• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengujian Instrumen

Validasi menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil. Instrumen kuesioner yang telah disusun diuji validitasnya kepada 10 guru yang merupakan orang yang kompeten dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter. Sugiyono (2007: 173) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan Hikmawati (2017: 155-157), instrumen yang valid hendaknya mempunyai validitas eksternal dan validitas internal. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 jenis validasi yaitu:

a. Validitas Isi

Validitas isi menunjuk pada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap/mengukur yang akan di ukur. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2008: 45). Validitas isi pada penelitian ini dilakukan penggunakan professional judgment, artinya validitas isi diberikan kepada para ahli yang memiliki bidang keahlian berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang di validasi terdiri dari 8 soal checklist dan 10 soal essai. Instrumen divalidasi oleh 10 ahli yang merupakan guru Sekolah Dasar Negeri maupun Swasta dan guru SMP di Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kota Jogja. Peneliti memilih 9 sekolah yang terdiri dari 10 guru tersebut dikarenakan

sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan dan pilot project dari program PPK. Selain itu pula para guru yang menjadi ahli dalam validasi ini merupakan guru yang dianggap kompeten dalam bidang ini.

Para ahli memberikan nilai pada lembar penilaian instrumen yang telah disediakan. Skala skor yang digunakan dalam lembar penilaian instrumen adalah skala likert. Skala likert merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015:134-136). Pada Skala likert meliputi skor 1: sangat tidak setuju, skor 2: tidak setuju, skor 3: ragu-ragu, skor 4: setuju, dan skor 5: sangat setuju.

Pengukuran dengan skala Likert, memiliki kecenderungan responden memilih kategori skor ragu-ragu. Mengatasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini skala skor yang digunakan peneliti dalam skala Likert dengan memodifikasi kriteria skor sebagai berikut: skor 1: tidak baik, skor 2: kurang baik, skor 3: baik, dan skor 4: sangat baik. Setelah validator mengisi instrumen validasi, hasil diolah untuk memperoleh kategorisasi hasil validasi. Skor yang sudah didapatkan kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut (Sukardjo, 2006: 52).

Tabel 3.10 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > ̅Xi + 1,80 SBi Sangat baik

̅

Xi + 0,60 SBi<X≤ ̅Xi + 1,80SBi Baik

̅

Xi –0,60 SBi <X≤ ̅Xi + 0,60SBi Cukup

̅

Xi –1,80 SBi <X≤ ̅Xi − 0,60SBi Kurang

X ≤ ̅Xi − 1,80 SBi Sangat kurang

Keterangan:

Rerata ideal (̅Xi) : 1

2 (skor maksimal ideal + skol minimal ideal)

Simpangan baku ideal : 1

6 (skor maksimal ideal - skol minimal ideal)

(SBi)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut

Tabel 3.11 Modifikasi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > ̅Xi + 1,80 SBi Sangat layak untuk digunakan

̅

Xi + 0,60 SBi<X≤ ̅Xi + 1,80SBi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit

̅

Xi –0,60 SBi <X≤ ̅Xi + 0,60SBi Kurang layak dengan revisi banyak

̅

Xi –1,80 SBi <X≤ ̅Xi − 0,60SBi Tidak layak revisi total X ≤ ̅Xi − 1,80 SBi Sangat Tidak layak revisi total Keterangan:

Rerata ideal (̅Xi) : 1

2 (skor maksimal ideal + skol minimal ideal)

Simpangan baku ideal : 1

6 (skor maksimal ideal - skol minimal ideal)

(SBi)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan

rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 68 Skor minimal ideal : 17 Rerata ideal (̅Xi) : 1

2 (68 + 17) = 42,5

Simpangan baku ideal (SBi) : 1

6 (68 - 17) = 8,5

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total dan sangat tidak layak revisi total.

Jawaban:

Kategori sangat layak digunakan = X > ̅Xi + 1,80 SBi

= X > 42,5 + (1,80 . 8,5) = X > 42,5 + (15,3) = X> 67,8

Kategori layak digunakan dengan revisi sedikit = ̅Xi + 0,60 SBi<X≤ ̅Xi + 1,80SBi

= 42,5 + (0,60 . 8,5) <X≤ 42,5+ (1,80. 8,5) = 2,5 + (5,1) <X≤ 2,5+ (15,3)

= 47,6 <X≤ 57,8

Kategori kurang layak dengan revisi banyak = ̅Xi - 0,60 SBi<X≤ ̅Xi + 0,60SBi

= 42,5 – (0,60 . 8,5) <X≤ 42,5 + (0,60 . 8,5) = 42,5 – (5,1) <X≤ 42,5 + (5,1)

= 37,4 <X≤ 47,6

Kategori tidak layak revisi total = ̅Xi – 1,80 SBi<X≤ ̅Xi - 0,60SBi

= 42,5– (1,80 . 8,5) <X≤ 42,5- (0,60 . 8,5) = 42,5– (15,3) <X≤ 42,5- (5,1)

