• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tataran Mitos Pada Foto 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Penyajian Data

4.1.3.8 Tataran Mitos Pada Foto 4

Busana yang dikenakan adalah sebuah kimono handuk. Kimono handuk ini biasa digunakan pada saat berada di kolam berenang atau sesuatu yang disedikan di hotel-hotel tertentu. Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yaitu baju atau sesuatu yang dikenakan. Ki berarti pakai dan mono berarti barang. Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T‟, mirip mantel berlengan panjang dan berkerah.

Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan.

Namun seiring berjalannya waktu, pemakaian kimono digunakan dalam berbagai keadaan. Kimono semakin berevolusi menjadi pakaian yang dapat digunakan ke acara pesta maupun jalan-jalan dengan mode yang sederhana yaitu memiliki tali untuk diikat dibagian pinggang, tidak terlalu panjang dan berlengan panjang. Tidak hanya itu, kimono kini berinovasi menjadi handuk berbentuk yang biasa digunakan pada saat berada di kolam renang.

Tidak hanya itu, inovasi ini semakin berkembang menjadi busana yang umum digunakan lak-laki dan perempuan. Kimono handuk ini pun menjadi salah satu fasilitas di berbagai hotel. Kimono handuk adalah pilihan yang sangat efektif sebagai luaran dari baju yang dikenakan pada saat berenang atau pada saat selesai mandi.

Agar tidak terlihat lebih seksi, mode yang ada pada kimono handuk menutupi bagian dada, bahu serta berlengan panjang. Biasanya kimono handuk tidak begitu panjang, setidaknya sampai menutupi area paha.

4.1.3.8. Tataran Denotatif dan Konotatif Pada Foto 3

Gambar 4.3

(sumber: https://www.instagram.com/joviadhiguna/?hl=id)

Tabel IV. 4

Makna Denotasi dan Konotasi

Denotasi Konotasi

 Seseorang berjumlah enam orang, yang lima diantaranya sed ang duduk merapatkan kaki kiri dan kanan serta meletakkan kedeua tangan diatas paha nya. Dan yang satu berdiri dengan sedikit menenkuk kaki kanan yang

 Pada gambar terlihat bahwa Jovi beserta lima teman nya yaitu Cindy Karmoko, Marcella Carolin, Anaz Siantar, Sonia Eryka dan Ayla Dimitri sedang duduk dengan tidak sejarar atau beraturan. Jovi sendiri berdiri di

sedikit lebih depan dari kaki kiri dan bagian dada dicondongkan kedepan..

samping Anaz Siantar dan agak kebelakang. Posisi duduk dengan merapatkan kedua kaki dan meletakkan kedua tangan diatas paha adalah khas gaya perempuan Jawa saat berfoto. Cindi dan Anaz berekspresi kaku layaknya foto jaman dahulu sedangkan Marcella, Sonia dan Ayla melontarkan sedikit senyuman sehingga membuat foto terlihat tidak begitu kaku dan formal. Hal ini memberikan kesan formal, anggun dan lembut sebagaimana yang bisa dilihat pada perempuan-perempuan Jawa pada umumnya. Diantara itu, Jovi memilih untuk berdiri dengan kaki kanan sedikit menekuk dan berada lebih depan dari kaki kiri membuat gaya berdirinya lebih fleksibel. Dengan bagian dada yang dicondongkan kedepan membuat kesan kemayu ditambah dengan ekspresi sedikit senyum dan mulut yang sedikit menganga, gaya Jovi terasa lebih santai. Mereka tidak bersuku Jawa, tapi pada saat ini mereka menggunakan baju adat dari suku Jawa.

