• Tidak ada hasil yang ditemukan

Taksonomi Afektif

Dalam dokumen PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS (1) (Halaman 102-119)

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

G. Taksonomi Afektif

Foto dengan berbagai tingkat rasa dan pemahamannya perlu dikategorikan. Salah satu caranya dengan membuat taksonomi afektif untuk fotografi, sehingga pembelajar bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kemampuan mahasiswa. Menurut Ackerson, 199187 istilah afektif itu sendiri berkaitan dengan pengalaman pemelajar di

sekolah dan digunakan untuk mendeksripsi program yang berhubungan

103

dengan perkembangan sosial dan pribadi. Pendidikan afektif merujuk pada perkembangan pribadi-sosial, perasaan, emosi, moral, etika tetapi sering diabaikan dalam kurikulum.

Perkembangan afektif merupakan proses perkembangan individu dan perubahan internal untuk melayani keinginan individu dan masyarakat. Perkembangan afektif adalah produk akhir untuk menghasilkan seseorang yang perkembangan afektifnya baik (Education for Affective Development, 1992 )88

Martin dan Reigeluth memasukkan kriteria untuk dimensi tersebut yaitu a) dimensi yang mempunyai sikap atau komponen perasaan yang mempunyai potensi mempengaruhi prilaku dan b) prilaku mungkin mengeksebisi yang dapat diterapkan secara luas.

Tabel 6 Definisi dari dimensi pengembangan afektif .89

Istilah Definisi Pengembangan

Emosi

Mengerti perasaan sendiri dan orang lain dan evaluasi afektif, belajar untuk mengatur perasaan tersebut dan ingin berbuat kearah tersebut.

Pengembangan Moral

Membangun kode prilaku dan rasional untuk mengikuti mereka termasuk pengembangan sikap pro sosial, seiring dengan memelihara, keadilan, equality dsb Pengembangan Membangun sikap dan keterampilan untuk memulai dan

88Ibid. p 486

104

Sosial mengejewatahkan interaksi dan memelihara hubungan dengan orang lain, termasuk sesama, keluarga, teman kerja, dan orang yang berbeda dengan diri mereka Pengembangan

Spiritual

Membangun kewaspadaan dan penghargaan terhadap jiwa seseorang dan hubungannya dengan Tuhan dan segala ciptaanNya.

Pengembangan Estetika

Mendapatkan apresiasi untuk keindahan dan gaya termasuk kemampuan mengenali dan menciptakannya, biasanya berhubungan dengan seni rupa dan musik, tetapi juga termasuk ide estetika

Pengembangan Motivasi

Membangun keinginan dan hasrat untuk menyuburkan keinginan yang berbasis kegembiraan atau kegunaan yang mereka berikan, termasuk vokasi dan aksi untuk mencapai suatu hobi atau sesuatu.

Dari keenam dimensi tesebut sebenarnya bisa dicapai dengan membaca foto atau kritik foto. Selain pengembangan estetika, baca atau kritik foto bisa digunakan untuk pengembangan spiritual misalnya dengan membaca foto kehidupan Ibu Teresa di Calcutta atau tema agama lainnya. 90

Pembangunan moral bisa ditunjukkan karya Eugene Smith melalui foto-foto nelayan Jepang yang keracunan merkuri di Minamata.91 Pengembangan

sosial bisa dengan foto-foto para fotografer Antara 92dan foto-foto dari

90 http://www.artnet.com/Galleries/Artists_detail.asp?gid=424079904&aid=597908& ViewArtistBy=online&currpage=1&currpage2=2&ViewSize=large&rta=http://www.artnet.com 91 http://en.wikipedia.org/wiki/File:Tomokos_hand.gif

105

Magnumphotos.com.93 Biasanya foto-foto yang mereka buat bertema sosial,

politik, budaya dan baik sebagai bahan ajar untuk pengembangan rasa sosial. Penggunaan foto bahkan sering digunakan untuk memotivasi orang dengan menunjukkan foto-foto orang cacat yang bisa melakukan banyak hal. Foto atau gambar, baik yang tidak bergerak (foto, lukisan, gambar) maupun bergerak (film) dapat mempengaruhi orang. Gombrich 94menyatakan seorang

anak dapat dipengaruhi dengan foto lalu langsung melakukan tindakan akibat pengaruh foto tersebut. Jadi keenam dimensi tersebut bisa dicapai dengan kritik foto.

