• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pembuatan Bagan Peringkat (Teknik Matriks Ranking/

PENELITIAN BERBASIS MASYARAKAT

B.    Pelaksanaan wawancara

11) Teknik Pembuatan Bagan Peringkat (Teknik Matriks Ranking/

Teknik Kajian Pilihan)

Salah satu teknik analisis yang bisa diterapkan secara luas adalah membandingkan berbagai aspek dari sejumlah topik serta menyusun peringkatnya.  Matriks rangking ini dirancang khusus untuk melakukan pilihan-pilihan dari sejumlah hal secara lebih cermat, terutama apabila melakukan pilihan-pilihan kegiatan program.

Pengertian

Teknik pembuatan bagan peringkat adalah teknik untuk mengkaji sejumlah topik dengan memberi nilai pada masing-masing aspek kajian, berdasarkan sejumlah kriteria perbandingan.  Kriteria perbandingan tersebut berdasarkan pendapat masyarakat sehingga sesuai dengan keadaan setempat.  Umumnya yang dibandingkan adalah topik-topik bahasan terpenting yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan dalam pembangunan.

Teknik ini sesungguhnya lebih merupakan cara analisis daripada untuk mengumpulkan informasi.  Oleh karenanya, kegiatan ini biasanya dilakukan untuk melengkapi kajian oleh teknik-teknik lainnya.  Informasi-informasi yang dikaji ditentukan berdasarkan keperluan tertentu.

Jenis-jenis informasi kajian yang seringkali dilakukan, antara lain:

• Pilihan teknologi pertanian, misalnya saat melakukan transek atau

kunjungan usahatani.

• Pilihan jenis tanaman yang perlu dikembangkan, misalnya muncul

pada saat melakukan transek atau saat diskusi bagan KP.

• Pengurutan mata pencaharian utama, misalnya muncul saat melakukan

teknik kajian mata pencaharian.

• Pengurutan kelas sosial atau urutan kekayaan seseorang. • Pilihan masalah-masalah utama/prioritas yang perlu diatasi. • Pilihan-pilihan kegiatan; dan sebagainya.

Sumber informasi utama tentang penilaian sejumlah keadaan biasanya adalah dari hasil teknik-teknik PRA sebelumnya.  Kriteria-kriteria penilaiannya dibahas bersama masyarakat, sedangkan infromasi teknis tentang hal-hal yang dinilai dapat diperbandingkan antara teknologi lokal milik masyarakat dengan pengetahuan atau pengalaman orang luar.

Teknik ini bertujuan untuk memfasilitasi pilihan masyarakat tentang sejumlah topik informasi dengan cara memberikan penilaian sehingga bisa diperolehsuatu urutan atau peringkat keadaan.  Dalam melakukan penilaian, aspek-aspek yang dipertimbangkan antara lain: manfaat-manfaat pilihan, ketersediaan potensi-potensi untuk mengembangkan keadaan, hambatan-hambatan yang ada untuk mengembangkan sustu keadaan.  Secara sederhana, pengurutan biasanya dilakukan untuk memberikan urutan jumlah (volume) suatu keadaan.

Adapun manfaat utama yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik ini adalah dapat mendorong dan merangsang pemikiran masyarakat dalam menentukan pilihan berdasarkan keadaan setempat (potensi dan pembatasnya) dan memperoleh pengertian tentang pilihan tersebut.

Langkah-langkah penerapan

• Sampaikan kembali informasi-informasi yang pernah dibahas,

sepakati topik kajian yang memerlukan kajian menggunakan bagan peringkat.

• Jelaskan tujuan dan proses membuat bagan peringkat (matriks

ranking).

• Sepakati hal-hal berikut:  kriteria penilaian seperti manfaat pilihan,

potensi yang tersedia, dan faktor pembatas dari setiap pilihan; simbol-simbol yang dipergunakan; cara melakukan penilaian serta skala nilai (1—10).

• Mintalah masyarakat untuk membuat bagan tersebut.  Pemandu PRA

mendampingi masyarakat dalam proses tersebut.

• Sepakati pemberian nilai untuk masing-masing kriteria melalui proses

diskusi.  Penentuan nilai dibuat berdasarkan kesepakatan peserta, bukan pendapat perorangan.

• Jumlahkan nilai dari semua kriteria untuk masing-masing topik. 

Penjumlahan nilai tersebut merupakan nilai total dari setiap topik.

• Diskusikan lebih lanjut bagan atau matriks tersebut serta periksa

kembali pilihan-pilihan yang telah dilakukan.  Seringkali muncul kriteria atau pertimbangan baru yang akan mengubah keputusan penilaian.

