• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN BERBASIS MASYARAKAT

4) Teknik Pembuatan Peta Desa

Salah satu sumber informasi dan bahan perencanaan pembangunan yang umum dikenal adalah peta. Hampir di setiap kantor lembaga pemerintah kita bisa menemukan peta-peta yang dipasang di dinding. Ada peta topografi (peta yang menggambarkan bentuk permukaan wilayah), peta geologi (peta yang menggambarkan susunan dan jenis batu-batuan), peta hidrologi (peta yang menggambarkan keadaan sumber-sumber dan aliran air), peta rencana kawasan, dan sebagainya.  Ada pula peta-peta sosial, misalnya yang menunjukkan penyebaran penduduk dari berbagai suku dan bahasa, serta ada juga peta yang menunjukkan batas-batas daerah administratif pemerintahan.

Dengan penerapan PRA, peta lingkungan desa dibuat oleh masyarakat sendiri.  Berikut ini akan diuraikan mengenai teknik pemetaan yang tidak bertyujuan hanya sekedar membuat peta itu sendiri, melainkan juga untuk penyadaran masyarakat akan kondisi lingkungannya.

Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan-keadaan tersebut digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa.  Ada peta yang menggambarkan keadaan sumberdaya umum desa, dan ada peta dengan tema tertentu yang menggambarkan hal-hal yang sesuai dengan ruang lingkup tema tersebut (misalnya peta desa yang menggambarkan jenis-jenis tanah, peta sumberdaya pertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman, dan sebagainya).

Ada beberapa cara pemetaan keadaan desa: a. Pemetaan di atas tanah

Pemetaan di atas tanah dapat dilakukan di halaman rumah atau tempat terbuka yang memadai. Peralatan yang dipergunakan adalah peralatan yang sederhana, misalnya tongkat kayu untuk menggaris, batu-batuan, biji-bijian, ranting-ranting, daun-daunan, pasir atau kapur berwarna (bila ada). Bisa juga bahan-bahan lain yang tersedia untuk dapat menandai bagian-bagian penting.

Keunggulan pemetaan di atas tanah adalah cara ini dapat dilakukann oleh banyak orang secara cepat dan mudah. Kesalahan informasi mudah diperbaiki kembali dan lahan yang luas membuat informasi yang digambarkan lebih jelas dan detail. Cara ini juga disukai oleh masyarakat serta menimbulkan kegembiraan dan suasana santai.  Hanya saja cara ini

memiliki kelemahan, apabila peserta terlalu banyak dan ramai agak sulit memfasilitasi diskusi.  Selain itu, hasilnya harus digambar kembali di atas kertas lebar untuk mendapatkan dokumentasinya.

b. Pemetaan di atas kertas

Cara ini mirip dengan cara pemetaan di atas tanah, hanya saja dilakukan di atas kerta dngan menggunakan alat tulis (kalau bisa berwarna).  Mula-mula dilakukan penandaan dengan simbol-simbol seperti kacang-kacangan (biji-bijian), daun-daun kecil, kerikil, atau digambar dengan pensil. Dengan demikian, mudah diperbaiki atau dihapus bila terdapat kesalahan. Setelah tanda-tanda (simbol-simbol) tersebut diganti dengan menggunakan spidol bermacam warga agar menarik dan mudah dikenali. Bisa juga diganti dengan kertas warna-warni yang dibentuk menjadi berbagai simbol dan ditempelkan.  Arti simbol-simbol informasi yang dicantumkan di atas peta diberi keterangan di sudut kertas.

Keunggulan cara ini adalah hasil pemetaan dapat ditinggalkan di desa atau dibawa sebagai dokumentasi.  Kelemahannya terletak pada lebar kertas yang terbatas, sehingga menyulitkan dalam menggambarkan keterangan yang lebih rinci.  Selain itu, partisipasi masyarakat tidak sebesar dengan pemetaan di atas tanah karena jumlah orang yang terlibat lebih sedikit. c. Pembuatan model atau maket

Selain dalam bentuk gambar (dua dimensi), pemetaan dapat pula dibuat dengan model atau maket (tiga dimensi).  Pembuatan model merupakan pengembangan dari pemetaan di atas tanah, yang berbeda adalah bhwa dalam kegiatan ini simbol-simbol dibuat dalam bentuk yang menyerupai keadaan sebenarnya, meskipun dalam ukuran yang lebih kecil.  Pembuatan model ini meliputi bentuk rumah-rumahan, bentuk balai desa, bentuk rumah ibadah, tiang-tiang listrik, sumber air, bentuk-bentuk manusia, ternak, dan sebagainya.

Untuk keperluan itu, masyarakat desa bersama tim PRA membuat berbagai model dengan menggunakan peralatan seperti kertas karton untuk membuat model bangunan, tanah liat atau lilin plastis untuk membuat model manusia dan ternak, lidi dan benang untuk membuat model tiang listrik, dan sebagainya.  Pembuatan model ini dapat juga menggunakan benda-benda dan bahan lokal yang tersediadi lokasi kegiatan, misalnya batu, ranting, daun, dan sebagainya.