Jenis Foto

Uraian ke enam dimensi tersebut menunjukkan bahwa dimensi pengembangan efektif akan menggunakan jenis foto yang berbeda. Misalkan untuk memotivasi pengembangan moral akan digunakan foto-foto keracunan merkuri Minamata, penggunaan narkoba dsb. Tentu akan berbeda dengan pengembangan spiritual yang akan menggunakan tema- tema agama. Sebenarnya sudah ada beberapa peneliti yang mengelompokkan jenis –jenis foto untuk pembelajaran.

93

www.magnumphotos.com/Archive/C.aspx?VP=XSpecific_MAG.AgencyHome_VPage&pid=2 K7O3R1VX0

106

Jenis foto masa lalu - Jenis-jenis foto yang menurut Barrett (2006) dikelompokkan sebagai kategori yang dibuat di masa lalu. Setelah lahirnya fotografi, Arago 1839 membedakan foto antara karya seni rupa dan karya ilmiah. Kondisi ini masih ada sampai sekarang. Oleh Ward 1970 95 membagi seni rupa fotografi kedalam dua kelompok yaitu “Puritan (purist)” dan “Piktorial (Pictorialist)”.

Kedua kelompok ini punya basis yang sangat berbeda. Kelompok piktorial menilai fotografi harus dinilai dengan kriteria seperti seni rupa lainnya yang piktorial, sehingga memperbolehkan karya foto tersebut dilukis, ditusir, di semprot dengan cat, dan difoto dengan teknik ganda,. Sebaliknya kelompok puritan menentang segala perlakuan tambahan setelah foto dicetak. Kedua istilah puritan dan piktoral lebih sering disebut juga sebagai

“manipulasi” dan “Langsung (“straight”). Tokoh foto piktorial yang terkenal yaitu Alfred Stieglitz, Edward Steichen, Alvin Langdon Coburn, sedangkan

kelompok “straight” yang dikenal dengan kelompok F-64 terdiri dari Ansel Adams, Edward Weston, Paul Strand.

Pada tahun 1950, guru dan fotografer terkenal Minor White mengembangkan foto kritik yang sering saat ini disebut “Reading”. Membaca foto di tempatkan dalam empat kategori. Dokumenter, piktorial, informasi dan ekuivalen. Foto dokumenter merupakan foto yang ditujukan untuk merekam secara murni dan isi foto sebagai hal yang terutama. Foto ini

107

membawa pengamat ke dalam suatu tempat atau waktu tertentu. Foto Piktorial lebih menekankan pada sudut pandang dan cara melihat fotografer dibandingkan sekedar memberikan tekanan pada subjek dalam gambar. Foto

“Informasi” adalah foto yang menjelaskan, melaporkan dan menginstruksikan pikiran dan merupakan hasil dari aplikasi atau fotografi sains contohnya foto di bawah mikroskop, foto udara, foto arsitektur dan sebagainya. Foto Equivalent (istilah equivalent ini diambil Minor White dari Aflred Stieglitz) yang biasanya menggambarkan semua foto adalah Equivalent baik itu dari jenis piktorial, sains maupun jurnalis foto yang membuatnya dan telah berubah dari tujuan orisinilnya (white Chappell, 1957). Pengertian Equivalent menurut penulis lebih sesuai untuk istilah yang sering dipakai di Indonesia sebagai foto yang mempunyai roh atau tidak. Foto ini mempunyai “greget” atau tidak sama sekali atau hanya sekedar rekaman realitas saja.

Newhall tahun 1964 dalam buku The History of Photography hal 196-

197 membagi jenis foto menjadi empat ; fotografi “straight”, formalistic, dokumenter dan equivalent. Gaya formalistic berarti mengisolasi dan mengorganisasi bentuk tersendiri dan merupakan hasil dari perlakuan dengan cahaya dan kimiawi tanpa memotret. Gambar ini atau “foto” ini dikenal dengan nama photogram. Biasanya dibuat tanpa peduli akan subjek matter dan sangat dipengaruhi oleh lukisan abstrak. Tokoh formalistic adalah Man Ray dan Lazlo Moholy-Nagy. Foto dokumenter yang mementingkan subject matter ( tokoh, objek, tempat atau kejadian dalam fotografi), menekankan

