• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Menurut Syaifuddin (2010), jenis data dibagi menjadi dua yaitu data kuantitatif yang diwujudkan dalam angka-angka dan data kualitatif yang diwujudkan dengan kategori-kategori. Data kuantitatif merupakan data yang dapat diukur secara langsung, sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur secara langsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data yang bersifat kuantitatif.

b. Sumber Data

Syaifuddin (2010) menyatakan, menurut sumbernya, data penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengembilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

commit to user

diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.

1) Data primer, yang diperoleh langsung dari lapangan menggunakan teknik angket yang diberikan langsung kepada karyawan bagian marketing BMT Tumang.

2) Data sekunder, yang diperoleh dari pihak manajemen KJKS BMT Tumang yang berkantor pusat di timur pasar cepogo. Data sekunder yang diperlukan antara lain :

a) Data target dan realisasi KJKS BMT Tumang. b) Profil KJKS BMT Tumang.

2. Metode Pengumpulan Data

Didalam suatu penelitian, cara untuk memperoleh data-data pendukung penelitian tersebut sering disebut dengan metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode angket atau kuesioner, observasi dan dokumentasi.

a. Angket atau Kuesioner

Angket merupakan metode pengumpulan data yang paling utama digunakan dalam penelitian ini. Pengertian angket menurut Suharsimi (2006 : 151) adalah, ” Suatu daftar pertanyaan yang digunakan periset untuk memperoleh data secara langsung dari sumber melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan”.

Kuesioner dilihat dari sudut pandangnya dapat dibedakan menjedi 3 yaitu :

1) Dilihat dari cara menjawab

a) Kuesioner terbuka, yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

commit to user

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab pertanyaan yang berkaitan tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab pertanyaan yang berkaitan tentang orang lain.

3) Dipandang dari bentuknya

a) Kuesioner pilihan ganda, yaitu sama dengan kuesioner tertutup. b) Kuesioner terbuka, yaitu sama dengan kuesioner lisan.

c) Check list, yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membubuhkan tanda

check (√) pada kolom yang sesuai.

d) Rating Scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang akan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju, sampai tingkat sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jenis angket yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis angket tertutup dengan bentuk check list. Untuk mendukung jawaban dari responden agar jelas dan mempermudah pengukuran data yang diperoleh dari responden, maka digunakan model skala likert. ”skala

likert adalah bentuk kuesioner yang mengungkapkan sikap responden dalam bentuk jawaban (peryataan) yang berupa sangat setuju (SS), setuju (S), tidak ada pendapat (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)”, (Subana dan Sudrajat, 2009 : 136). Namun untuk mempermudah peneliti dan responden, maka dilakukan modifikasi dalam penggunaan skala likert tersebut. Modifikasi tersebut dilakukan dalam penilaian yang digunakan, yaitu :

1) Sangat setuju diberi bobot : 4 2) Setuju diberi bobot : 3 3) Tidak setuju diberi bobot : 2 4) Sangat tidak setuju diberi bobot : 1

Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cukup tinggi kesahihannya, maka angket yang akan digunakan perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas angket dan uji reliabilitas angket.

commit to user

1) Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan istilah korelasi product moment sebagai berikut :

 

( )

) ( ) ( 2 2 2 2               N N N rxy Dimana :

rx : koefisien korelasi antara variabel X dan Y X : jumlah skor tiap item

Y : jumlah total tiap item N : jumlah responden

Kemudian hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment, apabila hasil yang diperoleh rhitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, maka angket tersebut valid.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi (2006 : 178), ”Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Instrument dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Rumus yang digunakan untuk menguji

reliabilitas angket dalam penelitian yaitu rumus ”Reliabilitas Alpha” seperti yang

dikemukakan oleh Suharsimi (2006 : 196) sebagai berikut :

              t k k r b 2 2 11 1 1   r11 = reliabilitas instrumen

commit to user

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

σ2

t = varians total

Kemudian hasil rxy dikonsultasiakn dengan tabel product moment, apabila hasil yang dipeoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5 % maka angket tersebut reliabel.

b. Observasi

Menurut Sambas dan Maman (2009), teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi (2005), pelaksanaan observasi ini dapat dilaksanakan dengan tiga cara :

1) Observasi partisipan, yaitu peneliti turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservasi. Apabila pengamat tidak ikut dalam kegiatan, maka disebut observasi non partisipan.

2) Observasi sistematik, ciri utama observasi ini adalah adanya kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorinya. Dalam observasi ini peneliti telah mengatur keadaan obyek penelitian sedemikian rupa sehingga diperoleh data sesuai dengan keinginan peneliti.

3) Observasi eksperimental, ciri dari observasi ini adalah peneliti mengendalikan unsur-unsur penting agar situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian. Pengendalian bertujuan untuk menghindari atau mengurangi timbulnya faktor-faktor yang tidak diharapkan mempengaruhi situasi itu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematik untuk memperoleh data awal kinerja dari karyawan yang menjadi obyek penelitian. c. Dokumentasi

Menurut Suharsimi (2006 : 231), ”... Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

commit to user

penelitian ini teknik dokumentasi yang diambil adalah file profil dari KSU BMT Tumang dan transkrip target dan realisasi KSU BMT Tumang Tahun 2009.

Dokumen terkait