 Lima orang menggunakan busana  Pakaian yang digunakan oleh kelima

yang menutupup bagian dada sampai kaki, yang pada bagaian atas sampai bawah berwarna coklat keemasan dan sebagian yang melingkar di area pinggul sampai kaki berpola petak dan berwarna hitam dan putih. Seseorang yang berdiri menggunakan busana hitam dengan kancing depan dan bawahan yang tidak memiliki jahitan ditengah kaki kanan dan kiri. menutupi bagian dada sampai dengan kaki. Dibagian dada nya ketat dan bagian bawahnya mengembang seperti rok namun menyatu dengan atasannya. Pakaian Jawa pada perempuan ini disebut juga dengan baju kebaya. Berbeda dengan yang lain, Jovi sendiri memililih untuk menggunakan beskap Jawa. Beskap adalah sejenis kemeja pria resmi dalam tradisi Jawa Mataraman untuk dikenakan pada acara-acara resmi atau penting. Beskap berbentuk kemeja tebal, tidak berkerah lipat, biasanya berwarna gelap, namun hampir selalu polos. Pada bagian bahwanya, Jovi menggunakan sarung berpola batik yang sederhana berwarna coklat muda dan tua. Sarung atau yang sering disebut dengan kain jarik ini adalah satu komponen yang biasanya digunakan saat menggunakan beskap.

 Rambut lima orang diantaranya digulung ke belakang tetapi didaerah belakang telinga sampai leher gulungan rambut dibuat sedikit mengembang. Pada bagian samping

 Gaya rambut yang di gulung kebelakang disebut juga sebagai sanggul atau konde. Gaya rambut ini sangat erat kaitannya dengan pakaian adat Jawa. Ini adalah komponen yang

rambut terdapat sesuatu yang ditempelkan berwarna merah. Dan yant satu rambutnya tergerai menggelombang sampai bawah bahu.

tidak pernah terpisahkan. Gaya rambut ini dianggap sebagai sarat doa yang dipahami oleh masyarakat Jawa. Pada bagian samping kanan dan kiri bawah sanggul terdapat deretan bunga berwarna merah sebagai hiasan. Pada pakaian laki-laki, sanggul bukanlah hiasa yang cocok untuk rambut. Untuk itu keputusan Jovi memilih rambut nya tergerai adalah hal yang tepat.

Walau dengan rambut yang menggelombang dan gaya berdiri sedikit kemayu, namun pemakaian baskep tidak hilang dari kodratnya yang di ciptakan untuk kaum laki-laki.

 Kelima orang tersebut menggunakan aksesoris yang menempel ditelinga berbentuk bulat dan berwarna silver, pada leher menggantungkan sesuatu yang berbeda bentuk nya namun warnanya senada dengan busana yaitu coklat keemasan. Kelimanya menggunkakan alas kaki bertumit tinggi. Dan yang satu menggunakan penutup kepala yang pada bagian dari berbentuk segitiga berwarna hitam.

 Kelima perempuan tersebut menggunakan anting berbentuk bulat dan berwarna silver yang dianggap sebagai ritual untuk membebaskan diri dari Raksasa. Mitos-mitos ini sangat melekat pada masyarakat Jawa.

Namun demikian, mengikut perkembangan jaman, anting-anting menjadi aksesoris khusus untuk memperindah area kepala selain menata rambut dan merias wajah.

Mereka menggunakan kalung berwarna emas sebagai ornamen yang melengkapi pakaian Jawa tersebut.

Baju, sanggul, anting dan kalung memiliki relevansi yang sangat kuat untuk komponen pakaian adat ini. Jovi sendiri menggunakan aksesoris pada bagian kepala yaitu blangkon.

Blangkon adalah semacam penutup kepala tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah.

Blangkon bukan sekedar sebagai penutup kepala tetapi Blangkon memiliki filosofis, sekaligus merupakan simbol status bagi pemakainya. Kelima perempun itu menggunakan sepati high heels modern agar penampilanya lebih menarik.

 Lokasi foto berada di sebuah ruangan dengan meja, kursi, bingkai pada dinding kiri, lemari berwarna coklat.

Di depan dinding kanan ada sebuah patung laki-laki menggunakan penutup kepala yang tinggi dan busana tertutup dan berpola dengan perpaduan warna merah dan coklat.

 Dalam gambar diatas terlihat bahwa mereka sedang berada di ruangan dengan pernak-pernik Jawa seperti pahatan lemari dan patung yang menggunakan pakaian batik, gelang pada lengan serta blangkon. Mereka sedang menghadiri acara pernikahan seseorang. Seluruh isi ruangan menunjukkan identitas Jawa.

