• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Fungsinya Sebagai Kontrol Sosial Kontrol Sosial

TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA 4.1. Karakteristik Responden

4.3. Tanggapan Responden Mengenai Syari’at Islam Fungsinya Sebagai Kontrol Sosial Kontrol Sosial

Adapun penerapan Syari’at Islam yang fungsinya sebagai kontrol sosial di masyarakat desa Leuge terdapat berbagai respon/tanggapan dari responden, sebagaimana respon/tanggapan dibawah ini:

Tabel 14. Distribusi jawaban responden tentang mengetahui penerapan Syari’at Islam di Aceh

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 92 97.8

2. Tidak 2 2.1

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 14. dapat dilihat bahwa mayoritas sebanyak 92 responden yaitu (97,3 %) telah mengetahui penerapan Syari’at Islam, sedangkan sebanyak 2 responden yaitu (2,1 %) mengatakan tidak mengetahui penerapan Syari’at Islam. Berarti sosialisasi pelaksanaan Syari’at Islam di Kecamatan Peureulak Kota desa Leuge sudah terlaksana dengan maksimal dan sebagaimana yang diharapkan meskipun masih ada yang belum mengetahuinya akan tetapi hanya sebahagian kecil dari keseluruhan jumlah responden

Tabel 15. Distribusi jawaban responden tentang setuju adanya penerapan Syari’at Islam

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Setuju 81 86.1

2. Kurang Setuju 5 5.1

3. Tidak Setuju 8 8.5

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 15. dapat lihat bahwa sebanyak 81 responden atau (86.1 %) mengatakan setuju, sebanyak 5 respoden yaitu (5.1 %) mengatakan kurang setuju, sedangkan sebanyak 8 respoden atau (8.5 %) mengatakan tidak setuju penerapan Syari’at Islam. Maka dengan demikian pelaksanaan Syari’at Islam diharapakan tidak ada penolakan dan juga dukungan serta partisipasi masyarakat semakin kuat.

Tabel 16. Distribusi jawaban responden tentang adanya petugas khusus untuk mengawasi perbuatan pelanggaran Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ya 67 71,2

2 Tidak ada 10 10.6

Jumlah 94 100 Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 16. dapat dilihat bahwa sebanyak 67 responden yaitu (71,2 %) mengatakan ada, sedangkan 10 responden yaitu (10.6 %) mengatakan tidak ada sedangkan 17 responden yaitu (18.0 %) mengatakan kadang-kadang ada petugas khusus dalam mengawasi perbuatan pelanggaran Syari’at Islam.

Tabel 17. Distribusi jawaban responden tentang hukuman yang dijatuhkan bagi masyarakat yang ketahuan melakukan pelanggaran Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ada 64 68.0

2 Kadang-kadang 21 22.3

3 Tidak ada 9 9.6

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 17. dapat dilihat bahwa sebanyak 64 responden atau (68.0 %) mengatakan ada, 21 responden atau (22.3 %) mengatakan kadang-kadang, dan 9 (9.6 %) responden atau mengatakan tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran Syari’at Islam.

Tabel 18. Distribusi jawaban responden tentang Wilayatul Hisbah (WH) sering melakukan razia.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 55 59.0

2. Tidak 18 19.1

3. Kadang-kadang 21 22.3

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 18. dapat dilihat bahwa 55 responden yaitu (59.0 %) mengatakan sering melakukan razia, 18 responden yaitu (19.1 %) mengatakan tidak.dan 21 responden yaitu (22.3 %) mengatakan kadang-kadang Wilayatul Hisbah melakukan razia.

Pada Tabel 16,17 dan 18 bahwa pengawasan bagi anggota masyarakat semakin relatif baik sehingga sangat kecil kemungkinan bagi masyarakat

untuk melakukan kejahatan yang melanggar Syari’at Islam, dan walaupun ada ditemukan pelanggaran Sanksi/hukuman tetap berlaku mulai dengan hukuman yang paling ringan sampai dengan hukuman cambuk, denda uang dan kurungan sesuai dengan perbuatan pelanggaran Syari’at Islam, hukuman/sanksi yang diberikan kepada orang yang melanggar menjadikan orang tersebut tidak mengulangi ladi perbuatannya dan menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tidak melakukan kejahatan pelanggaran Syari’at Islam.