108

pada keinginan untuk berkomunikasi…… rekaman tanpa gangguan dan menginformasikan secara jujur dan akurat. Lebih pasti lagi, foto itu harus meyakinkan orang lain. Definisi Equivalent adalah menggunakan foto untuk identifikasi subyek sebagai awal yang kemudian secara metafora imaji tersebut diisi oleh perasaan dan makna pribadi. Straight berarti kemampuan kamera untuk merekam gambar sepasti mungkin dengan tekstur yang kaya dan sangat detail untuk menginterpretasikan alam dan manusia, tanpa pernah kehilangan kontak dengan realitas. Tokohnya adalah Alfred Stieglitz, Paul Strand, Edward Weston dan Ansel Adams. Edward Weston bahkan menyebutkan bahwa pendekatan fotografi melalui realisme.96

Menurut Barrett, 1986, pembagian Minor White kalah dibandingkan dengan Newhall. Keempat kategori dari Minor White sebenarnya hanya dibagi dua. Foto informasi dan foto dokumenter itu bisa dikelompokkan menjadi satu karena serupa dan masih termasuk dalam kategori sains. Aliran foto piktorial yang termasuk kelompok seni rupa adalah cara melihat yang oleh Minor White dibedakan dengan foto dokumenter yang merupakan rekaman murni. Tapi interpretasi ini membingungkan karena akan membuat pandangan naïf tentang obyektivitas fotografi. Pengkategorian foto seperti yang dilakukan Minor White ini akan memisahkan dari pandangan fotografer

109

yang membuatnya. Kategori Equivalent yang digunakan oleh Newhall lebih deskriptif dibandingkan dengan Equivalent dari Minor White.

Selanjutnya John Szarkowski mengajukan kategori supaya orang bisa melihat fotografi. Dia menggabungkan fotografi dari kategori seni rupa maupun sains. Dia membagi lima karakteristik dari fotografi ;

“Benda itu sendiri (The thing it self)”-fotografi berhubungan dengan aktual, Detail- fotografi diikat dengan fakta dari sesuatu,

Kerangka- fotografi diseleksi tetapi diterima,

Waktu-fotografi adalah waktu pencahayaan yang mengabil bagian kecil dari waktu.

Arah sudut pandang - fotografi memberikan kita sudut pandang baru di dunia.

John Szarkowski membagi menjadi dua kutub kategori foto ini, yaitu “cermin”

dan “jendela”. Kategori cermin merefleksikan potret dari seniman yang

membuat, sedangkan kategori jendela mengungkapkan melalui seseorang akan mengetahui dunia lebih baik. Cermin lebih berasosiasi dengan ekspresi diri seniman dan jendela lebih mengenai eksplorasi dunia fisik.

Tahun 1979 majalah Life membagi berdasarkan tema, disebut The Great Themes yang menggunakan kategori yang berbeda, yaitu kondisi manusia, still life, the nude, alam, perang. Adapula yang membagi kategori menjadi sub kategori lagi, misalkan Sally Eauclaire membagi kategori foto

110

warna menjadi tujuh , refleksi diri, formalism, vivid vernicular, dokumentasi, moral visi, enchantment dan fabricated fiction.

Pada buku Criticizing Photograph tahun 2006 dan dua jurnal di art education dan studies in art education, Barret membagi menjadi enam tipe gambar, yaitu “deskripsi”, Menjelaskan, interpretasi, evaluasi etika, evaluasi estetika dan teoritis. Kategori ini dibuat bukan dengan basis subject matter atau form melainkan fungsi dan kegunaan dari fungsi tersebut. Adapun keenam kategori baru itu sebagai berikut

Foto Deskripsi.

Semua foto menawarkan deskripsi dan memberikan informasi visual dengan detail yang banyak atau kurang dan jelas, tentang manusia dan objek. Banyak foto yang dibuat sekedar untuk deskripsi seperti foto sinar X di dunia medis, foto reproduksi karya seni dan pas foto,. Foto ini sekedar untuk merekam subject matter seperti pas foto orang dibuat untuk data gambar yang cocok dengan orang yang difoto. Bukan dimaksudkan untuk membuat foto supaya orangnya tampil lebih menarik atau menonjolkan karakter dari orang yang difoto. Penjelasan deskripsi oleh Terry Barret ini memasukan karya Hisroshi Sugimoto97 UA Play House, 1978 , Tri City Drive

in 1993 sebagai foto deskriptif. Foto deskripsi paling legendaris untuk bangsa Indonesia dibuat oleh orang Jawa bernama Kassian Cephas (15 Februari 1844 - 1912) yang dapat dianggap sebagai pelopor fotografi Indonesia.