• Catat seluruh proses diskusi, pendapat, pertimbangan-pertimbangan

dan keputusan-keputusan yang dikemukakan oleh peserta (oleh anggota tim PRA).

• Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, nama pemandu, tempat

dan tanggal pelaksanaan.

Kajian (PRA) dapat dijelaskan sebagai sebuah pendekatan, metode, dan perilaku yang memungkinkan masyarakat untuk berekspresi dan menganalisis dari realitas dan kondisi kehidupan, dalam upaya merencanakan sendiri serta mengambil tindakan, memantau dan mengevaluasi hasil yang ada. Perbedaan utama adalah bahwa PRA menekankan proses yang memberdayakan masyarakat setempat, sedangkan RRA terutama dilihat sebagai sarana untuk orang luar untuk mengumpulkan informasi. Orang Luar terutama yang bertindak sebagai pendukung “fasilitator,” sedangkan masyarakat setempat “sendiri” yang akan menggunakan hasil kajian. Metode PRA berhasil dalam lingkup program yang mendukung kerjasama pembangunan partisipatif. Dalam pelaksanaannya kuesioner cenderung disusun sebelumnya tanpa melihat referensi untuk keadaan situasi lokal ataupun aspirasi masyarakat, kemampuan ataupun pengalaman.

Kedua metode tersebut didasarkan pada prinsip bahwa masyarakat yang kreatif, mampu dan dapat melakukan sendiri penyelidikan, analisa, dan perencanaan (Pokharel, tidak dikenal). Konsep dasar kedua adalah untuk belajar dari masyarakat pedesaan. Chambers (1992) PRAs didefinisikan sebagai metode dan pendekatan untuk belajar tentang kehidupan pedesaan dan dari kondisi, dan dengan masyarakat desa.

Partisipasi publik atau keterlibatan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai cara. Proses ini harus belajar dan mengajar baik antara pengelola dan masyarakat sendiri. Pretty and Vodouhê, 1998 berbicara kreatif pemahaman lingkungan sosial melalui pengalaman lokal dan hak milik. dan terus diperluas dengan praktek pengamatan, pemantauan dan beradaptasi. mengapa pemantauan Ini dapat digunakan sebagai analisis keperluan pelatihan adalah bertujuan sebagai pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat setempat, tidak hanya lingkungan.

Kurangnya respon dan minat dari masyarakat mengenai tindakan ini dapat terjadi karena beberapa alasan:

Kurangnya pengalaman dari anggota tim yang terlibat dalam proyek RRA/PRA ini, ketrampilan untuk berkomunikasi, berkolaborasi berbagai partisi keterlibatan masyarakat dalam penelitian, pelaksanaan serta pemantauan program.

“rakyat” dapat berkontribusi untuk pemantauan ilmiah, sehingga masukan dan pendapat masyarakat yang ada terkadang tidak menjadi salah satu bahan pertimbangan.

Walaupun keterlibatan masyarakat seperti melalui RRA & PRA program, telah menjadi populer, luas dan efektif hal tersebut cenderung hanya digunakan jika informasi yang dicari secara sosial dan alamiah. Misalnya, pemantauan dan penelitian yang berkaitan langsung dengan masyarakat atau struktur atau perilaku masyarakat, misalnya praktek pertanian. Untuk bidang lainnya analisis dilakukan berdasarkan pengertian anggota tim saja, sehingga belum melibatkan partisipasi masyarakat dalam prosesnya.

Pustaka

Beebe, James. 1995. Basic Concepts and Techniques of Rapid Appraisal”.

Chambers, R. 1996. Participatory Rural Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipatif. Oxfam – Kanisius. Yogyakarta.

Kondi, M dan Tenang. 2009. Pengembangan Model Inovasi Teknologi Produksi Sapi Potong Melalui Pendekatan Partisipatory Action Research Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Asal Hewani. Laporan Penelitian Strategis Nasional. Lembaga Penelitian. Universitas Nusa Cendana. Kupang

Mikkelsen, B. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Sebuah Buku Pegangan bagi Praktisi Lapangan. Penerbit. Yayasan Obor Indoensia. Jakarta.

Pretty, JN and Vodouhê, S.D. 1998. Using rapid or participatory rural appraisal. In: Improving Agricultural Extension: A Reference Manual. FAO (Food and Agriculture Organisation of the United Nations). Rome, Italy.

Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode PRA. Makalah ToT PKPI. Yogyakarta.

BAB

PEMBANGUNAN