• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

Dalam dokumen I NYOMAN BAYU PRAMARTHA S0861102007 (Halaman 64-69)

METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara mendalam (in-dept interviewing)

Dalam penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur yang disebut

wawancara mendalam (in-dept interviewing). Teknik wawancara mendalam ini

menempatkan subyek yang diteliti berperan sebagai informan dari pada responden. Seperti wawancara mendalam dengan Kepala Sekolah SLB/A Negeri Denpasar:, guru-guru dan siswa-siswi tingkat SMPLB di SLB/A Negeri Denpasar - Bali.

Pertanyaan yang diajukan bisa semakin fokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan tentang pendidikan karakter di SLB/A Negeri Denpasar.

Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhann pelengkapan dan pendalaman data yang diperoleh. Tahapan tersebut biasanya meliputi:

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai

Dalam hal pengumpulan informasi lewat wawancara secara mendalam, peneliti harus bias mendapatkan narasumber atau informan yang tepat. Artinya

commit to user

peneliti harus bias mewawancarai informan yang memang memiliki informasi yang benar, lengkap dan mendalam.

b. Persiapan wawancara

Peneliti perlu mempersiapkan diri untuk memahami pribadi dan peran informan dalam konteksnya, sehingga bila perlu peneliti berusaha menyesuaikan diri dengan karakter dan posisi informanya agar tidak terjadi kesan yang mungkin kurang tepat sehingga bias berakibat hanya mendapatkan informasi yang kurang sesuai dengan yang sebenarnya diharapkan. Selain itu peneliti juga perlu membuat rencana rincian mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali dari informan tersebut.

c. Langkah awal

Peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk mengorganisasikan apa yang ada dalam pikiranya, sehingga benar-benar terjadi suasana yang santai.

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif

Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap terasa santai tetapi lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengan yang baik tetapi harus tetap berusaha bersikap kritis. Namun disini peneliti perlu menjaga arah pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam dan mampu mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamanya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informanya.

commit to user

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan

Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktifitasnya. Bila peneliti menangkap segala kelelahan baik pada informan maupun pada peneliti sendiri, maka ia wajib berfikir apakah sudah waktunya peneliti bisa menghentikan wawancara tersebut, dan sudah bisa menarik simpulan dari semua informasi yang telah diperoleh (Sutopo, 2006:70-72).

2. Observasi langsung

Dalam penelitian ini teknik observasi langsung digunakan untuk kepentingan mengambil data tentang pendidikan karakter yang diterapkan di SLB/A Negeri Denpasar-Bali, kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam implementasi pendidika karakter di SLB/A Negeri Denpasar. Dalam observasi ini peneliti hanya sebagai pengamat pasif yang hadir di lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun, namun peneliti benar-benar hadir dalam konteksnya seperti hanya mengamati proses implementasi pendidikan karakter di SLB/A Negeri Denpasar baik yang terjadi di dalam maupun di dalam kelas.

3. Mencatat dokumen (content analysis)

Dokumen dicatat dengan teknik content analysis yaitu mencatat dokumen

tidak secara apa adanya seperti yang tertulis dalam dokumen, tetapi peneliti berusaha menangkap makna yang tersirat dan tersurat dalam tulisan dokumen.

Teknik content analysis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan

data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat di SLB/A Negeri Denpasar-Bali baik administrasi tata usaha dan perangkat pembelajaran guru.

commit to user E. Validitas Data

Untuk menjamin kebenaran data yang dikumpulkan perlu dilakukan validitas data. Secara umum dalam penelitian kualitatif teknik pengembangan validitas data yang digunakan adalah teknik trianggulasi (Patton, 2009: 161). Denzin, Lincon (2009) merangkum 4 tipe dasar teknik triangulasi. Akan tetapi trianggulasi yang digunakan antara lain:

1. Trianggulasi data (Data Triangulation)

Trianggulasi sumber adalah teknik trianggulasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam penelitian ini pendidikan karakter di SLB/A Negeri Denpasar pada tingkat SMPLB, dan kendala yang dihadapi oleh guru dalam implementasi pendidikan karakter, yang dapat digali dari sumber data yang berbeda berupa informan/ narasumber, peristiwa/ aktivitas dan arsip/ dokumen.

2. Trianggulasi metode (methodological trianggulation)

Trianggulasi metode adalah teknik trianggulasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode yang berbeda. Data sejenis yang dikumpulkan dengan metode yang berbeda dibandingkan dan ditarik simpulan data yang lebih kuat validitasnya (H.B Sutopo, 2006: 95). Dalam penelitian ini data tentang implementasi pendidikan karakter, dan kendala yang dihadapi oleh guru dalam implementasi pendidikan karakter yang dikumpulkan melalui observasi langsung dibandingkan dengan hasil wawancara dan mencatat

commit to user

dokumen. Shingga dari trianggulasi metode ini akan diperoleh data yang valid dan sesuai dengan pokok pembahasan dalam penelitian ini.

3. Triangulasi teori (Theory triangulation)

Triangulasi teori dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori membahas permasalahan yang dikaji. Dalam hal ini peneliti bisa membahas informasinya dengan perpektif teori-teori dari disiplin ilmu yang berbeda tetapi masih dalam disiplin ilmu. Banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat memiliki latar belakang yang sangat rumit dan dilandasi oleh beberapa faktor yang berkaitan. Oleh karena itu dalam melakukan jenis trianggulisi ini peniliti wajib memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diliti sehingga menghasilkan simpulan yang mantap, bisa dipertangungjawabkan dan benar-benar memiliki makna yang mendalam serta bersifat multiperpektif (Sutopo, 2006: 98). Dalam penelitian ini digunakan kumpulan-kumpulan teori yang terkait dengan pokok kajian penelitian seperti: kumpulan-kumpulan teori pendidikan karakter, Sekolah Luar Biasa, serta teori-teori pendidikan yang akan membantu kedalaman dan ketajaman dalam analisis isi yang akan disajikan.

4. Triangulasi peneliti (Investigator Triangulation)

Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari peneliti yang lain. Dari pandangang dan tafsir yang dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan dikumpulkan yang berupa

commit to user

catatan dan bahkan sampai pada simpulan-simpulan sementara, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil akhir penelitian.

Dalam dokumen I NYOMAN BAYU PRAMARTHA S0861102007 (Halaman 64-69)