Tabel 19. Distribusi jawaban responden tentang bersedia

keluarga/tetangga/teman melaporkan ke Wilayatul Hisbah apabila setelah dinasehati masih juga melakukan

pelanggaran Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Bersedia 59 63.8

2. Kurang bersedia 24 25.5

3. Tidak bersedia 11 11,7

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 19. dapat dilihat bahwa 59 responden atau (63.8 %) mengatakan bersedia, sedangkan 14 responden atau (14,8 %) mengatakan kurang bersedia, dan 24 responden (25.5 %) mengatakan tidak bersedia untuk melaporkan ke Wilayatul Hisbah. Maka dengan demikian komitmen dalam pelaksanaan Syari’at Islam sangatlah besar yang dimulai dari keluarga dan masyarakat, jadi dengan demikian tingkat kontrol dan pengawasan terhadap pelanggaran Syari’at Islam tidak hanya dilakukan oleh petugas Syari’at Islam, tetapi keluarga/tetangga/teman juga sangat berperan dalam

mengontrol dan mengawasinya terhadap perbuatan pelanggaran Syari’at Islam.

Tabel 20. Distribusi jawaban responden tentang dayah/balee tempat memberikan informasi perbuatan yang dilarang dan yang wajib dilaksanakan.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ya 25 26.6

2 Sering 55 58.5

3 Tidak pernah 14 14.9

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 20. dapat dilihat bahwa 25 responden sekitar (26.6 %) mengatakan ya, 55 responden sekitar (58.5 %) mengatakan sering dan 14 responden atau sekitar (14.9 %) mengatakan Tidak pernah ada peranan dayah/balee sebagai sarana memberikan informasi perbuatan yang dilarang dan yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat menurut qanun Syari’at Islam.

Dengan demikian bahwa sosialisasi mengenai penerapan Syari’at Islam tidak hanya dilakukan oleh petugas Syari’at Islam tetapi juga dilakukan oleh Tengku Gampoeng, Ulama ( Raja Imum ) yang berperan sebagai orang yang membina mendidik para santri mereka/peserta didik yang tempatnya di Meunasah, Balee/dayah.

Tabel 21. Distribusi jawaban responden tentang rasa aman keluar setelah adanya Wilayatul Hisbah

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 55 58.5

2. Biasa Saja 27 28.7

3. Tidak 12 12.8

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 21. dapat dilihat bahwa 55 responden sekitar (58.5 %) mengatakan nyaman, 27 responden sekitar (28.7 %) mengatakan biasa saja

dan 12 responden atau sekitar (12.8 %) mengatakan tidak nyaman keluar setelah adanya Wilayatul Hisbah.

Tabel 22. Distribusi jawaban responden tentang kehidupan yang lebih baik setelah diberlakukan Syari’at Islam

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 51 54.3

2. Biasa Saja 26 27.6

3. Tidak 17 18.1

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 22. dapat dilihat bahwa 54.3 responden sekitar (54.3 %) mengatakan lebih baik, 26 responden yaitu sekitar (27.6 %) mengatakan biasa saja, dan 17 (18.1 %) responden mengatakan tidak ada kehidupan sosial yang lebih baik setelah diberlakukannya Syari’at Islam.

Tabel 23. Distribusi jawaban responden tentang razia yang dilaksanakan oleh Wilayatul Hisbah di tempat tempat umum

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Sering 42 44.7

2 Jarang 41 43.6

3 Tidak pernah 11 11,7

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 23. dapat dilihat bahwa 42 responden sekitar (44.7 %) mengatakan sering, 41 responden (43.6 %) mengatakan jarang, dan 11 responden sekitar (11,7 %) mengatakan tidak pernah dilaksanakan razia oleh Wilayatul Hisbah.

Dari Tabel 17, 18, dan 19, dapat dilihat bahwa rasa aman sudah mulai relatif baik, sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitasnya tanpa kendala dan hambatan, Petugas Syari’at Islam juga melakukan razia di tempat-tempat

umum maka dengan demikian situasi dan kondisi selalu diawasi dari hal-hal yang tidak diinginkan dengan tujuan situasi dan kondisi selalu aman dan tentram.

Tabel 24. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat terjaring hukuman terkait pelanggaran Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 54 57.4

2. Tidak 19 20.2

3. Kadang-kadang 21 22.2

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 24. dapat dilihat bahwa sebanyak 54 responden atau (57.4 %) mengatakan pernah, sebanyak 19 responden sekitar (20.2 %) mengatakan tidak sedangkan sebanyak 21 responden atau (22.2 %) mengatakan kadang-kadang.

Dengan demikian pada tahab awal permulaan pelaksanaan Syari’at Islam masih ada pelanggaran yang dilakukan masyarakat, hal ini terjadi karena masih kurangya sosialisasi sehingga masyarakat berani melakukannya.

Tabel 25. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat terjaring hukuman terkait pelanggaran Syari’at Islam, menjadi perhatian

bagi masyarakat untuk tidak melakukan.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 57 60.6

2. Tidak 19 20.2

3. Biasa saja 18 19.1

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 25. dapat dilihat bahwa sebanyak 57 responden atau (60.6 %) mengatakan ya, sebanyak 19 responden atau (20.2 %) mengatakan tidak. Dan sebanyak 18 responden atau (19.1 %). Dari pendapat responden di atas

dapat dikatakan bahwa masyarakat mulai menghormati pelaksanaan Syari’at Islam sehingga penerapan Syari’at Islam semakin berfungsi sebagai alat pengawasan bagi warga masyarakat desa Leuge.