111

Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Karya Chepas banyak, dan yang paling sering dimuat adalah karya dinding Candi Borobudur. Foto Chepas pada candi Borobudur ini lebih bersifat sains dan tidak termasuk dalam karya seni rupa. 98

Foto Menjelaskan (Explanatory)

Foto Menjelaskan sangat bebas dari informasi deskripsi. Jenis foto ini mengandung informasi deskripsi ini tetapi memberikan jawaban atas pertanyaan ilmiah. Fotografer Edward Muybridge th 1880 memotret 100.000 foto mengenai pergerakan binatang, termasuk gorilla, manusia, lelaki, perempuan dan anak kecil dengan variasi gerakan dan aksi. Terinspirasi oleh Edward Muybridge, Etienne Jules Marey, fisiologis dari Perancis tahun 1883 memotret seseorang dengan menggunakan pakaian hitam dan diberi garis dengan cat putih pada lengan dan kakinya dan kemudian dipotret dengan latar belakang kain hitam. Hasilnya menjadi gambar grafis dari gerakan lengan dan kaki, pola garis dan pola getaran dari suatu pergerakan. Tujuan Marey adalah untuk menjelaskan “ arti kronologis fotografi yang diperoleh

112

saat interprestasi sains mengenai perbedaan pergerakan tubuh. Kegiatan membuat foto menjelaskan ini masih dibuat sampai saat ini. Seorang dokter bernama Harold Edgerton memotret karakteristik peluru terbang dengan alat stroboscopic. Ia menghentikan kecepatan peluru terbang 15.000 miles per jam dengan lampu strobe yang mempunyai kecepatan sepersejuta. Harold menemukan bahwa peluru membentuk dinding keras yang mencair sesaat dan kehilangan bentuknya seakan tertekan sendiri, kemudian memadat kembali dalam bentuk pecahan. Foto seperti ini yang sering dilihat di berbagai lomba foto di luar negri seperti Nikon Photo Contest dan sebagainya. Kategori foto seperti ini menurut penulis serupa dengan yang dibuat oleh Edward Muybridge yaitu suatu penemuan yang orisinil dari suatu gerakan tubuh manusia, hewan dan sebagainya. Ini pula yang menjadi dasar untuk melihat kesalahan orang sebelum fotografi ditemukan dalam menggambar gerakan kuda yang melompat dengan keempat kakinya terbang99. Kegunaan foto-foto Muybridge ini besar dan sering digunakan

sebagai dasar pembuatan film dan digunakan pula sebagai contoh pada mata kuliah menggambar.

Ilmuwan dibidang sosial juga menggunakan fotografi untuk menjelaskan. Edward Curtis memproduksi karya foto lebih dari 2000 gambar tentang budaya suku Indian pada awal abad 20. Semua fotografer jurnalistik bisa dimasukkan dalam kategori ini. Walaupun tidak semua bisa masuk

113

karena ada beberapa kategori yang lebih dari sekedar menjelaskan dan evaluasi, tetapi sudah mengecam dan menghargai lingkungan dan lebih sesuai dalam kategori evaluasi etika.

Karya menjelaskan yang paling dikenal adalah dari kelompok Magnum. Agensi jurnalistik Magnum ini berdiri tahun 1947 di Paris setelah perang dunia dua. Pendirinya adalah fotografer perang Robert Capa, dan co founder lainnya Henry Cartier Bresson (Perancis), Werner Bischof (Swiss), David Seymour (AS), Ernst Haas (Austria) dan George Roder (Inggris100). Karya

foto mereka digolongkan dalam kategori evaluasi etika.

