O tahun 2008, dan (4) proses keseimbangan SNSE
dengan metode estimasi Cross Entropy.
a. Penetapan Tahun Dasar
Data sosial dan ekonomi yang terbaru atau terakhir adalah pada tahun
2008, sebagaimana yang dipublikasikan oleh BPS. Berdasarkan tahun publikasi
data terbaru ini, maka pada penelitian ini akan ditetapkan tahun dasar pembuatan
SNSE adalah tahun 2008.
b. Pendefinisian Klasifikasi
Penentuan klasifikasi untuk setiap neraca SNSE, minimal harus memenuhi
1. Mempertimbangkan ketersediaan sumber data yang ada.
2. Mempertimbangkan kondisi sosial yang ada.
3. Menentukan jumlah kelompok yang menjadi perhatian untuk analisis.
4. Menentukan karakteristik tertentu yang dapat diperbandingkan untuk
menjawab beberapa pertanyaan.
5. Memperhatikan realita homogenitas dari masing-masing kelompok.
Sesuai dengan SNSE tahun 2005 maka klasifikasi yang akan ditetapkan
dalam neraca faktor produksi SNSE tahun 2008 saat ini (Tabel 18).
Tabel 18. Klasifikasi yang Akan Ditetapkan dalam Neraca Faktor Produksi SNSE Tahun 2008
Sedangkan untuk neraca institusi terdapat 12 kelompok yang terbagi atas dua
bagian besar yakni (1) institusi rumah tangga sebanyak 10 kelompok, (2) institusi
lainnya yaitu pemerintah dan swasta masing-masing 1 (satu) kelompok. Secara
143
Tabel 19. Pembagian Kelompok Institusi
Untuk neraca aktivitas (produksi) ada 20 sektor produksi yang diperoleh
dari agregasi tabel I-O Indonesia tahun 2008 hasil updating seperti pada Tabel 20. Terakhir untuk neraca eksogen terbagi atas 5 (lima) neraca seperti disajikan pada
Tabel 21. Sehingga SNSE 2008 yang akan digunakan dalam studi ini secara
keseluruhan terdiri atas 58 aktivitas ekonomi yang dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar yakni neraca endogen sebanyak 50 aktivitas, dan neraca eksogen
Tabel 20. Neraca Aktivitas Sektor Produksi Hasil Agregasi Tabel I-O Indonesia Tahun 2008 Hasil Updating
Uraian Kode
Pertanian tanaman pangan 30
Pertanian tanaman lainnya 31
Peternakan dan hasil-hasilnya 32
Kehutanan dan perburuan 33
Perikanan 34
Pertambangan batubara, biji logam dan minyak bumi 35
Pertambangan dan penggalian lainnya 36
Industri makanan, minuman dan tembakau 37
Industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit 38
Industri kayu & barang dari kayu 39
Industri kertas, perctk, alat angktn dan barang dr logam dan indt. Lainnya 40 Industri kimia, hasil dari tanah liat, semen 41
Pupuk anorganik (kimia) 42
Pupuk organik 43
Listrik, gas dan air bersih 44
Konstruksi 45
Konstruksi jalan dan jembatan 46
Konstruksi irigasi 47
Perdagangan, restoran dan hotel 48
Angkutan, komunikasi, jasa penunjang angkutan, dan pergudangan 49
Bank dan asuransi 50
Real estate dan jasa perusahaan 51
Pemerintahan & perthn, pendidikan, kesehatan, film & jasa sosial lainnya 52 Jasa perseorangan, rumah tangga dan jasa lainnya 53
Tabel 21.Neraca Eksogen Hasil Agregasi Tabel I-O Indonesia Tahun 2008 Hasil Updating
Uraian Kode
Margin perdagangan dan pengangkutan 54
Neraca capital 55
Pajak tidak langsung 56
Subsidi 57
Luar negeri 58
c. Updating SNSE
Pada bagian ini dilakukan pengidentifikasian sumber data untuk mengisi
masing-masing sel transaksi. Sumber data utama dalam membangun SNSE 2008
adalah tabel I-O 2008, karenanya pengisian sel SNSE dimulai dengan
memasukkan tabel I-O ke dalam matriks neraca aktivitas produksi. Tabel I-O
145