Tabel 26. Distribusi jawaban responden tentang keluarganya di hukum sesuai perbuatannya apabila melanggar hukum Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Setuju 53 56.4

2. Tidak 41 43.6

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 26. dapat dilihat bahwa sebanyak 53 responden atau (56.4 %) mengatakan setuju, sedangkan sebanyak 41 responden atau (43.6 %) mengatakan tidak setuju hal ini berarti pada masyarakat desa Leuge sudah melaksanakan penerapan Syari’at Islam yang dimulai dari keluarga, walaupun masih ada juga yang mengatakan tidak setuju, namun lebih sedikit dibandingkan dari keluarga yang setuju, hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga dalam hal penerapan Syari’at Islam semakin berfungsi untuk mengontrol anggota keluarganya dari perbuatan pelanggaran Syari’at Islam.

Dari Tabel 25 dan 26 dapat dilihat bahwa sanksi/hukuman yang dihukum akibat perbuatan anggota masyarakat itu sendiri, menjadi pelajaran bagi anggota masyarakat yang lain dan bagi anggota masyarakat yang masih juga melakukan perbuatan haram tersebut apabila ketahuan dan terbukti maka keluarga pun melaporkan kepada petugas jadi dengan demikian masyarakat terlebih dahulu mempertimbangkan rasa takut dan malu untuk melakukan pelanggaran Syari’at Islam tersebut. Karena sedikit pun tidak diberikan kesempatan bagi orang yang ingin melakukan perbuatan pelanggaran Syari’at Islam dan bagi orang yang menyediakan fasilitas (tempat judi,mesum, minuman keras ) pun akan mendapat hukuman. Disini

masyarakat sudah memiliki rasa solidaritas sesama anggota masyarakat dan dapat dikatakan sudah terintegrasi dengan nilai - nilai agama.

Tabel 27. Distribusi jawaban responden tentang responden orang yang selalu menasehati orang lain menjauhi perbuatan yang di larang hukum Syari’at

Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 63 67.0

2. Kadang-kadang 23 25.5

3. Tidak 8 8.5

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 27. dapat dilihat bahwa sebanyak 63 responden yaitu (67.0 %) mengatakan ya, sebanyak 23 responden yaitu (25.5 %) mengatakan kadang-kadang dan 8 responden yaitu (8.5 %) mengatakan tidak, Jadi pelaksanaan Syari’at Islam di sosialisasikan juga secara personal ( perorangan ), dengan demikian setiap individu adanya rasa tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai ajaran Agama Islam, mana yang berhak dan mana yang bathil artinya perbuatan mana yang boleh dilakukan dalam ajaran agama Islam dan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dalam ajaran agama Islam.

Tabel 28. Distribusi jawaban responden tentang di berlakukannya Syari’at Islam adalah salah satu faktor keamanan dan ketertiban.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ya 61 64.9

2 Tidak 33 35.1

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel di 28. dapat dilihat bahwa sebanyak 61 responden sekitar (64.9) % mengatakan ya, sedangkan sebanyak 33 responden sekitar (35.1) % mengatakan tidak. Hal ini dapat dilihat bahwa hukum Syari’at Islam di desa Leuge kecamatan Peureulak Kota semakin berfungsi yaitu aman, tentram, dan damai sehingga, jauh dari kemurkaan Allah S.W.T.

Tabel 29. Distribusi jawaban responden tentang budaya Da’wah Islamiah sudah melekat di masyarakat dan masih diteruskan.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ya 91 96,8

2 Tidak 3 3.2

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 29. dapat dilihat bahwa sebanyak 91 responden sekitar (96,8 %) mengatakan ya, sedangkan sebanyak 3 responden sekitar (3.2,0 %) mengatakan tidak. Dari penjelasan di atas bahwa budaya da’wah Islamiah masih dilaksanakan oleh masyarakat desa Leuge hal ini juga sebagai wadah sosialisasi bagi masyarakat megenai Syari’at Islam sehingga mendukung pelaksanaan Syari’at Islam yang berfungsi untuk mengontrol masyarakat dari perbuatan pelanggaran Syari’at Islam

Tabel 30. Distribusi jawaban responden tentang Da’wah Islamiah memiliki nilai yang positif untuk mendukung pelaksanaan Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 78 83.0

2. Tidak 16 17.0

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 30. dapat dilihat bahwa sebanyak 78 responden sekitar (83.0 %) mengatakan ya, sedangkan sebanyak 16 responden sekitar (17.0 %) mengatakan tidak.