Di Indonesia adalah Kantor Antara didirikan tanggal 13 Desember 1937 merupakan kantor berita perjuangan selama perang merebut kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 2 oktober 1946, Indonesia Press Photo Service (IPPHOS) didirikan oleh Alex Mendur, Frans Mendur, J.K. Umbas, FF. Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda. Koleksi film negatif lembaga ini dari periode 1945-1949 berjumlah 22.700. Menurut Yudhi Soerjoatmodjo hanya sekitar 200 foto atau 1% yang pernah dilihat masyarakat. Foto-foto IPPHOS tidak hanya memotret Presiden Soekarno dan tokoh penting seperti Mohammad Hatta, Amir Syariffuddin dan lain-lain, tetapi memotret juga kehidupan orang biasa, petani, pedagang, buruh, perempuan bahkan ada pelacur, calo dan pemadat. Dalam bidikan

100 Michael Langford, The Complete Encyclopaedia of Photography, (Great Britain : Ebury Press, 1983)

114

fotografer IPPHOS, tidak ada lagi gambaran inlander yang berjongkok di depan tuan majikan Belanda dan Jepang, tetapi pertama kalinya manusia Indonesia menjadi setara, duduk sama rendah berdiri tinggi dengan manusia dari belahan bumi lainnya.101 Beberapa karya Mendur bersaudara dari

IPPHOS ini boleh dimasukkan dalam karya seni rupa. Seperti foto Bung Tomo, Mohammad Hatta dan lebih dari sekedar rekaman realitas.

Foto Evaluasi Etika

Foto Evaluasi Etika menjelaskan secara sains, tetapi menawarkan interpretasi secara pribadi, jugai menawarkan penilaian etika. Misal foto Eugene Richard mengenai “tuna wisma di Amerika”. Foto ini tidak hanya menunjukkan kehidupan dari kaum tuna wisma melainkan membuat kita terdorong melakukan suatu aksi. Foto evaluasi etika ini sudah ada pada era sebelum perang dunia kedua, ketika Nazi menggunakan foto sebagai propaganda. John Hearfield menentang foto tersebut dengan membuat photomontage yang mengecam Hitler dengan regimenya. Esei foto yang paling terkenal dibuat oleh W Eugene Smith dengan istrinya Aileen mengenai pencemaran merkuri oleh pabrik pupuk Chisso yang menyebabkan para nelayan di Minamata keracunan dan mati. Nelayan tersebut makan ikan yang terkontaminasi di pantai. Contoh lain yang modern dan pembuatan fotonya diinstalasi dan digabung dengan tulisan-tulisan adalah karya Lorna

101 Asvi Warman Adam, Fotografi Kemerdekaan dan Kemerdekaan Fotografi”, (Identitas untuk Kebangkitan, Jakarta : Antara IPPHOS dan Cas Oorthuys, 2008)

115

Simpson. Fotografer Amerika keturunan Afrika ini banyak menggunakan biografi, potret dan metafora untuk menekan aksi rasialis, diskriminasi dan pengucilan.102

Foto Interpretasi

Hampir seperti foto yang menjelaskan (explanatory). Foto ini untuk menjelaskan bagaimana sesuatu sebenarnya, tetapi tidak untuk menjelaksan secara ilmu seakurat mungkin. Foto ini bukan pula untuk menjelaskan sesuatu prosedur testing. Foto ini lebih merupakan sesuatu yang pribadi dan sering diinterpretasikan secara subyektif. Hampir semua karya Duane Michals, foto ganda Jerry Uelsmann, trilogi surealistik Ralph Gibsoan, De ja Vu dan Days at sea karya fotografer jepang Michiko Kon masuk kategori ini.

Foto Evaluasi Estetika

Foto evaluasi estetika dibuat untuk menilai apakah suatu foto bernilai secara estetika dan kontempelasi. Foto-foto ini dibuat dengan keheranan pada bentuk dan variasi visual. Foto seni jenis ini termasuk foto yang familiar untuk semua orang. Biasanya memotret sesuatu yang indah dengan cara yang indah. Subject matter tidak terbatas, tetapi yang paling sering adalah the nude, the landscape (pemandangan ) dan the still life. Fotografer Edward Weston, Wynn Bullocks sampai fotografer saat ini Robert Mapplethorpe termasuk fotografer yang banyak memotret nude. Pendekatan

116

ini menonjolkan estetika bentuk tubuh manusia103, tetapi beda dengan foto

kategori pornografi. Pornografi menurut Roland Barthes 2000 adalah eksploitasi organ genital tanpa aura, tanpa kepercayaan, tanpa dimensi absolute, atau, singkatnya, eksploitasi tanpa aura. 104

Fotografer Ansel Adams banyak membuat foto-foto landscape dari sebelah barat Amerika. Walaupun banyak foto landscape memotret bentuk yang indah, tetapi 2/3 karya Richard Misrach dalam buku berjudul violent legacies ; Three Canos, termasuk dalam evaluasi etika. Foto landscape ini bervariasi yaitui tempat percobaan senjata, banjir dan foto yang tidak sekedar indah tetapi mengkritik peran serta manusia dengan alam.