Pada Tabel I-O 2008 yang dipublikasikan oleh BPS, sektor industri pupuk
diagregasi dengan industri pestisida, sehingga yang tercantum dalam Tabel I-O
tersebut adalah industri pupuk dan pestisida. Untuk kepentingan studi ini industri
pupuk dan pestisida didisagregasi terlebih dahulu menjadi industri pupuk secara
terpisah, dan memasukkan industri pestisida ke dalam industri lain. Begitu juga
dengan sektor konstruksi didisagregasi menjadi sektor konstruksi jalan dan
jembatan, sektor konstruksi irigasi dan sektor konstruksi lainnya. Selain
melakukan disagregasi sektor produksi, juga dilaksanakan teknik agregasi untuk
beberapa sektor produksi menjadi satu kelompok sektor produksi dengan maksud
untuk mempermudah analisa dan pembahasan. Contoh, sektor padi, tanaman
kacang-kacangan, jagung, tanaman umbi-umbian, sayur-sayuran dan buah-
buahan, tanaman bahan makanan lainnya dalam I-O 2008 diagregasi menjadi
sektor tanaman pangan dalam SNSE 2008. Kemudian untuk sektor industri
pestisida, industri kimia, pengilangan minyak bumi, industri barang karet dan
plastik, industri barang-barang dari mineral bukan logam, industri semen, industri
dasar besi dan baja, industri logam dasar bukan besi, industri barang dari logam,
industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik, industri alat pengangkutan dan
perbaikannya, industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun yang
tercantum dalam I-O 2008 diagregasi menjadi kelompok sektor industri kimia,
hasil dari tanah liat, semen, industri lainnya.
Sesudah dilakukan penyesuaian sektor-sektor produksi antara I-O 2008
dengan SNSE 2008 yang dibangun, berikutnya adalah memasukkan nilai-nilai sel
transaksi untuk sektor-sektor baru hasil disagregasi yakni sektor industri pupuk
pestisida, serta sektor konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi irigasi, dan
konstruksi lainnya yang dimekarkan dari sektor konstruksi. Ini berarti diperlukan
informasi tambahan untuk mengeluarkan nilai-nilai transaksi untuk sektor-sektor
baru tersebut. Metode yang digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah
metode best practice yakni menggunakan metode proporsional yang merujuk kepada volume pemakaian dan harga satuan di tingkat petani pada tahun 2008
khususnya untuk sektor industri pupuk anorganik dan organik. Sedangkan untuk
disagregasi sektor konstruksi (jalan dan jembatan, irigasi, lainnya) mengadopsi
dari hasil studi yang dilakukan peneliti lain yaitu Mulyono (2010). Bersama
dengan sektor-sektor lainnya yang telah diagregasi atau tetap dengan nilai semula,
selanjutnya disusun SNSE 2008 awal dengan mengabaikan faktor keseimbangan
antar kolom dan baris.
Adapun untuk matriks konsumsi rumah tangga dan institusi lain terhadap
barang dan jasa dijabarkan dengan menggunakan data SUSENAS 2008. Matriks
distribusi pendapatan dari faktor (tenaga kerja), membutuhkan informasi dari
SAKERNAS 2008, Penduduk 2008, SNSE Indonesia tahun 2005. Sementara
untuk mengisi sel matriks transfer payment akan menggunakan informasi dari SUSENAS 2008 dan SNSE 2005. Selanjutnya statistik keuangan tahun 2008
dibutuhkan untuk mengisi matriks transaksi : (1) transfer luar negeri ke
pemerintah, diperoleh dari bagian penerimaan pembangunan dari luar negeri, (2)
matriks subsidi, diperoleh dari BAPENAS, (3) tabungan, diperoleh dari Bank
Indonesia, APBN, dan statistik keuangan.