Tabel 31. Distribusi jawaban responden tentang keterlibatan Wilayatul Hisbah dalam pelaksanaan da’wah Islamiah.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 53 56.4

2. Tidak 41 43.6

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 31. dapat dilihat bahwa sebanyak 53 responden sekitar (56.4 %) mengatakan ya, sedangkan sebanyak 41 responden sekitar (43.6 %) mengatakan tidak. Dari Tabel 30 dan 31 dapat dilihat pada umumnya di Aceh

dan khususnya desa Leuge Kecamatan Peureulak Kota, memiliki budaya

Da’wah Islamiyah yang diwariskan oleh tokoh-tokoh agama terdahulu.

Da’wah Islamiyah suatu acara yang dilaksanakan oleh masyarakat yang bertujuan untuk menyerukan masyarakat untuk selalu bertaqwa kepada Allah dan menjauhi laranganNya serta menghormati, melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma Agama Islam (mengikuti Syari’at Islam ) yang berlaku di desa tersebut.

Da’wah Islamiyah ini juga dihadiri oleh hampir semua masyarakat kecamatan peureulak, sehingga untuk menjaga keamanan dan ketertiban, dilibatkan polisi Syari’at Islam untuk mencegah pelanggaran yang bekerja sama dengan masyarakat sehingga acara dapat diselenggarakan dengan aman,tertib dan tentram.

Tabel 32. Distribusi jawaban responden tentang kondisi keamanan desa sebelum dilaksanakan Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Baik 33 35.1

2. Kurang baik 51 54.3

3. Tidak baik 10 10.6

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 32. dapat dilihat bahwa sebanyak 33 responden sekitar (35.1 %) mengatakan baik, sebanyak 51 responden sekitar (54.3 %) mengatakan kurang, dan 10 responden sekitar (10.6 %) mengatakan tidak baik kondisi keamanan desa.

Tabel 33. Distribusi jawaban responden tentang keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penerapan Syari’at Islam.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Ya 51 54.3

2. Kadang-kadang 27 28.7

3. Tidak 16 17.0

Jumlah 94 100

Dari Tabel 33. dapat dilihat bahwa sebanyak 51 responden atau (54.3 %) mengatakan masyarakat ya, sebanyak 27 responden atau (28.7 %) mengatakan kadang-kadang. Dan 16 responden atau (17.0 %) mengatakan masyarakat tidak dilibatkan dalam pelaksanaan Syari’at Islam.

Tabel 34. Distribusi jawaban responden tentang hubungan aparatur Syari’at Islam dengan Masyarakat.

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Baik 66 70.2

2. Tidak baik 7 7.4

3. Kurang Baik 21 22.3

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 34. dapat dilihat bahwa sebanyak 66 responden (70.2 %) mengatakan baik, sebanyak 7 responden yaitu (7.4 %) mengatakan hubungan aparatur Syari’at Islam dengan masyarakat tidak baik dan 21 responden yaitu (22.3 %) mengatakan hubungan aparatur Syari’at Islam dengan masyarakat kurang baik.

Tabel 35. Distribusi jawaban responden tentang setelah adanya penerapan Syari’at Islam masyarakat semakin aman dan tentram

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ya 51 54.3

2 Biasa saja 26 27.6

3 Tidak 17 18.1

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 35. dapat dilihat bahwa sebanyak 51 responden sekitar (54.3 %) mengatakan aman dan tentram, sebanyak 26 responden sekitar (27.6 %) mengatakan biasa saja, dan 17 responden sekitar (18.1 %) mengatakan tidak.

Dari Tabel 32,33,34 dan 35 dapat dilihat bahwa keamanan desa sebelum dilaksanakan Syari’at Islam belum yang seperti diharapkan, namun

pelaksanaan penerapan Syari’at Islam, masyarakat dilibatkan seperti Geuchik (kepala desa), Imum Gampoeng, tokoh adat, dan tokoh pemuda mereka bekerja sama dengan wilayatul Hisbah, dalam memberantas pelanggaran Syari’at Islam.

Tabel 36. Distribusi jawaban responden tentang masyarakat mengetahui fungsi penerapan Syari’at Islam

No. Uraian Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Mengetahui 52 55.3

2. Kurang

mengetahui 37 39.4

3. Tidak mengetahui 5 5.3

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer (kuesioner) 2009

Dari Tabel 36. dapat dilihat bahwa sebanyak 52 responden atau (55.3 %) mengatakan mengetahui, sebanyak 37 responden atau (39.4 %) mengatakan kurang mengetahui. Dan sebanyak 5 atau (5.3 %) responden tidak mengetahui fungsi penerapan Syari’at Islam. Dengan demikian masyarakat telah banyak yang menerima sosialisasi tentang dan bisa memahami manfaat adanya penerapan Syari’at Islam.

4.4. Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Pelanggaran Syari’at