Fotografer Still Life yang terkenal, banyak dibuat oleh Irving Penn. Walaupun dia membuat foto untuk advertising sejak tahun 1940, tetapi karyanya bisa dikategorikan sebagai seni rupa murni. Fotografer Aarond Siskind banyak membuat foto close up dari billboard yang rusak, cat terkelupas, atau kayu kebakar.

Fotografi Teoritis.

Kategori ini yang menghasilkan foto tentang isu tentang seni dan seni membuat, tentang politik dari seni, tentang mode dari representasi dan isu teoritis mengenai fotografi. Contoh utama adalah Cindy Sherman yang mengkritik bagaimana wanita direpresentasikan dalam berbagai media. Hal

103 Terry Barrett., op.cit. p 91

117

ini merupakan fotografi mengenai foto, mengenai film, seni rupa mengenai seni rupa dan bias dianggap sebagai kritik seni rupa yang menggunakan gambar daripada kata-kata. Karya foto Joel Peter Witkins mengenai sejarah lukisan dan patung disebut sebagai seni rupa mengenai seni rupa. Contoh lain, sejak tahun 1977 Richard Prince secara sistematik memotret foto advertising dalam majalah dan mempublikasikan dalam galeri. Sherrie Levine telah memotret tiruan karya fotografer terkenal Walker Evans dan Edward Weston, dan pelukis Piet Mondrian dan Egon Shiele dan memamerkannya.105

Roland Bathes, seorang guru besar semiotika mengatakan bahwa foto mungkin tidak bisa diklasifikasikan. Fotografi mampu merepresentasikan ulang sampai tak terhingga, tetapi fotografi tidak mampu mengulang apa yang sudah dibuat. Tidak ada alasan untuk menandai suatu kejadian yang terjadi106

Zahar (2002) membagi jenis fotografi menjadi tiga yaitu foto komersial, foto jurnalistik dan foto seni murni. 107

Foto komersial merupakan foto yang dibuat berdasarkan pesanan dari klien untuk keperluan promosi. Foto ini biasanya dipesan langsung oleh klien atau melalui agen advertising pada fotografer

105 Terry Barrett., op. cit. p 101 106 Roland Barthes. , op.cit. p 4

107 Iwan Zahar, Catatan Fotografer, Kiat Jitu Menembus New York, (Jakarta ;Creativ Media, 2002)

118

Foto jurnalistik merupakan foto-foto berita yang ada di media masa dan masih dibagi dengan tiga jenis. Foto berita “spot” merupakan foto-foto kejadian yang tidak direncanakan atau tidak diduga dan fotografer biasanya tidak mempersiapkan untuk memotret seperti bencana alam tsunami di Aceh, penembakan pemimpin negara, kebakaran hutan dan sebagainya. Foto berita “spot” biasanya selalu menempati halaman depan dari media masa dan sering kali dibuat oleh orang awam yang kebetulan ada di dekat lokasi. Beberapa orang awam pernah menang lomba Pulitzer di AS. Foto “general news” merupakan foto berita yang sudah terencana terkadang rutin setiap tahun. Misalnya foto upacara 17 Agustus yang setiap tahun diadakan di Istana Negara, pemimpin membuka suatu peresmian, rapat anggota DPR dan sebagainya. Foto “general news” termasuk foto kejadian sehari-hari di desa atau di sudut kota yang terlihat pula oleh Mendur bersaudara dan Henry Cartier Bresson. Foto “esei” merupakan kumpulan foto yang menceritakan narasi foto. Foto esei ini sudah jarang dilihat oleh masyarakat sejak adanya film, tetapi foto esei sampai saat ini masih bisa dilihat pada majalah National

Geographic dan Geo. Menurut Barthes dalam Sunardi 2002 foto berita

merupakan informasi bukan sebagai seni. Diakui juga oleh Barthes ada foto berita yang kedudukannya lebih mirip sebagai lukisan daripada foto berita. Kategori seni murni merupakan foto hasil ekspresi pribadi dan berkaitan

Dalam dokumen PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS (1) (Halaman 102-119)