= 27,2 <X≤ 37,4

Kategori sangat tidak layak revisi total = X ≤ ̅Xi − 1,80 SBi

= X ≤ 42,5 − (1,80. 8,5) = X ≤ 42,5 − 15,3 = X ≤ 27,2

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.12 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan

47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak 27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total

≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total

Berdasarkan hasil perhitungan lembar penilaian instrumen yang telah dinilai oleh para ahli. Kemudian diakumulasi dan dikategorikan, maka peneliti mendapatkan hasil penilaian instrumen yang dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3. 13 Rekapitulasi Validitas Instrumen

No. Validator Instansi Skor Keterangan 1. INL SD

Muhammadiyah Jogodayoh

61 Sangat layak digunakan

2. DP SD Negeri Bhayangkara

52 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi 3. H SMP Negeri 1

Bantul

66 Sangat layak untuk digunakan

4. TKR SMP Negeri 1 Bantul

67 Sangat layak untuk digunakan

5. DK SD Negeri Bantul 1

67 Sangat layak untuk digunakan

6. S SD Negeri Wates 4

67 Sangat layak untuk digunakan

7. BAP SD Joannes Bosco

57 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi 8. L SD Negeri

Ungaran 1

61 Sangat layak untuk digunakan

9. BM SD

Muhammadiyah Karangkajen 1

54 Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi 10. NWM SD Negeri

Keputran 1

63 Sangat layak untuk digunakan

Rata-rata 61,5 Sangat layak untuk digunakan

Dari hasil akumulasi dan kategori instrumen serta berdasarkan masukan dan saran yang diberikan oleh ahli, peneliti sedikit merevisi beberapa kata, kalimat maupun susunan Bahasa yang mengikuti masukan dan saran yang telah diberikan oleh ahli.

b.Validitas Muka

Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes (Azwar, 2008: 46). Tujuan dari validitas muka ialah untuk melihat penampilan tes apakah sudah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkapkan apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi.

Validitas muka ini dilakukan pada 8 soal checklist dan 10 soal essai yang sebelum memasuki tahap ini, isinya sudah divalidasi oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen ini dilakukan oleh 5 guru dari 2 guru SMP Negeri 1 Bantul, SD Negeri Ungaran 1, SD Negeri 4 Wates, dan SD Negeri Keputran 1. Para guru tersebut dipilih karena guru tersebut telah dianggap kompeten dalam bidang PPK. Validitas muka dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian validasi yang telah diisi oleh para ahli. Beberapa soal yang diujikan yang dianggap masih membingungkan dan ditemukan di soal checklist serta essai. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel 3.14.

Tabel 3.14 Hasil Validitas Muka

No. Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi 1. SMPN 1 Bantul A Aitem 1: -Komunikasi dihilangkan Aitem 2:

-Ejaan perlu diedit Aitem 3:

-Ejaan perlu di edit

Aitem 1:

Komunikasi orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter Aitem 2: theater Aitem 3: KemeNpora Aitem 1:

Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter Aitem 2: Teater Aitem 3: Kemenpora 2. SMPN 1 Bantul B Aitem 7: -Kata DU/DI diberikan kepanjangannya Aitem 7:

Lembaga bisnis dan perusahaan (DU/DI) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan. Aitem 7:

Lembaga bisnis dan perusahaan (Dunia Usaha /Dunia Industri) yang memiliki relevansi dan komitmen dengan pendidikan. 3. SDN 4 Wates Aitem 3: -Diganti dinas kesehatan Puskesmas, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kepolisian Aitem 3: Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, KemeNpora, dll Aitem 3: Lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, Kementerian Lingkungan Hidup, dll

No. Validator Masukan Sebelum direvisi Sesudah direvisi 4. SDN Keputran 1 Aitem 2: -Kesalahan penulisan mohon diperbaiki Aitem 3: -Kemenkes diganti dengan Puskesmas -Kesalahan penulisan mohon diperbaiki. Aitem 2: Theater Aitem 3: Kemenkes KemeNpora Aitem 2: Teater Aitem 3: Kemenkes Kemenpora 5. SDN Ungaran 1 Aitem 1: -Dihilangkan kata komunikasi Aitem 1: Komunikasi orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan

pendidikan karakter

Aitem 1:

Orang tua peserta didik atau paguyuban orang tua sebagai mitra dalam penguatan pendidikan karakter

Tabel 3.14 menjelaskan mengenai hasil validasi muka oleh para ahli. Pada hasil akumulasi validasi muka terdapat beberapa masukan yang diberikan oleh para ahli antara lain mengenai kesalahan penulisan, beberapa singkatan diberikan kepanjangan dan menghilangkan beberapa kata yang kiranya tidak perlu. Adapun beberapa hal yang harus direvisi yaitu kata DU/DI diberikan kepanjangannya, kata komunikasi pada instrumen nomer 1 dihapuskan, tulisan kemeNpora menjadi Kemenpora, dan tulisan theater menjadi teater.

Dokumen terkait