• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

J. Teknik Pengujian Hipotesis 1. Uji Prasyarat

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi antara lain: a. Uji Normalitas

Menurut Singarimbun dan Efendy (2005:18), uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, normalitas data dilihat dengan

kolmogorov-smirnov test dengan menetapkan derajat keyakinan (α) sebesar 5%. Uji ini

dilakukan pada setiap variabel dengan ketentuan bahwa jika secara individual masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara simultan variabel-variabel tersebut juga bisa dinyatakan memenuhi asumsi normalitas. Kriteria pengujian dengan melihat besaran

kolmogorov-smirnov test adalah sebagai berikut :

(2)Jika signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. b) Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yangdigunakan sudah benar atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalahlinear. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik (Ghozali, 2006). Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996: 310): F reg =

Keterangan:

F reg : nilai bilangan F untuk garis regresi RK reg : rerata kuadrat garis regresi RK res: rerata kuadrat garis residu

Kriteria pengujian linearitas yaitu jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaiknya jika nilai F hitung lebih besar dar F tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linear.

2. Uji asumsi Klasik

Mengingat pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi Berganda maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi Uji Multikolineritas dan Uji Heteroskedastisitas.

a) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk menguji multikolinearitas menggunakan rumus VIF hitung (Variance

Inflation Factor). Adapun rumus yang digunakan (Santosa, 2000: 281).

VIF = 1/Tolerence

Kriteria pengujian multikolinearitas yaitu jika VIF hitung lebih besar dari 5% maka ada multikolinearitas, sedangkan VIF hitung lebih kecil dari 5% tidak ada multikolinearitas.

b) Uji Heteroskedasititas

Menurut Imam Ghozali (2005:105),Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

Jika ada pola tertent seper titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (berge lombang,melebar,kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2005:108).

3. Uji Hipotesis

a. Hipotesis pertama :

Ho: Tidak ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru

Ha: Ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru

b. Hipotesis Kedua :

Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan rumus Analisis Regresi Berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2004):

Y’ = a+ bX1+X2 Keterangan:

Y’ : Profesionalisme guru

X1 : Kepemimpinan transformasional X2: Motivasi Kerja

Untuk mencari nilai a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:

ΣY = an + b1ΣX1 + b2ΣX2

ΣX2Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX22

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua diterima atau ditolak, maka dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan dk = (n-2). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996)

t = r

Keterangan:

t : nilai yang dicari n : jumlah sampel

r : koefisien korelasi Profesionalisme Guru dengan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja

Untuk menguji hipotesis pertama didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah lebih besar dari t tabel, maka hipotesis pertama diterima, artinya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis pertama ditolak, berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru.

Untuk menguji hipotesis kedua didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t tabel, maka hipotesis kedua diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis kedua ditolak, berarti motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru. 3. Hipotesis ketiga

Ho: Tidak ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru

Ha: Ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru

4. Hipotesi Keempat:

Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru 5. Hipotesis kelima

Ho: Tidak ada pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru Ha: Ada pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru

Untuk menguji hipotesis ketiga dan keempat digunakan rumus Analisis Regresi Linear Berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2004):

Y’ = a+ bX1+X2 Keterangan:

Y’ : Kinerja Guru

X1 : Kepemimpinan Transformasional X2 : Motivasi Kerja

Untuk mencari nilai a dan b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:

ΣY = an + b1ΣX1 + b2ΣX2

ΣX1Y = aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2

ΣX2Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX22

Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan dk= (n-2). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996)

t = r

Keterangan:

n : jumlah sampel

r : koefisien korelasi Kinerja Guru dengan Kepemimpinan Transformasional dan motivasi kerja

Untuk menguji hipotesis ketiga didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah lebih besar dari t tabel, maka hipotesis ketiga diterima, berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis ketiga ditolak, berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.

Untuk menguji hipotesis keempat didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitunguntuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t tabel, maka hipotesis keempat diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis keempat ditolak, berarti motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.

Untuk menguji hipotesis kelima didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitunguntuk variabel profesionalisme guru lebih besar dari t tabel, maka hipotesis kelima diterima, berarti profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis kelima ditolak, berarti profesionalisme guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.