Proses tabulasi awal suatu SNSE dapat dilakukan secara vertikal dan
147
pengeluaran dari setiap aktifitas ekonomi, sementara secara horizontal
memperhatikan sisi penerimaan aktifitas ekonomi. Dalam studi ini pengisian sel
matriks SNSE mengacu kepada sisi pengeluaran (vertikal), oleh karena data-data
mengenai pengeluaran relatif lebih mudah ditemukan dari berbagai publikasi BPS,
dibandingkan bila pengisian sel-sel matriks dilakukan berdasarkan penerimaan.
Pada awal pengisian sel matriks SNSE secara vertikal tidak melihat aspek
keseimbangan neraca. Proses keseimbangan akan dilakukan dengan menggunakan
metode Cross Entrophy (metode CE). Secara matematik metode ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
∑∑
i j ij ij ij A A ln A min − =∑∑
∑∑
i j i j ij ij ij ij ln A A lnA A min ... (49) dengan kendala :∑
= j i j ijY Y A * * ... (50)∑
= j ji A 1 ... (51) dimana :A : matriks koefisien A sebelumnya A : matriks koefisien A yang diestimasi
Y* : matriks vektor kolom yang diambil dari total masing-masing neraca
Melalui estimasi dengan metode CE akan diperoleh sebuah matriks SNSE
yang baru, dimana jumlah kolom dan baris seharusnya sama. Matriks SNSE yang
baru ini harus dikoreksi, oleh karena bisa saja terdapat nilai-nilai yang tidak logis
sesuai dengan kondisi objektif perekonomian. Dalam hal ini setiap sel yang ada
atau kecil, dan atau sebenarnya nilai tersebut harus tidak ada) dilakukan
pengecekan ulang dengan menggunakan sumber informasi lain. Agar syarat
keseimbangan SNSE dapat dipertahankan, setelah proses koreksi selesai
dilakukan, maka dilakukan kembali perhitungan iterasi menggunakan metode CE.
Ada kemungkinan tahapan ini dilakukan berulang kali sehingga diperoleh
keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan untuk masing-masing neraca
yang logis.
Seluruh proses updating SNSE 2008 dengan kekhususan pada sektor
pupuk dan konstruksi dalam studi ini secara singkat dapat dilihat pada Gambar 28
dan hasil SNSE 2008 hasil updating yang mendisagregasi sektor industri pupuk menjadi pupuk organik dan anorganik dapat dilihat pada Lampiran 2..
Gambar 28. Proses Penyusunan SNSE 2008
I-O 2008
Penyesuaian Sektor Produksi
Agregasi sektor lain, dan nilai
sektor lain semula Disagregasi
sektor pupuk dan konstruksi Data Volume pemakaian, harga
satuan, studi lain
Susenas 2008 Sakernas 2008 Statistik Keuangan 2008 SNSE 2005 Neraca Faktor Neraca Produksi
Tabulasi Awal SNSE 2008 Tanpa Keseimbangan
Proses Keseimbangan Dengan Metoda Cross Entrophy
SNSE 2008 Hasil Updating
Dengan kekhususan sektor pupuk dan infrastruktur Neraca Institusi Neraca Endogen PDB 2008 Indikator Pendukung Lainnya Ekspor/ Impor 2008
149
d. Analisis Hasil
Berdasarkan tabel SNSE yang sudah dibangun, akan dilakukan dua macam
analisis yaitu analisis dampak angka pengganda dan analisis jalur struktural.