Keuntungan cara ini adalah bahwa model atau maket jauh lebih menarik dari segi penampilan.  Juga diharapkan mampu menimbulkan partisipasi peserta yang lebih baik, karena kegiatan ini menyenangkan semua pihak yang terlibat.  Cara ini sangat baik untuk menarik minat masyarakat dan seringkali dianggap sebagai hiburan oleh masyarakat.  Kekurangan cara pembuatan model atau maket adalah membutuhkan persiapan yang lebih lama untuk membuat model-modelnya, dan untuk membuatnya dibutuhkan keterampilan khusus.  Apabila proses terlalu lama, masyarakat dapat menjadi bosan karena menghabiskan waktu dan mengganggu acara keseharian mereka.

Sebenarnya setiap teknik PRA dapat mengkaji jenis informasi apa saja.  Secara garis besar, jenis informasi yang biasa dikaji dengan pemetaan adalah:

▶ Peta sumberdaya desa (umum).  Peta dibuat untuk melihat keadaan umum desa dan lingkungannya yang menyangkut sumberdaya dan sarana/prasarana yang ada di desa, keadaan fisik lingkungan desa seperti kondisi topografis, luas dan tata letak  lahan untuk kebun, persebaran pemukiman, daerah berhutan, lahan-lahan kritis, mata air, sungai atau aliran air, pasar, sekolah, posyandu, puskesmas, jalan raya, dan sebagainya.

▶ Peta sumberdaya alam desa.  Peta ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahannya, etrutama sumberdaya pertanian.  Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kebun, hutan, sumber air pertanian, dan sumberdaya pertanian lainnya.  Seringkali lokasi kebun dan lahan pertanian lainnya milik masyarakat berada di batas dan luar desa, sehingga peta sumberdaya alam ini dapat sampai ke luar desa.

▶ Peta khusus (topikal).  Peta dibuat untuk menggali aspek tertentu dalam sebuah wilayah seperti pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, ekonomi, keagamaan, kemasyarakatan, pendidikan, kesehatan (misalnya peta khusus penyebaran kebun dan lahan pertanian, peta khusus pemukiman dan penyebaran penduduk berdasarkan kelas-kelas sosial, pemetaan penyebaran hama tikus, pemetaan penyebaran penyakit tertentu, pemetaan rumah-rumah ibu hamil /menyusui dan anak-anak balita, dan sebagainya.  Yang dikaji antara lain adalah berbagai sumberdaya yang ada, berbagai masalah, serta harapan-harapan masyarakat mengenai keadaan tersebut.

Untuk kegiatan pemetaan yang bertujuan menggali informasi yang bersifat umum, akan lebih baik bila dihadiri oleh anggota masyarakat dari berbagai lapisan, tua muda, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, penguasa dan rakyat biasa.  Untuk kegiatan pemetaan yang topiknya spesifik kadang-kadang perlu sumber informasi tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan tentang informasi yang bersangkutan.  Berbagai jenis peta di kantor desa yang telah ada dapat dimanfaatkan sebagai data sekunder.

Kajian pemetaan desa memiliki beberapa tujuan:

■ Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan keadaan desa dan lingkungannya sendiri, seperti lokasi sumber daya dan batas-batas suatu wilayah tertentu, misalnya dimana letak kawasan hutan, kebun-kebun, dan sebagainya dan keadaan jenis-jenis sumberdaya yang ada di desa, baik masalah-masalah maupun potensi-potensinya.

■ Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan-perubahan keadaan yang terjadi dari sumberdaya mereka, yaitu mengenai sebab-sebab dan akibat-akibat dari perubahan tersebut.

Manfaat kajian pemetaan desa

Bagi “orang dalam” (masyarakat).  Masyarakat telah turun-temurun hidup dan bekerja di wilayahnya, sehingga mereka jarang memikirkan kembali seluruh keadaan lingkungannya karena telah terlalu terbiasa.  Dengan membuat peta, masyarakat ‘mengambil jarak’ dari lingkungannya.  Mereka dapat merenungkan dan memikirkan kembali keadaan-keadaan yang dipetakan itu, serta merencanakan arah perubahan.

Bagi ‘orang luar’, pemetaan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang keadaan wilayah, termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan, dan sumberdaya yang ada di masyarakat.  Selain itu pembuatan peta akan membantu orang luar untuk menyelami cara berpikir masyarakat desa, prioritas-prioritas mereka, alasan-alasan mereka melakukan sesuatu, cara mereka mengatasi masalah, dan sebagainya.

Manfaat-manfaat pemetaan yang lain adalah:

■ Kegiatan pemetaan bersama masyarakat dapat menimbulkan partisipasi yang sangat baik karena kegiatan ini cukup mudah dan mengasyikkan dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.  dengan

demikian, kegiatan pemetaan juga merupakan bagian dari proses penyadaran masyarakat.

■ Pemetaan untuk pengenalan tata batas dapat bermanfaat dalam usaha-usaha mengatasi persengketaan mengenai tata batas yang sering terjadi dalam masyarakat.

