• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Penelusuran Alur Sejarah Desa

PENELITIAN BERBASIS MASYARAKAT

1) Teknik Penelusuran Alur Sejarah Desa

Setiap kelompok masyarakat senantiasa memiliki sejarahnya sendiri yang menjadikannya berbeda dari kelompok-kelompok masyarakat yang lain.  Sejarah tersebut menjadi bagian dari kebanggaan suatu masyarakat.  Sejarah itu bukanlah sejarah tertulis, tetapi sejarah “lisan” yang hidup di kalangan masyarakat, dalam ingatan warga yang mengalaminya dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui cerita-cerita.

Teknik penelusuran alur sejarah desa adalah teknik PRA yang dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah desa tersebut disusun secara beruntun menurut waktu kejadiannya (secara kronologis), dimulai dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang masih dapat diingat, sampai dengan peristiwa-peristiwa saat ini.

Jenis-jenis informasi yang seringkali muncul adalah:

■ Sejarah terbentuknya pemukiman penduduk desa, asal-usul penduduk yang merintis pemukiman tersebut, perkembangan jumlah penduduk, serta berbagai peristiwa yang berkenaan dengan hal itu.

■ Keberadaan dan pengelolaan sumberdaya alam, seperti lahan sawah,  pekarangan, tegalan, ladang penggembalaan, sumber air irigasi, dan sebagainya.

■ Perubahan-perubahan yang terjadi dalam status kepemilikan, penguasaan, dan pemanfaatan tanah/lahan.

■ Pengenalan dan penanaman jenis-jenis tanaman baru, dan penerapan teknologi baru lainnya.

■ Terjadinya wabah penyakit yang pernah melanda penduduk desa, kapan terjadinya, jenis wabah penyakitnya, berapa orang yang terkena

dan menjadi korban, dan sebagainya.

■ Tanggapan masyarakat atas berbagai masukan dan kegiatan pembinaan yang telah diterima masyarakat, serta masalah-masalah yang dihadapi dan berbagai alternatif pemecahannya, pengalaman masyarakat dalam mengatasi permasalahan tersebut, tingkat keberhasilan dalam mengatasi permasalahan tersebut, kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatasi permasalahan tersebut, dan sebagainya.

■ Pembangunan sarana dan prasarana umum, seperti jalan, saluran irigasi, sekolah, peuskesmas, tempat-tempat ibadah, lapangan olah raga, dan sebagainya.  Kapan pembangunan dilakukan, dan siapa yang memprakarsai pembangunan sarana-prasarana tersebut.

■ Sejarah dan struktur organisasi pemerintahan desa, person-person yang menduduki jabatan dalam organisasi desa, tahun berapa, efektivitas perkembangan sistem organisasi desa tersebut, dan sebagainya.

■ Topik-topik lainnya yang sesuai dengan kebutuhan program atau tujuan pelaksanaan PRA yang direncanakan.

Kajian sejarah desa bertujuan untuk:

▶ Memfasilitasi masyarakat agar dapat mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan mereka di masa kini dengan mengkaji latar belakang atau peristiwa-peristiwa di desa tersebut pada masa lalu.

▶ Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji latar belakang perubahan-perubahan masyarakatnya dan masalah-masalah yang terjadi karena perubahan, serta bagaimana cara mereka mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

▶ Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan mereka.

Beberapa manfaat kajian sejarah desa, antara lain:

▶ Bagi ‘orang dalam’ (masyarakat):  diskusi yang terjadi memiliki potensi untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan keberadaannya dirinya, karena diskusi tersebut mengajak masyarakat untuk menceriterakan kembali sejarah dan perkembangan masyarakatnya.

▶ Bagi ‘orang luar’:  diskusi tersebut akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang masyarakat desa tersebut, baik sejarahnya maupun cara pandang masyarakat terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi.  Dengan pemahaman sejarah, program yang dikembangkan diharapkan akan mepertimbangkan keadaan yang telah berakar di masa lampau.

▶ Hasil diskusi teknik ini adalah gambaran umum keadaan desa sehingga dapat dimunculkan  topik-topik informasi yang masih perlu dikaji lebih lanjut dengan teknik-teknik lainnya.

Penerapan teknik penelusuran alur sejarah desa, dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

■ Jelaskan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan.  Mulailah diskusi dengan topik yang ringan seperti asal-usul nama desa dan arti atau makna nama desa, serta asal-usul warga masyarakat desa tersebut, misalnya suku dan pembauran antar suku yang terjadi.

■ Ajaklah masyarakat untuk secara umum mendiskusikan kejadian-kejadian penting dalam perkembangan desa dan berbagai perubahan penting yang terjadi.

■ Setelah cukup tergambarkan, mintalah peserta untuk menuliskannya di atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding sesuai dengan keterangan yang diungkapkan warga peserta diskusi.

■ Tetapkanlah titik waktu pertama sejarah desa yang akan dicantumkan, namun urutan waktunya tidak mutlak benar pada proses diskusi tersebut sebab seringkali hal-hal yang diingat tersebut waktunya melomcat-loncat.

■ Lakukan diskusi sejarah desa lebih lanjut: (a) mengapa atau apa sebab-sebab kejadian dianggap penting; (b) apa saja sebab-sebab dan akibat dari kejadian-kejadian yang dicacat; (c)  apakah terdapat hubungan sebab akibat diantara kejadian-kejadian tersebut.

■ Catatlah seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul dalam diskusi dengan cermat, sebab hasil diskusi ini akan menjadi bahan bagi kegiatan penerapan teknik PRA yang lain.

■ Cantumkan nama-nama peserta diskusi (bila terlalu banyak dapat disebutkan beberapa nama tokoh yang hadir, jumlah peserta laki-laki dan perempuan).  Cantumkan pula nama pemamndu diskusi, tempat dilalakukannya diskusi, dan waktu (tanggal) diskusi.

Ada beberapa hal yang seringkali luput dari perhatian dari semua peserta diskusi maupun fasilitator.  Pertama, kadangkala terjadi pengungkapan informasi yang bersifat pemujaan berlebihan terhadap peristiwa-peristiwa di masa lampau atau terhadap tokoh-tokoh pelaku sejarah desa.  Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias informasi.  Informasi seperti itu sebaiknya perlu dicek kembali.  Kedua, seringkali masyarakat  tidak mengetahui secara tepat waktu terjadinya peristiwa-peristiwa masa lampau.  Untuk itu, cukup diperkirakan waktu kejadian tersebut, misalnya  dengan mengajukan pertanyaan tidak langsung: “berapa umur Saudara ketika kejadian itu berlangsung?”.  Dengan demikian pemandu dapat membantu masyarakat untuk menemukan perkiraan waktu kejadian suatu peristiwa.   Ketiga, kadangkala timbul suasana yang tidak menyenangkan dalam diskusi karena munculnya pembahasan mengenai individu-individu atau hal-hal tertentu yang bersifat peka (sensitif).  Untuk menghindari konflik, secara halus pemandu dapat mengajak agar diskusi membahas keadaannya, bukan individu-individunya.