Analisis angka pengganda diaplikasikan dengan menggunakan matriks angka
pengganda SNSE seperti yang dijelaskan pada persamaan (5) dalam Bab III, serta
kemudian dibagi menjadi empat blok untuk mendapatkan empat neraca angka
pengganda, yaitu:
1. Value added multiplier yang digunakan untuk menganalisis dampak angka pengganda yang diberikan oleh suatu aktivitas atau sektor pembangunan
terhadap perubahan nilai tambah. Pengertian nilai tambah dalam analisis ini
adalah nilai tambah yang diterima oleh faktor-faktor produksi. Untuk
menghitung value added multiplier digunakan rumus:
VAm
∑
= 4 1 i ij MF = ... (52) dimana: VAmi = faktor produksi j = aktivitas
= value added multiplier MF = neraca multiplier faktor produksi
2. Household induced income multiplier yang digunakan untuk menganalisis dampak angka pengganda dari suatu aktivitas atau sektor pembangunan
terhadap perubahan pendapatan rumah tangga. Untuk menghitung household induced income multiplier digunakan rumus:
HIIm
∑
= 5 1 i ij MH = ………...….. (53) dimana: HIImMH = neraca multiplier rumah tangga = household induced income multiplier i = rumah tangga
3. Other sector linkage multiplier yang digunakan untuk menganalisis dampak angka pengganda suatu aktivitas atau sektor pembangunan terhadap perubahan
penerimaan dari aktivitas atau sektor lainnya. Untuk menghitung other sector linkage multiplier digunakan rumus:
OSLm
∑
= 22 1 i ij MS = ………...….. (54) dimana: OSLmi = sektor produksi j = aktivitas
= other sector linkage multiplier MS = neraca multiplier produksi
4. Gross output multiplier adalah suatu analisis angka pengganda SNSE yang dapat memberi gambaran seberapa besar dampak dari suatu aktivitas atau
sektor pembangunan terhadap perekonomian wilayah secara menyeluruh.
Untuk menghitung other sector linkage multiplier digunakan rumus:
GOm
∑
= 39 1 i ij MG = ………...….. (55) dimana: GOm i dan j = aktivitas= gross output multiplier MG = neraca multiplieroutput
Selain analisis angka pengganda, dalam studi ini juga dilakukan analisis
jalur struktural yang digunakan untuk menelusuri kemana saja dampak angka
pengganda tersebut dipancarkan dari suatu aktivitas atau sektor pembangunan ke
afktifitas atau sektor yang lain. Dalam analisis jalur struktural, ada tiga jenis jalur
pengaruh yang penting untuk dibahas, yakni jalur pengaruh langsung (direct influence), pengaruh total (total influence), dan pengaruh global (global influence),dengan penjelasan masing-masing jalur sebagai berikut:
1. Pengaruh langsung (direct influence) dari i ke j (IDi →j) menunjukkan
151
selama pendapatan atau produksi pada titik lain (kecuali pada jalur dasar yang
dilalui dari i ke j) tidak mengalami perubahan. Dengan pendekatan rata-rata, pengaruh langsung (IDi→j
ID (i → j) = a
) dari i ke j adalah:
ij
2. Pengaruh total (total influence) dari i ke j adalah perubahan yang dibawa dari i ke j baik melalui jalur dasar maupun sirkuit yang menghubungkannya. Pengaruh total (IT) merupakan perkalian antara pengaruh langsung (ID) dan penggganda jalur atau path multiplier (Mp), yang dapat dirumuskan:
... (56) IT (i → j) = ID (i → j) Mp ... (57) IT (i → j) = axi ayx ajy [1 – ayx (axy + azy axz)]–1 dimana: ... (58) Mp = [1 – ayx + (axy + azy axz)]–1
3. Pengaruh global (global influence) dari i ke j mengukur keseluruhan pengaruh pada pendapatan atau produksi j yang disebabkan oleh satu unit perubahan i. Pengaruh global (IG) sama dengan pengaruh total (IT) sepanjang jalur dasar yang saling berhubungan pada titik i dan titik j. Pengaruh global ini dapat diturunkan dengan rumus berikut.
... (59) ∑ =∑ = = = → → → n p i j i j aji j i m IT ID Mp IG 1 ( ) ( ) ) ( ... (60) dimana:
IG (i →j) = pengaruh global dari kolom ke i dalam SAM ke baris j maj
IT (i → j) = pengaruh total dari i ke j
i = elemen ke ( j ,i ) pada matriks multiplier Ma
ID (i → j) = pengaruh langsung dari i ke j Mp = multiplier sepanjang jalur p
5.4.2. Analisis Dampak Kebijakan Subisidi Pupuk Terhadap Ketimpangan