■ Dalam proses PRA secara umum, informasi yang diperoleh dari kegiatan pemetaan dapat menjadi dasar bagi pemilihan dan penggalian informasi dengan teknik-teknik PRA lainnya.

■ Biasanya pemetaan dilakukan sebagai dasar perencanaan program yang akan dilakukan.  Juga dapat dilakukan untuk keperluan evaluasi program di waktu-waktu mendatang.  Hasil pencatatan (dokumentasi) kegiatan pemetaan tersebut, bila dilakukan beberapa kali dengan selang waktu yang cukup, merupakan salah satu media yang akan banyak membantu evaluasi perkembangan program.

Langkah-langkah penerapan pemetaan desa

▶ Jelaskan maksud dan proses pemetaan yang akan dilakukan.

▶ Diskusikan tentang jenis-jenis sumberdaya yang ada di desa, dan lokasi-lokasi sumberdaya tersebut.  Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta tentang jenis-jenis sumberdaya penting yang akan dicantumkan ke dalam peta serta perlu didiskusikan lebih lanjut dan simbol setiap jenis sumberdaya yang dicantumkan ke dalam peta, baik berupa gambar-gambar sederhana yang mudah dikenali maupun simbol dengan bahan-bahan lokal yang tersedia (biji jagung, kerikil, daun singkong, dan sebagainya).

▶ Mintalah masyarakat untuk mulai membuat peta baik di atas tanah maupun di atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding dengan cara berikut yaitu pembuatan peta ini dimulai dari tempat-tempat tertentu (titik awal) yang diinginkan masyarakat.  Titik awal ini biasanya berupa tempat-tempat yang mudah dikenal, seperti rumah ibadah, sekolah, kantor desa, persimpangan jalan utama, lapangan, rumah kepala desa, sungai utama, dan sebagainya, setelah lokasi-lokasi utama dipetakan, kemudian peta itu dilengkapi dengan detail-detail yang lain seperti jalan setapak, sungai-sungai kecil, batas dusun, dsb, lengkapi peta tersebut dengan detail-detail khusus yang sesuai dengan jenis peta yang akan dibuat, misalnya untuk pembuatan peta mengenai

sumberdaya alam yang perlu digambarkan dengan teliti adalah lahan-lahan pertanian, lahan-lahan kritis, hutan, ladang, ladang penggembalaan, dan sebagainya, dan perhatikan proses terjadinya peta/model. Apabila masih terdapat hal-hal yang terlewatkan, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghidupkan diskusi.  Pastikan bahwa informasi yang diperoleh melalui peta sudah cukup memadai.

▶ Cantumkanlah di sudut peta, simbol-simbol beserta artinya atau penjelasan lain untuk memahami gambar.

▶ Setelah peta selesai, lakukan diskusi lebih lanjut, mengenai bagaimana keadaan sumberdaya dan apa masalah-masalah yang terjadi dengan sumberdaya tersebut, apa akibat dari perubahan-perubahan dan masalah-masalah tersebut terhadap kehidupan masyarakat, dan apakah terdapat hubungan sebab akibat diantara perubahan-perubahan tersebut.

▶ Catatlah seluruh masalah, potensi, dan infromasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik PRA yang lain.

▶ Dokumentasi peta yang dihasilkan merupakan bahan acuan di kemudian hari. Jika peta dibuat di atas tanah, maka perlu digambar kembali pada kertas. Pada saat menyalin peta, gambar dapat dilengkapi dengan rincian tambahan, memberinya keterangan nama-nama tempat, pemberian tanda untuk mata angain dan nama tempat /dusun. ▶ Cantumkan pada sudut peta, peserta, pemandu, tempat dan tanggal

dilangsungkannya diskusi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik pemetaan: ■ Waktu.  Pemetaan di atas tanah membutuhkan waktu cukup lama

(sebaiknya tidak lebih 3—4 jam), tergantung topik-topik yang didiskusikan.  Pembuatan model/maket akan membutuhkan waktu yang lebih lama jika bahan-bahan belum dipersiapkan oleh tim pemandu sebelumnya.

■ Tempat.  Persiapan yang lain adalah persiapan lokasi kegiatan.  Untuk pemetaan di atas tanah, siapkan tempat yang cukup luas, yang kira-kira dapat menampung jumlah peserta diskusi.  Tempat kegiatan

sebaiknya cukup teduh dan datar, tidak berbatu agar mudah digambar dan mudah diamati, dan tidak berair.  Perlu dipertimbangkan juga bahwa pembuatan peta di luar ruangan mungkin dapat terganggu oleh hujan, panas, dan angin.  Jangan lupa mengikutsertakan masyarakat dalam meilih lokasi.

■ Skala.  Akan sangat baik jika peta yang dihasilkan dapat mendekati keadaan yang sebenarnya.  Namun, sebagai sarana diskusi, peta cukup dibuat sederhana saja.  Skala hanya diperkirakan saja, tidak perlu terlalu mutlak tetapi perbandingan cukup masuk akal.