Perpaduan warna coklat dan emas memberikan kesan mewah.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan secara denotatif bahwa, Jovi, Cindy Karmoko, Marcella Carolin, Anaz Siantar, Sonia Eryka dan Ayla Dimitri sedang berfoto dan berpose dengan gaya formal khas Jawa. Mereka menggunakan pakaian adat Jawa Tengah. Kelima perempuan ini memakai kemben atau yang biasa disebut sebagai baju kebaya Jawa. Kemben atau kemban adalah pakaian tradisional pembungkus tubuh wanita yang secara historis umum ditemui di daerah Jawa dan Bali, Indonesia. Kemben dapat berupa sepotong kain yang membungkus tubuh, baik kain yang polos, kain batik, beludru atau jenis kain lain yang menutupi dada melilit tubuh perempuan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kemben)

Jovi yang memilih untuk berdiri, memakai beskap yang berwarna hitam sebagai identitas diri laki-laki dalam pemahaman Jawa. Pada foto terlihat Jovi tidak berdiri dengan tegak melainkan dengan santai dan terlihat girang.

Adat Jawa memiliki ciri yang khas dalam tampilannya, dari gaya rambut yang tergulung atau di sanggul, menggunakan aksesoris yang berwarna emas dan lainnya.

Sanggul merupakan gelung rambut perempuan di atas atau di belakang kepala. Jovi sendiri menggunakan blangkon yang diartikan sebagai penutup kepala atau sebagai aksesoris yang memiliki arti sendiri dan biasa dipakai oleh laki-laki. Elemen-elemen pendukung seperti anting dan kalung digunakan dengan warna yang selaras dengan pakaian. Adat Jawa identik dengan warna-warna hitan, coklat dan emas.

Secara konotatif, cara duduk kelima perempuan itu menunjukkan kesan lemah lembut sekaligus tenang sebagaimana yang ada pada diri perempuan Jawa. Dengan perkembangan jaman, mode baju kebaya Jawa atau kemben ini semakin modis dengan warna emas dan tambahan kain luar yang diikatkan pada daerah pinggang berpola kotak-kotak kecil dan berwarna hitam putih. Pakaian adat Jawa ini sebagai simbol-simbol dan dapat dikatakan sebagai ciri kalangan biasa dan priayi dilihat dari mode pakaiannya. Priayi adalah orang yang termasuk lapisan masyarakat yang kedudukannya dianggap terhormat. Priayi dalam kebudayaan Jawa untuk kelas sosial dalam golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena

Rambut yang di sanggul pada adat Jawa merupakan sesuatu yang wajib dibuat pada saat menggunakan pakaian adatnya. Sanggul ini pun disebut sebagai Ukel Konde. Sanggul Ukel Konde asli dari daerah Solo, Jawa Tengah yang sering dipakai saat acara resmi di Indonesia. Ukel Konde merupakan sanggul tradisional yang tetap digemari sampai sekarang. Sementara blangkon yang digunakan Jovi adalah blangkon yang biasa digunakan pada masyarakat Solo.. Blangkon memberi simbol kekuatan Tuhan yang diperlukan bila manusia ingin menjalankan tugasnya untuk mengurus alam semesta. Sebelum pengaruh Belanda di Indonesia, ternyata suku Jawa telah mengenal terlebih dahulu cukur rambut dan jas yang dinamakan beskap.

(http://www.dewisundari.com/makna-blangkon-bagi-orang-jawa/)

Aksesoris yang digunakan tidak begitu banyak seperti pada pakaian Jawa pada umumnya. Anting dan kalung menjadi elemen pelengkap pakaian adat tersebut.

Kalung yang biasa digunakan adalah kalung sungsun bentuknya tersusun di depan dada yang biasanya berjumlah tiga dan berwarna emas. Mengikuti perkembangan jaman, kelima perempuan itu menggunakan sepatu high heels yang umum digunakan sekarang, tidak seperti sepatu pada adat Jawa yang hanya memilki tumit dengan panjang 2 cm.

Kompoen ruangan dengan meja, kursi, lemari, foto di dinding dan patung mengidentifikasi ruangan tersebut sebagai ruangan dengan Jawa modern yang tidak terlihat dinding nya terbuat dari kayu. Namun tetap terlihat pemandangan Jawa di dalamnya di tembah dengan warna hitam, coklat dan emas sebagai warna khas nya.