6. Uji Path Analysis (Analisis Jalur)

Analisis jalur ini digunakan unuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen (variabel bebas) terhadap variabel endogenus (variabel terikat)

Bagan Analisis Jalur

P41 R1 R2

P31

P32

P42

Dalam gambar di atas pengubah X1 adalah eksogenus, pengubah-pengubah ini ditulis dalam angka baku Z. Untuk pengubah eksogenus ini adalah Z1, dinyatakan oleh suku residual e1, yakni Z1= e1. Pengubah X2 yang tergantung pada pengubah pada pengubah X1, juga tergantung pada residual e2 dengan koefisien jalur P21. Persamaannya adalah Z2 = P21 Z1+e2, dan seterusnya. Maka diperoleh persamaan sebagai berikut Sudjana, 1983.

Z1= e1

Z2 = P21Z1+e2

Z3 = P31Z1+ P32Z2+e3

Z4 = P41Z1 + P42Z2+ P43Z3+e3

Dalam persamaan diatas, tiap residu tidaklah berkolerasi dengan pengubah-pengubah yang terdapat dalam persamaan dan juga antara residual sendiri tidak terdapat korelasi. Oleh karena itu harga-harga pengubah

Kinerja Guru Kepemimpinan Transmasional Kepala Sekolah Motivasi Kerja Profesionalisme Guru

dinyatakan dalam angka bangku, maka untuk n buah pengamatan akan berlaku rumus:

rij =

keterangan :

rij : koefisiensi korelasi n : jumlah pengamatan

Z1: angka baku pengubah endogenus (variabel terikat) Z2 : angka baku pengubah eksogenus (variabel bebas)

Koefisien-koefisien jalur dapat dicari dengan mensubsitusikan z ij kedalam rumus r ij maka dihasilkan sistem persamaan sebagai berikut:

r1 3 = P31 + P32 r 1 2 r 2 3 = P31 r 1 2 + P32 r 1 3 = P41 + P42 r 1 2 + P43 r 1 3 r 2 4 = P41 r 1 2 + P42 = P43 r 2 3 r 3 4 = P43 r 1 3 + P42 r 2 3 + P43 Keterangan:

P31 : koefisien jalur X1 ke X3 r1 3 : Koefisien jalur X1 3 P32 : Koefisien jalur X2 ke X3 r2 3 : Koefisien jalur X2 3 P41 : Koefisien jalur X1 ke X4 r1 4 : Koefisien jalur X1 4 P42 : Koefisien jalur X2 ke X4 r2 4 : Koefisien jalur X2 4 P43 : Koefisien jalur X3 ke X 4 r3 4 : Koefisien jalur X3 4

Untuk menguji hipotesis ke enam ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menguji korelasi antara variabel yang diuji pada hipotesis 1 sampai 5. Hipotesis keenam dapat dilakukan apabila 1 sampai 5 menunjukkan pengaruh yang signifikan.

b) Untuk menguji hipotesis keenam diterima atau ditolak dilakukan dengan cara:

1) Membandingkan antara koefisien korelasi antara kepemimpinan trasformasional kepala sekolah dengan kinerja guru (hubungan langsung) dengan hasil perkalian antara koefisien korelasi antara kepemimpian transformasional kepala sekolah dengan koefisien korelasi profesionalisme guru dengan kinerja guru.

2) Membandingkan antara koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja guru (hubungan langsung) dengan hasil perkalian antara koefisien motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja.

Bila koefisien korelasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru lebih besar dari hasil perkalian antara koefisien korelasi motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja guru dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru tidak memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dengan kinerja guru.

5. Uji F

Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat formula hipotesis

1. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat.

2. Ho : βi ≠ 0 (hipotesis alternatif) berarti ada pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat.

b. Menentukan nilai Ftabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%. Uji signifikansi secara simultan menggunakan uji F dapat dirumuskan dengan : F= Keterangan: R2= koefisien determintasi K = jumlah variabel N = banyaknya data a) Pengambilan keputusan

1. Jika p -value < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hal ini bearti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan dengan variabel terikat.

2. Jika p-value > α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel bebas.

87

BAB IV

GAMBARAN UMUM